Você está na página 1de 40

ANGGARAN DASAR/

ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART),


PROGRAM KERJA
DAN KODE ETIK AHLI GIZI

PERSAGI
(Persatuan Ahli Gizi Indonesia)
2010

ANGGARAN DASAR/
ANGGARAN RUMAH TANGGA
( AD/ART )

PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA


Mukadimah

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha

Esa, kami para Ahli Gizi

menyadari akan rasa tanggung jawab penuh dan kewajiban kami


terhadap

bangsa

Indonesia

dalam

melanjutkan

perjuangan

mengisi kemerdekaan Indonesia, demi tercapainya kehidupan


rakyat yang sehat, adil dan makmur.

Bahwa untuk mencapai kehidupan rakyat yang sehat, adil dan


makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,
perlu

ditingkatkan

pengamalan

Profesi

Ahli

Gizi

kepada

masyarakat dengan berpegang teguh kepada Kode Etik Ahli Gizi


Indonesia.

Atas dasar ini kami menyatukan diri dalam satu organisasi


Persatuan Ahli Gizi Indonesia dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut :

BAB I
NAMA DAN LAMBANG ORGANISASI
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Indonesian
Nutrition Association) disingkat PERSAGI.
Pasal 2
Lambang Organisasi
1. Lambang organisasi dan artinya terdapat dalam penjelasan
AD/ART.
2. Tulisan dalam Lambang PERSAGI adalah Svastha Harena
yang berarti Kesehatan Melalui Gizi.
3. Pataka Svastha Harena adalah lambang kehormatan
PERSAGI.
4. Tata cara penggunaan Lambang dan Pataka Svastha Harena
PERSAGI diatur oleh Keputusan DPP.
BAB II
WAKTU PENDIRIAN DAN KEDUDUKAN
Pasal 3
Waktu Pendirian
PERSAGI didirikan di Jakarta pada tanggal 13 Januari 1957, untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 4
Kedudukan
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PERSAGI berkedudukan di ibu kota
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Dewan Pimpinan Daerah
(DPD) berkedudukan di ibukota Provinsi dan Dewan Pimpinan
Cabang (DPC) berkedudukan di ibu kota Kabupaten/Kota.
2

BAB III
AZAS
Pasal 5
PERSAGI berazaskan Pancasila.
BAB IV
TUJUAN, UPAYA, DAN SIFAT
Pasal 6
Tujuan
PERSAGI bertujuan untuk:
1. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang gizi
dan bidang lainnya yang terkait.
2. Membina dan mengembangkan kemampuan profesional
anggota.
3. Meningkatkan kesejahteraan anggota.
4. Meningkatkan gizi masyarakat.
Pasal 7
Upaya
Ruang lingkup upaya PERSAGI meliputi :
1. Memfasilitasi pengembangan kemampuan profesional bagi
para anggota.
2. Memelihara dan membina penerapan kode etik ahli gizi dan
standar profesi ahli gizi
3. Meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, pelayanan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi serta
ilmu-ilmu terkait.
4. Memperjuangkan dan memelihara kepentingan serta
kedudukan ahli gizi sesuai dengan harkat dan martabat profesi
ahli gizi.
5. Melakukan kemitraan dengan pihak-pihak terkait yang tidak
bertentangan dengan kode etik ahli gizi.

6. Membantu perorangan dan masyarakat dalam mewujudkan


gizi yang baik sesuai daur kehidupan.

Pasal 8
Sifat
PERSAGI adalah organisasi profesi ahli gizi yang menghimpun
para ahli gizi Indonesia, bersifat independen, nirlaba, serta dijiwai
oleh kode etik ahli gizi dan standar profesi ahli gizi.
BAB V
STATUS DAN PERAN
Pasal 9
Status
PERSAGI merupakan organisasi profesi ahli gizi di Indonesia.
Pasal 10
Peran
PERSAGI berperan dalam :
1. Pengembangan anggotanya.
2. Peningkatan keadaan gizi perorangan dan masyarakat.
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 11
Anggota PERSAGI terdiri dari :
a. Anggota biasa;
b. Anggota luar biasa.

BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 12
Kekuasaan
Kekuasaan tertinggi organisasi berada pada Kongres.

Pasal 13
Struktur Kepemimpinan
Struktur kepemimpinan organisasi adalah Dewan Pimpinan Pusat
(DPP), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dan Dewan Pimpinan
Cabang (DPC).
Pasal 14
Badan Khusus
1. DPP membentuk badan di Pusat yang terdiri dari :
a. Kolegium Ilmu Gizi Indonesia selanjutnya disingkat KIGI;
b. Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi.
2. DPD dapat membentuk badan khusus dengan persetujuan
DPP.

