Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DEFICIENCY (APCD)
PENDAHULUAN
Proses hemostasis merupakan mekanisme yang kompleks, terdiri dari empat fase
yaitu fase vaskular (terjadi reaksi lokal pembuluh darah), fase trombosit (timbul aktifitas
trombosit), fase plasma (terjadi interaksi beberapa faktor koagulasi spesifik yang beredar di
dalam darah) dan fase fibrinolisis (proses lisis bekuan darah). Bila salah satu dari keempat
proses ini terganggu,maka akan timbul gangguan pada proses hemostasis yang manifestasi
klinisnya adalah perdarahan.1
Gangguan pada proses pembekuan darah, dapat berupa kelainan yang diturunkan
secara genetik atau kelainan yang didapat.Gangguan pembekuan yang didapat bias
disebabkan oleh adanya gangguan faktor koagulasi karena kekurangan faktor pembekuan
yang tergantung vitamin K, penyakit hati,percepatan penghancuran faktor koagulasi dan
inhibitor koagulasi.1-3 Salah satu diantaranya adalah defisiensi kompleks protrombin yaitu
kekurangan faktor-faktorkoagulasi faktor II, VII, IX dan X.1,2
DEFENISI
Acquaired Prothrombin Complex Deiciency adalah suatu perdarahan spontan atau
dengan trauma yang disebabkan penurunan aktivitas faktor koagulasi-tergantung vit.k
(vitamin k-dependent coagulapation factors) terutama faktor II,VII,IX,X. 2
ETIOLOGI
Secara umum gangguan pembekuan darah masa anak disebabkan olehbeberapa keadaan
seperti pada tabel 1.
5. Lain-lain
a. Setelah transfusi massif
b.
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian VKDB berkisar antara 1:200 sampai 1:400 kelahiran bayi yang tidak
mendapat vitamin K profilaksis.Di Amerika Serikat, frekuensi VKDB dilaporkan bervariasi
antara 0,25-1,5% pada tahun 1961,dan menurun menjadi 0-0,44% pada 10 tahun terakhir
dengan adanya program pemberian profilaksis vitamin K.Di Jepang, insidens VKDB
mencapai 20 25 per 100.000 kelahiran. Danielsson pada tahun 2004 melaporkan bahwa
insidens VKDB di Hanoi Vietnam sangat tinggi, sebesar 116 per 100.000 kelahiran. Angka
kematian akibat VKDB di Asia mencapai 1:1200 sampai 1:1400 kelahiran.Angka kejadian
tersebut ditemukan lebih tinggi,mencapai 1:500 kelahiran,di daerah-daerah yang tidak
memberikan profilaksis vitamin K secara rutin pada bayi baru lahir.3
Di Indonesia, data mengenai VKDB secara nasional belum tersedia.hingga tahun
2004 didapatkan 21 kasus di RSCM Jakarta, 6 kasus di RS Dr Sardjito Yogyakarta dan 8
kasus di RSU Dr Soetomo Surabaya.
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya VKDB antara lain obat-obatan
yang mengganggu metabolisme vitamin K, yang diminum ibu selama kehamilan, seperti
antikonvulsan
(karbamasepin,
fenitoin,
fenobarbital),antibiotika
(sefalosporin),
antituberkulostik (INH, rifampicin) dan antikoagulan (warfarin). Faktor resiko lain adalah
kurangnya sintesis vitamin K oleh bakteri usus karena pemakaian antibiotika berlebihan,
gangguan fungsi hati (koletasis), kurangnya asupan vitamin K pada bayi yang mendapatkan
ASI ekslusif, serta malabsorbsi vitamin K akibat kelainan usus maupun akibat diare. 2,4
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang sering ditemukan adalah perdarahan, pucat dan hepatomegali
ringan. Perdarahan dapat terjadi spontan atau akibat trauma, terutama trauma lahir. Pada
kebanyakan kasus perdarahan terjadi di kulit, mata, hidung dan saluran cerna. Perdarahan
kulit sering berupa purpura, ekimosis atau perdarahan melalui bekas tusukan jarum suntik.2
Perdarahan intrakranial merupakan komplikasi tersering (63%), 80-100% berupa
perdarahan subdural dan subaraknoid. Pada perdarahan intrakranial didapatkan gejala
peningkatan tekanan intrakranial (TIK) bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala
ataupun tanda. Pada sebagian besar kasus (60%) didapatkan sakit kepala, muntah, anak
menjadi cengeng, ubun-ubun besar membonjol, pucat dan kejang. Kejang yang terjadi dapat
bersifat fokal atau umum. Gejala lain yang dapat ditemukan adalah fotofobia, edema papil,
