Você está na página 1de 17

Analisa Organik

Penentuan Struktur Molekul dari Senyawa tak dikenal: Senyawa X


harus Murni
Senyawa murni dapat dihasilkan : 1. Distilasi fraksinasi
2. KLT preparative
Bentuk Senyawa murni: 1. Cairan
2. padatan (Kristal)
Senyawa tak dikenal :
1. Uji Fisik :
a. Bentuk fisik : padat atau cair
b. Warna
c. Bau
d. Uji nyala
2. Tetapan fisik
a. Titik leleh/ titik didih
b. Indek bias
c. Putaran optic
3. Analisis awal (unsur)
F, Cl, Br, I, N, S , Logam
4. Test kelarutan
Air, aseton, NaOH, NaHCO3, HCl, H2SO4, H2PO4.
Lakmus
5. Tes pendahuluan penggolongan
a. Reagen, hasil, kesimpulan

UJI ORGANOLEPTIK
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya
penerimaan terhadap produk.

I. Uji Warna
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna
(berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya
tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer.
Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar
antara 380-780 nanometer.
Contohnya Warna Pelangi mengikut :
Merah (M), Jingga (J), Kuning (K),
Hijau (H), Biru (B), Indigo (I), Ungu (U).

Sampel X
- catat warna.. sampel murni,
- setelah dididihkan catat perubahan warnanya.
- ada beberapa senyawa yang awalnya tak berwarna, tetapi setelah didihkan
menjadi berwarna, karena terjadi oksidasi (oksigen dari air).
Contoh : aniline awalnya coklat kemerahan setelah dididihkan menjadi tak
Berwarna
- Cairan dan padatan yang berwarna atau tak berwarna , disebabkan karena
adanya gugus kromofor dalam molekul.
Seperti : Senyawa Nitro (NO2), quinon, senyawa azo (N=N), garam karbonium
(tripenilmetana) dan senyawa yang mempunyai sistim konjugasi (C=C-C=C-) dan
menghasilkan senyawa berwarna.

Ada beberapa senyawa tak berwarna tetapi setelah diberi pereaksi warna akan
terlihat berwarna dan menunjukkan ciri dari senyawa tertentu misalnya sbb :
Tabel uji warna dari senyawa tak dikenal
Deteksi
Minyak atsiri

Pereaksi
Merah sudan

Hasil reaksi
Warna merah (lipid)

Antrokuinon
Lemak

osmium tetraoksida
Larutan alkali 5%
Merah sudan

Hitam coklat
Merah
Merah

Tanin
Saponin
Pati
Selulosa

osmium tetraoksida
Larutan besi (III) klorida
iodium-gliserol
Larutan iodium
Larutan seng-klorida-iodium

Hitam-coklat
Hitam-biru atau hijau
Gumpalan kuning
Ungu-merah
Ungu-merah

Alkaloid

Asam hidroiodat
Pereaksi Meyer

Biru sampai ungu biru


Endapan putih

Flavonoid

Pereaksi Dragendrof
Serbuk magnesium-HCl

Merah bata
Jingga sampai merah

Triterpenoid

pekat
Asam asetat anhidrat dan

merah

Steroid

asam sulfat pekat


Asam asetat anhidrat dan
asam sulfat pekat

Biru atau ungu

TES NYALA API: adalah suatu prosedur analisis yang digunakan dalam ilmu
kimia untuk mendeteksi keberadaan unsur tertentu, terutama ion logam,
berdasarkan karakteristik spektrum emisi masing-masing unsur. Warna nyala api
secara umum juga bergantung pada temperatur; lihat warna nyala.
Prosedur: 0,1 gr sampel X dimasukkan dalam cawan porselin
- Catat warna
3

Catat nyalanya secara alami (kecil/kuat atau meletus)


Jika zat padat meleleh/ terbakar
Bau/ aroma
Residu

Residu ?
- Dinginkan
- + kan aquades bbrp tetes ukur dengan kertas lakmus
- + kan HCl encer , celupkan kawat platina (tembaga halide) dan dibakar ..
untuk menentukan jenis logam
Residu : Juga dicoba dilarutkan dalam :
- Etanol, toluene, barium benzoat, tembaga asetat, sukrosa