BAB VIII
PERBENDAHARAAN
Pasal 15
Harta Benda PERSAGI diperoleh dari :
a. Iuran Anggota;
b. Sumbangan yang tidak mengikat dan usaha-usaha lain yang
sah serta tidak bertentangan dengan kode etik ahli gizi.

BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
Pasal 16
Perubahan Anggaran Dasar
Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilakukan oleh Kongres.
Pasal 17
Pembubaran Organisasi
Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan melalui Kongres
yang diadakan khusus untuk maksud tersebut atas usul dari
sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah DPD.
BAB X
ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN
Pasal 18
Hal-hal Lain
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar (AD) ini dimuat
dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) atau Keputusan DPP.
Pasal 19
Pengesahan Anggaran Dasar
Pengesahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Kongres.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA
Pasal 1
Keanggotaan
Anggota PERSAGI adalah sebagai berikut :
1. Anggota Biasa yaitu :
a. Profesi Ahli Gizi (RD dan TRD);
b. Ahli Gizi dengan pendidikan awal Sarjana Muda Gizi
(B.Sc), Diploma Tiga Gizi (AMd.Gizi), Diploma Empat Gizi
(S.ST), Sarjana Gizi (S.Gz).
2. Anggota luar biasa adalah sarjana disiplin ilmu lain yang terkait
gizi dan berminat menjadi anggota.
Pasal 2
Tata Cara Penerimaan Anggota
1. Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa menyatakan
permohonan tertulis kepada Dewan Pimpinan Cabang.
2. Apabila DPC belum terbentuk, permohonan tertulis diajukan
kepada DPD.
3. Anggota diberikan kartu anggota oleh DPD atas usulan DPC.
4. DPD Wajib melaporkan data keanggotaan kepada DPP.
Pasal 3
Kewajiban Anggota
Anggota PERSAGI mempunyai kewajiban :
1. Mematuhi AD/ART, dan kode etik Ahli Gizi serta keputusankeputusan yang dikeluarkan oleh PERSAGI.
2. Membayar uang iuran bulanan yang besar dan proporsinya
ditetapkan oleh DPP.

Pasal 4
Hak-hak Anggota
1. Anggota Biasa PERSAGI mempunyai hak-hak :
a. Mengemukakan pendapat;
b. Bertanya dan mengusulkan sesuatu dengan lisan atau
tertulis;
c. Membela diri;
d. Memilih dan dipilih dalam pemilihan Pengurus Dewan
Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan
Pimpinan Cabang;
e. Memiliki kartu anggota;
f. Mendapat perlindungan hukum dalam menjalankan tugastugas keprofesian;
g. Mengikuti semua kegiatan organisasi.
2. Anggota Luar Biasa mempunyai hak-hak :
a. Mengemukakan pendapat;
b. Bertanya dan mengusulkan sesuatu dengan lisan atau
tertulis;
c. Membela diri;
d. Memiliki kartu anggota;
e. Mengikuti semua kegiatan organisasi.
Pasal 5
Pemberhentian Anggota
Tata cara pemberhentian anggota :
1. Pemberhentian anggota atas permintaan sendiri hanya dapat
dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis kepada
Dewan Pimpinan Cabang.
2. Seseorang anggota dapat dikenakan pemberhentian
sementara oleh Dewan Pimpinan Cabang apabila melanggar
ketentuan organisasi.

3. Paling lama 6 bulan sesudah pemberhentian sementara


Dewan Pimpinan Cabang dapat merehabilitasi atau
mengusulkan pemberhentian kepada Dewan Pimpinan Pusat
untuk dikukuhkan melalui DPD.
4. Dalam hal-hal luar biasa, Dewan Pimpinan Pusat dapat
melakukan pemberhentian langsung, dan memberitahukannya
kepada Dewan Pimpinan Daerah.
Pasal 6
Dewan Pimpinan Pusat
1. Status :
a. Dewan Pimpinan Pusat adalah Badan tertinggi PERSAGI.
b. Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari : Dewan Pembina,
Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara, beberapa
Wakil Ketua Bidang dan Sekretaris Bidang.
c. Masa jabatan Dewan Pimpinan Pusat adalah 5 (lima)
tahun.
d. Ketua Umum DPP dapat dipilih kembali pada periode
berikutnya paling lama 2 (dua) periode berturut-turut.
e. Ketua umum dipilih dan dilantik dalam kongres.
f. Apabila Ketua Umum DPP berhalangan tetap maka
jabatan Ketua Umum terpilih dilanjutkan oleh Sekretaris
Jenderal sampai masa jabatannya berakhir.
2. Wewenang :
a. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga serta semua keputusan yang telah ditetapkan
dalam Kongres.
b. Mengumumkan kepada seluruh DPD yang menyangkut
pengambilan keputusan organisasi ataupun perubahan
keputusan Kongres dalam situasi mendesak, kemudian
mempertanggung jawabkan kepada Kongres berikutnya.
c. Melakukan dan membina hubungan yang baik dengan
Pemerintah, organisasi profesi lain, swasta di dalam
maupun luar negeri.
d. Menyelenggarakan Kongres.
9

