Você está na página 1de 49

TRIBOLOGY

Viktor Malau
Departemen Teknik Mesin Dan Industri
Fakultas Teknik
UGM

REFERENCES
1. M. J. Neale, 2001, Lubrication and Reliability Handbook, Butterworth
Heinemann
2. I. M. Hutchings, 1995, Tribology: Friction and Wear of Engineering
Materials, Arnold, London
3. B. Bhushan, 2001, Modern Tribology Handbook, Principles of
Tribology, CRC Press
4. T.A. Stolarski, 2000, Tribology in Machine Design, ButterworthHeinemann.
5. B.J. Hamrock, 1994, Fundamentals of Fluid Film Lubrication, McGraw
Hill.
6. ASM Metals Handbook, Vol. 18, Friction, Lubrication, Wear
Technology.

TRIBOLOGI adalah ilmu pengetahuan dan teknologi tentang interaksi


antara dua permukaan yang saling kontak dan memiliki gerakan relatif
antara satu dengan lainnya.
TRIBOLOGI ini meliputi aspek
1. Gesekan (friction)
2. Keausan (wear)
3. Pelumasan (lubrication)
GESEKAN (friction) diartikan sebagai tahanan terhadap adanya sliding
relatif antara dua permukaan yang saling kontak akibat adanya beban
normal (N) yang bekerja pada permukaan tersebut. Dalam kondisi ini
diasumsikan bahwa kedua permukaan yang saling kontak (dalam skala
mikro) tidak memiliki permukaan yang betul-betul halus dan rata.

Ar

Ar

Ar = area kontak real, tegangan tinggi, deformasi plastis dan adhesive


bonding
B = area berisi oksida, tersisi pelumas atau udara

KEAUSAN (wear) didefinisikan sebagai kehilangan material secara


progresif dari suatu permukaan.
Parameter berpengaruh terhadap tingkat keausan antara lain:
1. Tekanan interface (tekanan kontak)
2. Suhu kerja
3. Luasan kontak
4. Kondisi physico-chemical dari permukaan yang bergesekan
5. Struktur kristalografi dan sifat mekanis material
6. Kehadiran atau ketidak-hadiran bahan pelumas.

Tipe Keausan
1. Keausan adhesi (adhesive wear)
2. Keausan abrasif (abrasive wear)
3. Keausan korosif (corrosive wear)
4. Keausan fatik (fatigue wear)
5. Keausan erosif (erosive wear)

Keausan adesif (adhesive wear)


Jika ada dua benda saling kontak/bergesekan dan salah satu memiliki
kekerasan lebih tinggi dari yang lainnya, maka benda lebih lunak akan
mengalami deformasi plastis. Selanjutnya bagian yang mengalami
deformasi plastis ini akan mengelupas / lepas dan menempel pada
benda yang lebih keras. Laju keausan adesif dipengaruhi oleh luas
kontak dan gaya normal yang bekerja.
Contoh:
kapur tulis dengan papan tulis,
pensil dengan kertas.

Keausan abrasif (abrasive wear)


Jika ada dua permukaan saling kontak dan bergesekan, partikel dari
salah satu permukaan atau kedua-duanya lepas dari permukaan tsb.
Contoh: sebuah logam digoreskan pada kertas pasir, dan sebuah logam
digerinda.

Keausan korosif (corrosive wear)


Keausan yang disebabkan oleh reaksi kimia atau reaksi elektrokimia
antara suatu permukaan dengan lingkungannya.

Keausan fatik (fatigue wear)


Keausan yang terjadi dalam hubungannya dengan beban berulang.

Keausan erosif (erosive wear)


Keausan terjadi akibat gesekan cairan yang mengalir dan bersentuhan
dengan permukaan benda.

Tipe gesekan (friction)


1. Static
2. Sliding
3. Rolling
4. Fluid

Static friction: gesekan yang terjadi pada suatu benda tanpa diikuti
gerakan. Contoh: saat anda duduk pada kursi, disini terjadi gesekan
statik. Gesekan statik tidak akan membangkitkan panas.

Sliding friction: gaya akan timbul bila suatu benda ditekan atau ditarik
pada permukaan suatu benda. Dalam hal ini gesekan yang terjadi akan
membangkitkan panas.

Rolling friction: gesekan yang terjadi akan lebih kecil (gesekan antara
permukaan dan rol atau roda, atau ball bearing. Panas timbul akibat
gesekan akan lebih kecil.

Fluid friction: gesekan yang timbul sebagai akibat suatu benda


bersentuhan dengan fluida (cairan, gas, udara). Contoh: sebuah roda
berputar di lantai. Selain gesekan rolling antara roda dan lantai, masih
ada gesekan antara roda dengan udara.

