Você está na página 1de 19

APR25Karya Ilmiah, Semi Ilmiah, dan Non Ilmiah (Fiksi)Karya Ilmiah Efek

Rumah Kaca
BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSaat ini perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan


dan Teknologi atau yang sering disebut Iptek memang memberikan dampak
yang positif bagi kehidupan, yaitu dapat menyederhanakan dan
mempermudah aktivitas-aktivitas dalam kehidupan. Namun, tidak hanya
dampak positif saja yang diberikan oleh kemajuan di bidang iptek ini, tetapi
juga dampak-dampak negatif. Misalnya saja, berkat adanya kemajuan iptek
manusia tak perlu lagi berjalan kaki untuk menempuh perjalanan yang jauh
ataupun dekat. Karena saat ini sudah banyak sepeda motor dan mobil yang
mempercepat dan memudahkan kita menuju ke suatu tempat. Namun asap
dari kendaraan bermotor ini dapat menyebabkan polusi dan gas rumah kaca
apabila kadarnya telah berlebih. Tidak hanya itu, pembakaran fosil seperti
pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer,
pembakaran hutan juga menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca
meningkat.Masalah lain yang juga kita alami saat ini adalah meningkatnya
temperatur rata-rata permukaan bumi. Dari tahun 1880-1940 temperatur
bumi naik hingga 0,6 derajat celcius. Lalu kembali menurun 0,3 derajat
celcius dari tahun 1940-1975. Kemudian naik secara perlahan-lahan sejak
tahun 1975.Masalah-masalah lingkungan ini makin lama makin bertambah,
terlebih saat ini berhembus masalah yang lebih besar mengenai global
warming dan efek rumah kaca.1.2 TujuanTujuan secara umum adalah untuk
mengetahui sejauh manakah pemanasan Global ini telah terjadi? dan
penyebab pastinya apa? Semua ini masih merupakan tanda Tanya bagi
manusia. Karena sampai sekarang manusia belum mendapatkan penyebab
pasti dari pemanasan Global ini dan manusia juga mau mencari kebenaran
mengenai efek dari pemanasan Global yang akan dialami oleh manusia
sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan di sekitarnya.Jika pemanasan
Global ini terjadi maka efek yang ditimbulkan bukan hanya di alami oleh
manusia saja tetapi juga semua makhluk hidup di sekitarnya, seperti
meningkatnya suhu di permukaan bumi menyebabkan kekeringan, dengan
demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami manusia juga oleh hewan
dan tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi layu karena kekurangan air

