Você está na página 1de 4

Anderson Darling dipilih karena jumlah sampel <25 dan biasa digunakan untuk mengetahui distribusi

dari data sampel. Serta lebih baik.

Kadar

P-value 0.626
1. Kekerasan
Pada sampel nilai kekerasan, didapat bahwa data tersebut berdistribusi normal yang artinya data
terdistribusi merata. Dimana dilihat dari P Value yang >0.05 , yakni 0.189. Dari gambar histogram
diperoleh grafik yang terletak melebihi nilai USL, sehingga kemungkinan terjadi permasalah pada tablet
seperti pemilihan eksipien yang kurang baik(mis. Binder) dan proses pembuatan yang tidak tepat .
Penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan mereduksi variabilitas proses melalui penggantian proses
yang baru serta penggantian jumlah material yang digunakan, misalnya
mengurangi jumlah binder pada formula.
2. Kerapuhan
Pada sampel nilai kerapuhan, didapat bahwa data tersebut berdistribusi tak normal yang artinya data tidak
terdistribusi merata. Dimana dilihat dari P Value yang <0.05 , yakni 0.024. Dari gambar histogram
diperoleh grafik yang melewati nilai USL, sehingga tablet dinilai terlalu rapuh . Hal ini kemungkinan
terjadi akibat adanya kesalahan dalam pemilihan eksipien, proses pembuatan kurang tepat, ataupun alat
kempa yang tidak tervalidasi (tekanan yang diberikan terlalu besar). Penanganan yang dapat dilakukan
yakni pengubahan formula, pergantian prosedur pembuatan dan dilakukan validasi ulang terhadap alat
kempa yang digunakan
3. Disolusi

Pada sampel nilai disolusi, didapat bahwa data tersebut berdistribusi tak normal yang artinya data tidak
terdistribusi merata. Dimana dilihat dari P Value yang <0.05 , yakni 0.014. Dari gambar histogram dapat
dilihat bahwa grafik melewati nilai USL namun juga mendekati nilai LSL . Hal ini kemungkinan terjadi
akibat adanya kesalahan pemilihan eksipien . Misalnya eksipien bersifat hidrofil atau hipofil. Jika bersifat
hidrofil maka akan lebih cepat terdisolusi. Selain itu konsenstrasi pengikat(binder) juga berpengaruh.
Semakin tinggi konsentrasi pengikat maka semakin meningkat daya ikat tablet sehingga disolusi akan
semakin lama.
4. Bobot
Pada sampel nilai bobot, didapat bahwa data tersebut berdistribusi normal yang artinya data terdistribusi
merata. Dimana dilihat dari P Value yang >0.05 , yakni 0.084. Dari gambar histogram dapat dilihat bahwa
grafil terletak ditengah antara USL dan LSL, yang artinya keseragaman bobot dari tablet baik.
5. Waktu Hancur
Pada sampel nilai waktu hancur, didapat bahwa data tersebut berdistribusi tak normal yang artinya data
tidak terdistribusi merata. Dimana dilihat dari P Value yang <0.05 , yakni 0.022. Dari gambar histogram
didapat bahwa grafik terletak mendekati nilai LSL yang artinya Waktu hancurnya terlalu cepat, hal ini
kemungkinan terjadi karena tablet terlalu rapuh . Hal ini dikarenakan alat kempa yang tidak tervalidasi
(tekanan yang diberikan terlalu besar). Penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan memvalidasi ulang
alat kempa

6. Kadar
Pada Sampel nilai kadar, didapat bahwa data tersebut berdistribusi normal yang artinya data terdistiribusi
merata . Dimana dilihat dari P Value yang >0.05 , yakni 0.626 . Dari gambar histogram diperoleh grafik
yang terletak ditengah antara USL dan LSL, yang artinya keseragaman kadar dari tablet baik
7. Kekerasan
Pada sampel nilai kekerasan, didapat bahwa data tersebut berdistribusi normal yang artinya data
terdistribusi merata. Dimana dilihat dari P Value yang >0.05 , yakni 0.189. Dari gambar histogram
diperoleh grafik yang terletak melebihi nilai USL, sehingga kemungkinan terjadi permasalah pada tablet
seperti pemilihan eksipien yang kurang baik(mis. Binder) dan proses pembuatan yang tidak tepat .
Penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan mereduksi variabilitas proses melalui penggantian proses
yang baru serta penggantian jumlah material yang digunakan, misalnya mengurangi jumlah binder pada
formula.
8. Kerapuhan
Pada sampel nilai kerapuhan, didapat bahwa data tersebut berdistribusi tak normal yang artinya data tidak
terdistribusi merata. Dimana dilihat dari P Value yang <0.05 , yakni 0.024. Dari gambar histogram
diperoleh grafik yang melewati nilai USL, sehingga tablet dinilai terlalu rapuh . Hal ini kemungkinan
terjadi akibat adanya kesalahan dalam pemilihan eksipien, proses pembuatan kurang tepat, ataupun alat
kempa yang tidak tervalidasi (tekanan yang diberikan terlalu besar). Penanganan yang dapat dilakukan
yakni pengubahan formula, pergantian prosedur pembuatan dan dilakukan validasi ulang terhadap alat
kempa yang digunakan
9. Disolusi
Pada sampel nilai disolusi, didapat bahwa data tersebut berdistribusi tak normal yang artinya data tidak
terdistribusi merata. Dimana dilihat dari P Value yang <0.05 , yakni 0.014. Dari gambar histogram dapat
dilihat bahwa grafik melewati nilai USL namun juga mendekati nilai LSL . Hal ini kemungkinan terjadi
akibat adanya kesalahan pemilihan eksipien . Misalnya eksipien bersifat hidrofil atau hipofil. Jika bersifat
hidrofil maka akan lebih cepat terdisolusi. Selain itu konsenstrasi pengikat(binder) juga berpengaruh.
Semakin tinggi konsentrasi pengikat maka semakin meningkat daya ikat tablet sehingga disolusi akan
semakin lama.
10. Bobot
Pada sampel nilai bobot, didapat bahwa data tersebut berdistribusi normal yang artinya data terdistribusi
merata. Dimana dilihat dari P Value yang >0.05 , yakni 0.084. Dari gambar histogram dapat dilihat bahwa
grafil terletak ditengah antara USL dan LSL, yang artinya keseragaman bobot dari tablet baik.
11. Waktu Hancur
Pada sampel nilai waktu hancur, didapat bahwa data tersebut berdistribusi tak normal yang artinya data
tidak terdistribusi merata. Dimana dilihat dari P Value yang <0.05 , yakni 0.022. Dari gambar histogram
didapat bahwa grafik terletak mendekati nilai LSL yang artinya Waktu hancurnya terlalu cepat, hal ini
kemungkinan terjadi karena tablet terlalu rapuh . Hal ini dikarenakan alat kempa yang tidak tervalidasi
(tekanan yang diberikan terlalu besar). Penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan memvalidasi ulang
alat kempa

Você também pode gostar