Unsur-unsur umum
Beberapa unsur umum dan warna nyalanya sebagai berikut
Simbol

Nama

Al

Aluminium

As
B
Ba
Be
Bi
Ca
Cd
Ce

Arsen
Boron
Barium
Berilium
Bismut
Kalsium
Kadmium
Serium

Co

Kobalt

Cr

Krom

Cs

Sesium

Warna
Putih perak, dalam kondisi sangat panas
seperti busur listrik, biru terang
Biru
Hijau terang
Hijau pucat/apel
Putih
Biru langit
Merah bata
Merah bata
Biru
Putih perak (kadang-kadang dilaporkan
sebagai hijau kebiruan)
Putih perak (kadang-kadang dilaporkan
sebagai hijau kebiruan)
Ungu biru
4

Cu(I)
Cu(II)

Tembaga(I)
Tembaga(II) (non-

Hijau kebiruan
Hijau

Cu(II)
Ge

halida)
Tembaga(II) (halida)
Germanium

Fe(II)

Besi(II)

listrik, biru terang, atau hijau yang berubah

Fe(III)
Hf
Hg
In
K

Besi(III)
Hafnium
Raksa
Indium
Kalium

Li

Litium

menjadi coklat jingga


Coklat jingga
Putih
Merah
Indigo/Biru
Lilak
merah krimson; tak terlihat melalui kaca

Mg

Magnesium

Mn (II)
Mo

Mangan (II)
Molibdenum

Na

Natrium

Nb

Niobium

biru kobalt
Hijau atau biru
Putih keperakan (kadang-kadang

Ni

Nikel

dilaporkan sebagai tak berwarna atau hijau

Fosforus
Timbal
Radium
Rubidium
Antimon
Skandium
Selenium
Timah
Stronsium

kebiruan)
Hijau kebiruan pucat
Biru/putih
Merah krimson
Merah-ungu
Hijau pucat
Jingga
Biru azure (biru langit)
Biru-putih
Merah tua [krimson hingga kirmizi

P
Pb
Ra
Rb
Sb
Sc
Se
Sn
Sr

Hijau-biru
Biru pucat
Emas, ketika sangat panas seperti busur

hijau
(tidak ada), tetapi untuk logam Mg yang
terbakar adalah putih intensif
Hijau kekuningan
Hijau kekuningan
Kuning terang; tak tampak melalui kaca

(scarlet)], kekuningan jika dilihat melalui


kaca hijau dan ungu jika dilihat melalui
Ta
Te
Ti
Tl
V
W

Tantalum
Telurium
Titanium
Talium
Vanadium
Tungsten

Itrium

Zn

Seng

Zr

Zirkonium

kaca kobalt
Biru
Hijau pucat
Putih keperakan
Hijau murni
Hijau kekuningan
Hijau
Merah tua (Carmine, Crimson, atau
Scarlet)
Tak berwarna (kadang-kadang dilaporkan
sebagai hijau kebiruan)
Merah lembut

Emas, perak, platina, paladium, dan sejumlah unsur lainnya tidak menghasilkan
warna nyala api karakteristik meskipun beberapa dapat menimbulkan percikan
(seperti logam titanium dan besi) dan garam berilium serta emas dilaporkan
terkumpul sebagai logam murni pada pendinginan.
Residu : Juga dicoba dilarutkan dalam :
- Etanol, toluene, barium benzoate, tembaga asetat, sukrosa

Uji Bau
Bau adalah zat kimia yang tercampur di udara, umumnya dengan konsentrasi yang
sangat rendah, yang manusia terima dengan indera penciuman. Bau dapat berupa
bau enak maupun tak enak. Istilah wewangian atau aroma digunakan terutama
pada industri makanan dan kosmetik untuk menggambarkan bau enak, dan kadang
digunakan untuk merujuk pada parfum.