atau dan sebagainya.Oleh karena itu melalui karya ilmiah ini diharapkan
agar manusia dapat lebih mencegah aktivitas yang dapat menyebabkan
terjadinya pemanasan Global seperti mengadakan kegiatan pembakaran zatzat yang dapat menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat, dan lainlain.BAB IIPEMBAHASAN2.
Efek Rumah Kaca2.1 Pengertian efek rumah
kacaSecara alamiah cahaya matahari (radiasi gelombang pendek) yang
menyentuh permukaan bumi akan berubah menjadi panas dan
menghangatkan bumi.Sebagian dari panas ini akan dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi ke angkasa luar sebagai radiasi infra merah gelombang
panjang.Sebagian panas sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap
oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi (disebut gas rumah kaca
seperti : uap air, karbon-dioksida/CO2 dan metana ) sehingga panas sinar
tersebut terperangkap di atmosfer bumi.Peristiwa ini dikenal dengan Efek
Rumah Kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana
panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus
ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca
tersebut.2.2 Penyebab terjadinya Efek Rumah KacaEfek rumah kaca
disebabkan karena naikknya konsentrasi gas Karbondioksida(CO2) dan gasgas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini terjadi
akibatkenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan
bahan bakar organiclainnya yang melampaui kemampuan tumbuhantumbuhan dan laut untuk mengabsorsinya.Bahan-bahan di permukaan bumi
yang berperan aktif untuk mengabsorsi hasil pembakaran tadi ialah tumbuhtumbuhan, huta, dan laut. Jadi bisa dimengerti bila hutansemakin gundul,
maka panas di bumi akan semakin naik.Energi yang diabsorsi dipantulkan
kembali dalam bentuk radiasi infra merah olehawan dan permukaan bumi.
Hanya saja sebagian sinar inframerah tersebut tertahan olehawan, gas CO2,
dan gas lainnya sehingga terpantul kembali ke permukaan bumi.Dengan
meningkatnya konsentrasi gas CO2 dan gas-gas lain di atmosfir
makasemakin banyak pula gelombang panas yang dipantulkan bumi dan
diserap atmosfir.Dengan perkataan lain semakin banyak jumlah gas rumah
kaca yang berada di atmosfir,maka semakin banyak pula panas matahari
uang terperangkap di permukaan bumi.Akibatnya suhu permukaan bumi
akan naik. Sudah disebutkan di atas bahwa efek rumah kaca terjadi karena
emisi gas rumahkaca.Meningkatnya gas rumah kaca tersebut dikontribusi
oleh hal-hal berikut:
Energi Pemanfaatan berbagai macam bahan bakar
fosil atau BBM memberikontribusi besar terhadap naiknya konsentrasi gas
rumah kaca, terutamaCO2.
KehutananSalah satu fungsi hutan adalah
sebagai pernyerap emisi gas rumah kaca.Karena hutan dapat mengubah
CO2 menjadi O2. Sehingga pengrusakanhutan akan memberi kontribusi

terhadap naiknya emisi gas rumah kaca.


Peternakan dan PertanianDi
sektor ini emisi gas rumah kaca dihasilkan dari pemanfaatan
pupuk, pembusukan sisa-sisa pertanian dan pembusukan kotoran-kotoran
ternak,serta pembakaran sabana. Pada sektor pertanian, gas metan (CH4)
yang paling banyak dihasilkan.
SampahSampah sebagai salah satu
kontributor terbesar bagi terbentuknya gasmetan (CH4), karena aktifitas
manusia sehari-hari.2.3 Akibat dari Efek Rumah KacaMeningkatnya suhu
permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahaniklim yang sangat
ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan
danekosistem lainnya sehingga mengurangi kemampuannya untuk
menyerap karbondioksidadi atmosfir. Pemanasan global mengakibatkan
mencairnya gunung-gunung es di daerahkutub yang dapat menyebabkan
naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akanmengakibatkan
meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan
terjadikenaikan permukaan laun yang mengakibatkan negara yang berupa
kepulauan akan mendapat pengaruh yang sangat besar.BAB
IIIPENUTUPKesimpulanEfek rumah kaca adalh salah satu dampak dari
pemanasan global yang sangat serius dampaknya. Pemanasan global telah
menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia.
Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan
dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan
global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk
diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita
bisa mengurangi efeknya.Seperti dengan cara reboisasi, penanggulangan hal
ini adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila
kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pemanasan global
hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.Ada Kecelakaan
Tunggal, Tol Cawang-Bekasi Macet 14 KmJakarta - Kemacetan sepanjang 14
km terjadi di Tol Cikampek dari arah Cawang menuju Bekasi. Kemacetan ini
diakibatkan kecelakaan tunggal yang terjadi di bahu jalan di KM 14.

"Kecelakaan tunggal di tol Cikampek KM 14, terjadi pada sekitar pukul 19.30
WIB. Imbasnya kepadatan terjadi sejak dari Cawang hingga titik kecelakaan,
sepanjang 14 km," ujar petugas Jasamarga Fajar, kepada detikcom, Jumat
(11/10/2013).

Belum ada laporan mengenai jenis kendaraan, kronologis kecelakaan,


maupun korban akibat kecelakaan tunggal tersebut. Fajar melaporkan, jalur
sebaliknya yaitu dari arah Bekasi-Cawang juga mengalami kepadatan dari
Cikarang Utama sampai gerbang Cikunir.