e. Memberikan penghargaan PERSAGI kepada tokoh-tokoh


yang berjasa dalam bidang gizi yang ketentuannya diatur
lebih lanjut.
3. Tata Cara Pengelolaan :
a. Ketua Umum dikukuhkan oleh Kongres.
b. Dewan Pimpinan Pusat yang baru menjalankan tugasnya
segera setelah dilakukan serah terima dengan Dewan
Pimpinan Pusat yang lama.
c. Serah terima kepengurusan dilakukan paling lambat dalam
kurun waktu 30 hari setelah Kongres.
d. DPP menjabarkan program kerja yang diamanatkan oleh
kongres selama 5 (lima) tahun kepengurusannya dan
disampaikan kepada DPD.
e. Untuk menyelenggarakan kegiatannya Dewan Pimpinan
Pusat harus mengadakan rapat-rapat berupa Rapat Pleno,
Rapat Pleno diperluas, Rapat Pleno Terbatas serta Rapat
Pengurus Harian Tetap.
f. Rapat Pleno dihadiri oleh segenap anggota Dewan
Pimpinan Pusat dan diadakan sekali dalam enam bulan.
g. Rapat Pleno Diperluas dihadiri oleh Dewan Pimpinan
Pusat, Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pembina,
dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu
periode kepengurusan.
h. Rapat Pleno Terbatas dihadiri oleh anggota Dewan
Pimpinan Pusat, dan diadakan sekurang-kurangnya sekali
dalam enam bulan.
i. Rapat Pengurus harian dihadiri sekurang-kurangnya oleh
Ketua, Sekretaris Jenderal, dan Bendahara dan diadakan
setiap kali diperlukan.
j. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara
pengelolaan ini diatur dalam suatu peraturan tersendiri
oleh DPP sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara
pengelolaan ini.

10

Pasal 7
Kolegium Ilmu Gizi Indonesia (KIGI)
1. KIGI dibentuk melalui rapat pleno DPP PERSAGI dan
ditetapkan oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.
2. KIGI dalam menjalankan tugas bertanggungjawab kepada
Ketua Umum DPP PERSAGI.
3. Tugas Pokok KIGI adalah mengembangkan keilmuan bidang
pendidikan, penelitian, pengembangan dan pengabdian di
bidang gizi.
4. Keanggotaan KIGI terdiri dari komponen Institusi Pendidikan
Ilmu Gizi (D3, D4, S1 dan Pasca Sarjana), Pengguna, dan
Pakar Gizi yang jumlah dan susunan dan tatalaksananya
ditentukan oleh Ketua Umum DPP, atas usulan peer group.
5. Masa jabatan KIGI sesuai dengan masa jabatan DPP.
6. Administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan
KIGI difasilitasi DPP PERSAGI.
Pasal 8
Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi
1. Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi dibentuk melalui rapat pleno
DPP PERSAGI dan ditetapkan oleh Ketua Umum DPP
PERSAGI.
2. Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi dalam menjalankan tugas
bertanggungjawab kepada Ketua Umum DPP PERSAGI.
3. Tugas pokok Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi adalah:
melakukan pengawasan pelaksanaan kode etik ahli gizi,
mewakili DPP pada pembelaan kepada anggota dalam
masalah hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan kode
etik, memberikan pertimbangan kepada ketua umum DPP
terhadap pelanggaran kode etik ahli gizi.
4. Susunan dan tata laksana Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi
ditentukan oleh DPP PERSAGI.
5. Masa jabatan Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi sesuai dengan
masa jabatan DPP PERSAGI.
6. Administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan
Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi difasilitasi DPP PERSAGI.
11

