Você está na página 1de 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi merupakan

sebuah

ilmu

perkembangannya. Keberadaan psikologi

yang

cukup

dinamis

memberikan andil dalam

mediskripsikan berbagai kejadian yang dialami oleh manusia. Hingga


saat ini tinjaun psikologi tidak hanya berkutat pada kasus kasus
yang berhubungan dengan hukum, pendidikan, sosial, politik namun
juga mencakup persoalan ekonomi, perbankan dan bidang lainnya.
Jika dilihat dari asal katanya psikologi berasal dari bahasa
Yunanai yakni psyche yang berarti jiwa, sukma , roh dan logos yang
berarti ilmu. Jadi secara harafiah psikologi berarti ilmu tentang jiwa
Melihat perkembangan psikologi yang sangat dinamis tersebut
maka penulis kali ini mencoba mengkaji kembali aliran aliran
psikologi dari masa ke masa. Dari pembahasan tema ini diharapkan
mampu memberikan pengetahuan tentang perkembangan aliran
psikologi bagi penulis maupun pembaca.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembahasan makalah kali ini adalah :
1. Apa saja aliran psikologi ?
2. Bagaimana metode pendekatan yang dilakukan oleh masing
masing aliran psikologi ?

BAB I
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Psikologi
1. Psikologi Zaman Kuno.

Tokoh yang pada saat itu membahas masalah hakikat jiwa


diantaranya :
a. Plato ( 427 347 )
Plato menganggap bahwa jiwa itu berasal dari dunia idea.
Di dunia idea, jiwa telah

mempunyai semua pengetahuan

mengenai benda benda di dunia ini. Jiwa turun dari dunia idea
masuk ke dalam badan manusia, mulai dalam kandungan ,
kemudian lahir menjadi bayi dan seterusnya hingga menjadi
orang dewasa. Setelah jiwa berada di dalam tubuh manusia
kemampuannya

menjadi

terbatas,

yakni

dibatasi

oleh

jasmaninya. Misal, untuk melihat benda dibutuhkan mata, ada


bendanya dan cahaya. Untuk berpikir kita memerlukan saraf
otak, sebab tanpa saraf otak kita tidak dapat berpikir. Jadi jiwa
menjadi terkurung oleh jasmaninya.
Mengenai jiwa manusia , Plato mengajarkan 3 jenis
kemampuan jiwa yakni :
1) Kemampuan berpikir, tempatnya di kepala
2) Kemampuan merasa, tempatnyadi dada
3) Kemampuan menghendaki, tempatnya di perut
b. Aristoteles ( 384 322 )
Aristoteles
murid dari Plato mengembangkan filsafat
realisme, sebagai lawan filsafat gurunya yakni filsafat idealisme..
Dengan psikologi filsafatnya Aristoteles mengemukakan tiga
macam jiwa yakni :
1) Anima vegetatifa, jiwa pada tumbuh tumbuhan
2) Anima sensitiva, ialah jiwa pada hewan
3) Anima intellectiva, ialah jiwa pada manusia. Kelebihan dari
jiwa manusia selain memilki kemampuan kemampuan jiwa
di bawahnya juga memilki kemampuan berpikir , kemampuan
intelektif
Tingkah

laku

organisme

menurut

Aristoteles

memperlihatkan tingkatan sebagai berikut :


1) Tumbuhan : Memperlihatkan tingkah laku pada
taraf vegetatif ( bernafas, makan, tidur ).
2) Hewan
: Selain tingkah laku vegetatif, juga
bertingkah laku sensitif

( merasakan

melalui pancaindera ). Hewan memiliki faktor


perasaan sedangkan tumbuhan tidak.
3) Manusia : Manusia bertingkah laku vegetatif,
sensitif, dan rasional. Manusia berbeda dengan
organisme lainnya, karena dalam

bertingkah

laku manusia menggunakan rasionya yaitu akal


atau pikirannya
2. Psikologi Zaman Pertengahan
Psikologi pada zaman pertengahan masih juga menjadi bagian
dari

filsafat..

Kreatifitas

pikiran

sehingga zaman pertengahan

manusia

menjadi

tekurung

dijuluki dengan abad kegelapan

oleh kaum Reinaisans.


Salah satu tokoh filsafat dan juga yang merumuskan ajaran
psikologi pada saat itu adalah Thomas Van Aquino (1225-1274).
Ajaran

psikologinya

mengikuti

ajaran

Aristoteles.

