Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH:
PUTU ISMAYANTI PINATIH
NPM: 10.8.03.81.41.1.5.014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang timbul oleh karena adanya
kebutuhan kesehatan sehingga menimbulkan aktivitas-aktivitas perseorangan atau masyarakat
dengan tujuan untuk menghasilkan kesehatan yang baik. Proses pendidikan adalah proses
transformasi atau perubahan kemampuan potensial siswa menjadi kemampuan nyata untuk
meningkatkan taraf hidup lahir dan batin. Proses pendidikan adalah terbentuk dan adanya
perubahan perilaku karena proses interaksi antara individu dengan lingkungan dan terjadi
melalui suatu proses. Perubahan yang diharapkan terjadi dalam proses pendidikan bukanlah
sekedar penambahan atau pengurangan perilaku atau keterampilan, namun perubahan struktur
pola perilaku dan pola kepribadian menuju pola yang makin sempurna.
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas dalam
kehidupan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat menerima keadaan ini sebagai sesuatu
yang tidak terhindari. Namun studi etiologi, pencegahan dan perawatan penyakit periodontal
menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah. Penyakit yang paling sering mengenai jaringan
periodontal adalah gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang
disebabkan bakteri dengan tanda-tanda klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gusi
bengkak dan berdarah pada tekanan ringan. Penderita biasanya tidak merasa sakit pada gusi.
Gingivitis bersifat reversible yaitu jaringan gusi dapat kembali normal apabila dilakukan
pembersihan plak dengan sikat gigi secara teratur. Periodontitis menunjukkan peradangan sudah
sampai ke jaringan pendukung gigi yang lebih dalam. Penyakit ini bersifat progresif dan
irreversible dan biasanya dijumpai pada usia 30-40 tahun.
3
mempengaruhi status kesehatan seseorang. Perilaku dapat mencakup pengetahuan, sikap dan
tindakan. Perilaku menyikat gigi yang baik tentu dapat mengendalikan salah satu faktor dalam
proses terjadinya karies dan penyakit periodontal yaitu plak.
Plak sebagai salah satu bentuk dental deposit yang berakumulasi pada gigi hanya bisa
dibersihkan dengan cara menyikat gigi. Plak akan kembali terbentuk satu jam setelah
dibersihkan. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa plak gigi adalah merupakan faktor
yang paling berpotensial menimbulkan penyakit gigi pada jaringan periodontal. Hal ini
disebabkan oleh produk-produk yang dihasilkan oleh bakteri plak seperti enzim, endotoksin,
eksotoksin, maupun sisa-sisa metabolisme bakteri lainnya. Produk bakteri ini akan meningkatkan
virulensi bakteri sehingga mengiritasi jaringan disekitarnya dan menimbukan suatu keadaan
patologis.
Plak yang tidak disingkirkan dari permukaan gigi akan membentuk asam yang akhirnya
akan menghancurkan enamel gigi dan menimbulkan gigi berlubang. Plak yang terbentuk
disepanjang permukaan gusi, akan menyebabkan gusi membengkak dan mudah berdarah. Ini
dikenali sebagai gingivitis. Jika plak ini tidak disingkirkan, maka terbentuk poket gingival, dan
menimbulkan kerusakan pada tulang alveolar sehingga gigi akan goyang. Keadaan ini dikenali
sebagai periodontitis.
Untuk menghindari timbulnya penyakit gusi dan jaringan periodontal, maka sangatlah
penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Dental Health Education (DHE) atau
pendidikan kesehatan gigi dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam meningkatkan
kebersihan gigi dan mulutnya. Melalui pendidikan kesehatan gigi ini pula akan dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan mulut, serta merubah
sikap dan perilaku masyarakat dalam memelihara kebersihan mulutnya.
Kunjungan ke dokter gigi diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, perilaku, dan sikap
yang positif dan bertanggung jawab mengenai prinsip-prinsip perawatan kesehatan gigi dan
mulut. Kontrol tiap enam bulan dilakukan meskipun tidak ada keluhan. Hal ini dilakukan untuk
memeriksa apakah terdapat gigi lain yang berlubang selain yang telah ditambal, sehingga dapat
dilakukan perawatan sedini mungkin. Selain itu juga untuk melihat, apakah telah terdapat
kembali karang gigi dan kelainan-kelainan lainnya yang mungkin ada.
B. Tujuan
1.
Menambah pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut serta jaringan
pendukungnya.
