Você está na página 1de 11

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN


PRESTASI BELAJAR ANAK
Oleh : Ni Wayan Kori1
Abstrak. Upaya-upaya penyempurnaan kurikulum pendidikan nasional dilakukan
secara terus menerus guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia
agar mampu bersaing untuk memenuhi tuntutan pada era globalisasi ini upaya untuk
memperbaiki sistem pendidikan juga dilakukan dengan memberikan kesempatan dan
tempat khusus bagi anak-anak untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan.
Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengoreksi kembali dan
penyempurnaan tentang penerapan metode pemberian tugas dalam pembelajaran
tematik. Penelitian ini melibatkan anak kelas I yang berjumlah 37 anak. Penelitian ini
berlangsung pada semester I tahun ajaran 2012/2013 dengan model penngumpulan
data yang digunakan yaitu tes prestasi belajar. Metode analisis datanya adalah
deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pennggunaan metode
pemberian tugas dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan prestasi belajar
anak. Ini terbukti dari hasil yang diperoleh pada siklus awal yakni 56 setelah
diberikan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 59 dan pada siklus II meningkat
menjadi 72. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah penggunaan
metode pemberian tugas dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan prestasi
belajar anak kelas I SD Negeri 18 Padangsambian.
Kata Kunci : metode pemberian tugas dalam pembelajaran tematik, analisis data
deskriptif
1.

Pendahuluan
Kondisi yang diharapkan dalam pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
adalah kondisi dimana guru mampu menggabungkan beberapa mata pelajaran dalam
suatu tema dan kondisi dimana guru mampu memahami pengertian cara pembelajaran
Tematik. Untuk itu guru harus memahami teori pembelajaran. Pelaksanaan
1

Ni Wayan Kori adalah Guru Kelas SD Negeri 18 Padangsambian

pembelajaran dengan Tematik yaitu yang sesuai dengan Standar Isi dari Pusat
Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2006 adalah: 1) Kegiatan
Pembukaan menyangkut mengarahkan perhatian peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran dengan baik bisa dilakukan dalam bentuk motivasi, bernyanyi, bermain
atau bercerita; 2) Kegiatan Inti yaitu setiap kegiatan dapat digunakan untuk mencapai
kompetensi beberapa mata pelajaran sekaligus sehingga tidak disebutkan mata
pelajarannya sedangkan pencapaian kompetensi mata pelajaran lainnya, khususnya
pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan serta Seni Budaya dan Keterampilan
(SBK) dilakukan melalui kegiatan pendahuluan atau kegiatan penutup; 3) Kegiatan
Penutup dilakukan untuk penenangan seperti mendengarkan cerita, menyanyikan lagu
dan berman (kegiatan jasmani).
Memahami bagaimana semestinya seorang guru memberi pembelajaran di SD
sama artinya dengan mengetahui kondisi pembelajaran yang diharapkan. Dengan
memahami hal tersebut maka guru tidak bisa menghindar dari bagaimana sebenarnya
seni seorang guru dalam mengajar. Maka itu cuplikan berikut perlu disimak. Dengan
memahami semua cuplikan yang sudah disampaikan maka kondisi yang diharapkan
terjadi dalam pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar sudah dapat dipahami. Dengan
kondisi tersebut, apakah guru betul melakukannya dengan baik, tentu saja akan
terpenuhi kondisi yang diharapkan dalam pembelajaran. Kebenaran yang ada adalah
kondisi yang diharapkan terjadi tidak terlaksana. Hal tersebut terbukti dari kebenaran
data di lapangan yaitu rata-rata nilai anak-anak SD kelas I pada semester I tahun
ajaran2012/2013 baru mencapai nilai 56 sebagai tahap awal.
Kesenjangan antara kondisi yang diharapkan terjadi dengan kondisi nyata
yang ada di lapangan seperti yang sudah dipaparkan di atas maka guru harus giat
mengupayakan cara untuk pemecahannya. Apabila tidak diupayakan maka kondisi
yang sebenarnya ada dalam pembelajaran di kelas I pada semester I tahun ajaran
2012/2013 akan terus berlanjut dan akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan
anak-anak selanjutnya. Oleh karenanya peneliti mencoba model pembelajaran
Tematik dengan penerapan metode diskusi dan metode pemberian tugas dalam
penelitian ini. Dengan upaya tersebut diharapkan masalah pembelajaran yang
dihadapi akan dapat dipecahkan.
2