Thomas

berpendapat bahwa jiwa dan raga manusia itu tidak dapat dipisah
pisahkan, ia menyebut sebagai dwimurti artinya dua jalan, yakni
jalan jasmani dan rohani.
3. Psikologi Di Bawah Pengaruh Humanisme
Humanisme dapat dipandang sebagai

kebangkitan

dari

Reinaisans atau setidaknya timbul karena ada gerakan Reinaisans.


Reinaisans yang mulanya berkembang di Itali menyebar ke seluruh
Eropa. Timbul kembali semangat untuk mempelajari kembali
kebudayaan Yunani dan Romawi.
Psikolgi di bawah pengaruh humanisme

mengarah pada

psikologi empiris. Orang orang mulai meninggalkan gaya berpikir


skolastik zaman pertengahan dengan metode deduktif selanjutnya
humanisme mulai mengembangkan pemikiran pemikiran dengan
metode induktif.
4. Psikologi Di Bawah Rasionalisme
Psikologi di bawah pengaruh rasionalisme berkembang di
Prancis. Tokoh yang berpaham rasionalisme (ajaran serba pikiran)
adalah Rene Descartes (1596-1650).

Dalil yang terkenal yang

dilontarkan oleh Rene Descartes ialah Cogito ergo sum ( saya


berpikir maka saya ada). Descartes membagi manusia menjadi dua
substansi, yakni substansi ekstensio ( unsur badannya yang

memakan tempat karena bervolume), dan substansi cogitans


( unsur berpikirnya yang tidak memerlukan tempat).
Descartes menganut pandangan dualistis jiwa yakni jiwa dan
raga dipandang dua unsur yang berdiri sendiri sendiri. Descartes
berpendapat bahwa jiwa dan raga manusia mempunyai hubungan
gaib dalam bagian yang dinamakan pijnappelklier, suatu kelenjar
kecil yang dinamakan kelencar buah kacang pada otak bagian
tengah
5. Psikologi Daya/Psikologi Kekuatan/Psikologi Vermogen
Menurut konsep lama konsep daya/kekuatan/vermogen adalah
barang sesuatu yang betul betul ada dan menjadi pangkal gejala
gejal jiwa. Menurut konsep psikologi daya yang baru yang
berkembang di Jerman abad ke 18, kata vermogen mendapat arti
lain, yakni vermogen berarti kemungkinan terjadinya pekerjaan
jiwa.

Vermogen

bukan

lagi

yang

menyebabkan

terjadinya

pekerjaan atau fungsi jiwa melainkan memungkinkan kejadian itu


saja.
6. Dikotomi dan Trikotomi Jiwa
Dikotomi jiwa yang telah banyak dianut oleh banyak filsuf
zaman kuno kembali dikembangkan. Salah satu tokoh filsuf yang
masih menganut dikotomi jiwa ialah Chr. Wolff (1679-1754).
Dikotomi jiwa membagi kekuatan jiwa menjadi dua macam yakni
mengenal dan menghendaki, kognisi dan konasi.Wolff meyakini
adanya kesatuan hidup kejiwaan, ia mencoba memperoleh satu
kekuatan pokok sebagai sebab dari kesanggupan jiwa. Kekuatan itu
selanjutnya dibagi bagi lagi menjadi kekuatan kekuatan yang
banyak

jumlahnya,

misalnya

kekuatan

mencerap

(persepsi),

mengingat dan sebaginya.


Tahun 1775 M Tenten mengajukan pembagian atas tiga
kejiwaan yakni Denken

(berpikir), Empfinden (perasaan), dan

Vollen (menghendaki) yang disebut dengan trikotomi jiwa. Tokoh


lain misalnya Ki Hadjar Dewantara (1952) mengajukan trisakti jiwa
yakni cipta, rasa dan karsa. Immanuel Kant (1724 1804) filsuf
dari Jerman juga mengikuti pembagian trikotomi jiwa tersebut.
Kant menulis buku Kritik der praktisschen Vernunft (1788) yang

antara lain membicarakan tentang pengertian watak atau karakter


dalam

arti

etis

dan

normatif.

Dalam

bukunya

yang

lain

Antropologie ia membahas tentang watak dalam arti deskriptif


atau

kepribadian.

Watak

sebagai

kualitas

kualitas

yang

membedakan antara satu orang dengan yang lain. Kant juga


membahas tentang tempramen dan mengadakan penggolongan
watak.
7. Psikologi di Bawah Empirisme
Filsafat empirisme berkembang di Inggris pada abad ke 17 dan
menjadi pedoman

orang dalam memperoleh ilmu pengetahuan.