10

Pasal 9
Dewan Pimpinan Daerah
1. Status :
a. Di tingkat Provinsi yang mempunyai lebih dari 1 (satu)
cabang dapat dibentuk Dewan Pimpinan Daerah atas usul
cabang-cabang yang bersangkutan serta disetujui Dewan
Pimpinan Pusat.
b. Masa jabatan Dewan Pimpinan Daerah sama dengan
Dewan Pimpinan Pusat.
c. Ketua DPD dapat dipilih kembali pada periode berikutnya
paling banyak dua periode berturut-turut.
d. Dewan Pimpinan Daerah sekurang-kurangnya terdiri dari
seorang Ketua, Sekretaris, dan Bendahara.
e. Dewan Pimpinan Daerah adalah koordinator dari Dewan
Pimpinan Cabang-cabang.
2. Wewenang :
a. Mewakili Dewan Pimpinan Pusat pada tingkat Provinsi.
b. Mengkoordinasikan Dewan Pimpinan Cabang.
c. Membina hubungan dengan Instansi terkait
dan
pemangku kepentingan (stake holder) pada tingkat
Propinsi.
3. Tata Cara Pengelolaan :
a. Dewan Pimpinan Daerah dipilih oleh Dewan Pimpinan
Cabang melalui musyawarah daerah dan disahkan oleh
Dewan Pimpinan Pusat.
b. Ketentuan tentang rapat pembentukan Dewan Pimpinan
Daerah diatur dalam peraturan sendiri.
c. Dewan Pimpinan Daerah berkedudukan di Ibukota
Propinsi.
d. Untuk menyelenggarakan kegiatan, Dewan Pimpinan
Daerah harus melaksanakan rapat koordinasi dengan
Dewan Pimpinan Cabang dan diadakan sekurangkurangnya sekali dalam 6 bulan.

12

11

e. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah adalah anggota biasa


PERSAGI.
f. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara
pengelolaan ini diatur dalam suatu peraturan tersendiri
sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara
pengelolaan ini oleh DPD PERSAGI.
Pasal 10
Dewan Pimpinan Cabang
1. Status :
a. Dewan Pimpinan Cabang merupakan kesatuan organisasi
yang dibentuk di kabupaten/kota.
b. Ahli Gizi yang bertempat tinggal di daerah yang belum
mempunyai Dewan Pimpinan Cabang dapat menjadi
anggota dari Dewan Pimpinan Cabang yang terdekat.
c. Susunan kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang
sekurang-kurangnya terdiri Ketua, Sekretaris dan
Bendahara.
d. Masa jabatan Dewan Pimpinan Cabang berlangsung 5
(lima) tahun.
e. Ketua DPC dapat dipilih kembali pada periode berikutnya
paling banyak 2 (dua) periode berturut-turut.
2. Wewenang :
a. Melaksanakan keputusan-keputusan Kongres dan Rapat
Anggota.
b. Memberi laporan kepada Dewan Pimpinan Daerah tentang
hasil kerja yang dilakukan minimal satu kali enam bulan.
c. Membina hubungan dengan Instansi terkait (stake holder)
pada tingkat kabupaten/kota.
d. Bertanggung jawab kepada rapat anggota.
3. Tata Cara Pengelolaan :
a. Ketua Dewan Pimpinan Cabang terpilih harus dapat
menyusun kepengurusan dan program kerja paling lambat
30 (tiga puluh) hari selesainya rapat anggota.
13

12

b. Susunan kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang berasal


dari anggota biasa.
c. Serah terima kepengurusan telah dilakukan paling lambat
dalam waktu 40 (empat puluh) hari setelah selesai rapat.
d. Untuk menyelenggarakan kegiatannya Pengurus Dewan
Pimpinan Cabang harus mengadakan rapat-rapat berupa
Rapat Pleno Diperluas dan Rapat Pleno Terbatas.
e. Rapat pengurus dihadiri oleh segenap pengurus Dewan
Pimpinan Cabang dan diadakan sekurang-kurangnya
sekali dalam 3 bulan.
f. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara
pengelolaan ini diatur dalam suatu peraturan tersendiri
oleh Dewan Pimpinan Cabang.
Pasal 11
Bidang
1. Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan
Pimpinan Cabang dapat membentuk bidang sesuai kebutuhan
organisasi.
2. Ketua Bidang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
program kerja sesuai bidangnya.
Pasal 12
Pedoman Organisasi dan Tata Laksana
Pedoman organisasi dan tata laksana PERSAGI disusun oleh DPP
selambat-lambatnya 3 bulan setelah dilantik.
Pasal 13
Perhimpunan
1. Perhimpunan seperti Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI)
dibentuk dan dilantik oleh PERSAGI sesuai dengan tingkat
wilayah.
2. Dalam menjalankan tugasnya tunduk pada AD/ART PERSAGI.