"Karena ada antrean di pintu masuk Cikunir,"


lanjutnya. Sumber : Detik(dot)com

Non IlmiahLangit Menggelap di VredeburgCerpen Sulialine Adelia


Beginilah menjelang senja di jantung kota. Sekelompok remaja nongkrong di
atas motor model terbaru mereka sambil ngobrol dan tertawa-tawa. Ada juga
remaja atau mereka yang beranjak dewasa duduk berdua-dua, di bangku
semen, di atas sadel motor, atau di trotoar. Anak-anak kecil berlarian sambil
disuapi orang tuanya. Pengamen yang beristirahat setelah seharian bekerja.
Dan orang gila yang tidur di sisi pagar.
Di salah satu bangku kayu panjang, bersisihan dengan remaja yang sedang
bermesraan, Reyna duduk menghadap ke jalan. Hanya duduk. Mengamati
kendaraan atau orang-orang yang melintas. Menunggu senja rebah di
hamparan kota.
Tiba-tiba laki-laki itu sudah berada di depannya sambil mengulurkan tangan.
"Apa kabar?" katanya memperlihatkan giginya yang kekuningan. Asap rokok
telah menindas warna putihnya.
"Kamu di sini?" Reyna tak mampu menyembunyikan keterkejutannya. Segala
rasa berpendaran dalam hatinya. Senang, sendu, haru, pilu, yang
kesemuanya membuat Reyna ingin menjatuhkan dirinya dalam peluk lelaki
itu.
Begitu juga Mozes, lelaki tua yang berdiri di depan Reyna. Dadanya
bergemuruh hebat mendapati perempuan itu di depan matanya. Ingin ia
memeluk, menciumi perempuan itu seperti dulu, tetapi tak juga
dilakukannya.

Hingga Reyna kembali menguasai perasaannya, lalu menggeser duduknya


memberi tempat Mozes di sebelahnya.
"Kaget?" tanya Mozes, duduk di sebelah Reyna.
Reyna tertawa kecil.
"Gimana?" tanya Reyna tak jelas arahnya. "Lama sekali nggak ketemu."
"Iya. Berapa tahun ya? Dua lima, tiga puluh?"
"Tiga puluh tahun!" jawab Reyna pasti.
"Ouw! Tiga puluh tahun. Dan kamu masih semanis dulu."
"Terima kasih," Reyna tersenyum geli. Masih semanis dulu. Bukankah itu
lucu? Kalaupun masih tampak cantik atau manis itu pasti tinggal sisanya
saja. Kecantikan yang telah terbalut keriput di seluruh tubuhnya. Tapi kalimat
itu tak urung membuat Reyna tersipu. Merasa bangga, tersanjung
karenanya.
"Kapan datang?" tanya Reyna. Mulai berani lagi menatap mata lelaki di
sebelahnya.
"Belum seminggu," jawab Mozes.
"Mencariku?" Reyna tersenyum. Sisa genitnya di masa muda.
Mozes tertawa berderai-derai. Lalu katanya pelan, "Aku turut berduka atas
meninggalnya suamimu," tawanya menghilang.
Reyna tak menjawab sepatah pun. Bahkan ucapan terima kasih tidak juga
meluncur dari bibirnya. Ia menerawang ke kejauhan. Detik berikutnya mata
Reyna tampak berlinangan. Goresan luka di sudut hatinya kembali terkoyak.
Rasa perih perlahan datang. Luka lama itu ternyata tak pernah mampu
disembuhkannya. Semula ia menduga luka itu telah pulih, tetapi sore ini,
ketika Mozes tiba-tiba muncul di hadapannya ia sadar luka itu masih ada.
Tertoreh dalam di sudut perasaannya.
Reyna dan Mozes. Mozes pekerja film yang bukan saja terampil, tetapi juga
cerdas dan kritis. Reyna pengelola media sebuah perusahaan terkemuka.
Mereka bertemu karena Reyna harus membuat sebuah film sebagai media
pencitraan perusahaannya. Reyna yang istri dan ibu seorang anak, dan
Mozes yang duda. Dua orang muda yang masih segar, bersemangat, dan
menawan. Dua orang yang kemudian saling jatuh cinta.

