Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
UJI ORGANOLEPTIK
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya
penerimaan terhadap produk.
I. Uji Warna
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna
(berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya
tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer.
Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar
antara 380-780 nanometer.
Contohnya Warna Pelangi mengikut :
Merah (M), Jingga (J), Kuning (K),
Hijau (H), Biru (B), Indigo (I), Ungu (U).
Sampel X
- catat warna.. sampel murni,
- setelah dididihkan catat perubahan warnanya.
- ada beberapa senyawa yang awalnya tak berwarna, tetapi setelah didihkan
menjadi berwarna, karena terjadi oksidasi (oksigen dari air).
Contoh : aniline awalnya coklat kemerahan setelah dididihkan menjadi tak
Berwarna
- Cairan dan padatan yang berwarna atau tak berwarna , disebabkan karena
adanya gugus kromofor dalam molekul.
Seperti : Senyawa Nitro (NO2), quinon, senyawa azo (N=N), garam karbonium
(tripenilmetana) dan senyawa yang mempunyai sistim konjugasi (C=C-C=C-) dan
menghasilkan senyawa berwarna.
Ada beberapa senyawa tak berwarna tetapi setelah diberi pereaksi warna akan
terlihat berwarna dan menunjukkan ciri dari senyawa tertentu misalnya sbb :
Tabel uji warna dari senyawa tak dikenal
Deteksi
Minyak atsiri
Pereaksi
Merah sudan
Hasil reaksi
Warna merah (lipid)
Antrokuinon
Lemak
osmium tetraoksida
Larutan alkali 5%
Merah sudan
Hitam coklat
Merah
Merah
Tanin
Saponin
Pati
Selulosa
osmium tetraoksida
Larutan besi (III) klorida
iodium-gliserol
Larutan iodium
Larutan seng-klorida-iodium
Hitam-coklat
Hitam-biru atau hijau
Gumpalan kuning
Ungu-merah
Ungu-merah
Alkaloid
Asam hidroiodat
Pereaksi Meyer
Flavonoid
Pereaksi Dragendrof
Serbuk magnesium-HCl
Merah bata
Jingga sampai merah
Triterpenoid
pekat
Asam asetat anhidrat dan
merah
Steroid
TES NYALA API: adalah suatu prosedur analisis yang digunakan dalam ilmu
kimia untuk mendeteksi keberadaan unsur tertentu, terutama ion logam,
berdasarkan karakteristik spektrum emisi masing-masing unsur. Warna nyala api
secara umum juga bergantung pada temperatur; lihat warna nyala.
Prosedur: 0,1 gr sampel X dimasukkan dalam cawan porselin
- Catat warna
3
Residu ?
- Dinginkan
- + kan aquades bbrp tetes ukur dengan kertas lakmus
- + kan HCl encer , celupkan kawat platina (tembaga halide) dan dibakar ..
untuk menentukan jenis logam
Residu : Juga dicoba dilarutkan dalam :
- Etanol, toluene, barium benzoat, tembaga asetat, sukrosa
Unsur-unsur umum
Beberapa unsur umum dan warna nyalanya sebagai berikut
Simbol
Nama
Al
Aluminium
As
B
Ba
Be
Bi
Ca
Cd
Ce
Arsen
Boron
Barium
Berilium
Bismut
Kalsium
Kadmium
Serium
Co
Kobalt
Cr
Krom
Cs
Sesium
Warna
Putih perak, dalam kondisi sangat panas
seperti busur listrik, biru terang
Biru
Hijau terang
Hijau pucat/apel
Putih
Biru langit
Merah bata
Merah bata
Biru
Putih perak (kadang-kadang dilaporkan
sebagai hijau kebiruan)
Putih perak (kadang-kadang dilaporkan
sebagai hijau kebiruan)
Ungu biru
4
Cu(I)
Cu(II)
Tembaga(I)
Tembaga(II) (non-
Hijau kebiruan
Hijau
Cu(II)
Ge
halida)
Tembaga(II) (halida)
Germanium
Fe(II)
Besi(II)
Fe(III)
Hf
Hg
In
K
Besi(III)
Hafnium
Raksa
Indium
Kalium
Li
Litium
Mg
Magnesium
Mn (II)
Mo
Mangan (II)
Molibdenum
Na
Natrium
Nb
Niobium
biru kobalt
Hijau atau biru
Putih keperakan (kadang-kadang
Ni
Nikel
Fosforus
Timbal
Radium
Rubidium
Antimon
Skandium
Selenium
Timah
Stronsium
kebiruan)
Hijau kebiruan pucat
Biru/putih
Merah krimson
Merah-ungu
Hijau pucat
Jingga
Biru azure (biru langit)
Biru-putih
Merah tua [krimson hingga kirmizi
P
Pb
Ra
Rb
Sb
Sc
Se
Sn
Sr
Hijau-biru
Biru pucat
Emas, ketika sangat panas seperti busur
hijau
(tidak ada), tetapi untuk logam Mg yang
terbakar adalah putih intensif
Hijau kekuningan
Hijau kekuningan
Kuning terang; tak tampak melalui kaca
Tantalum
Telurium
Titanium
Talium
Vanadium
Tungsten
Itrium
Zn
Seng
Zr
Zirkonium
kaca kobalt
Biru
Hijau pucat
Putih keperakan
Hijau murni
Hijau kekuningan
Hijau
Merah tua (Carmine, Crimson, atau
Scarlet)
Tak berwarna (kadang-kadang dilaporkan
sebagai hijau kebiruan)
Merah lembut
Emas, perak, platina, paladium, dan sejumlah unsur lainnya tidak menghasilkan
warna nyala api karakteristik meskipun beberapa dapat menimbulkan percikan
(seperti logam titanium dan besi) dan garam berilium serta emas dilaporkan
terkumpul sebagai logam murni pada pendinginan.