Kekasaran Pemukaan (surface roughness)

Arithmetic mean value

y a yb y c y n 1
1
Ra
yi y dx
n
n i 1
l0
n

Root-mean-square average

Rq

1 2
y y y y
1
2

yi y dx

n
n i 1
l 0

2
a

2
b

2
c

2
n

1/ 2

Pengukuran kekasaran permukaan


Kekasaran permukaan diukur dengan profilometers

Friction forces
Fs

Fs = s P
s = coefficient of static friction
= ~ 0,5

Fk = k P
k = coefficient of kinetic friction
k < s
Usaha yang dilakukan saat kondisi sliding (kinetic friction) akan
menghasilkan panas. KOEFISIEN gesek yang terjadi tergantung pada
kedua permukaan yang saling kontak.

Friction Laws
N

Ff

N = Normal force
Ff = Frictional force

A = Contact area
Area, A

Coulomb Law

= coefficient of friction
f =shear stress

Constant Shear Stress Law


m = friction shear factor
f = friction factor
k = shear yield strength
= flow stress of deforming matl

Ff f A f

N nA n

f n

f f m
mk
3
0 m 1

K N
m

mg sin

mg cos

mg

10-kg block,
Plane inclination of 30 degrees,
Coefficient of kinetic friction = 0.5
Blocks acceleration?

FG FK
a
m

FG mg sin
N mg cos
FK K N K mg cos

FG FK
a
gsin K gcos
m

a 0.656 m s

mg

mg sin S N cos

Coefficient of static friction s = 0.5

tan S 26.6
1

What angle the plane needs to be


inclined before the block begins
sliding under the influence of gravity ?
K N
m

mg sin
mg cos

mg

Harga koefisien gesek beberapa material

Wood on wood
Glass on glass
Steel on steel
Steel on steel with oil
Rubber on dry pavement
Ski on snow
Teflon on teflon

0,25 0,50
0,9 0 1,00
0,60
0,09
1,00
0,04
0,04

(tanpa satuan)

Gesekan dapat diturunkan dengan:


Membuat permukaan yang saling kontak lebih halus,
Memberi pelumas pada permukaan yang saling kontak.

Surfaces
Aluminum on aluminum
Aluminum on steel
Copper on steel
Steel on steel
Nickel on nickel
Glass on glass
Copper on glass
Oak on oak (parallel to grain)
Oak on oak (perpendicular to grain)
Rubber on concrete (dry)
Rubber on concrete (wet)

S
1,10
0,61
0,53
0,74
1,10
0,94
0,68
0,62
0,54
1,00
0,30

Surfaces
Aluminum on aluminum
Aluminum on steel
Copper on steel
Steel on steel
Nickel on nickel
Glass on glass
Copper on glass
Oak on oak (parallel to grain)
Oak on oak (perpendicular to grain)
Rubber on concrete (dry)
Rubber on concrete (wet)

K
1,40
0,47
0,36
0,57
0,53
0,40
0,53
0,48
0,32
0,90
0,25

Koefisien gesek pada Metalworking Processes


Process

Rolling
Forging
Drawing
Sheet metal forming
Machining

Cold
[]
0,05 - 0,1
0,05 - 0,1
0,03 - 0,1
0,05 - 0,1
0,5 2,0

Hot
[]
0,2 - 0,7
0,1 - 0,2
0,1 - 0,2
-

Lubrication of steel
Lubricant
Castor oil
Rape oil
Olive oil
Coconut oil
Lard
Oleic acid
Glycerine
Graphite oil
Paraffin

0.09
0.10
0.10
0.08
0.09
0.08
0.20
0.13
0.18

Koefisien gesek beberapa bahan polimer pada baja


pada suhu kamar
Material
Nylon
Nylon
PVC
PS
HDPE
PTFE
Rubber
Rubber

Condition
dry
wet
dry
dry
dry or wet
dry or wet
dry
wet

0.40
0.15
0.50
0.50
0.15
0.06
< 10
<4

Gesekan Dalam Fluida


Fluida adalah suatu zat / bahan yang terdeformasi kontinu
ketika mendapat tegangan geser (shear stress).
Fluida dapat berupa:
Cair (minyak, air, )
Gas (udara, H2, N2, )

Apa itu tegangan geser (shear stress) ?