14

13

Pasal 14
Pembinaan dan Pengembangan Profesi
1. Dalam rangka meningkatkan profesionalisme ahli gizi maka
dilakukan sertifikasi, registrasi, dan lisensi.
2. Pelaksanaan pasal 14 ayat 1 diatas diatur oleh keputusan
DPP.
Pasal 15
Kekayaan
1. Iuran bulanan anggota yang besar dan proporsinya ditetapkan
oleh Dewan Pimpinan Pusat.
2. Usaha-usaha yang dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan
Pusat/Dewan Pimpinan Daerah/Dewan Pimpinan Cabang
seperti kegiatan seminar dan/atau sejenis harus membayar
untuk memperoleh Satuan Kredit Partisipasi (SKP) kepada
PERSAGI, untuk tingkat nasional oleh DPP dan tingkat daerah
oleh DPD yang besarnya diatur dengan ketentuan DPP
PERSAGI.
3. Usaha-usaha lain yang sah.
Pasal 16
Kemitraan
1. PERSAGI boleh menjalankan kemitraan dengan pihak lain
diatur dengan nota kesepahaman sepanjang tidak
bertentangan dengan Kode Etik Profesi.
2. Pada tingkat nasional atau lebih dari satu provinsi nota
kesepahaman ditandatangani oleh Ketua Umum DPP
PERSAGI.
3. Di tingkat daerah nota kesepahaman ditandatangani oleh
Ketua DPD dan wajib melaporkan kepada DPP PERSAGI.
Pasal 17
Kongres
1. Kongres adalah forum pengambilan keputusan tertinggi
PERSAGI yang dihadiri lebih dari atau sama dengan 75%
DPD.
15

14

2. Sebelum Kongres perlu dilakukan Pra Kongres sesuai


kebutuhan.
3. Keterwakilan DPD pada kongres sebanyak-banyaknya 3 (tiga)
orang dan mempunyai satu suara.
4. Kongres diadakan sekali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.
Pasal 18
Musyawarah Daerah
1. Musyawarah daerah adalah forum pengambilan keputusan
tertinggi tingkat daerah yang dihadiri lebih dari atau sama
dengan 75 % DPC.
2. Sebelum Musyawarah daerah dapat dilakukan Pra Musda
sesuai kebutuhan.
3. Keterwakilan DPC pada Musyawarah daerah sebanyakbanyaknya 3 (tiga) orang dan mempunyai 1(satu) suara.
4. Musyawarah daerah diadakan sekali dalam kurun waktu 5
(lima) tahun.
Pasal 19
Rapat Anggota Cabang
1. Rapat anggota cabang adalah forum pengambilan keputusan
tertinggi tingkat kabupaten/kota yang dihadiri lebih dari 75%
anggota.
2. Rapat anggota cabang diadakan sekali dalam kurun waktu 5
(lima) tahun.
Pasal 20
Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan keputusan dalam kongres, musyawarah daerah
dan rapat anggota cabang dilaksanakan secara musyawarah
mufakat.
2. Bila musyawarah mufakat tidak tercapai, keputusan diambil
dengan suara terbanyak.

16

15

Pasal 21
Pembubaran Organisasi
1. Alasan-alasan pembubaran organisasi dinyatakan dalam surat
undangan Kongres yang khusus diadakan untuk maksud
tersebut, sekurang-kurangnya tiga bulan sebelumnya.
2. Jika organisasi dibubarkan, harta bendanya diatur oleh suatu
panitia yang dibentuk oleh Kongres.
Pasal 22
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
Anggaran Rumah Tangga (ART) hanya dapat diubah oleh
Kongres.
Pasal 23
Penutup
Hal-hal yang belum termaktub dalam ART akan diatur kemudian
oleh DPP PERSAGI.

Disahkan dengan Musyawarah


Dalam Kongres Nasional XIV PERSAGI
Surabaya, 11 November 2009
DEWAN PIMPINAN PUSAT
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
Ketua Umum,

DR. MINARTO, MPS

17

16

PROGRAM KERJA

PROGRAM KERJA
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

10.

11.
12.
13.
14.
15.

Meneruskan program kerja yang sudah baik;


a. Website.
b. Kemitraan dengan swasta.
c. Kemitraan dengan organisasi profesi lain.
d. Publikasi.
Pembinaan DPD.
Kemitraan di pusat dan daerah.
Membuat Kartu Tanda Anggota KTA.
Iuran Anggota.
Perlindungan hukum profesi.
Peningkatan kapasitas anggota persagi (pembinaan internal).
Penguatan upaya mediasi dan advokasi dari persagi kepada
pemerintah/stake holder.
Membuat standar-standar dibidang gizi untuk diadvokasikan
dan dimediasikan dengan pemerintah .
a). PUGS;
b). Standar Antropometri untuk anak diatas 5 tahun.
Memperkuat profesi gizi dalam kelembagaan baik dirumah
sakit maupun di dinas kesehatan (termasuk pusat penelitian
gizi di jajaran Kementrian Kesehatan).
Mengusulkan produk-produk legislasi (antara lain catering,
industri makanan, dll).
Mengusulkan standar kebutuhan tenaga gizi berdasarkan
kajian ilmiah (baik untuk institusi maupun masyarakat).
Uji kompetensi harus ada dan dilakukan disetiap propinsi.
Memantapkan konsep pemutihan/penyetaraan profesi (RD).
Mendorong penerbitan karya-karya ilmiah.