Residu : Juga dicoba dilarutkan dalam :
- Etanol, toluene, barium benzoate, tembaga asetat, sukrosa
Uji Bau
Bau adalah zat kimia yang tercampur di udara, umumnya dengan konsentrasi yang
sangat rendah, yang manusia terima dengan indera penciuman. Bau dapat berupa
bau enak maupun tak enak. Istilah wewangian atau aroma digunakan terutama
pada industri makanan dan kosmetik untuk menggambarkan bau enak, dan kadang
digunakan untuk merujuk pada parfum.
Titik lebur/titik leleh dari sebuah benda padat adalah suhu di mana benda
tersebut akan berubah wujud menjadi benda cair. Ketika dipandang dari sisi yang
berlawanan (dari cair menjadi padat) disebut titik beku.
Titik leleh dari senyawa murni adalah temperatur dimana senyawa baik dalam
keadaan padat maupun cairan dalam keadaan kesetimbangan pada tekanan 1
atmosfir.
1. Suatu zat yang lebih tinggi daya tarik menarik antar molekul-molekulnya
akan lebih besar titik lelehnya.
2. Senyawa-senyawa yang mempunyai berat molekul yang sama, maka
senyawa yang lebih polar dan yang mempunyai struktur molekul yang lebih
semetris yang mempunyai titik leleh lebih tinggi.
3. Jadi titik leleh suatu zat sangat tergantung dari struktur molekul yang
merupakan salah satu dimensi fisis dari suatu zat.
Titik leleh didefinisikan sebagai temperatur dimana zat padat berubah menjadi
cairan pada tekanannya satu atmosfer.
Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami perubahan yang berarti dengan adanya
perubahan tekanan, oleh karena itu tekanan biasanya tidak dilaporkan pada
penentuan titik leleh, kecuali kalau perbedaan dengan tekanan normal terlalu besar.
Pada umumnya titik leleh senyawa organik mudah diamati sebab temperatur
dimana pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan temperatur dimana zat telah
meleleh semuanya.
Contohnya: suatu zat dituliskan dengan range titik leleh 122,1o-122,4oC daripada
titik lelehnya 122,3oC.
Jika zat padat yang diamati tidak murni, maka akan terjadi penyimpangan dari titik
leleh senyawa murninya. Penyimpangan itu berupa penurunan titik leleh dan
perluasan range titik leleh.
misalnya: suatu asam murni diamati titik lelehnya pada temperatur
122,1 o-
122,4oC penambahan 20% zat padat lain akan mengakibatkan perubahan titik
lelehnya dari temperatur 122,1o-122,4oC
lelehnya lebih rendah 5o dan range temperatur akan berubah dari 0,3oC jadi 4oC.
1. Pada unsur alkali memiliki satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika
jari-jari bertambah besar, hal ini menyebabkan titik leleh berkurang dari atas
kebawah dalam satu golongan.
2. Unsur halogen terikat oleh gaya Van der Waals yang lemah, gaya ini
bertambah jika jari-jari bertambah besar, oleh sebab itu titik leleh
bertambah besar dari atas ke bawah dalam satu golongan.
8
3. Kekuatan ikatan logam bertambah dari kiri ke kanan , sehingga titik leleh
bertambah dari kiri ke kanan dalam satu periode.
4. Gas mulia memiliki ikatan Van der Waals yang sangat lemah, sehingga titik
lelehnya sangat kecil. Titik leleh pada gas mulia ditentukan oleh besarnya
nomer atom. Semakin besar nomor atom maka titik lelehnya semakin tinggi.
Sementara itu, titik leleh dari karbon sangat tinggi.
Dalam menentukan titik leleh suatu zat, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
cepat atau lambatnya zat tersebut meleleh adalah :
1. Ukuran kristal, sangat berpengaruh dalam menentukan titik leleh suatu
zat. Apabila semakin besar ukuran partikel yang digunakan, maka semakin
sulit terjadinya pelelehan.
2. Banyaknya sampel suatu zat juga dapat mempengaruhi cepat lambatnya proses
pelelehan. Hal ini dikarenakan, apabila semakin sedikit sampel yang
digunakan maka semakin cepat proses pelelehannya, begitu pula sebaliknya
jika
semakin banyak
sampel
yang
digunakan
maka
semakin
lama
proses pelelehannya.
