Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
Dwi Kartika Sari (1301025)
Kelompok III
Anggota :
Ade Magdalena (1301001)
Della Aprila (1301018)
Eka Saputri (1301029)
Elsa Miaqsa (1301030)
M. Ridho Abru Jiwantoro (1301046)
Junida (1101045)
Linda Hedianti (1101048)
Mutia Setiadi (1101060)
S1 VI-A
DOSEN :
Septi Muharni, M.Farm,Apt
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
atas rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis berupa makalah
yang berjudul Pelayanan Informasi Obat.
Sumber dari makalah ini diambil dari buku-buku yang berhubungan dengan
Pelayanan Informasi Obat, dan lainnya yang ditambah dengan informasi yang didapat
dari pencarian (browsing) di internet dan sumber-sumber lainnya. Diantara sumbersumber tersebut kami susun semua informasi dalam satu makalah sehingga menurut
kami makalah ini sudah cukup informatif.
Terimakasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian
makalah ini terutama kepada dosen pegampu mata kuliah Komunikasi, Edukasi dan
Informasi, Ibu Septi Muharni, M.Farm, Apt. Makalah ini dibuat agar bisa menjadi
salah satu sumber bacaan yang dapat menambah wawasan pembaca dan juga dalam
memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Komunikasi, Edukasi dan Informasi.
Dalam penulisan makalah ini pastilah ada banyak kendala yang kami temui
namun kami berhasil menghadapinya dan menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Akhir kata jika ada sesuatu yang tidak berkenan di hati pembaca mohon dimaklumi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................... i
Daftar isi..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................................... 4
Rumusan masalah.......................................................................................... 6
Tujuan Masalah.............................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 7
Definisi Pelayanan Informasi Obat................................................................ 7
Alasan perlunya Pelayanan Informasi Obat................................................... 9
Sumber Pelayanan Informasi Obat................................................................ 10
Metoda Pelayanan Informasi Obat................................................................. 15
Tujuan Pelayanan Informasi Obat.................................................................. 15
Manfaat Pelayanan Informasi Obat............................................................... 16
Fungsi Pelayanan Informasi Obat.................................................................. 17
Sasaran Pelayanan Informasi Obat................................................................ 17
Kategori Pelayanan Informasi Obat............................................................... 19
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat.............................................................. 20
Pentingnya Pemberian Informasi dan Komunikasi Obat............................... 21
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 22
Kesimpulan.................................................................................................... 24
Daftar Pustaka............................................................................................................ 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Seiring dengan
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pelayanan Informasi Obat (PIO)?
2. Apa alasan perlunya Pelayanan Informasi Obat (PIO) ?
3. Apa saja sumber Pelayanan Informasi Obat (PIO) ?
4. Bagaimana metode Pelayanan Informasi Obat (PIO) ?
5. Apa tujuan Pelayanan Informasi Obat (PIO) ?
6. Apa manfaat Pelayanan Informasi Obat (PIO) ?
7. Bagaimana fungsi Pelayanan Informasi Obat (PIO) ?
8. Siapa sasaran Pelayanan Informasi Obat (PIO) ?
9. Jelaskan kategori Pelayanan Informasi Obat (PIO) ?
10. Apa saja kegiatan dari Pelayanan Informasi Obat (PIO) ?
11. Apa Pentingnya Pemberian Informasi dan Komunikasi Obat pada Pelayanan
Informasi Obat (PIO) ?
1.3
Tujuan Masalah
1. Agar mahasiswa/i mengetahui definisi dari Pelayanan Informasi Obat (PIO).
2. Agar mahasiswa/i memahami alasan perlunya Pelayanan Informasi Obat
(PIO).
3. Agar mahasiswa/i mengetahui sumber dari Pelayanan Informasi Obat (PIO).
4. Agar mahasiswa/i dapat mengaplikasikan metode dari Pelayanan Informasi
Obat (PIO).
5. Agar mahasiswa/i memahami tujuan dari Pelayanan Informasi Obat (PIO).
6. Agar mahasiswa/i mengetahui manfaat dari Pelayanan Informasi Obat (PIO).
7. Agar mahasiswa/i mampu menjelaskan fungsi dari Pelayanan Informasi Obat
(PIO).
8. Agar mahasiswa/i mengetahui sasaran dari Pelayanan Informasi Obat (PIO).
9. Agar mahasiswa/i mengetahui kategori dari Pelayanan Informasi Obat (PIO).
10. Agar mahasiswa/i memahami kegiatan dari Pelayanan Informasi Obat (PIO).
11. Agar mahasiswa/i memahami akan pentingnya infornasi dan komunikasi obat
pada Pelayanan Informasi Obat (PIO).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
mendiskusikan
teknik
baru
pemberian
obat,
dan
mengumumkan program farmasi yang baru dirumah sakit. Staf PIO dapat
berfungsi sebagai sumber edukasi yang signifikan bagi staf medik, perawat,
dan staf lain dengan memberikan kuliah, penyaji dalam seminar dan
berpartisipasi aktif dalam kunjungan ke daerah perawatan penderita
(bangsal). Staf PIO dapat mengkoordinasikan pelaporan reaksi obat
merugikan yang meliputi rumah sakit secara keseluruhan bekerja sama
dengan perawat, apoteker klinik, dan staf medik.