Reyna hampir saja meninggalkan Braham ketika itu. Ibu muda Reyna merasa
menemukan sampan kecil untuk berlabuh. Meninggalkan malam-malamnya
yang kelam bersama Braham. Pergi mengikuti aliran sungai kecil yang akan
mengantarnya ke dermaga damai tanpa ketakutan, tanpa kesakitan. Berdua
Mozes.
Tetapi sampan kecil itu ternyata begitu ringkih. Ia tak mampu menyangga
beban berdua. Ia hanya ingin sesekali singgah, bermesra dan bercinta tanpa
harus mengangkutnya. Mozes tak menginginkan ikatan apa pun antara
dirinya dan Reyna. Ia ingin tetap bebas pergi ke mana pun ia ingin dan
kembali kapan ia rindu. Kebebasan yang tak bisa Reyna terima. Maka
sebelum perjalanan dimulai, ia memutuskan undur diri. Perempuan itu
menyadari, bukan laki-laki seperti Mozes yang ia ingini untuk membebaskan
dari derita malam-malamnya. Mozes berbeda dengan dirinya yang
membutuhkan teman seperjalanan, ia hanya mencari ruang untuk
membuang kepedihan dan mencari hiburan. Tak lebih.
"Berapa lama kamu akan tinggal?" tanya Reyna setelah gejolak perasaannya
mereda.
"Entah. Mungkin sebulan, dua bulan, atau mungkin sepanjang sisa umurku,"
jawab Mozes, tanpa senyum, tanpa memandang Reyna. "Banyak hal yang
memberati pikiran dan tak bisa kuceritakan pada siapa pun selama ini."
"Itu sebabnya kamu kemari?"
"Jakarta semakin sesak dan panas. Sementara Jogja masih tetap nyaman
buat berkarya. Jadi kuputuskan kembali," lanjut Mozes tanpa mengacuhkan
pertanyaan Reyna. "Begitu kembali seseorang bilang padaku, kamu sering di
sini sore hari."
"Maka kamu mencariku. Berharap mengulang lagi hubungan dulu."
Mozes menggeleng.
"Atau membangun hubungan baru."
Mozes menggeleng lagi, "Tidak juga. Aku tidak butuh hubungan seperti itu.
Aku hanya butuh teman ngobrol"
"Teman bermesra, teman bercinta yang bisa kamu datangi dan kamu tinggal
pergi. Tanpa tuntutan, tanpa ikatan!" potong Reyna. "Itu hubungan yang
sejak dulu kamu inginkan bersamaku kan? Seperti sudah kubilang dulu, aku
tidak bisa. Aku sudah memilih."