Tegangan geser adalah komponen gaya tangensial pada
permukaan yang saling kontak.

moving

moving
fixed

fixed

Force [N]
Tegangan geser (rata-rata) =

Area [m2]

Deformasi Fluida
free

F
b

U: Velocity of Upper Plate

u=U

u=u
a

fixed

d
F ~ A
F ~ U
F ~ 1/t

u=0

AU
F
t

VISKOSITAS

AU
F
t

Tegangan
=
geser

Force
Area

Bentuk difrensial

Tegangan geser

U

t

Tegangan geser

Viskositas

du

dy

Newtonian Fluid
du

dy

du
dy

Newtonian Fluid
= constant

Ideal Fluid
=0

Non-Newtonian Fluid
= not constant
Ideal Plastic
= constant
> yield stress

Tegangan geser

Satuan Viskositas ?

du [m / s]
[N / m ]
dy [m]
2

: [ N / m s] [ Pa s]
2

N.s
lb.s
1

145
2
2
mm
in

Viskositas Kinematik
Viskositas kinematik:
Perbandingan antara viskositas dengan massa jenis

n
r

r : massa jesis (density) [kg/m3]

Dibedakan atas dua viskositas,

: Viskositas absolut atau dinamik


n : Viskositas kinematik

SAYBOLT UNIVERSAL
VISCOSIMETER

Satuan viskositas
Saybolt Universal Seconds
(SUS)

60 cc
60 oF

Temperatur (oF)
Viskositas Saybolt Universal Second (SUS)

Pengukuran Viskositas
D4 r g h
Viskositas absolut
128 Q L

Capillary tube

T

h
r1
3
2 r1

r
4

2 1

Viskositas kinematis n

dengan r ker apa tan fluida

Concentric cylinder viscosimeter

VISCOSITY INDEX (VI)

L y
VI
.100 %
LH

Z = viskositas
= 0,000 000 145 lb.s/in2.
n = putaran (rpm)
P = beban

Koefisien gesek, f

Sleeve Bearing

Persamaan PETROFF

F1 c
2
U r
F1 = gaya gesek tangensial tiap satuan panjang
bantalan
Tenaga yang diserap oleh bearing adalah:

T.n
British HP
63025

T.n
Metrik HP
71620

T = torsi gesek (lb in)


n = putaran (rpm)
d dan r dalam in

T = torsi gesek (kg cm)


n = putaran (rpm)
d dan r dalam cm

Temperatur (oF)

Pengaruh temperatur terhadap viskositas

Viskositas absolut reyns (lb.s/in2)

T.n
ISO kW
9 550 000

T = torsi gesek (N mm)


n = putaran (rpm)
d dan r dalam mm

Contoh: Tentukan tenaga hilang terserap oleh bantalan berdiameter


d = 4 in dan panjang 6 in. Clearance radial c = 0,002 in (merata
sekeliling bantalan) dengan putaran 900 rpm. Pelumas digunakan
SAE 10 pada suhu 175 oF.
Penyelesaian: Viskositas absolut SAE 10 pada suhu 175 oF
= 0,000 001 03 lb.s/in2.
Kecepatan keliling U = dn/60 = x 4 x 900/60 = 188,5 in/s.
Rumus Petroff
F1 = 2Ur/c = 2 x 0,00000103x188,5x2/0,002
= 1,22 lb/in
Torsi gesek T = F1 l r = 1,22 x 6 x 2 = 14,64 lb in.
Tenaga hilang terserap bantalan = Tn/63025 = 14,64x900/63025
= 0,209 HP.

DISTRIBUSI
BEBAN PADA
ROLLING BEARING

UMUR ROLLING BEARING

C
L10
P

L10h

10

60 n

L10 = Basic rated life (106 revolutions)


C = Basic dynamic load rating
P = Dynamic equivalent load
p = Exponent = 3 for ball bearings
= 10/3 for roller bearings

C
P

L10h = Basic rated life (hours)


C = Basic dynamic load rating
P = Dynamic equivalent load
p = Exponent = 3 for ball bearings
= 10/3 for roller bearings
n = Speed (rpm)

L adj

C
a 1 a 2 a3
P

Ladj = Adjusted life (106 revolutions)


a1 = Fakor keandalan (reliability)

Keandalan (%)

Ln

a1

90
95
96
97
98
99

L10
L5
L4
L3
L2
L1

1.00
0.62
0.53
0.44
0.33
0.21

p = Ekponen = 3 (bantalan bola), 10/3 (bantalan rol)


a2 = Faktor bahan (material) = 1 (bahan dicairkan di udara terbuka)
= 3 (bahan dicairkan dlm ruang vakum)

a3 = Faktor kerja = 1 (kondisi normal)


1 (bantalan bola dengan viskositas n 13 cSt)
1 (bantalan rol dengan viskositas n 20 cSt)
1 (putaran rendah 10000 rpm dibagi diameter
jarak bagi elemen gelinding)

1.0

Reliability factor Kr

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

90

92

94

96

Reliability R (%)

98

100

Kontak mekanik (mechanic contact)

1. Kontak Hertz (Hertzian contact) = kontak elastis


2. Kontak Non-Hertz (Non-Hertzian contact)
Kontak Hertz
1. Bola dengan bola
2. Bola dengan permukaan datar
3. Silinder dengan silinder
4. Silinder dengan permukaan datar

Bola vs Permukaan datar

Untuk z < 0

Você também pode gostar