Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Krisis energi yang melanda bumi membuat negara-negara berlomba untuk
menciptakan energi baru dan terbarukan. Indonesia juga merupakan negara yang
sedang memantapkan bidang teknologi untuk menghasilkan energi pengganti
bahan bakar minyak.
Berdasarkan data tahun 2005 yang dirilis oleh ESDM tersirat bahwa pangsa
pasar konsumsi BBM adalah 54, 78% dari energi akhir. Penggunaan BBM ini
diperkirakan meningkat pesat, terutama untuk kebutuhan transportasi serta masih
banyaknya pembangkitan energi listrik yang masih menggunakan BBM sebagai
bahan bakar utama. [1]
Seperti yang diketahui Indonesia masih cenderung takut untuk menggunakan
PLTN disebabkan bahaya yang dapat merenggut banyak jiwa, lingkungan, dan
ekonomi. Diantara banyaknya orang yang menolak pendirian PLTN di Indonesia,
para peneliti berusaha menyakinkan masyarakat awam dengan bukti kecanggihan
teknologi beserta dengan keselamatan tingkat tinggi. Seperti yang telah dilakukan
BATAN yang telah meneliti kecelakaan nuklir yang pernah terjadi di dunia.
Harapannya adalah untuk dapat meningkatkan keselamatan PLTN sehingga PLTN
dapat dibangun di Indonesia dan membantu menyelesaikan masalah krisis energi.
Bom atom yang pernah terjadi di Hiroshima dan Nagasaki memberikan rasa
takut pada Indonesia untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan nuklir.
Bahkan kecelakaan PLTN yang belum lama terjadi di Fukushima membuat
Indonesia semakin menolak adanya PLTN. Tidak perlu ada yang ditakuti dengan
kegiatan yang berkaitan dengan nuklir selama masih ada sistem keamanan yang
terpadu.
1.2. Identifikasi Masalah
Permasalahan dalam
pembangunan
PLTN
adalah
bagaimana
sistem
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Negara Pengguna PLTN
Pembangkit listrik tenaga nuklir sudah beroperasi sejak tahun 1954. PLTN
dapat memproduksi listrik sama dengan pembangkit listrik lainnya, yaitu
memanaskan air untuk mendapatkan uap dan dapat memutar turbin. Yang berbeda
adalah bagaimana cara memanaskan airnya. PLTN memanaskan air dengan
menggunakan bahan bakar Uranium.
Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan dari reaksi nuklir yang melibatkan
atom-atom bahan bakar nuklir. Reaksi nuklir terdiri dari dua jenis, reaksi fisi dan
reaksi fusi. Reaksi fisi atau pembelahan inti atom terjadi secara berantai. Reaksi
ini menghasilkan energi yang besar. Pembelahan terjadi karena neutron
ditembakkan ke arah inti atom. Reaksi fisi dapat terjadi di alam. Contoh reaksi fisi
alam terjadi di Afrika. Bahan bakar yang dapat digunakan untuk reaksi fisi adalah
Uranium. Uranium bisa kita peroleh dari alam. Uranium adalah bahan yang secara
alami memiliki sifat dapat membelah. [2]
Reaksi nuklir lainnya yang sekarang dikembangkan adalah reaksi fusi atau
penggabungan inti atom. Reaksi ini juga menghasilkan energi yang sangat besar
sehingga bisa kita manfaatkan untuk memproduksi listrik. Bahan bakar yang
digunakan adalah atom hidrogen yang bisa kita peroleh dari air. Kita tahu bahwa
reaksi fisi yang terjadi di reaktor nuklir menghasilkan energi panas yang besar.
Energi panas ini kemudian digunakan untuk memanaskan air sampai mendidih
sehingga berubah menjadi uap. [2]
Berdasarkan data bulan Mei tahun 2012, disebutkan bahwa terdapat 435
reaktor daya nuklir yang beroperasi di dunia dan tersebar di 30 negara dan 72 unit
pembangkit sedang dibangun serta 5 unit reaktor padam (shutdown). PLTN sudah
berkontribusi listrik sejumlah 14% dari produksi listrik dunia pada tahun 2010.
Secara total, terdapat 13 negara yang mengandalkan energi nuklir untuk memasok
paling sedikit dari total kebutuhan listrik negara tersebut. Negara-negara
pemasok energi listrik dari PLTN terbesar untuk memenuhi kebutuhan listrik
mereka pada tahun 2011 adalah: [3]
Tabel 2. Negara Pemasok Listrik Terbesar dari PLTN [3]
yang
terus
berkembang
tingkat
keselamatannya
namun
tetap
system)
Sistem kelayakhunian ruang kendali (control room habitability system)
Sistem pendingin udara dan ventilasi, panas darurat (emergency heat,
Sedangkan fungsi utama dari sistem keselamatan yang dipasang pada PLTN
adalah: [3]
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejak pertama kali PLTN berdiri pada tahun 1954 dengan 435 reaktor nuklir yang
beroperasi, sudah tercatat 33 insiden dan kecelakaan. Kejadian dan kecelakaan tersebut
dapat dilihat pada Tabel 3 dimana sudah ada keterangan level kecelakaan menurut INES
(International Nuclear Events Scale). [3]
Tabel 4. Kejadian Insiden dan Kecelakaan PLTN [3]
10
Dengan melihat contoh kecelakaan PLTN di dunia, maka secara garis besar
penyebab kecelakaan tersebut sebagai berikut: [3]
Kecelakaan kehilangan pendingin (loss of coolant accidents)
Kecelakaan kritis (criticality accidents)
Kecelakaan panas peluruhan (decay heat accidents)
Kecelakaan akibat kesalahan manusia (human error)
Kecelakaan kegagalan komponen/peralatan.