Kebekuan kembali merejam perasaan kedua orang tua itu. Langit perlahan
kehilangan warna jingga. Satu per satu lampu di sekeliling mulai menyala.
Ada rangkaian lampu-lampu kecil berbentuk bunga di samping tikungan yang
menyala bergantian, hijau, kuning, merah. Ada lampu besar dengan tiang
sangat tinggi yang menyorot ke taman, ada pula lampu berwarna temaram
yang semakin menggumpalkan kesenduan.
Tiga puluh tahun bukan waktu yang sebentar. Terlalu banyak hal terjadi pada
mereka dan sekian lama masing-masing memendam untuk diri sendiri.
Mestinya pertemuan sore itu adalah untuk berbagi cerita bukan justru
bertengkar kemudian saling diam. Atau mungkin karena perpisahan yang
terlalu panjang, keduanya tak tahu apa yang harus diceritakan terlebih
dahulu.
Mungkin memang begitu, karena senyatanya Reyna ingin berkata, beberapa
tahun setelah perpisahan mereka ia masih juga mencari kabar tentang
Mozes. Hingga suatu hari, satu setengah tahun setelah mereka tidak
bersama seorang teman mengabarkan bahwa Mozes pulang ke Jakarta. Tak
lama setelah itu, ia mendengar Mozes tengah melanglang buana. Buana
yang mana, entah. Reyna merasa tidak perlu lagi mencari tahu keberadaan
laki-laki itu. Meski tak jarang bayangan Mozes tiba-tiba membangunkan
tidurnya atau menyergap ingatannya begitu Braham mulai menjamah
tubuhnya dan membuat Reyna kesakitan tak terkira.
Terdengar Mozes menghela napas. Panjang. Perlahan gumpalan kemarahan
yang menyesaki dada Reyna mereda. Namun hasrat untuk terus ngobrol
telah tak ada. Maka sisa pertemuan itu pun berlalu begitu saja. Kebekuan
masih mengental di antara keduanya. Hingga Reyna minta diri, dan beranjak
pergi.
Hari-hari setelah kejadian itu, Reyna tak pernah tampak di depan Vredeburg
lagi. Tetapi Mozes masih sering terlihat di salah satu bangku kayu di sana.
Sendiri di tengah orang-orang muda yang tengah bercanda dan bercinta.
Menghisap rokok kreteknya. Sesekali mengibaskan rambut putihnya yang
panjang, tersapu angin menutup wajah tirusnya.
Begitu perasaan Reyna membaik dan siap bertemu Mozes lagi, ia kembali
pada rutinitasnya, menunggu senja jatuh di Vredeburg. Namun ia harus
menelan kecewa karena Mozes tak dijumpainya. Bahkan telepon
genggamnya tak bisa dihubungi.

Suatu sore, di tengah keputusasaan Reyna, seorang teman mendatangi dan


mengulurkan sebuah surat kepadanya. Surat dari Mozes!
"Hari-hari itu dia mencoba menghubungimu, tetapi HP-mu tak pernah aktif,"
kata laki-laki itu. "Ginjalnya tak berfungsi, serangan jantungnya kambuh,
tekanan darahnya tidak stabil"
Reyna tak bisa mendengar lagi penjelasan laki-laki itu. Bahkan ketika si
teman menyerahkan satu dos buku dan tas berisi kamera warisan kekayaan
Mozes untuknya, Reyna belum kembali pada kesadarannya.
Senja beranjak renta. Seperti Reyna merasai dirinya. Sepasang remaja di
sebelahnya telah pergi. Begitu juga sekumpulan anak muda yang nongkrong
di atas motor mereka, mulai menghidupkan mesin kendaraannya. Sisa adzan
sayup terdengar dari Masjid Besar. Sebaris kalimat di surat terakhir Mozes
meluncur dalam gumaman.
maghrib begitu deras, ada yang terhempas, tapi ada goresan yang tak
akan terkelupas.*Sumber : Kumpulancerpen(dot)com

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk


mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Dalam artikel ini akan dibahas tentang 3 jenis
karangan, yaitu: karangan ilmiah, karangan non ilmiah, dan karangan semi
ilmiah. Berikut ini penjelasannya.

I. Karangan ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan
diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan
etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah
seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya
itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi
lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi
ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Tujuan karya ilmiah: agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari,
lalu didukung atau ditolak oleh pembaca.

Fungsi karya ilmiah: sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu


pengetahuan, teknologi, dan seni.

1. Penjelasan (explanation)
2. Ramalan (prediction)
3. Kontrol (control)

Hakikat karya ilmiah: mengemukakan kebenaran melalui metodenya yang


sistematis, metodologis, dan konsisten.

Syarat menulis karya ilmiah :

1. motivasi dan displin yang tinggi


2. kemampuan mengolah data
3. kemampuan berfikir logis (urut) dan terpadu (sistematis)
4. kemampuan berbahasa

Sifat karya ilmiah formal harus memenuhi syarat:

1. Lugas dan tidak emosional


Mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri
(interprestasi yang lain).