2.
3.
Memotivasi masyarakat untuk memeriksakan gigi ke dokter gigi secara rutin, untuk
mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal.
C. Manfaat
1.
Meningkatkan
pengertian
dan
kesadaran
masyarakat
tentang
pentingnya
3.
Meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
mengenai
cara-cara
pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut yang benar sehingga dapat mencegah terjadinya gigi
berlubang serta penyakit gigi dan mulut lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Gigi
Gigi mempunyai beberapa bagian, yaitu:
a. Bagian akar gigi, adalah bagian dari gigi yang tertanam di dalam tulang rahang dikelilingi
(dilindungi) oleh jaringan periodontal.
b. Mahkota gigi adalah bagian dari gigi yang dapat dilihat.
c. Cusp adalah tonjolan runcing atau tumpul yang terdapat pada mahkota.
Menurut Itjiningsih (1995), secara mikroskopis gigi memiliki struktur tertentu yang terdiri dari :
1.
Jaringan Keras
Jaringan ini mengandung bahan kapur terdiri dari jaringan email, dentin dan
sementum. Emailmerupakan lapisan terluar dari gigi dan jaringan yang paling keras.
Dentin adalah bagian terbesar dari gigi, merupakan jaringan pengikat yang mengalami
pengapuran dan memberikan kekuatan elastis pada gigi serta berwarna agak kekuningkuningan. Sementum merupakan lapisan terluar dari akar gigi dan termasuk juga
2.
bagian dari jaringan periodontal karena menghubungkan gigi dengan tulang rahang.
Jaringan Lunak
Jaringan lunak adalah jaringan pulpa yang terdapat mulai dari mahkota gigi, yaitu
dalam rongga pulpa sampai ujung akar gigi. Umumnya jaringan ini mengandung bahan
dasar, bahan perekat, pembuluh limfe, pembuluh darah arteri dan vena, urat-urat saraf
yang peka sekali terhadap rangsang termis, mekanis, dan kimia. Rongga pulpa terdiri
dari tanduk pulpa, ruang pulpa, saluran pulpa, foramen apikal. Rongga pulpa akan
semakin kecil dengan bertambahnya umur seseorang.
Gigi berada di dalam rongga mulut didukung oleh suatu jaringan penyangga yang
disebut jaringan periodontal yang terdiri dari :
1. Gusi (gingival) adalah bagian dari mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan
menutupi tulang alveolar yang berfungsi melindungi jaringan di bawah perlekatan
gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut.
2. Ligamen periodontal adalah jaringan ikat yang menghubungkan gigi ke tulang rahang
dan jaringan yang menopang gigi pada soketnya serta menyerap beban yang mengenai
gigi secara efektif untuk diteruskan ke tulang pendukung.
3. Sementum adalah jaringan mesenkim yang mengalami proses
pengerasan
(kalsifikasi) dan menyelubungi dentin akar. Sementum juga dapat dianggap sebagai
tulang perlekatan.
4. Tulang alveolar adalah bagian tulang rahang yang menopang gigi geligi atau tempat
tertanamnya akar gigi. Tulang alveolar sebagian bergantung pada gigi
tanggalnya gigi akan terjadi resorpsi tulang.
B.
1.
Etiologi Karies.
dan setelah
Ada 4 faktor yang berperan pada pembentukan karies gigi yang biasanya disebut dengan
teori Multifaktorial yaitu:
a.
b.
c.
d.
2.
Impaksi makanan.
Impaksi makanan adalah salah satu faktor lokal yang lebih sering berperan dalam
memicu dan perkembangan penyakit periodontal inflamatif. Kontak terbuka, linger
(ridge) tepi yang tidak rata, letak gigi yang tidak teratur , serta kontur gigi dan
tambalan yang tidak sesuai dengan bentuk fisiologis, dapat menyebabkan impaksi
makanan pada gingival dan sulkus gingival. Impaksi dan retensi makanan memberikan
tempat bertumbuh atau berkembang biaknya bakteri yang mengawali proses penyakit.
b.
Prosedur operatif
Sebagian besar cedera pada gingival yang terjadi selama prosedur kedokteran gigi
restoratif bersifat ringan dan dapat pulih kembali dengan cepat tanpa adanya perubahan
bentuk atau gangguan fungsi jaringan periodontal. Sekalipun demikian penggunaan
benang retraksi, tabung impresi, bur intan, dan tambalan sementara dapat
menyebabkan kerusakan jaringan periodontal.
d.
e.