21

17

KODE ETIK AHLI GIZI

Mukadimah
Ahli gizi yang melaksanakan profesi gizi mengabdikan diri dalam
upaya memelihara dan memperbaiki keadaan gizi, kesehatan,
kecerdasan dan kesejahteraan rakyat melalui upaya perbaikan
gizi, pendidikan gizi, pengembangan ilmu dan teknologi gizi, serta
ilmu-ilmu terkait. Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya harus
senantiasa

bertaqwa

kepada

Tuhan

Yang

Maha

Esa,

menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dilandasi oleh


falsafah dan nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945
serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Persatuan
Ahli Gizi Indonesia serta etik profesinya.

25

18

BAB I
KEWAJIBAN UMUM

1. Ahli gizi berperan meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan


serta berperan dalam meningkatkan kecerdasan dan
kesejahteraan rakyat.
2. Ahli gizi berkewajiban menjunjung tinggi nama baik profesi gizi
dengan menunjukkan sikap, perilaku, dan budi luhur serta
tidak mementingkan diri sendiri.
3. Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya
menurut standar profesi yang telah ditetapkan.
4. Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya
bersikap jujur, tulus dan adil.
5. Ahli gizi berkewajiban menjalankan profesinya berdasarkan
prinsip keilmuan, informasi terkini, dan dalam menginterpretasikan
informasi
hendaknya
objektif
tanpa
membedakan individu dan dapat menunjukkan sumber rujukan
yang benar.
6. Ahli gizi berkewajiban senantiasa mengenal dan memahami
keterbatasannya sehingga dapat bekerjasama dengan fihak
lain atau membuat rujukan bila diperlukan.
7. Ahli gizi dalam melakukan profesinya mengutamakan
kepentingan masyarakat dan
berkewajiban senantiasa
berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang
sebenarnya.
8. Ahli Gizi dalam berkerjasama dengan para profesional lain di
bidang kesehatan maupun lainnya berkewajiban senantiasa
memelihara pengertian yang sebaik-baiknya.

26

19

BAB II
KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN
1.

2.

3.

4.
5.

6.

Ahli Gizi berkewajiban sepanjang waktu senantiasa berusaha


memelihara dan meningkatkan status gizi klien baik dalam
lingkup institusi pelayanan gizi atau di masyarakat umum.
Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjaga kerahasiaan klien
atau masyarakat yang dilayaninya baik pada saat klien masih
atau sudah tidak dalam pelayanannya, bahkan juga setelah
klien meninggal dunia kecuali bila diperlukan untuk keperluan
kesaksian hukum.
Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya senantiasa
menghormati dan menghargai kebutuhan unik setiap klien
yang dilayani dan peka terhadap perbedaan budaya, dan
tidak melakukan diskrimiansi dalam hal suku, agama, ras,
status sosial, jenis kelamin, usia dan tidak menunjukkan
pelecehan seksual.
Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memberikan pelayanan gizi
prima, cepat, dan akurat.
Ahli gizi berkewajiban memberikan informasi kepada klien
dengan tepat dan jelas, sehingga memungkinkan klien
mengerti dan mau memutuskan sendiri berdasarkan informasi
tersebut.
Ahli Gizi dalam melakukan tugasnya, apabila mengalami
keraguan dalam memberikan pelayanan berkewajiban
senantiasa berkonsultasi dan merujuk kepada ahli gizi lain
yang mempunyai keahlian.

27

20

BAB III
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

1.

2.

3.

4.

5.

Ahli Gizi berkewajiban melindungi masyarakat umum


khususnya tentang penyalahgunaan pelayanan, informasi
yang salah dan praktek yang tidak etis berkaitan dengan gizi,
pangan termasuk makanan dan terapi gizi/diet. Oleh karena
itu Ahli Gizi senantiasa memberikan pelayanannya sesuai
dengan
informasi
faktual,
akurat
dan
dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Ahli gizi berkewajiban senantiasa peka terhadap status gizi
masyarakat untuk mencegah terjadinya masalah gizi dan
meningkatkan status gizi masyarakat.
Ahli gizi berkewajiban memberi contoh hidup sehat dengan
pola makan dan aktifitas fisik yang seimbang sesuai dengan
nilai paktek gizi individu yang baik.
Dalam bekerja sama dengan profesional lain di masyarakat,
ahli gizi berkewajiban hendaknya senantiasa berusaha
memberikan dorongan, dukungan, inisiatif, dan bantuan lain
dengan sungguh-sungguh demi tercapainya status gizi dan
kesehatan optimal di masyarakat.
Ahli gizi dalam mempromosikan atau mengesahkan produk
makanan tertentu berkewajiban senantiasa tidak dengan cara
yang salah atau, menyebabkan salah interpretasi atau
menyesatkan masyarakat.