penurunan kesadaran, perubahan tekanan nadi, pupil anisokor serta kelainan neurologis
fokal.2
KLASIFIKASI
Meskipun terdapat beberapa kontroversi mengenai rentang waktu antara kelahiran
sampai terjadinya perdarahan awal, vitamin K deficiency bleeding diklasifikasi menjadi tiga
periode waktu setelah kelahiran, antara lain:4
1. Vitamin K deficiency bleeding dini
2. Vitamin K deficiency bleeding klasik
3. Vitamin K deficiency bleeding lambat (Acquaired prothrombin complex
deficiency)
Umur
< 24 jam
VKDB klasik
VKDB lambat
Secondary PC
(APCD)
Deficiency
1-7 hari
2 minggu 6
Segala usia
(terbanyak 3-5
bulan (terutama
hari)
2-8 minggu)
Penyebab &
Obat yang
-Pemberian
-Intake Vit K
-obstruksi bilier
Faktor
diminum
makanan
inadekuat
-penyakit hati
resiko
selama
terlambat
-Kadar vit K
-malabsorbsi
kehamilan
-Intake Vit K
-intake kurang
inadekuat
-Tidak dapat
(nutrisi
-Kadar vit K
profilaksis vit K
parenteral)
rendah
pada ASI
-Tidak dapat
profilaksis
vit K
Frekuensi
<5% pada
0,01-1%
kelompok
(tergantung pola
kelahiran
resiko tinggi
makan
(terutama di Asia
bayi)
Tenggara)
Lokasi
Sefalhematom,
GIT, umbilikus,
Intrakranial (30-
Perdarahan
umbilikus,
hidung,
60%), kulit,
intrakranial,
tempat suntikan,
hidung, GIT,
intraabdominal
bekas
tempat suntikan,
, GIT,
sirkumsisi,
umbilikus, UGT,
Intratorakal
intrakranial
intratorakal
-penghentian /
-Vit K profilaksis
Vit K profilaksis
penggantian
(oral /
(im)
obat penyebab
im)
- asupan vit K
- asupan vit K
yang adekuat
Pencegahan
yang
4
adekuat
Kadar protein prokoagulasi ini secara bertahap akan meningkat dan dapat mencapai
kadar yang sama dengan dewasa pada usia 6 bulan. Kadar faktor koagulasi yang tergantung
vitamin K berangsur kembali ke normal pada usia 7-10 hari. Cadangan vitamin K pada bayi
baru lahir rendah mungkin disebabkan oleh kurangnya vitamin K ibu serta tidak adanya
cadangan flora normal usus yang mampu mensintesis vitamin K.3
Selain itu kadar inhibitor koagulasi juga meningkat dalam 3 6 bulan pertama
kehidupan kecuali protein C yang masih rendah sampai usia belasan tahun.Meskipun kadar
beberapa protein koagulasi lebih rendah, pemeriksaan prothrombin time (PT) dan activated
partial thromboplastin time (aPTT) tidak jauh berbeda dibandingkan dengan anak dan
dewasa. Namun didapatkan pemanjangan pemeriksaan bleeding time terutama pada usia < 10
tahun, sehingga interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium harus dilakukan secara hatihati.4,8
Defisiensi Vitamin K
Vitamin K merupakan salah satu vitamin larut dalam lemak, yang diperlukan dalam
sintesis protein tergantung vitamin K (Vitamin K dependent protein ) atau GIa. Vitamin K
diperlukan sintesis prokoagulan faktor II, VII, IX dan X (kompleks protrombin) serta protein
C dan S yang berperan sebagai antikoagulan (menghambat proses pembekuan). Molekulmolekul faktor II, VII,IX dan X pertama kali disintesis dalam sel hati dan disimpan dalam
bentuk prekursor tidak aktif. Vitamin K diperlukan untuk konversi prekursor tidak aktif
menjadi faktor pembekuan yang aktif.3
Kekurangan vitamin K dapat menimbulkan gangguan dari proses koagulasi sehingga
menyebabkan kecenderungan terjadinya perdarahan atau dikenal dengan Vitamin K
Deficiency Bleeding (VKDB).2
Gambar 2 menunjukkan terjadinya fase karbosilaksi dalam siklus metabolisme vitamin
K. Pada kondisi defisiensi vitamin K, rantai polipeptida dari faktor koagulasi tergantung
vitamin K tetap terbentuk normal, namun fase karboksilasi (proses gamma karboksilasi dari
amino terminal glutamic acid) tidak terjadi. Sehingga bentuk akarboksi dari faktor II, VII, IX
dan X tidak mampu berikatan dengan ion kalsium dan tidak dapat berubah menjadi bentuk
aktif yangdiperlukan dalam proses koagulasi.2
DIAGNOSIS
Pendekatan diagnosis VKDB melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Anamnesis dilakukan untuk mencari informasi tentang onset perdarahan, lokasi perdarahan,
pola pemberian makanan, serta riwayat pemberian obat-obatan pada ibu selama kehamilan.