Ada beberapa jenis analisis kecelakaan yang dapat digunakan dalam mengkaji
risiko kecelakaan PLTN diantaranya: [3]
1. Analisis desain
Salah satu aspek terpenting dalam proses desain reaktor nuklir adalah aspek
keselamatan reaktor itu sendiri. Sebelum membangun secara fisik terlebih
dahulu dibuat perencaaan perhitungan yang matang termasuk melakukan
simulasi kinerja keselamatannya dalam menghadapi kemungkinan kecelakaan.
[5]
2. Analisis lisensi
Direkomendasikan bahwa negara sedang berkembang sebaiknya melakukan
joint work, pelatihan dan teknik serta kode komputer melalui persetujuan
transfer teknologi. Harus dipertimbangkan metode/cara untuk mendapatkan
lisensi dari teknologi yang terkait melalui kontrak transfer teknologi. [6]
3. Analisis probabilitas keselamatan
Analisis keselamatan probabilistik dapat dilakukan dengan hasil yang baik bila
jenis dan tipe PLTN yang akan dibangun sudah pasti, karena ketelitian hasil
PSA sangat tergantung dengan analisis sistem. Dalam pasal 10 dan pasal 12 PP
No. 43 Tahun 2006 disebutkan bahwa analisis keselamatan probabilistic
disampaikan dalam proses perizinan konstruksi serta dapat dilakukan setelah
izin tapak diterbitkan. [7]
4. Analisis manajemen kecelakaan dan perencanaan kedaruratan
11
pengoperasian pembangkit.
Peningkatan persiapan kedaruratan yang meliputi persyaratan notifikasi
NRC dan pusat operasi NRC dan peningkatan keselamatan dan kehandalan
pembangkit.
Pengembangan program inspektur dari NRC.
12
13
14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Kecelakaan pada PLTN dapat terjadi karena kesalahan manusia (human error),
kegagalan komponen/peralatan, kejadian eksternal (gempa, tsunami, banjir, dll),
penuaan alat, dan kejadian operasional (kecelakaan kehilangan pendingin,
kecelakaan panas peluruhan). Apabila kecelakaan telah terjadi, langkah-langkah
yang diambil untuk penanganan kecelakaan adalah identifikasi urutan kejadian
kecelakaan agar dapat memodifikasi desain yang lebih baik, serta menajemen
mutu harus dilakukan secara ketat.
4.2.
Saran
Dalam menganalisis penyebab dan penanganan kecelakaan PLTN ini masih
menggunakan data sekunder. Agar mendapatkan hasil analisa yang lebih
memuaskan lebih baik menggunakan data sekunder yang terpercaya. Pemilihan
topik kecelakaan ini masih sangat umum, dibutuhkan banyak para ahli di
bidangnya masing-masing untuk meneliti kecelakaan PLTN yang sangat
kompleks.
15
DAFTAR PUSTAKA
[1].Anonim. 2014. Understanding of the Accident & Reconstruction of the
Environment. Pendahuluan dalam Simposium Internasional Kecelakaan Nuklir
Fukushima. Yogyakarta, 19 Maret 2014
[2].Subagyo, Y., Irawan, Dimas., dan Santosa, Joko. 2007. Listrik dari Energi Nuklir.
Jakarta: Kementrian Negara Riset dan Teknologi
[3].Dewi, Dharu., Dewita, Erlan. 2012. Kajian Risiko Kecelakaan Operasi PLTN
Sebagai Pembelajaran Untuk PLTN Pertama Di Indonesia. Prosiding Seminar
Nasional Pengembangan Energi Nuklir V. Indonesia. pp 333-344
[4].Peryoga, Yoga., Madi, Eko., dan Pranoto, Alvini. 2007. Mengenal PLTN. Jakarta:
Kementrian Negara Riset dan Teknologi
[5].Abdullah, Ade Gafar. 2012. Analisis Sistem Keselamatan Pasif dan Inheren Pada
Kecelakaan PLTN Generasi Lanjut. Prosiding Seminar Nasional ke-18 Teknologi
dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir. Bandung, Indonesia. pp 149-164
[6].Suhaemi, Tjipta., Djainal, Djen Djen., Sudarno. 2009. Pengembangan PLTN Di
Korea Selatan: Pembelajaran Untuk Peningkatan Kemampuan SDM Nuklir
Indonesia. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional V SDM Teknologi Nuklir.
Yogyakarta, 5 November 2009
[7].Tjahyani, Sony DT. 2008. Kesiapan SDM Analisis Keselamatan Probabilistik
Dalam PLTN Pertama di Indonesia. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional
IV SDM Teknologi Nuklir. Yogyakarta, 25-26 Agustus 2008
[8].Yuliastuti., Nurlaila. 2007. Kesiapsiagaan Darurat Nuklir Pada Kecelakaan
Domestik PLTN. Prosiding Seminar Nasional ke-13 Teknologi dan Keselamatan
PLTN Serta Fasilitas Nuklir. Jakarta, Indonesia. pp 139-148
16