28

21

BAB IV
KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEPROFESI
DAN MITRA KERJA

1.

2.

3.

Ahli gizi dalam bekerja melakukan promosi gizi, memelihara


dan meningkatkan status gizi masyarakat secara optimal,
berkewajiban senantiasa bekerjasama
dan menghargai
berbagai disiplin ilmu sebagai mitra kerja di masyarakat.
Ahli gizi berkewajiban senantiasa memelihara hubungan
persahabatan yang harmonis dengan semua organisasi atau
disiplin ilmu/profesional yang terkait dalam upaya
meningkatkan status gizi, kesehatan, kecerdasan dan
kesejahteraan rakyat.
Ahli gizi berkewajiban selalu menyebarluaskan ilmu
pengetahuan dan keterampilan terbaru kepada sesama
profesi dan mitra kerja.

BAB V
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI
DAN DIRI SENDIRI

1.
2.

Ahli Gizi berkewajiban mentaati, melindungi dan menjunjung


tinggi ketentuan yang dicanangkan oleh profesi.
Ahli gizi berkewajiban senantiasa memajukan dan
memperkaya pengetahuan dan keahlian yang diperlukan
dalam menjalankan profesinya sesuai perkembangan ilmu
dan teknologi terkini serta peka terhadap perubahan
lingkungan.
29

22

3.

4.

5.

6.
7.

8.

Ahli gizi harus menunjukan sikap percaya diri,


berpengetahuan luas, dan berani mengemukakan pendapat
serta senantiasa menunjukan kerendahan hati dan mau
menerima pendapat orang lain yang benar.
Ahli gizi dalam menjalankan profesinya berkewajiban untuk
tidak boleh dipengaruhi oleh kepentingan pribadi termasuk
menerima uang selain imbalan yang layak sesuai dengan
jasanya, meskipun dengan pengetahuan klien/masyarakat
(tempat dimana ahli gizi diperkerjakan).
Ahli gizi berkewajiban tidak melakukan perbuatan yang
melawan hukum, dan memaksa orang lain untuk melawan
hukum.
Ahli gizi berkewajiban memelihara kesehatan dan keadaan
gizinya agar dapat bekerja dengan baik.
Ahli gizi berkewajiban melayani masyarakat umum tanpa
memandang keuntungan perseorangan atau kebesaran
seseorang.
Ahli gizi berkewajiban selalu menjaga nama baik profesi dan
mengharumkan organisasi profesi.

BAB VI
PENETAPAN PELANGGARAN

Pelanggaran terhadap ketentuan kode etik ini diatur


tersendiri dalam Majelis Kode Etik Persatuan Ahli Gizi Indonesia.

30

23

BAB VII
KEKUATAN KODE ETIK

Kode etik ahli gizi ini dibuat atas prinsip bahwa organisasi
profesi bertanggung jawab terhadap kiprah anggotanya dalam
menjalankan praktek profesinya.
Kode etik ini berlaku setelah hari dari disahkannya kode
etik ini oleh sidang tertinggi profesi sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
profesi gizi.

31

24

SUSUNAN PENGURUS
DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA
PERIODE 2009 2014
DEWAN PEMBINA

KETUA UMUM
SEKRETARIS JENDERAL
Wakil Sekretaris Jenderal
BENDAHARA UMUM
Bendahara
Sekretariat

: DR. Drs. Arum Atmawikarta, SKM., MPH


DR. Sunarno RW, SKM., MPH
Prof. DR. Herman Sudiman
Prof. DR. Komari
DR. Abas Basuni Jahari, M.Sc.
: DR. Minarto, MPS
: Edith H. Sumedi, SKM, M.Sc
: Entos Zainal, SP, MPHM
: Pritasari, SKM, M.Sc
: Siti Mutia Rahmawati, SKM, M.Si
: Yuni Zahraini, SKM
Taufik Maryusman, AMG
Tri Dewi Ningsih, A.Md
Nurilah

1. BIDANG ORGANISASI, HUKUM DAN KELEMBAGAAN


Ketua I
: Bambang Harianto, SKM, M.Sc
Sekretaris
: Anang Subur, SKM., MPH
a. Departemen Organisasi dan Kelembagaan
Anggota

: Ir. Kresnawan, M.Sc.