Tokoh tokoh empirisme saat itu diantaranya :


a. Francis Bacon ( 1561 1623 )
Bacon berusaha melepaskan diri dari ajaran Aristoteles. Ia
menulis buku Novum Organum yang berisi ajaran logika atau
semantik. Kaitannya dengan psikologi Bacon berpendapat bahwa
psikologi harus dipelajari terlepas dari teologi (filsafat agama).
Psikologi mempelajari gejala gejala kesadaran . Ia ingin
menyelidiki ilmu jiwa seperti ilmu alam, yakni dengan mencari
unsur unsur yang sederhana yang disebut elemen elemen
jiwa.
Cita cita Bacon mengenai psikologi empiris tidak terwujud
karena kurang tegas rencananya. Ia tidak menghiraukan nilai
nilai ilmu pasti dalam ilmu alam. Metode induktif deduktif baru
dipraktikan
Newton.

pada masa toko tokoh Kepler, Galilei dan Isac

Maka

pada

abad

ke

17

dan

seterusnya

ilmu

penegtahuan menjadi lebih berkembang.


b. John Locke (1632 1704)
John Locke merupakan salah satu tokoh empirisme dan
terkenal dengan teori tabula rasa. Dalam teoriya tentang jiwa
manusia ia menyatakan :
Jiwa itu tidak mempunyai pengertian

- pengertian

pembawaan. Ia berpendapat bayi yang baru lahir jiwanya bersih


laksana kertas putih yang masih kosong, seperti blebekan lilin
putih. Jiwa tersebut akan terisi kesan apa tergantung dengan
kesan kesan yang masuk dari pengalaman

Pengetahuan sensasi dan pengetahuan refleksi keduanya


merupakan pengertian tunggal yang disebut

simple idea.

Dengan cara beasosiasi atau berhubung hunbungan antara


berbagai pengetahuan tunggal tersebut maka dapat terbentuk
pengetahuan yang kompleks. Oleh karena itu psikologi yang
dikembangkan oleh John Locke disebut juga dengan psikologi
asosiasi. Namun pada kenyataanya ia tidak selalu dapat
memakai metode induktif.
8. Psikologi Asosiasi Abad ke 19
Psikologi asosiasi pada awalnya meniru ilmu gaya atau
mekanika tetapi semakin lama orang menegrti bahwa dengan
mempelajari psikologi selaku ilmu alam , orang tidak dapat
menerangkan semua gejala hidup.
Ciri ciri psikologi asosiasi pada saat itu adalah :
a. Psikologi asosiasi adalah psikologi elemen. Jiwa adalah
kumpulan elemen elemen . Kesatuan jiwa itu tidak ada
b. Psikologi asosiasi bersifat ilmu pengetahuan alam. Metode
yang digunakan adalah metode analaisis dan sintesis
c. Psikologi asosiasi hendak membuktikan bahwa kehidupan
jiwa dikuasai oleh hukum sebab akibat ( kausalitas ). Jiwa
diperlukan sebagi benda biasa
d. Psikologi asosiasi bersifat sensualitas. Gejala kejiwaan ialah
pada penginderaan. Gejala gejala mengenai benda
benda dari luar dipandang sebagai gejala primer. Perasaan
dan menghendaki bersifat sekunder.
e. Psikologi asosiasi bersifat mekanistis.

Jiwa

dipandang

sebagai mesin. Semua gejala jiwa dikuasai oleh hukum


asosiasi. Jiwa dianggap sebagai penerima saja (pasif )
f. Psikologi asosiasi adalah psikologi umum. Yang dipelajari
adalah berlakunya hukum hukum

yang tampak pada

setiap manusia biasa.


John Stuart Mill mempelopori aliran psikologi aliran baru yang
tidak berpegang pada mekanika melainkan pada ilmu kimia. Mill
memakai asas asosiasi dan asas persenyawaan dari ilmu kimia.
Menurut

ilmu

persenyawaan

kimia
dari

kesatuan
elemen

kesatuan

elemen

terjadi

tunggal.

karena
Dalam

persenyawaan tersebut orang tidak dapat membedakan elemen


elemen yang ada didalamnya. Dengan menambahkan prinsip
persenyawaan

pada

psikologi

asosiasi,

maka

psikologi

meninggalkan sifatnya yang mekanistis


9. Psikologi Sebagai Ilmu Yang Mandiri
Psikologi dikukuhkan sebagi ilmu yang mandiri oleh William
Wundt dengan didirikannya Laboratorium Psikologi petama di
Lepzing

pada

tahun

1879

dan

mendapat

pengakuan

dari

universitas pada tahun 1886. Metode yang digunakan Wundt


adalah

metode

eksperimen

pengetahuan

alam.

