Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
)
YANG TERPAPAR POLUSI UDARA
Firda Nurul D. Ashshoffa, Isnaini A. Firdaus, Rizki Amalia, Rafidah N. Utami
Jurusan Biologi-FMIPA-Universitas Negeri Surabaya
ABSTRACT
The purpose of the study was to determine the visitor insect species of Apocynaceae plants,
especially at the its flowers. An inventory of insects visiting Apocynaceae plants had been
conducted in State University of Surabaya during 2,5 months started from Oktober 2015.
Observation, scan sampling and direct collection method by using insect net were used in this
study. Insects were identified at Laboratory of Animal Taxonomy, Biology Department,
Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Surabaya. The results
showed that 23 species of insects that belong to 21 genera, 15 families and 5 orders were
recorded. The visitor insects were dominated by Hymenoptera order (59%), and then
followed by Diptera (26%), Lepidoptera (10%), Odonata (3%), and Homoptera (2%).
Keywords : Apocynaceae, insects, visitors , species.
PENDAHULUAN
Pencemaran udara adalah bertambahnya substrat fisik atau kimia dalam jumlah
tertentu yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara ke lingkungan udara
normal (Wardhana, 2004). Penyebab pencemaran lingkungan di udara umumnya berasal dari
kendaraan bermotor dan perindustrian. Bahan pencemar yang dikeluarkan antara lain gas
NO2, SO2, SO3, ozon, CO, HC dan partikel debu. Dampak dari pencemaran udara dapat
dirasakan secara langsung maupun tidak langsung oleh manusia, hewan, tumbuhan dan
lingkungan sekitar (Mukono, 2008).
Bayam merupakan tanaman semusim dan tergolong tanaman C4 yang mampu
mengikat CO2 secara efisien, sehingga memiliki daya adaptasi yang tinggi pada beragam
ekosistem. Bayam memiliki akar tunggang yang menyebar dangkal pada kedalaman 20-40
cm. Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air. Daun berwarna
hijau, bentuk bulat telur, ujung meruncing dan urat daun jelas. Secara umum, bayam dapat
tumbuh sepanjang tahun di dataran rendah maupun dataran tinggi. Bayam mampu tumbuh
optimal pada tanah yang mengandung bahan organik, bertekstur gembur dan tidak tergenang
air serta berada pada derajat keasaman (pH) 6-7. Meskipun demikian, bayam cukup toleran
terhadap keadaan yang kurang menguntungkan. Asalkan kondisi tanahnya subur, penyiraman
teratur dan saluran drainase lancar (Handayani, 2012)
Suhadiyah dkk. (2014) telah melakukan penelitian mengenai korelasi kondisi daun
Hibiscus tiliaceus dan Swietenia macrophylla King. terhadap polutan di Universitas
Hasanuddin Makassar. Berdasarkan penelitian tersebut jumlah stomata pada daun yang
terpapar polutan cenderung lebih banyak daripada daun yang tidak terpapar polutan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur anatomi stomata daun bayam
(Amaranthus sp.) yang terkena polutan dan membandingkannya dengan daun yang tidak
terkena polutan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan dua perlakuan
yang berbeda yaitu tanaman terpapar polusi dan tanaman yang tidak terpapar polusi. Lokasi
pengambilan sampel tanaman berada di wilayah UNESA Ketintang. Lokasi pengambilan
sampel tanaman terpapar polusi berada di didepan masjid. Lokasi pengambilan sampel
tanaman yang tidak terpapar polusi berada di belakang gedung
Sekertariatan UKKI.
(Gambar 1)
1.PerbedaanAnatomi
Stomata
Daun
Bayam
(Amaranthus
sp.)
yangTerpaparPolutandan
TidakTerpaparBanyakPolutan
Parameter
TerpaparPolutan
TidakTerpaparBanyakPolutan
Jumlah stomata
48
28-32
Kondisi stomata
Morfologi stomata
Beberapapenelitianmenunjukkanbahwapencemaranudaramengakibatkanmenurunnyap
ertumbuhandanproduksitanaman. Menurut Kozlowski et al., (1991) dalam Nugrahani (2013),
kerusakantanamankarenapencemaranudaraberawaldaritingkatbiokimiayang
meliputigangguanpada proses fotosintesis, respirasi, transpirasihinggabiosintesis protein
danlemak.
Selanjutnya,kerusakanpadatingkatultrastrukturalsepertidisorganisasiselmembran,
kemudianketingkatselmeliputidindingsel,
mesofildanpecahnyaintiselsertadiakhiridenganterlihatnyagangguanpadajaringandaunsepertikl
orosisdannekrosis.
terpaparpolutanlebihbanyakdaripada
antarakeduanyaberkisarantara
16
yang
tidakterpaparbanyakpolutan.
Selisihdi
hingga
stomata.
Kisarantersebutdikarenakanadanyapengulangansayatan.
20
Banyaksedikitnyaselisih
stomata
stomata
padadaunbayam
yang
terpaparpolutanlebihbanyak,
signifikanjugadengan
kondisidaunpadatanamankontrol.
Hal
Nugrahani (2013) juga menunjukkan bahwa kadar klorofil total dan kadar karotenoid
menurun pada tanaman yang terkena pencemarudara.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan struktur anatomi stomataantara daun bayamterpapar polutan dan yang tidak
terpapar banyak polutan. Daun bayam yang terpapar polutan memiliki stomata dengan jumlah
yang lebih banyak, mengalami kerusakan, ukurannya lebih kecil, celah lebih rapat, warna
stomata lebih pucat dan dan kerapatannya yang lebih tinggi dibandingkan dengan daun
tanaman bayam normal atau tidak terpapar banyak polutan.
KEPUSTAKAAN
Handayani, Roro. 2012. Teknik Budidaya Bayam Organik (Amarathus spp) sebagai Jaminan
Mutu dan Gizi untuk Konsumen di Lembah Hijau Multifarm Dukuh Joho Lor,
Triyagan, Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah. Tugas Akhir. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Mukono, H. J. 2008. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga University
Press.
Nugrahani, Pangesti. 2013. Glutation dan Apti sebagai Indikator Fitoremediasi dan Toleransi
Tanaman Puring (Codiaeum Variegatum L.) terhadap Bahan Pencemar Udara Sulfur
Dioksida. Disertasi. Surabaya:Universitas Airlangga.
Rushayati, Siti Badriyah dan Rizky Yusuf Maulana. 2005. Respon Pertumbuhan serta
Anatomi Daun Kenari (Canarium Commune L) dan Akasia (Acacia Mangium Willd)
terhadap Emisi Gas Kendaraan Bermotor. Media Konservasi. 10(2).
Suhadiyah, S., R. A. Barkey dan E. Tambaru. 2014. Korelasi Kondisi Daun terhadap Kadar
Pb dan Klorofil Daun Hibiscus tiliaceus dan Swietenia macrophylla King. di Kampus
Universitas Hasanuddin Makassar. Diakses pada tanggal 31 Mei 2016 dari
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/11638/SRI
%20SUHADIYAH.pdf?sequence=1.
Wardhana, W. A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Waryanti, Irawan Sugoro dan Dasumiati. 2015. Angsana (Pterocarpus indicus) sebagai
Bioindikator untuk Polusidi Sekitar Terminal Lebak Bulus. Al-Kauniyah Jurnal
Biologi.8(1)