6. PIO juga berfungsi sebagai sumber informasi ilmiah yang dapat membantu
kegiatan penelitian dirumah sakit. PIO dapat melayani informasi yang
diperlukan untuk penelitian obat secara klinik, investigasi obat baru, dan
penelitian farmasetik.
2.3
SUMBER-SUMBER INFORMASI
Sumber informasi obat digolongkan menjadi (Kurniawan dan Chabib, 2010) :
10 | P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t
adalah ketidakpastian. Seseorang tidak dapat mencari informasi khusus secara efisien
di dalam pustaka primer, kecuali ornag tersebut memiliki pengetahuan yang
mendalam tentang organisasi dan jenis pustaka.
Pada banyak situasi, apoteker harus menelusuri kembali pustaka primer untuk
menjawab suatu pertanyaan spesifik penderita. Kemampuan penelusuran kembali dan
interpretasi pusstaka primer memerlukan pengalaman melalui praktik yang terus
menerus. Agar apoteker terbiasa dengan pustaka primer maka harus membaca sendiri
pustaka tersebut.
Semua apoteker harus memenuhi suatu komitmen professional, yaitu tetap
mutakhir. Salah satu cara untuk mencapai hal ini (kemutakhiran) adalah dengan
membaca majalah ilmiah secara rutin/berkala.
Contoh pertanyaan informaisobat ynag sering muncul antara lain tentang
penggunaan obat yang baru dipasarkan atau obat yang baru-baru ini dilaporkan
menimbulkan efek merugikan. Untuk menjawab pertanyaam imi diperlukan pustaka
primer.
Contoh beberapa sumber informasi primer Annals of Pharmacotherapy, British
Medical Journal, Journal of American Medical Association (JAMA), The Lnacet,
New England Journal of Medicine.
Sumber informasi primer terbagi menjadi:
a. Studi evaluativ
Eksperimental
- Uji coba klinik
- Penelitian farmasetik
- Pengkajian pendidikan
Pengamatan (observasional)
- Studi pengendalian kasus
- Studi kelompok
- Studi tindak lanjut
- Studi contoh yang representatif
b. Laporan deskriptif
Laporan kasus atau rangakaian kasus
Praktik farmasi
Rangkaian klinik
Program
11 | P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t
Populasi
International
Sumber ini (pustaka tersier) menyoroti data yang diterima secara luas dari pustaka
primer, mengevaluasi informasinya, dan menerbitkan hasilnya. Yang termasuk
12 | P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t
sumber pustaka tersier : buku teks atau data base, kajian artikel, kompendia, dan
pedoman praktis.
Sumber pustaka tersier adalah acuan pustaka yang paling umum digunakan,
mudah dimasuki, dan biasanya dapat memenuhi kebanyakan permintaan informasi
obat spesifik penderita. Sumber tersier memberikan informasi yang disusun dan
dievaluasi dari acuan pustaka yang banyak dan dinyatakan dalam suatu cara yang
praktis. Biasanya dalam pustaka tersier terdapat banyak ahli yang memberi
kontribusi.
Keterbatasan utama pustaka tersier adalah ketinggalan waktu beberapa bulan sampai
mungkin beberapa tahun. Jika dibutuhkana informasi atau pandangan paling mutakhir
diperlukan sumber pustaka sekunder dan primer. Penulis memiliki hak prerogatif
untuk memasukkan dan mengeluarkan informasi sehingga tidak semua bagian dari
pustaka primer perlu menajdi bagian dari pustaka primer perlu menjadi bagian
pustaka tersier.
Contoh beberapa sumber informasi tersier : AHFS Drug Information, Handbook of
Injectable Drug, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Meylers Side Effect of
Drugs, British National Formulary, Martindale : The Complete, Drug Reference.
Sumber Informasi Tersier :
4.
tidak termasuk kategori sumber pustaka primer, sekunder, tersier yang mencakup
antara lain : komunikasi dengan tenaga ahli, industri farmasi, dan brosur peneliti.
13 | P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t
Komunikasi tenaga ahli terdiri atas informasi yang tidak dipublikasikan yang
diperoleh khusus dari seoarang tenaga ahli. Komunikasi ini dapat berupa suatu
pendapat didasarkan pada pengalaman tenaga ahli tersebut atau berdasarkan data dari
suatu studi evaluatif pendahuluan yang dipublikasikan.