Ia

bependapat

bahwa

banyak faedahnya bagi psikologi oleh karenanya ia

menetapkan bidang kerja psikologi dan eksperimennya.


Eksperimen yang dilakukan Wundt terutama mengenai gejala
pengamatan dan tanggapan manusia seperti persepsi, reproduksi,
ingatan, asosiasi dan fantasi. Sementara untuk gejala yang lebih
tinggi seperti berpikir, eksperimennya jarang dapat dilakukan.
Wundt juga menggunakan metode analisis sintesis. Ia
berpandangan bahwa hidup kejiwaan itu merupakan suatu totalitas
atau keseluruhan, suatu kebulatan. Berdasarkan analisisnya Wundt
berpendapat ada dua macam elemen jiwa yakni tanggapan dan
perasaan perasaan. Menurutnya gejala kejiwaan itu tidak tetap,
selalu berubah. Gejala gejala kejiwaan tersebut adalah kejadian
kejadian atau proses proses.
Psikologi Modern memilki khas dan terdapat perbedaan
dengan psikologi kuno. Peredaan anatara psikologi kuno dengan
psikologi modern adalah sebagai berikut :
No.
1.

Psikologi Kuno
Psikologi Modern
Psikologinya
adalah Psikologinya
totalitas
yakni
psikologi

unsur

mendasarkan

yakni berpangkal pada keseluruhan

pandangan psychophysis

pada elemen dan unsur


unsur yang berdiri sendiri
dan

diselidiki

sendiri

sendiri

2.

Dalam

peninjauannya

mencari

hukum

Dalam meninjau kehidupan

sebab kejiwaan

melihat

hubungan

akibat, hukum kausal dan kejiwaan sebagai bagian dari


bersifat mekanis.

kehidupan

manusia,

kehidupan
manusia

sebagai

kejiwaan
sebagai

dari

makhluk

hidup yang mempunyai tujuan


tertentu, jadi meninjau secara
3.

teologis.
Meninjau kehidupan secara
Meninjau
terpisah
yakni

dari

kehidupan

subjeknya, berdasarkan

manusia.

jiwa
dalam

Maka hubnungannya

dengan

disebut kehidupan jiwa yang subjeknya yakni manusia. Maka


pasif

disebut kehidupan jiwa yang


aktif.

B. Aliran - Aliran Psikologi


1. Strukturalisme
Strukturalisme merupakan

aliran pertama dalam psikologi

yang dikemukakan oleh Wilhlem Wundt, seorang tokoh

yang

pertama kali mempelajari psikologi sebagai ilmu otonom yang


mandiri.
Wundt dan pengikut pengikutnya disebut strukturalis karena
mereka berpendapat bahwa pengalaman mental yang kompleks
itu sebenarnya adalah struktur
keadaan mental

yang terdiri atas

keadan

yang sederhana , seperihalnya persenyawaan

kimiawi yang tersusun dari unsur unsur kimiawi. Mereka bekerja


atas dasar premis bahwa bidang usaha psikologi itu terutama
adalah menyelidiki struktur kesadaran dan mengembangkan
hukum hukum pembentukannya.
Untuk mengetahui isi dari struktur kejiwaan kaum strukturalis
menggunakan metode introspeksi atau mawas diri, yaitu orang
yang menjalani percobaan diminta untuk menceritakan kembali
pengalaman pengalamannya atau perasaan perasaanya
setelah

ia

melakukan

eksperimen.

Misalnya,

kepada

orang

percobaan ditunjukkan sebuah warna atau bentuk, setelah itu


diminta untuk mengatakan apakah bentuk itu indah atau tidak
indah, menarik atau tidak menarik dan sebagainya. Karena
metode introspeksi ini, strukturalisme dapat juga disebut sebagai
psikologi intorspeksi (introspective psychology)
Penginderaan ialah penangkapan terhadap rangsangan
rangsangan yang datang dari luar dan dapat dianalisa sampai
elemen elemen yang terkecil. Wundt percaya bahwa elemen
terkecil

dari

penginderaan

merupakan

elemen

terkecil

dari

pengalaman.
Perasaan adalah sesuatu yang dimiliki dalam diri kita, yang
tidak terlalu dipengaruhi dan tidak merupakan reaksi langsung
terhadap rangsangan rangsangan dari luar. Perasaan oleh Wundt
dibedakan dalam 3 pasangan yakni :
a. Lust unlust atau pleasant unpleasant ( senang tidak
b.