: 1. Ir. Rossi Rozanna, M.Kes
2. Atik Nirwanawati, SKM., MARS
3. Bambang Purwanto, SKM, MKM
4. Djoko Susilo, SKM, M.Kes
5. Ir. Tatang S. Falah, M.Sc.

b. Departemen Hukum dan Humas


Anggota

: Andrianto, SH, M.Kes


: 1. Anton Sri Hartono, MPS
2. Cahaya Indriaty R., SKM, M.Kes
3. Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS
4. Maurin Handayani, SKM
5. Tinexcelly M. Simamora, SKM
6. H. Ali Bernadus SKM., MA

2. BIDANG LEGISLASI DAN PEMBINAAN PROFESI


Ketua II
: Abidillah Mursyid, SKM, MS
Sekretaris
: DR. Ir. Trina Astuti, SKM, MPS
a. Departemen Legislasi
Anggota

: Meylina Djafar, MCN, MBA


: 1. Nuraini Susilo Rochani, M.Sc
2. Muswarni, SKM, M.Kes
3. Giri Wurjandaru, SKM, M.Kes
4. Kusindrati, MCN., MARS
5. Ir. Sunarko, M.Sc.

b. Departemen Pembinaan Profesi


Anggota

: Cornelia, SKM, M.Sc


: 1. Utik Indrawati, M.Kes
2. Rita Kemalawati, MCN
3. Dra. Zahrotiah, M.Kes
4. Sugeng Wiyono, SKM., M.Kes
5. Mahmud Fauzi, SKM., Mkes
6. Eko Prihastono, SKM., MA.

33

3. BIDANG ILMIAH
Ketua III
Sekretaris
a.

Departemen Gizi Masyarakat dan


Teknologi Pangan
Anggota

b.

Departemen Dietetik dan Manajeman


Penyelenggaraan Makanan
Anggota

c.

Departemen Publikasi Ilmiah


Anggota

: Dr. Atmarita, MPH


: Nurfi Afriansyah, SKM, M.Sc.PH
: Ir. Basuki Budiman, M.Sc.PH
: 1. Dr. Djunaidi M. Dahlan, MS
2. DR. Ir. Budi Setiawan, MS
3. Toto Sudargo, SKM., M.Kes
4. Iip Syaiful, SKM, M.Kes
5. Ir. Siti Arifah Pujonarti, MPH
: DR. Martalena Purba
: 1. Triyani Kresnawan, DCN, M.Kes
2. Sri Iwaningsih, SKM, MARS
3. Miranti Gutawa, M.Sc
4. Iskari Ngadiarti, M.Sc
: Moesijanti Y.E. Soekatri, MCN, Ph.D
: 1. Gustina Sofia, SIP, MA
2. Suharyati, SKM, M.Kes
3. Galopong Sianturi, SKM., MPH
4. Imam Subekti, MPS., M.Sc
5. DR. Ir. Dewi Permaesih, M.Kes
6. Sudikno, SKM
7. DR. Rina Herartri

4. BIDANG KEMITRAAN, USAHA DAN KERJASAMA


Ketua IV
: Ria Sukarno, SKM., MCN
Sekretaris
: Sri Andewi, SKM, M.Kes
a.

Departemen Kemitraan
Anggota

: Nils Aria Zulfianto, M.Sc


: 1. Sylvia Dhamayanthi, DCN, M.Kes
2. Marudut Sitompul, MPS
3. DR. Sugeng Eko Irianto, MPS
4. Dadi Hidayat Maskar, ST, M.Sc

b.

Departemen Usaha
Anggota

: Marzuki Iskandar, STP, MTP


: 1. Ida Ruslita, M.Kes
2. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes
3. Ichwan Arbie, SKM
4. Alibbirwin, SKM, M.Epid

5. BIDANG PENGABDIAN MASYARAKAT


Ketua V
Sekretaris

: Drs. Fardhon Hanafiah, SKM


: Pudjo Hartono, MPS

a.

Departemen Pengabdian Masyarakat


Anggota

: Ir. Eman Sumarna, M.Sc


: 1. Iwan Halwani, SKM, M.Si
2. Sakri Sab'atmaja, SKM
3. Muhammad Adil, SP, MPH
4. Henny Nendrawati, SKM, M.Kes
5. Meida Octarina, MCN

b.

Departemen Advokasi dan Sosialisasi


Anggota

: DR. Kodrat Pramudho, SKM, M.Kes


: 1. DR. Jasrizal Djalil
2. Dhian Proboyekti, SKM, MA
3. Nusli Imansyah, SKM, M.Epid
4. Yunimar Usman, SKM, MPH
5. S. Rudatin, SKM., M.Kes.
6. DR. Ir. Anies Irawati, M.Kes.

34

DPP PERSAGI
(Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ahli Gizi Indonesia)
Jl. Hang Jebat III/F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
Telp./Fax. : 021-7396403, E-mail: dpp_persagi@yahoo.com
www.persagi.org
36

Você também pode gostar