Sumber sumber Lain :
2.4
kepada pasien, yaitu dengan metode lisan dan tertulis. Apoteker, perlu memutuskan
kapan suatu jenis dari metode itu digunakan untuk memberikan informasi obat
dengan lebih tepat. Dalam banyak situasi klinik, pemberian informasi lisan biasanya
diikuti dengan pemberian informasi tertulis.
a. Informasi tertulis
Informasi tertulis merupakan dokumentasi informasi tertentu yang diberikan
kepada pasien. Keuntungan dari format tertulis adalah memungkinkan pasien
untuk
membaca
ulang
informasi
tersebut
dan
secara
pelan-pelan
14 | P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t
komunikasi tatap muka dengan pasien dapat lebih membantu apoteker dalam
menilai keberhasilan pemberian informasi yang dilakukan (Siregar, 2006).
2.5
untuk
membuat
kebijakan-kebijakan
yang
2.6
jawab mereka
Keperluan dari berbagai fungsi PFT
Berbagai proyek penelitian yang melibatkan penggunaan obat
15 | P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t
kelompok orang, kepanitiaan, penerima informasi obat, seperti yang tertera dibawah
ini;
a.
Dokter
Dalam proses penggunaan obat, pada tahap penetapan pilihan obat serta
16 | P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t
b.
Perawat
Dalam tahap penyampaian atau distribusi oabt kepada PRT dalam rangkaian
proses penggunaan obat, apoteker memberikan informasi obat tentang berbagai aspek
oabt pasien, terutama tentang pemberian obat. Perawat adalah profesional kesehatan
yaang paling banyak berhubungan dengan pasien karena itu, perawatlah yang pada
umumnya yang pertama mengamati reaksi obat merugikan atau mendengar keluhan
mereka. Apoteker adalah yang paling siap, berfungsi sebai sumber informasi bagi
perawat. Informasi yang dibutuhkan perawat pada umumnya harus praktis, seera, dan
ringkas, misalnya frekuensi pemberian dosis, metode pemberian obat, efek samping
yang mungkin, penyimpanan obat, inkompatibilitas campuran sediaan intravena, dll
(Siregar, 2004).
c.
Pasien
Informasi yang dibutuhkan pasien, pada umumnya adalah informasi praktis
Apoteker
Setiap apoteker suatu rumah sakit masing-msaing mempunyai tugas atau
17 | P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t
pengetahuan informasi obat. Apoteker apotek dapat meminta bantuan informasi obat
dari sejawat di rumah sakit (Siregar, 2004).
e.
18 | P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t
2.10
aktif atau pasif. Pelayanan bersifat aktif apabila apoteker pelayanan informasi obat
memberika informasi obat dengan tidak menunggu pertanyaan melainkan secara
aktif memberikan informasi obat, misalnya penerbitan buletin, brosur, leaflet,
19 | P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t
2.11
20 | P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t
21 | P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t
BAB III
KESIMPULAN
1. PIO
(Pelayanan
Informasi
Obat)
didefinisikan
sebagai
kegiatan
dan
penggunaan
obat
yang
22 | P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t
8. Kegiatan PIO berupa penyediaan dan pemberian informasi obat yang bersifat
aktif atau pasif.
9. Informasi obat bagi para pelaku pelayanan berfungsi untuk menyegarkan
kembali pengetahuan mengenai obat dan meningkatkan pengambilan
keputusan dalam memberikan informasi tentang penggunaan obat pada waktu
melayani pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., 2001, Manajemen Farmasi, 2-3, Penerbit Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Anonim, 2004, Keputusan Menkes RI nomor 1027 tahun 2004 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 2006, Pedoman Pelayanan Informasi Obat Di Rumah Sakit, Dirjen
Pelayanan Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Depkes RI 2006.
Juliantini, E., dan Widayanti, S., 1996, Pelayanan Informasi Obat Rumah Sakit
Umum Daerah Dr Soetomo, Prosiding Kongres Ilmiah XI ISFI, 3-6 juli 1996,
Jawa Tengah.
Kimia Farma, 2003, Pharmaceutical Care diantara Tuntutan Profesionalitas dan
Bisnis, Disampaikan dalam Diskusi Keprofesian 23 April 2003, UGM
Yogyakarta.
Kurniawan, W. K., dan Chabib, L., 2010, Pelayanan Informasi Obat Teori dan
Praktik, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Santoso, 1994, Importance of Patient Counseling, Guest Editorial, Medical Progress
November Supplement, 6-8, Department of Clinical Pharmacology, Fakultas
Farmasi UGM, Yogyakarta.
23 | P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t
Siregar, 1994, Pelayanan Farmasi yang Baik, Disampaikan dalam The 4th Pan
Pacific Asian Congress on Clinical Pharmacy, 10-14 Juli 1994, Jakarta.
Siregar, Charles. JP., 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Cetakan I,
Penerbit EGC, Jakarta.
Siregar, Charles J.P., dan Endang, K. (2006). Farmasi Klinik: Teori dan Penerapan.
Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Trisna & Yulia, 2001, Pelayanan Informasi Obat, Makalah, 1.
24 | P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t