senang )
Erregung

beruhigung

atau

excitement

calm

( bersemangat tenang )
c. Spannung - losung atau strain relaxation ( tenang santai )
2. Fungsionalisme
Aliran psikologi fungsionalisme merupakan reaksi terhadap
aliran strukturalisme tentang tanda tanda keadaan mental. Jika
para strukturalis bertanya Apa kesadaran itu? maka lain halnya
dengan kaum fungsionalis yang bertanya Untuk apa kesadaran
itu ?
Fungsionalisme merupakan paham yang tumbuh di Amerika
Serikat dengan sifat sifat bangsa Amerika yang serba praktis
dan pragmatis. Sementara Strukturalisme tumbuh di Jerman di
tengah tengah bangsa yang terkenal dengan keahliannya dalam
berfilsafat.Dengan demikian perbedaan latar belakang tersebut
menimbulkan pula berbagai perbedaan dalam pandangan antara
kedua aliran ini.
Strukturalisme
Fungsionalisme
Pendekatan gejala psikis
Secara struktul : pengalaman - Secara fungsional : pengalaman
pengalaman
kesadaran
kesadaran
dilihat
dalam
dianalisis dalam unsur
hubungan dengan fungsiunya

unsurnya.

untuk
hidup,dan
menyesuaikan diri baik secara
psikis maupun secara sosial.

Pertanyaan yang timbul :


Apa unsur unsurnya dan Mengapa dan buat apa suatu
bagaimana unsur unsur itu tingkah laku itu dierbuat orang?
bergabung?
Memperhatikan
isi
jiwa Menitikberatkan
aksi
dari
seseorang
Jiwa
seseorang

seseorang
merupakan Jiwa seseorang diperlukan untuk

penggabungan

berbagai melangsungkan kehidupan dan

pengalaman kesadaran
Metode
fungsionalisme

berfungsi untuk penyesuain diri.

observasi

yang

digunakan

dikembangkan

untuk

mengatasi

oleh

aliran

kelemahan

kelemahan metode introspeksi. Metode observasi terbagi menjadi


dua macam, yaitu metode fisiologis dan metode variasi kondisi.
Metode fisiologis adalah cara menganalisis gejala kejiwaan
dengan meneliti proses fisiologis ( proses faal ) yang terjadi dalam
diri seseorang yang bersangkutan. Mislanya, mengapa orang
dapat

melihat

sebuah

benda,

dapat

diterangkan

melalui

kenyataan bahwa ada sumber cahaya yang memancarkan


gelombang gelombang cahaya yang sampai ke alat penerima
( respector ) dan melaui saraf tertentu impuls impuls dari
respector ini diteruskan ke pusat penglihatan sehingga akhirnya
orang tersebut dapat melihat benda.
3. Asosiasionisme
Asosiasionisme adalah aliran yang banyak menekankan pada
hukum hukum asosiasi untuk menerangkan berbagai gejala
kejiwaan . Aliran ini dapat di bagi menjadi dua bagian yakni
Asosiasionisme

Lama

dan

Asosiasionisme

Baru

atau

Neo

Associationism. Asosiasionisme Lama sudah berkembang sejak


Aristoteles mengemukakan hukum hukum terjadinya asosiasi
yaitu

Simiarity atau kesamaan , Contrast atau perlawanan dan

Contiguity atau kedekatan.

Salah satu tokoh Asosiasionisme Lama antara lain Hobbes.


Hobbes sebagai pelopor psikologi di Inggris mengemukakan bahwa
jiwa terdiri dari 3 bagian yaitu ; Sensation, recall dan association.
Sensation

adalah

proses

dimana

seseorang

menerima

rangsangan , recall adalah proses dimana seseorang memproduksi


kembali

sesuatu

yang

pernah

dirasakan

atau

dialami,

dan

association adalah proses terjadinya penggabungan antara satu


rangsang dengan rangsang yang lain. Selanjutnya, proses proses
penggabungan itu maka seseorang dapat berpikir.
Proses terjadnya asosiatif antara satu rangsangan dengan
rangsangan yang lain dan satu respon dengan respon yang lain ,
Hobbes mengemukakan bahwa Objek objek di luar kita
mempengaruhi

kita

melalui

macam

macam

perangsangan , misalnya melalui cahaya atau suara.

bentuk
Proses

tersebut oleh Hobbes disebut Physical Motion (gerakan fisik).