2. Logis
Disusun berdasarkan urutan yang konsisten

3. Efektif
Satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.

4. Efisien
Hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah
dipahami

5. Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.

Jenis-jenis karya ilmiah


karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:

1. Makalah, adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau
induktif.

2. Kertas kerja, seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang
menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empirisobjektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam
makalah.

3. Skripsi, adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis


berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung
oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung
(obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan
sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil,
atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang
spesialisasinya.

4. Tesis, adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam


dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang
diperoleh dari penelitian sendiri.

5. Disertasi, adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang
dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid)
dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis
sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat
dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak
menyandang gelar doktor (S3).

Manfaat Penyusunan karya ilmiah

Menurut sikumbang (1981), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang


diperoleh dari kegiatan tersebut :

1. Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang


efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu
kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas.

2. Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber,


mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang
lebih matang.

3. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari


bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.

4. Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan


menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.

5. Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.

6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.

sumber : http://www.fali.unsri.ac.id/index.php/menu/42

II. Karangan Semi Ilmiah

Adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan
dan penulisannyapun dengan bahasa konkret, gaya bahasa formal, dan
didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya
atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam suatu tulisan
dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti
metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan
non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis
Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot,
dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

Karakteristiknya berada diantara ilmiah. Ciri-ciri karangan Semi Ilmiah antara


lain
1. Ditulis berdasarkan fakta pribadi
2. Fakta yang disimpulkan subyektif
3. Gaya bahasa formal dan popular
4. Mementingkan diri penulis
5. Melebihkan-lebihkan sesuatu
6. Usulan-usulan bersifat argumentatif, dan
7. Bersifat persuasif.

III. Karangan Non Ilmiah (Fiksi)


Adalah satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa
kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh
dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks,
setting dsb.

Ciri-ciri karangan Non Ilmiah :


1. Ditulis berdasarkan fakta pribad
2. Fakta yang disimpulkan subyektif
3. Gaya bahasa konotatif dan popular
4. Tidak memuat hipotesis
5. Penyajian dibarengi dengan sejarah
6. Bersifat imajinatif
7. Situasi didramatisir, dan
8. Bersifat persuasif.

contoh semi ilmiah


Lubang Ozon Bumi Pertama Terekam
KONDISI atmosfer tinggi di atas Kutub Utara kehilangan sejumlah ozon
pelindung pada awal tahun ini. Sekelompok ilmuwan mengatakan begitu
banyak kondisi lubang ozon yang terbentuk di setiap tahun pada sisi yang
berlawanan di bumi.
"Untuk pertama kalinya, lubang ozon di Kutub Utara cukup besar. Beberapa
derajat hilangnya ozon di atas Kutub Utara dan pembentukan lubang ozon
Antartika merupakan peristiwa tahunan selama musin dingin di masingmasing kutub. Mereka digerakkan kombinasi suhu dingin dan polutan ozon,"
tulis para peneliti dalam sebuah artikel yang dirilis pada 2 Oktober oleh
Jurnal Nature.
Reaksi yang mengonversi kimia menjadi kurang reaktif menghancurkan ozon
yang berlangsung di dalam pusaran kutub. Pola sirkulasi atmosfer itu
diciptakan rotasi bumi dan suhu dingin. Hal ini mengakibatkan periode dingin
yang luar biasa panjang.
Pusaran rekor tahun ini bertahan di atas Kutub Utara dari Desember hingga
akhir Maret. Pada ketinggian sekitar 11 sampai 12 mil (18-20km), lebih dari
80% ozon di Januari dihancurkan secara kimiawi pada akhir Maret.
Di permukaan bumi, ozon menjadi polutan. Namun, di stratosfer ozon
membentuk lapisan pelindung yang mencerminkan radiasi ultraviolet
kembali ke ruang angkasa. Sinar ultraviolet dapat merusak DNA dan
menyebabkan kanker kulit.

