Você está na página 1de 7

TUGAS ANALISIS SINYAL

GEOFISIKA
FARSA RANDITAMA

KONVOLUSI DAN DEKONVOLUSI


DALAM PENERAPAN METDOE SEISMIK
KONVOLUSI
Konvolusi merupakan suatu cara untuk mengkombinasikan dua buah deret angka yang
menghasilkan deret angka yang ketiga. Konvolusi adalah integral yang mencerminkan jumlah
lingkupan dari sebuah fungsi a yang digeser atas fungsi b sehingga menghasilkan fungsi c.
Konvolusi dilambangkan dengan asterisk (*). Sehingga, a*b = c berarti fungsi a dikonvolusikan
dengan fungsi b menghasilkan fungsi c.
Konvolusi dari dua fungsi a dan fungsi b dalan rentang terbatas [0, t] diberikan oleh:

Kita sebut rumus diatas dengan rumus konvolusi. Fungsi transfer h[k] dari sebuah sinyal
dikalikan dengan pencerminan sinyal dari sinyal input yang digeser sejauh n (x[n-k]).
Proses konvolusi dapat dilakukan dengan cara grafis/langsung (menggambar deretan sinyal
input, transfer dan output), maupun dengan cara komputational (menggunakan perhitungan
pada komputer).

Gelombang seismik yang terekam (trace seismic) merupakan hasil konvolusi antara
wavelet sumber dengan refllektor series. Konvolusi adalah suatu proses matematika yangmana
diperoleh keluaran dari suatu masukan pulsa gelombang ke dalam sistem LTI (linear time
invariant) yang dioperasikan dengan notasi asterik (*) (Sismanto, 1996).Sebagaimana
dikemukakan oleh Fred J.Taylor (1994) bahwa The response of an at-rest, causal LTI system

having an impulse response h(t) to a causal signal x(t), is defined by the convolution process
y(t )= h(t) * x(t).

Dalam survei seismik, misalkan pulsa dari sumber seismik dt dan sistem reflektifitas
bumi bt maka gelombang seismik yang terekam di seismogram (trace seismik) ft ialah sebagai
hasil konvolusi dari sistem tersebut, dituliskan sebagai dt * bt = ft . Misalkans(t) adalah jejak
seismik, w(t) adalah wavelet sumber dan r(t) adalah reflector series, maka: s(t) = w(t) * r(t)

DEKONVOLUSI
Data seismik yang telah didemultiplex dan disimpan dalam pita magnetic yang baru
mengalami penyesuaian format saja sehingga pengaruh dari gangguan pulsa seperti multiple,
ghost, dan ground roll yang terdapat belum hilang. Gelombang seismik yang diterima oleh
receiver akan berbeda dengan gelombang sumber karena adanya pengaruh media bumi
gangguan yang telah disebutkan diatas, dalam hal ini bumi bersifat sebagai filter terhadap
energy tersebut. Sehingga gelombang yang ditransmisikan ke bawah permukaan mengalami
konvolusi (filtering) dengan respons impuls bumi yang kemudian diterima sebagai trace
seismik di permukaan. Akibatnya bentuk gelombang seismik (wavelet) yang semula tajam dan
tinggi amplitudonya (dalam kawasan waktu) menjadi lebih lebar dan menurun amplitudonya
(stretching). Dekonvolusi adalah suatu proses untuk meningkatkan resolusi temporal dari data
seismik dengan cara mengembalikan wavelet yang terekam menjadi tajam dan tinggi

amplitudonya dikawasan waktu atau memperlebar spectrum amplitude dan spectrum fasanya
dinolkan/diminimumkan dalam kawasan frekuensi (Yilmaz, 2001).

Dalam memahami proses dekonvolusi, yang dibutuhkan adalah memeriksa bangunan


blok yang terekam oleh trace seismik. Bumi terdiri dari berbagai jenis batuan dengan jenis
litologi dan densitas yang berbeda. Dalam seismik, lapisan batuan didefinisikan sebagai
densitas dan kecepatan dari gelombang seismik yang mengenai lapisan tersebut. Dan hasil
perkalian dari densitas dan kecepatan tersebut adalah suatu koefisien refleksi yang bias terekam
sebagai bentuk refleksi dari suatu penampang profil .

Hasil rekaman data seismik dari data seismik dari seismogram dapat dimodelkan
sebagai hasil konvolusi dari tanggapan pulsa bumi dengan suatu basic wavelet seismik. Dan
pada kenyataannya wavelet merupakan gabungan dari signature source, recording filter,
refleksi permukaan, dan respon geophone. Sehingga perlu dilakukan proses dekonvolusi untuk
mencerminkan reflector sebenarnya. Pada prinsipnya dekonvolusi merupakan proses konvolusi
antara wavelet input dengan operator filter atau koefisien refleksi (dalam hal ini bumi menjadi
filter). Respon impulse bumi dapat terekam dengan baik jika waveletnya berbentuk spike.
Respon impulse merupakan primary reflection atau multiple. Secara ideal dekonvolusi pada

prinsipnya merekam komponen wavelet dan mengurangi efek pantulan berulang (multiple)
sehingga hasilnya hanya berupa refleksifitas bumi pada jejak seismik (seismik trace).

Invers filter adalah salah satu metode dekonvolusi yang mengkonversi wavelet seismik
dasar menjadi bentuk spike pada t=0, implikasi pada persamaan(3.7), dan mengkonversi
seismogram yang terekam menjadi deret spike yang merupakan respon impuls bumi (Yilmaz,
2001). Spike deconvolution (whitening) Didesain sedemikian sehingga dengan asumsi bahwa
wavelet yang digunakan berupa impuls spike sehingga keluaran yang diharapkan adalah trace
seismik yang mendekati fungsi koefisien seismik. Predictive deconvolution. Didesain dengan
menggunakan fungsi autokorelasi dari trace yang diasumsikan sebagai signature wavelet.
Operator dapat dibedakan menjadi dua bagian penting yaitu bagian yang tidak aktif (gap) dan
bagian yang aktif. Panjang gap diambil dari First Zero Crossing atau Second Zero Crossing
dari fungsi autokorelasi. Signature deconvolution Signature wavelet adalah bentuk wavelet
yang bila dikonvolusi dengan koefisien refleksi akan menghasilkan trace seismik yang diamati.
Operator dari invers filter untukuntuk dekonvolusi dapat didesain berdasarkan invers
spektrumdari signature tersebut. Jadi signature wavelet harus sudah diketahui

REFERENSI

1. Asyafe. Wavelet seismic. Media Internet.


https://asyafe.wordpress.com/2008/07/24/wavelet-seismik-2/
(Diakses 9 April 2016 19.59)
2. Chandra Wijaya. Demultiplex, True Amplitudo Recovery, Editing , Dekonvolusi. Media
Internet.

http://bu-gis.blogspot.co.id/2010/12/demultiplex-true-amplitudo-recovery.html

(Diakses 9 April 2016 19.59)


3. Enskilopedi Seismik. Konvolusi. Media Internet
http://ensiklopediseismik.blogspot.co.id/2007/06/konvolusi-convolution.html
(Diakses 9 April 2016 19.59)
4. Seismixplorer. Dekonvolusi. Media Internet.
http://seismixplorer.blogspot.co.id/2013/05/deconcolution.html
(Diakses 9 April 2016 19.59)

Você também pode gostar