Beberapa senyawa Organik mempunyai bau yang khas seperti :


- Alkohol mempunyai bau seperti ester
- Fenol mempunyai bau seperti amina
- Aldehid mempunyai bau seperti keton
Merkaptan, isonitril dan pentametilen memiliki bau yang berbeda dari yang lain
Beberapa senyawa yang mudah menguap atau yang mempunyai titik didih rendah
mempunyai bau yang khas (golongan rempah-rempah yaitu:
- anetol, karvon, mentol, aromatic, timol, pedas eugenol, vanillin
- merupakan bau yang mudah diingat.
- Senyawa eugenol, kumarin, zingiberase, safrol, metil salisilat, anisaldehid
dll
- Hidrokarbon mempunyai bau yang khas berbeda dari toluene, heksana,
isoprene, pinene dan naftalena.

Titik lebur/titik leleh dari sebuah benda padat adalah suhu di mana benda
tersebut akan berubah wujud menjadi benda cair. Ketika dipandang dari sisi yang
berlawanan (dari cair menjadi padat) disebut titik beku.

Titik leleh dari senyawa murni adalah temperatur dimana senyawa baik dalam
keadaan padat maupun cairan dalam keadaan kesetimbangan pada tekanan 1
atmosfir.
1. Suatu zat yang lebih tinggi daya tarik menarik antar molekul-molekulnya
akan lebih besar titik lelehnya.
2. Senyawa-senyawa yang mempunyai berat molekul yang sama, maka
senyawa yang lebih polar dan yang mempunyai struktur molekul yang lebih
semetris yang mempunyai titik leleh lebih tinggi.

3. Jadi titik leleh suatu zat sangat tergantung dari struktur molekul yang
merupakan salah satu dimensi fisis dari suatu zat.
Titik leleh didefinisikan sebagai temperatur dimana zat padat berubah menjadi
cairan pada tekanannya satu atmosfer.
Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami perubahan yang berarti dengan adanya
perubahan tekanan, oleh karena itu tekanan biasanya tidak dilaporkan pada
penentuan titik leleh, kecuali kalau perbedaan dengan tekanan normal terlalu besar.
Pada umumnya titik leleh senyawa organik mudah diamati sebab temperatur
dimana pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan temperatur dimana zat telah
meleleh semuanya.
Contohnya: suatu zat dituliskan dengan range titik leleh 122,1o-122,4oC daripada
titik lelehnya 122,3oC.
Jika zat padat yang diamati tidak murni, maka akan terjadi penyimpangan dari titik
leleh senyawa murninya. Penyimpangan itu berupa penurunan titik leleh dan
perluasan range titik leleh.
misalnya: suatu asam murni diamati titik lelehnya pada temperatur

122,1 o-

122,4oC penambahan 20% zat padat lain akan mengakibatkan perubahan titik
lelehnya dari temperatur 122,1o-122,4oC

menjadi 115oC-119oC. Rata-rata titik

lelehnya lebih rendah 5o dan range temperatur akan berubah dari 0,3oC jadi 4oC.
1. Pada unsur alkali memiliki satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika
jari-jari bertambah besar, hal ini menyebabkan titik leleh berkurang dari atas
kebawah dalam satu golongan.
2. Unsur halogen terikat oleh gaya Van der Waals yang lemah, gaya ini
bertambah jika jari-jari bertambah besar, oleh sebab itu titik leleh
bertambah besar dari atas ke bawah dalam satu golongan.
8