Host
Mikroorganisme
Karbohidrat
Waktu
Karies baru dapat terjadi apabila keempat faktor diatas bekerja secara simultan
(Tarigan, 1990). Adanya bakteri streptococcus mutans dan Laktobacillus inilah yang
11
mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui fermentasi.
Asam terus diproduksi oleh bakteri dan akhirnya merusak struktur gigi dan sedikit demi
sedikit. Jika tidak dirawat, proses ini akan terus berjalan sehingga lubangnya semakin
dalam.
Gambar 4. Karies
2. Gingivitis
Gingivitis adalah peradangan pada gusi. Pada kondisi ini tidak terjadi kehilangan
perlekatan. Pada pemeriksaan klinis terdapat gambaran kemerahan di margin gingival,
pembengkakan dengan tingkat yang bervariasi, perdarahan saat probing dengan
tekanan ringan dan perubahan bentuk gingival (fisiologik). Terlihat penambahan
kedalaman probing. Biasanya pada gingivitis tidak ada rasa sakit.
Gambar 5. Gingivitis
3. Periodontitis
12
Gambar 6. Periodontitis
Pada pemeriksaan klinis terdapat peningkatan kedalaman probing, perdarahan
saat probing (ditempat aktifnya penyakit) yang dilakukan dengan perlahan dan
perubahan kontur fisiologis. Dapat juga ditemukan kemerahan dan pembengkakan
gingival. Biasanya tidak ada rasa sakit dan menyebabkan bau mulut.
13
Gambar 7.
Probing
BAB III
PENCEGAHAN KARIES DAN PENYAKIT PERIODONTAL
Upaya pencegahan dapat dibagi dalam tiga tahap. Pertama, upaya pencegahan utama
yaitu berusaha untuk mencegah agar penyakit sama sekali tidak terjadi. Kedua, upaya
pengendalian lesi yaitu upaya mencegah agar kerusakan tidak meluas sedemikian rupa. Ketiga,
upaya pencegahan terhadap timbulnya kembali penyakit gigi dan periodontal.
Ada 3 anjuran pokok yang disampaikan kepada masyarakat yang merupakan upaya
preventif untuk mengurangi resiko penyakit periodontal yaitu pertama kontrol plak. Kedua,
mengunjungi dokter gigi secara teratur minimal dua kali setahun. Ketiga, kurangi makanmakanan dan minum-minuman yang mengandung gula (Moeis, 2006).
1. Kontrol plak
Penyakit karies gigi dan gusi adalah dua penyakit kronis yang sangat lazim pada
rongga mulut. Penyakit tersebut tergantung pada mikroorganime yang ada dalam plak.
14
Maka mengontrol plak merupakan bagian yang sangat penting bagi pencegahan penyakit
tersebut dan bagi kesehatan gigi yang baik. Plak gigi disebut sebagai suatu struktur
variabel yang sangat khusus yang dibentuk oleh kolonisasi rangkaian mikroorganisme
pada permukaan gigi. Kekuatan fisiologis alami yang membersihkan rongga mulut tidak
mampu manghilangkan plak gigi. Sehingga mengontrol plak merupakan cara untu
menghilangkan plak dan akumulasinya. Inilah tingkatan utama dalam pencegahan
penyakit gusi dan karies.Cara mengontrol plak meliputi menyikat gigi, pemakaian
benang gigi dan instrument lain. Pengenalan cara-cara kontrol plak dalam upaya
pencegahan penyakit gigi dan gusi yaitu :
Sikat gigi
Menyikat gigi yang tepat waktunya ialah sesudah makan dan sebelum tidur. Jadi
empat kali sehari semalam. Kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari semalam, yakni
pada saat mandi saja, itu tidak betul. Sebab sesudah sikat gigi pagi disat mandi, orang
akan makan pagi. Setelah makan pagi kalau hanya kumur-kumur akan kotor. Jadi pergi
ke sekolah atau ke kantor dalam keadaan kotor. Terutama dikotori oleh plak. Demikian
juga bila menyikat gigi pada saat mandi sore, masih akan menghadapi makan malam dan
makanan kecil lainnya pada sore hari. Padahal menurut bebebrapa ahli, kuman paling
aktif dapat merusak email gigi, ialah sekitar setengah jam sejak saat selesai makan.Pada
saat itu sisa makanan segera dirubah oleh kuman menjadi asam yang dapat melunakkan
email itu.