Proses ini terjadi pada alat alat dan fungsi fungsi indera. Jika
proses perangsangan berhenti , maka physical motion juga
berhenti dan yang tertinggal adalah proses lanjutannya yang
dsebut fancy ( kenangan). Proses proses lanjutan ini terjadi
secara berurutan dan ini disebut sebagai successive association .
Apa yang dikemukakan oleh Hobbes menunjukkan bahwa faktor
faktor pengalaman dan perangsangan adalah penting agar terjadi
pemikiran.
Selanjutnya Asosiasionisme Baru dikenal dan berkembang pula
dengan tokoh tokohnya seperti Herman Ebbinghaus dan

E.L.

Thorndike. Letak perbedaan antara Asosiasionisme Lama dan


Asosianisme Baru adalah cara pendekatannya dalam penyelidikan

peneyelidikannya.

Asosiasionisme

Lama

memulai

berbagai

penyelidikannya dari mempelajari efek efeknya baru kemudian


sebab sebabnya, sedangkan Asosiasionisme Baru sebaliknya
yakni

memulai

penyelidikan

penyelidikannya

dengan

mempelajari sebab - seba suatu proses psikis dan baru kemudian


meneyelidiki efek efeknya.
Sebagai contoh dari aliran Asosianisme Baru ialah eksperimen
dari

Ebbinghaus.

Ia

meneyelidiki

tentang

proses

lupa.

Ia

memberikan sederetan suku kata yang tak bermakna kepada


orang orang percobaanya, seperti pep, tet, det dan sebagainya.
Suku kata yang tak bermakna ini lebih sukar diingat daripada kata
kata yang bermakna. Oleh karena itu suku suku kata tak
bermakna itu sangat sesuai untuk mengukur daya ingatan
seseorang. Dari hasil percobaanya, Ebbinghaus mendapatkan
bahwa jumlah suku kata yang dilupakan jauh lebih besar pada saat
orang percobaan baru saja mempelajari suku - suku kata itu,
daripada saat ia sudah agak lama mempelajarinya.

4. Psikologi Psikoanalisis
Dalam teori Freud dinyatakan bahwa satu satunya hal yang
mendorong

kehidupan

manusia

adalah

dorongan

id

(libido

seksualita), mendapat tantangan keras. Dalam libido seksualita,


seseorang

berusaha

mempertahankan

eksistensinya

bermaksud memenuhi hasrat seksualnya.

karena

Dalam pandanga

psikologi humanistik, teori Freud hanya menjelaskan adanya


kebutuhan ynag paling mendasar dari manusia, yaitu kebutuhan
fisioligis dan tak mampu memberikan untuk empat kebutuhan
manusia yang lain.
Menurut Freud, sumber utama konflik atau gangguan
gangguan mental terletak pada ketidaksadaran ini, karena itu agar
bisa mempelajarinya, Freud mengembangkan teknik psikoanalisis,
yang sebagian besar didasarkan atas interpretasi arus pikiran
pasien yang diasosiasikan secara bebas dan analisis mimpi yang
isi maupun metodenya menggunakan sudut pandang yang radikal.
Kesadaran hanyalah sebagian kecil saja dari kehidupan mental;

sedangkan bagian terbesarnya adalah ketidaksadaran atau alam


bawah sadar.
Selain itu, Freud juga mengatakan bahwa dalam diri seseorang
terdapat tiga sistem kepribadian, yang disebut id, Ego dan
superego. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan
dorongan biologis manusia - pusat insting (Rakhmat, 1994:19).
Ego adalah mediator antara hasrat hasrat hewani dan tuntutan
rasional dan realistik.
5. Psikologi Behaviorisme
Ciri utama dari behaviorisme ialah menggunakan pendekatan
objektif dalam mempelajari manusia, berdasarkan pendekatan
yang mekanistik dan materialistik. Aliran behaviorisme timbul di
rusia

tetapi

kemudian

berkembang

pula

di

Amerika,

dan

merupakan aliran ynag mempunyai pengaruh cukup lama.


6. Psikologi Hormic
Aliran psikolgi ini sebenarnya banyak persamaannya dengan
aliran Behaviorisme, antara lain keduanya hanya mempelajari
tingkah laku, tanpa mau dirisaukan dengan persoalan persoalan
pandangan pandangn tentang kesadaran.
Dorongan dasar dari suatu tingkah laku adalah instinct (naluri)
yang

merupakan

pembawaan

psikofisik

(psychophysical

disposition). Naluri ini mempunyai aspek teleologis (artinya:


mempunyai suatu hubugan tertentu) atau purposive (artinya
mempunyai yujuan tertentu)dan inilah yang membuat tingkah laku
selalu

bertujuan.