3. Kekuatan ikatan logam bertambah dari kiri ke kanan , sehingga titik leleh
bertambah dari kiri ke kanan dalam satu periode.
4. Gas mulia memiliki ikatan Van der Waals yang sangat lemah, sehingga titik
lelehnya sangat kecil. Titik leleh pada gas mulia ditentukan oleh besarnya
nomer atom. Semakin besar nomor atom maka titik lelehnya semakin tinggi.
Sementara itu, titik leleh dari karbon sangat tinggi.
Dalam menentukan titik leleh suatu zat, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
cepat atau lambatnya zat tersebut meleleh adalah :
1. Ukuran kristal, sangat berpengaruh dalam menentukan titik leleh suatu
zat. Apabila semakin besar ukuran partikel yang digunakan, maka semakin
sulit terjadinya pelelehan.
2. Banyaknya sampel suatu zat juga dapat mempengaruhi cepat lambatnya proses
pelelehan. Hal ini dikarenakan, apabila semakin sedikit sampel yang
digunakan maka semakin cepat proses pelelehannya, begitu pula sebaliknya
jika

semakin banyak

sampel

yang

digunakan

maka

semakin

lama

proses pelelehannya.
3.

Pengemasan dalam pipa kapiler.

4.

Pemanasan dalam suatu pemanas harus menggunakan bara api atau panas
yang bertahan.

5.

Adanya senyawa lain yang dapat mempengaruhi range titik leleh.


Titik Didih
Mendidih adalah peristiwa menguapnya zat di seluruh bagian zat cair karena
dipanaskan. Suhu pada saat suatu zat cair mendidih disebut titik didih. Titik didih
normal terjadi ketika tekanan 1 atmosfer. Selama mendidih, suhu zat cair tetap.
Titik didih adalah suhu (temperatur) ketika tekanan uap sebuah zat cair sama
dengan tekanan eksternal yang dialami oleh cairan.
9

Sebuah cairan di dalam vacuum akan memiliki titik didih yang rendah
dibandingkan jika cairan itu berada di dalam tekanan atmosfer.
Cairan yang berada di dalam tekanan tinggi akan memiliki titik didih lebih tinggi
jika dibandingkan dari titik didihnya di dalam tekanan atmosfer.
Titik didih normal (juga disebut titik didih atmospheris) dari sebuah cairan
merupakan kasus istimewa ketika tekanan uap cairan sama dengan tekanan
atmosfer di permukaan laut, satu atmosphere. Pada suhu ini, tekanan uap cairan
bisa mengatasi tekanan atmosfer dan membentuk gelembung di dalam massa cair.
Pada tekanan dan temperatur udara standar (76 cmHg, 25 C) titik didih air sebesar
100 C.

Nama Zat

Titik Didih (C)

Air

100

Air Raksa

357

Aluminium

2467

Asam asetat

118,3

Aseton

56,5

Belerang

445

Benzena

80,1

Besi

2750

Butana

0,5

Butanol

118
10

Dekana

174,1

Emas

2808

Etana

-88,6

Etanol (Alkohol) 78,4


Etil eter

34,6

Forfor

280

Heksana

68,9

Heptana

98,4

Kloroform

61,2

Magnesium

1110

Metana

-164

Metanol

65

Natrium klorida

1465

Nitrogen

-196

Oksigen

-183

Oktana

124,7

Pentana

36,1

Pentanol

138

Perak

2212

Propana

-42,1
11

Propanol

98

Seng

907

Tembaga

2595

Tembaga

2572

Timbal

1740

Pengaruh ikatan Hidrogen


Ikatan hydrogen terjadi karena adanya gaya elektrostatik yang khusus antara
dipol-dipol. Adanya ikatan hidrogen antarmolekul menyebabkan titik didih
senyawa relative lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa lain yang memilki
berat molekul sebanding.
Titik didih senyawa golongan alkohol > daripada senyawa golongan alkana.
Titik didih air > pada aseton.
Pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik leleh tidak begitu besar, karena pada
wujud padat jarak antarmolekul cukup berdekatan dan yang paling berperan
terhadap titik leleh adalah berat molekul zat dan bentuk simetris molekul.
Senyawa yang mampu membentuk ikatan hidrogen dalam air akan mudah larut
dalam air. Panjang atau pendeknya rantai karbon (gugus alkil-R) memiliki
pengaruh terhadap kelarutan senyawa dalam air.

KELARUTAN:

12

Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut
(solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent) [1].
Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu
pelarut pada kesetimbangan.
Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan
perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Contohnya adalah etanol di dalam air.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun
campuran.

Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.

Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut,
seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada
senyawa yang sulit larut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan
dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh
(supersaturated) yang metastabil.

Suatu zat terlarut dikatakan dapat larut dalam suatu pelarut jika kelarutannya
ialah lebih dari 1 g/100 mL pelarut.
Sementara suatu zat terlarut dikatakan tidak larut dalam suatu pelarut ialah
jika kelarutannya sangat kecil, dibawah dari 0,1 g/100 mL pelarut.
Sedangkan pada jumlah yang diantara keduanya disebut sebagai agak larut atau
sedikit larut.
Minyak tentu saja tidak akan larut dalam air, begitu pula lemak dan oli.
13

Ketidak larutan ini bukan karena kejenuhan suatu larutan, tetapi karena sifat non
polar dari minyak, lemak dan senyawa-seyawa organik lainnya.
Air merupakan pelarut polar, sedangkan minyak merupakan senyawa non polar,
karena itulah minyak tidak dapat larut dalam air. Tetapi minyak akan dapat larut
dalam pelarut non polar, seperti benzena, aseton dan bensin sedangkan air tidak
dapat larut.

Indeks bias

Indeks bias pada medium didefinisikan sebagai perbandingan antara kecepatan


cahaya dalam ruang hampa udara dengan cepat rambat cahaya pada suatu
medium[1].
Secara matematis, indeks bias dapat ditulis

Keterangan:
n = indeks bias mutlak
c = kecepatan cahaya di vakum/udara
v = kecepatan cahaya di suatu medium
Nilai indeks bias mutlak beberapa medium ditunjukan pada tabel berikut ini.

14

Beberapa nilai indeks bias


Material

[2](nm)

Hampa udara

1 (exactly)

Udara @ STP

1.0002926

Ref.

Gas @ 0 C and 1 atm


Udara

589.29

1.000293

[3]

Helium

589.29

1.000036

[3]

Hidrogen

589.29

1.000132

[3]

[4]

Karbon dioksida

589.29

1.00045

[5] [6]

Cairan @ 20 C
Benzena

589.29

1.501

[3]

Air

589.29

1.3330

[3]

Ethyl alcohol (ethanol)

589.29

1.361

[3]

Karbon tetraklorida

589.29

1.461

[3]

Karbon disulfida

589.29

1.628

[3]

Benda padat @ suhu kamar


[3]

Intan

589.29

2.419

Strontium titanate

589.29

2.41

Fused silica

589.29

1.458

[3]

Natrium klorida

589.29

1.50

[3]

Pyrex

1.470

[7]

Sapphire

1.7621.778

Es

1.31

Cryolite

1.338

Aseton

1.36

Material lain

15

Putaran Optik.
Polarimeter adalah alat yang didesain untuk mempolarisasikan cahaya
dan kemudian mengatur sudut rotasi bidang polarisasi cahaya oleh suatu
senyawa aktif optis yang prinsip kerjanya didasarkan pada pemutaran
bidang polarisasi
Polarimeter juga dapat digunakan untuk mengukur besar sudut putar.
Prinsip kerjanya sebagai berikut: sinar yang datang dari sumber cahaya
(misalnya lampu natrium) akan dilewatkan melalui prisma terpolarisasi
(polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan.
Dan akhirnya menuju prisma terpolarisasi kedua (analizer). Polarizer
tidak dapat diputar-putar sedangkan analizer dapat diatur atau di putar
sesuai keinginan.
Putaran optik adalah sudut yang dilalui analizer ketika diputar dari posisi
silang ke posisi baru yang intensitasnya semakin berkurang hingga nol.

Putaran optic atau sudut putar dapat dihitung dengan rumus :


16

()25D = /ld . untuk cairan yang murni


()25D = 1oo /lc .. untuk larutan

()25D : putaran pada 25oC


: putaran optic
c = konsentrasi larutan gram/mL larutan
l = panjang kolom larutan.
t = temperatur ( ).

17

Você também pode gostar