Karena itulah menyikat gigi yang betul adalah setiap habis makan, dan hendak
tidur. Bila hanya tiga kali, yang terakhir sebaiknya menjelang tidur, sebab antara saat
15
makan malam dan hendak tidur, mungkin saja masih makan makanan kecil. Sikat gigi
yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Tangkai lurus dan mudah dipegang.
b. Kepala sikat gigi kecil. Sebagai ancar-ancar paling besar sama dengan
jumlah lebar keempat gigi bawah. Kenapa harus kecil, sebab
kalau
b.
Teknik Horizontal
Semua permukaan gigi disikat dengan gerakan maju mundur seperti menggosok
lantai.Teknik ini biasanya dianjurkan untuk anak-anak.
Teknik Fone
Gigi dalam keadaan oklusi, bulu sikat gigi ditekan kuat-kuat dan digerakkan
melingkar selebar mungkin. Untuk permukaan oklusal lingual disikat dengan gerakan
maju mundur. Teknik ini baik untuk gigi yang lengkap dan mempunyai oklusi yang
c.
baik.
Teknik Charter
Bulu-bulu sikat mengarah ke permukaan oklusal membentuk sudut 45 derajat.
Sikat ditekan sehingga serabut-serabutnya melengkung dengan ujung ditekan diantara
16
dua gigi. Kemudian dengan getaran dari gerakan memutar pada gagangnya, ujung sikat
dipertahankan pada posisi ini. Teknik ini dianjurkan untuk penderita dengan daerah
d.
e.
f.
g.
17
18
chlorhexidin 0,20 % (seperti pada produk minosep) dan H2O2 1,5 % atau 3 %. Kumurkumur yang lebih murah dan culup efektif adalah dengan air garam hangat.
Sebenarnya kumur-kumur lebih diperlukan pada penyakit-penyakit gusi dan
periodontal sedangkan dalam penggunaan sehari-hari tidak terbukti dalam mencegah
karies, apalagi jika penggunaannya tidak diawali dengan sikat gigi. Jadi penting untuk
diketahui bahwa kumur-kumur bukanlah pengganti sikat gigi dan sikat gigi masih
menjadi upaya pencegahan terpenting dari penyakit-penyakit gigi. Bahkan jika kumurkumur terlalu sering digunakan akan menyebabkan flora normal mulut akan mati dan
merangsang pertumbuhan candida serta juga membuat mulut dan menjadi kering
seperti terbakar.
Pembersih lidah
Pembersih lidah juga banyak digunakan, baik untuk membersihkan dorsum lidah
yang seringkali luput kita bersihkan saat gigi. Tumpukan debris di dorsum lidah penuh
dengan kuman-kuman opurtunis serta candida yang bermukin sebagai flora narmal
maupun transient (Suciadi, 2007).
19
2. Pengaturan diet.
Diet seimbang sangat berperan untuk mengoptimalkan kesehatan secara umum,
begitu pula bagi kesehatan gigi. Faktor yang paling penting dalam hubungan diet
dengan kesehatan gigi adalah frekuensi konsumsi yang mengandung karbohidrat
terutama sukrosa. Jika makanan ini membentuk plak yang kemudian menghasilkan
asam dengan pH dibawah 5,5 maka terjadilah pengrusakan email gigi sebagai tahap
awal munculnya gigi berlubang. Sukrosa ini banyak terkandung pada makanan manis
dan camilan (snack). Karena itu tujuan diet yang berhubungan dengan kesehatan gigi
adalah memotivasi setiap orang untuk mengontrol frekuansi dalam mengkonsumsi
3.
dapat
memonitor
tingkat
kebersihan
mulut
pasien
serta
20
BAB IV
SIMPULAN
1. Penyakit gigi dan jaringan periodontal akan sering dialami sebagian besar masyarakat
apabila kesehatan gigi dan jaringan periodontalnya tidak dipelihara dengan baik. Ada
beberapa penyakit gigi dan jaringan peridontal yang umum dialami sebagian besar
masyarakat, yaitu karies, gingivitis, dan periodontitis.
2. Pencegahan penyakit gigi dan jaringan periodontal dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti :
a. Kontrol plak yang meliputi menyikat gigi secara teratur, menggunakan dental floss,
kumur-kumur antiseptik, pembersihan lidah.
b. Pengaturan diet.
c. Kontrol periodik ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
21
22