Pemanasan global mengakibatkan hilangnya ozon Arktik karena gas rumah


kaca terperangkap. Suasana memanas mendekati tanah tetapi dingin di
lapisan stratosfer. Kondisi ini menciptakan lingkungan kondusif untuk
pembentukan bahan kimia reaktif yang terpecah menjadi tiga molekul
oksigen dari ozon.(MI/DNI)

Karangan Ilmiah, Non Ilmiah, dan Semi Ilmiah (Populer)


Karangan
merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk
dipahami. Dalam artikel ini akan dibahas tentang 3 jenis karangan, yaitu:
karangan ilmiah, karangan non ilmiah, dan karangan semi ilmiah. Berikut ini
penjelasannya.

1. Karangan ilmiah

Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis
dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang
telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah
dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah
seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya
itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi
lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi
ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi
(tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil,
tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan
kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah
mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis

oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan
praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk
mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Tujuan karya ilmiah, antara lain:
Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya
dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.Menumbuhkan
etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen
ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen)
pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah
penyelesaian studinya.Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi
wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau
orang-orang yang berminat membacanya.Membuktikan potensi dan
wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang
bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari
jurusannya.Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;Melatih
untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;Mengenalkan
dengan kegiatan kepustakaan;Meningkatkan pengorganisasian fakta/data
secara jelas dan sistematis;Memperoleh kepuasan intelektual;Memperluas
cakrawala ilmu pengetahuan;Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan
untuk penelitian selanjutnya
2. Karangan Non Ilmiah

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang


pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat
subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya
bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
Ditulis berdasarkan fakta pribadi,Fakta yang disimpulkan subyektif,Gaya
bahasa konotatif dan populer,Tidak memuat hipotesis,Penyajian dibarengi
dengan sejarah,Bersifat imajinatif,Situasi didramatisir,Bersifat

persuasif.Tanpa dukungan buktiJenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah,


yaitu:
DongengCerpen
3. Karangan Semi Ilmiah (Populer)

Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan


fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan
formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat
dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan
yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak
semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesisanalitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah
biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman
dan cerpen.

Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah


Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat
lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini,
ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi.
Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting
untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi
atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang
signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari
beberapa aspek.
Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual
objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek
yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau
observasi.Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam
pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan
langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.Dalam pembahasannya,
tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia
ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaanperbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan
pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah

disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk


semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas
antara karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah.
Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan
antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian
bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah
digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam
karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin
dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan
pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika
diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah
konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan
karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi
bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak
selalu terdapat pada karangan semiilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah
yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah
laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan
semiilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong
karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber,
novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi
isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan
fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau
abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang
juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat, antara lain :
Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis,
lebih mencari keuntungan dan sedikit informasiPersuasif : merupakan
penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informativeDeskriptif :
merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, danJika kritik
adakalanya tanpa dukungan bukti.
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Semi ilmiah
Kecermatan dalam berbahasa mencerminkan ketelitian dalam berpikir
adalah slogan yang harus dipahami dan diterapkan oleh seorang penulis.
Melalui kecermatan bahasa gagasan atau ide-ide kita akan tersampaikan.
Oleh karena itu, penguasaan bahasa amat diperlukan ketika Anda menulis.

Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia


resmi. Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan
Yang Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan
paragraph, menggunakan kata ganti pertama penulis, bukan saya, aku,
kami atau kita, memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular,
menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian
unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan karangan
ilmiah.
Terdapat tiga bagian dalam konvensi penulisan karangan ilmiah, yaitu bagian
awal karangan (preliminaries), bagian isi (main body), dan bagian akhir
karangan (reference matter).
Berbeda dengan karangan ilmiah, bahasa dalam karangan
semiilmiah/ilmiah popular dan nonilmiah melonggarkan aturan, seperti
menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figurative,
menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami oleh
semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti pada
karya sastra.

Você também pode gostar