Dalam

bukunya

Introduction

to

Social

Psychology (1908). Mc Dougall menyatakan bahwa semua tingkah


laku pada hakikatnya dapat dikembalkan pada naluri naluri yang
mendasarinya, isalya daam hal emosi:
a. Emosi takut didasari oleh naluri melarikan diri
b. Emosi heran didasari oleh naluri ingin tahu
c. Emosi mesrah atau kasih sayang didasari oleh naluri orang tua

7. Aliran psikologi Gestalt


Aliran Gesalt ini tidak mengemukakan elemen, melainkan
keseluruhan. Karena kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin
dianalisis kedalam elemen elemen akan tetapi harus dipelajari
secara total, menyeluruh. Menurut psikologi Gesalt, manusia tidak
memberikan respon pada stimulus secara otomatis. Manusa dalah
organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi.
Teori Gestalt menyebutkan bahwa yang dimaksud belajar
adalah perubahan perilaku yang terjadi melalui pengelaman. Teori
ini

bukan

menyuruh

klien

untuk

menghafal,

tetapi

belajar

memecahkan masalah, merumuskan hipotesis, dan mengujinya.


Akhirnya, dengan bimbingan konselor, klien mampu membuat
kesimpulan.
Pendekatan fenomenologis menjadi salah pendekatan yang
eksis di psikologi. Dengan pendekatan ini, para tokoh Gestalt
menunjukan bahwa studi psikologi dapat mempelajari higher
mental process, yang selama ini dihindari karena abstrak, namun
tetap dapat mempertahankan aspek ilmiah dan empirisnya.
Pandangan Gestalt menyempurnakan aliran behaviorime dengan
menyumbangkan ide untuk menggali proses belajar kognitif yang
berfokus pada higher mental process. Adanya perceptual field
diinterprestasikan menjadi lapangan kognitif, di mana prosesproses mental seperti persepsi, insight, dan problem solving
beroperasi

8. Psikologi Humanistik
Gerakan ini merupakan gerakan psikologi yang merasa tidak
puas dengan psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan mencari
alternatif psikologi yang fokusnya adalah manusia dengan ciri ciri
eksistensinya.

Manusia adalah makhluk yang kreatif, yang dikendalikan oleh


kekuatan kekuatan ketidaksadaran psikoanalisis, melainkan
oleh nilai nilai dan pilihan pilihanya sendiri.
Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yang
memusatkan perhatiannya pada masalah masalah kemanusiaan.
Psikologi harus mempelajari kedalaman sifat manusia, selain
mempelajari perilaku yang nampak juga mempelajari perilaku yang
tak

nampak;

mempelajari

kesadaran

sekaligus

mempelajari

ketidaksadaran. Intropeksi sebagai suatu metode penelitian yang


telah

disingkirkan,

harus

dikembalikan

lagi

sebagai

metode

penelitian psikologi. Psikologi harus mempelajari manusia bukan


sebagai tanah liat yang pasif, yang ditentukan oleh kekuatan
kekuatan dari luar, tetapi manusia adalah makhluk yang aktif,
menentukan garaknya sendiri, ada kekuatan dari dalam untuk
menentukan perilakunya.
Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:
a. Memusatkan perhatian pada respon yang mengalami, dan
karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer
dalam mempelajari manusia.
b. Menekankan pada kualitas kualitas yang khas manusia, seperti
kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan dri pemikiran tentang
manusia ynag mekanistis dan redoksionistis.
c. Menyandarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah
masalah yang akan dipelajari dan prosedur prosedur
penelitian yang akan digunakan.
d. Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang penuh
pada kemuliaan dan martabat manusia serta terarik pada
perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misik
dan sexton, 1988). Selain maslow sebagai tokoh dalam psikologi
humanistik, juga carl rogers (1902 1987) yang terkenal denga
client centered therapy.
9. Psikologi Kognitif

Gerakan ini tidak lagi memandang manusia sebagai makhluk


yang

bereaksi secara

pasif

terhadap

lingkungan,

melainkan

sebagai makhluk yang selalu berfikir (homo sapiens).


Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa

organisasi

kepribadian manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran


yang satu sama lain saling terkait dalam lapangan kesadaran
(kognisi). Dalam teori ini, unsur psikis dan fisik tidak dipisahkan
lagi, karena keduanya termasuk dalam kognisi manusia.
Ciri-ciri Aliran Kognitif
Beberapa ciri dan aliran kognitif ini antara lain :
1) Mementingkan suatu yang ada dalam diri manusia,
2) Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian,
3) Mementingkan peranan kognitif
4) Mementingkan kondisi waktu sekarang
5) Mementingkan pembentukan struktur kognitif
6) Mengutamakan keseimbangan dalam diri manusia
7) Mengutamakan insight (pengertian, pemahaman).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Psikologi pada zaman kuno masih menjadi satu bagian dengan
filsafat sehingga pada saat itu belum ada pembuktian empirik,
berbagai teori dikemukakan berdasarkan argumentasi.
2. Psikologi pada zaman pertengahan masih belum bisa lepas dari
filsafat, berbagai teori masih berdasarkan argumen atau spekulasi.
Perbedaanya pada zaman pertengahan Filsafat dan budaya

dengan tunduk pada ajaran agama. Sehingga Ilmu pengetahuan


termasuk psikologi kurang bisa berkembang.
3. Psikolgi di bawah pengaruh humanisme mengarah pada psikologi
empiris. Orang orang mulai meninggalkan gaya berpikir skolastik
zaman

pertengahan

dengan

metode

deduktif

selanjutnya

humanisme mulai mengembangkan pemikiran pemikiran dengan


metode induktif.
4. Psikologi menjadi ilmu yang mandiri baru bisa terwujud pada abad
ke 19. Dengan fokus kajian nya pada perilaku manusia atau gejala
gejala kejiwaan. Pada masa itu mulai memakai pendekatan atau
metode dalam mempelajari psikologi, berbagai teori muncul
berdasarkan pembuktian tidak berdasrkan spekulasi.
5. Ciri ciri psikologi modern anatara lain :
- Psikologinya totalitas yakni berpangkal pada keseluruhan
psychophysis,
- Dalam meninjau kehidupan kejiwaan melihat hubungan kejiwaan
sebagai bagian dari kehidupan manusia, sebagai kehidupan
kejiwaan dari manusia sebagai makhluk hidup yang mempunyai
tujuan tertentu, jadi meninjau secara teologis.
- Meninjau kehidupan jiwa berdasarkan dalam hubnungannya
dengan subjeknya yakni manusia. Maka disebut kehidupan jiwa
yang aktif
6. Aliran psikologi strukturalisme merupakan aliran psikologi pertama
yang mempelajari psikologi sebagai ilmu otonom yang mandiri.
Aliran ini menggunakan metode introspeksi yakni menceritakan
kembali pengalaman pengalaman atau perasaan perasaan
setelah eksperimen dilakukan. Aliran ini menyatakan bahwa
pengalaman mental
struktur

yang kompleks itu sebenarnya adalah

yang terdiri atas

keadan keadaan mental

sederhana , seperihalnya persenyawaan

yang

kimiawi yang tersusun

dari unsur unsur kimiawi.


7. Aliran psikologi fungsionalisme mempelajari apa tujuan atau akhir
dari aktivitas, mempelajari fungsi dari tingkah laku dan proses
mental, tidak hanya berhenti pada struktur mental saja. Metode
eksperimen yang digunakan oleh kaum fungsionalis ialah metode
observasi tingkah laku ( observation of behavior).

8. Asosiasionisme

adalah aliran yang banyak menekankan pada

hukum hukum asosiasi untuk menerangkan berbagai gejala


kejiwaan.
9. Aliran Gestalt tidak mengemukakan elemen jiwa, melainkan
keseluruhan. Karena kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin
dianalisis kedalam elemen elemen akan tetapi harus dipelajari
secara total, menyeluruh. Pendekatan yang dipakai adalah
pendekatan fenomenologi.
10. Aliran psikologi kognitif menyatakan bahwa manusia tidak memberikan respons
secara otomatis kepada stimulus yang dihadapkan kepadanya kerena manusia adalah
makhluk aktif yang dapat menafsirkan lingkungan dan bahkan dapat mendistrosinya
(mengubahnya).

DAFTAR PUSTAKA

Fudyartanta,KI.2012.Psikologi Kepribadian.Yogyakarta : Pustaka Pelajar


Dirgagunarsa, Singgih.1975.Pengantar Psikologi.Jakarta : Mutiara
Sumber Widya
Mashudi, Farid.2012.Psikologi Konseling.Yogyakarta : IRCiSoD
Sobur,Alex.2007.Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah.Bandung : CV
Pustaka Setia
Walgito, Bimo.2012. Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta : CV Andi
Offset

Você também pode gostar