Pemeriksaan fisik ditujukan untuk melihat keadaan umum bayi dan lokasi perdarahan pada
tempat-tempat tertentu seperti GIT, umbilikus, hidung, bekas sirkumsisi dan lains ebagainya. 2
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan aktifitas faktor II, VII,IX, dan X
sedangkan faktor koagulasi lain normal sesuai dengan usia. Terdapat pemanjangan waktu
pembekuan, Prothrombin Time (PT) dan Partial Thromboplastin Time (PTT), sedangkan
Thrombin Time (TT) dan masa perdarahan normal. Pemeriksaan lain seperti USG, CT Scan
atau MRI dapat dilakukan untuk melihat lokasi perdarahan misalnya jika dicurigai adanya
perdarahan intrakranial. Selain itu respon yang baik terhadap pemberian vitamin K
memperkuat diagnosis VKDB.2,3,8
8
VKDB harus dibedakan dengan gangguan hemostasis lain baik yang didapat maupun
yang bersifat kongenital. Diantaranya gangguan fungsi hati juga dapat menyebabkan
gangguan sintesis faktor-faktor pembekuan darah, sehingga memberikan manifestasi klinis
perdarahan. Tabel dibawah memperlihatkan gambaran laboratorium kedua kelainan tersebut.2
Tabel 3. Gambaran laboratorium VKDB dan penyakit hati.2
Komponen
VKDB
Penyakit Hati
Morfologi eritrosit
Normal
Sel target
PTT
Memanjang
Memanjang
PT
Memanjang
Memanjang
Normal
Normal/naik sedikit
(FDP)
Normal
Normal
Trombosit
II,VII,IX,X
I,II,V,VII,IX,X
DIAGNOSIS BANDING
Pada kasus APCD ini, terdapat beberapa diagnosis banding antara lain seperti
cryoglobulinemia, sindrom cushing, disseminated intravascular coagulation, defisisensi
faktor IX/V/VII/VIII/XI/XIII, thrombotic thrombocytopenia purpura. 8
diharapkan terjadi dalam waktu 4 6 jam, ditandai dengan berhentinya perdarahan dan
pemeriksaan faal hemostasis yang membaik. Pada bayi cukup bulan, jika tidak didapatkan
perbaikan dalam 24 jam maka harus dipikirkan kelainan yang lain misalnya penyakit hati.2
PROGNOSIS
Prognosis VKDB ringan pada umumnya baik, setelah mendapat vitamin K1 akan
membaik dalam waktu 24 jam.9 Angka kematian pada VKDB dengan manifestasi perdarahan
berat seperti intrakranial, intratorakal dan intraabdominal sangat tinggi. Pada perdarahan
intrakranial angka kematian dapat mencapai 25% dan kecacatan permanen mencapai 50
65%.2,8
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Pansatiankul, B., Jitapunkul, S. 2008. Risk factors of Acquaired Prothrombin Complex
Deficiency Syndrome: A Case-Control Study. Journal Med Assoc Thai 91:S1-8.
Available from: http://www.medassocthai.org/journal [Accesed on August 18th 2013]
2. Raspati, Harry., Reniarti, Lelani., Susanah, Susi. 2010. Gangguan Pembekuan Darah
didapat Defisiensi Vitamin K. Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI.
3. Hagstrom
JN,2003.Hypoprothrombinemia.Available
from:http://www.emedicine.medscape.com/article/956030 [Accessed on August 16th
2013]
4. Nimavat, D.,dkk. 2009. Hemorrhagic Disease of Newborn. Medscape Reference.
Available from: http://emedicine.medscape.com/article/974489 [Accessed on August
15th 2013]
5. Isarangkura P, Chuansumrit A. 1999. Vitamin K Deficiency in infant. 1999. Available
from: http://www.ishapd.org/1999/43.pdf [Accesed on August 20th 2013]
6. Johnson, Monco., J, Marilyn. 2007. Gangguan koagulasi. Buku Ajar Pediatri Rudolph
Vol 2. Jakarta: EGC.
7. Corrigan, James J. 2000. Penyakit Perdarahan dan Trombosis. Ilmu Kesehatan Anak
Nelson Vol 2 Eds 15. Jakarta: EGC.
8.
Schwartz,
Robert.
2011.
Factor
II.
Available
from:
http://emedicine.medscape.com/article/209742 [Accessed on August 20th 2013]
9. Lee, Kimberley G., Dkk. 2010. Hemorrhagic Disease of The Newborn. Medline Plus.
Available from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007320.htm [Accessed
on August 18th 2013]
10. Tulchinsky, TH. 2007. Vitamin K Prophylaxis for Newborn: A Position Paper. Braun
School of Public Health. Available from archives.who.int/eml/expcom/.../VitK.
12