3.
4.
Pemanasan dalam suatu pemanas harus menggunakan bara api atau panas
yang bertahan.
5.
Sebuah cairan di dalam vacuum akan memiliki titik didih yang rendah
dibandingkan jika cairan itu berada di dalam tekanan atmosfer.
Cairan yang berada di dalam tekanan tinggi akan memiliki titik didih lebih tinggi
jika dibandingkan dari titik didihnya di dalam tekanan atmosfer.
Titik didih normal (juga disebut titik didih atmospheris) dari sebuah cairan
merupakan kasus istimewa ketika tekanan uap cairan sama dengan tekanan
atmosfer di permukaan laut, satu atmosphere. Pada suhu ini, tekanan uap cairan
bisa mengatasi tekanan atmosfer dan membentuk gelembung di dalam massa cair.
Pada tekanan dan temperatur udara standar (76 cmHg, 25 C) titik didih air sebesar
100 C.
Nama Zat
Air
100
Air Raksa
357
Aluminium
2467
Asam asetat
118,3
Aseton
56,5
Belerang
445
Benzena
80,1
Besi
2750
Butana
0,5
Butanol
118
10
Dekana
174,1
Emas
2808
Etana
-88,6
34,6
Forfor
280
Heksana
68,9
Heptana
98,4
Kloroform
61,2
Magnesium
1110
Metana
-164
Metanol
65
Natrium klorida
1465
Nitrogen
-196
Oksigen
-183
Oktana
124,7
Pentana
36,1
Pentanol
138
Perak
2212
Propana
-42,1
11
Propanol
98
Seng
907
Tembaga
2595
Tembaga
2572
Timbal
1740
KELARUTAN:
12
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut
(solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent) [1].
Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu
pelarut pada kesetimbangan.
Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan
perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Contohnya adalah etanol di dalam air.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun
campuran.
Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.
Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut,
seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada
senyawa yang sulit larut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan
dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh
(supersaturated) yang metastabil.
Suatu zat terlarut dikatakan dapat larut dalam suatu pelarut jika kelarutannya
ialah lebih dari 1 g/100 mL pelarut.
Sementara suatu zat terlarut dikatakan tidak larut dalam suatu pelarut ialah
jika kelarutannya sangat kecil, dibawah dari 0,1 g/100 mL pelarut.
Sedangkan pada jumlah yang diantara keduanya disebut sebagai agak larut atau
sedikit larut.
Minyak tentu saja tidak akan larut dalam air, begitu pula lemak dan oli.
13
Ketidak larutan ini bukan karena kejenuhan suatu larutan, tetapi karena sifat non
polar dari minyak, lemak dan senyawa-seyawa organik lainnya.
Air merupakan pelarut polar, sedangkan minyak merupakan senyawa non polar,
karena itulah minyak tidak dapat larut dalam air. Tetapi minyak akan dapat larut
dalam pelarut non polar, seperti benzena, aseton dan bensin sedangkan air tidak
dapat larut.
Indeks bias
Keterangan:
n = indeks bias mutlak
c = kecepatan cahaya di vakum/udara
v = kecepatan cahaya di suatu medium
Nilai indeks bias mutlak beberapa medium ditunjukan pada tabel berikut ini.
14
[2](nm)
Hampa udara
1 (exactly)
Udara @ STP
1.0002926
Ref.
589.29
1.000293
[3]
Helium
589.29
1.000036
[3]
Hidrogen
589.29
1.000132
[3]
[4]
Karbon dioksida
589.29
1.00045
[5] [6]
Cairan @ 20 C
Benzena
589.29
1.501
[3]
Air
589.29
1.3330
[3]
589.29
1.361
[3]
Karbon tetraklorida
589.29
1.461
[3]
Karbon disulfida
589.29
1.628
[3]
Intan
589.29
2.419
Strontium titanate
589.29
2.41
Fused silica
589.29
1.458
[3]
Natrium klorida
589.29
1.50
[3]
Pyrex
1.470
[7]
Sapphire
1.7621.778
Es
1.31
Cryolite
1.338
Aseton
1.36
Material lain
15
Putaran Optik.
Polarimeter adalah alat yang didesain untuk mempolarisasikan cahaya
dan kemudian mengatur sudut rotasi bidang polarisasi cahaya oleh suatu
senyawa aktif optis yang prinsip kerjanya didasarkan pada pemutaran
bidang polarisasi
Polarimeter juga dapat digunakan untuk mengukur besar sudut putar.
Prinsip kerjanya sebagai berikut: sinar yang datang dari sumber cahaya
(misalnya lampu natrium) akan dilewatkan melalui prisma terpolarisasi
(polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan.
Dan akhirnya menuju prisma terpolarisasi kedua (analizer). Polarizer
tidak dapat diputar-putar sedangkan analizer dapat diatur atau di putar
sesuai keinginan.
Putaran optik adalah sudut yang dilalui analizer ketika diputar dari posisi
silang ke posisi baru yang intensitasnya semakin berkurang hingga nol.
17