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah model pembelajaran


Tematik yang diterapkan melalui metode pemberian tugas dapat meningkatkan
prestasi belajar anak kelas I SDN 18 Padangsambian. Metode pemberian tugas
merupakan tugas atau pekerjaan yang snegaja diberikan kepada anak yang harus
dilaksanakan dengan baik, tugas ini diberikan kepada anak untuk memberikan
kesempatan kepada anak menyelesaikan tugas.Sehingga anak dapat mengalami
secara nyata dan melaksanakan dari awal sampai tuntas.Pemberian tugas pada anak
ditujukan untuk pengembangan secara lebih optimal maka peneliti memecahkan
masalahnya dengan penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui seberapa tinggi peningkatan prestasi belajar anak setelah diterapkan
model pembelajaran Tematik yang dilaksanakan melalui metode pemberian tugas.
Manfaat penelitian ini adalah : a) Penelitian ini mempunyai manfaat teoritis terhadap
pengembangan pelajaran Tematik. Hal ini berkaitan dengan sumbangsih terhadap
teori pembelajaran Tematik. Selain itu, sebagai bahan memperkaya khasanah
penelitian khususnya penelitian di bidang pendidikan. b) manfaat praktis bagi siswa,
untuk mempermudah anak dalam berlatih dan berkarya. Bagi guru, sebagai upaya
untuk memotivasi anak dalam kegiatan pembelajaran, sebagai upaya peningkatan
kualitas dan prestasi khususnya pembelajaran dan bagi sekolah yaitu dapat
memberikan semangat bagi guru-guru di sekolah tersebut untuk melaksanakan
penelitian-penelitian yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Serta
bagi peneliti, mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan pembelajaran Tematik
yang efektif dalam kualitas pembelajaran di SDN 18 Padangsambian.
Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja
diberikan kepada anak yang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas ini diberikan
kepada anak untuk memberi kesempatan kepada mereka menyelesaikan tugas yang
didasarkan pada petunjuk langsung dari pendidik yang sudah dipersiapkan sehingga
anak dapat mengalami secara nyata dan melaksanakan dari awal sampai tuntas. Tugas
yang diberikan kepada anak harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
Pemberian tugas kepada anak ditujukan utuk mengembangkan secara lebih optimal
seluruh aspek pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak. Pemberian tugas
dapat diberikan secara individual atau kelompok (Winda Gunarti, 2010: 7.3 7.5).

Metode pemberian tugas biasanya digunakan dengan tujuan agar peserta didik
memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena peserta didik melaksanakan latihanlatihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman peserta didik dalam
mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi.Hal itu disebabkan peserta didik
mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda ketika menghadapi masalahmasalah baru.
Depdiknas, 2006 (dalam Trianto, 2010: 78-79) tentang pembelajaran Tematik
disampaikan bahwa pembelajaran Tematik sebagai model pembelajaran termasuk
salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran-model pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Penjelasan Trianto selanjutnya
tentang hakekat model pembelajaran Tematik menyatakan bahwa pembelajaran
Tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema
tertentu.Dalam pembahasannya, tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran.
Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar anak dan sebagaimana
biasa dilaporkan pada wali kelas, murid dan orang tua anak setiap akhir semester atau
akhir tahun ajaran. Prestasi belajar mempunyai arti dan manfaat yang sangat penting
bagi anak didik, pendidik, orang tua/wali murid dan sekolah, karena nilai atau angka
yang diberikan merupakan manifestasi dari prestasi belajar anak dan berguna dalam
pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap anak yang bersangkutan maupun
sekolah.Prestasi belajar merupakan kemampuan anak yang dapat diukur, berupa
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai anak dalam kegiatan belajar
mengajar.
Djamarah (1994:23) mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.Kalau perubahan tingkah laku adalah tujuan
yang mau dicapai dari aktivitas belajar, maka perubahan tingkah laku itulah salah satu
indikator yang dijadikan pedoman untuk mengetahui kemajuan individu dalam segala
hal yang diperolehnya di sekolah. Dengan kata lain prestasi belajar merupakan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki

oleh anak sebagai akibat perbuatan belajar

atau setelah menerima pengalaman belajar, yang dapat dikatagorikan menjadi tiga
ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Model pembelajaran tematik diupayakan untuk pengembangan kemampuan
akademik, menghindarkan anak dari hafalan, dapat memberikan tambahan
kemampuan untuk dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan informasi,
Dengan cara kerja yang sedemikian rupa sudah dapat diyakini bahwa model
pembelajaran Tematik dapat digunakan sebagai pemecah masalah penelitian.
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu apabila

model pembelajaran

tematik dengan penerapan metode pemberian tugas berjalan secara efektif maka
prestasi belajar anak dapat ditingkatkan.
2.

Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian tindakan.Oleh karenanya,
rancangan yang khusus untuk sebuah penelitian tindakan sangat diperlukan.Penelitian
tindakan didasarkan pada filosofi bahwa setiap manusia tidak suka atas hal-hal yang
statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.Peningkatan diri untuk hal
yang lebih baik ini dilakukan terus menerus sampai tujuan tercapai (Suharsimi
Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 67). Rancangan yang digunakan pada
penelitian tindakan yaitu rancangan yang disampaikan oleh Kemmis dan Mc. Taggart
seperti terlihat pada gambar berikut.

R
E
F
L
E
C
T

Plan

Plan

Plan
8

Plan

Gambar 1.

R
E
F
L
E
C
T

T
A

Alur Penelitian Tindakan Kelas


T
A

Alur Kemmis dan Mc. Taggart memberi contoh sebagai berikut: Anak
mengira bahwa sain sekedar mengingat fakta dan bukan proses inkuiri. Bagaimana
saya dapat merangsang inkuiri pada siswa? Apakah dengan mengubah teknik
bertanya? Teknik bertanya yang sama? Prosedur yang dilakukan adalah: Menukar
strategi bertanya agar anak dapat menggali jawaban atas pertanyaan sendiri. Mencoba
bertanya agar anak mau mengatakan keinginannya, catat pertanyaan dan respon,
pengendalian, tujuan umum, kurangi pengendalian, kendorkan pengendalian,
pertanyaan direkam dan dikendalikan, Inkuiri berkembang. Bagaimana mengajar
tetap pada jalur.
Dr. Hamzah B. Uno, dkk (2011: 69-70) menjelaskan, bagi Kemmis dan
Taggart perumusan masalah dan perencanaan tindakan menjadi langkah pertama yang
dilakukan peneliti secara bersamaan. Perumusan masalah dilakukan dengan
mengidentifikasi masalah-masalah yang berkembang di lapangan. Alternatif yang
paling mungkin untuk diterapkan menjadi rencana tindakan. Refleksi hasil
pengamatan merupakan langkah selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan dan
observasi. Dengan refleksi dapat dipahami kelebihan dan kekurangan yang terjadi
selama melaksanakan tindakan. Dengan demikian, bila dampak tindakan belum
sesuai dengan yang diinginkan dapat dilakukan revisi terhadap ide atau gagasan
sebelumnya yang tertuang dalam perencanaan sehingga dapat dilakukan perencanaan
kembali. Demikian seterusnya.
Subjek dari penelitian ini adalah semua anak kelas I SDN 18 Padangsambian
yang berjumlah 37 anak. Objek penelitiannya adalah peningkatan prestasi belajar
anak kelas I SDN 18 Padangsambian setelah diterapkan model Tematik dalam proses
pembelajaran. Metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian ini
adalah metode deskriptif.
Instrumen yang digunakan untuk menilai prestasi belajar anak kelas I B adalah
tes. Tes yang digunakan tes sikap dan tertulis. Tes tersebut tertera dimasing-masing
RPP untuk tidak terjadi double penulisan maka semua tes tersebut tidak ditulis di
bagian ini. Indikator yang diusulkan untuk tingkat keberhasilan per siklus yaitu pada
prestasi belajar anak diharapkan pada siklus I mencapai rata-rata 64 dan pada siklus II

nilai rata-rata 76. Prestasi rata-rata hasil anak pada kategori meningkat. Ketuntasan
klasikal anak mencapai 100% yanhg berarti 37 orang anak memperoleh nilai diatas
KKM yang ditentukan.
3.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Hasil penelitian yang diperoleh secara rinci penulis paparkan berdasarkan
penelitian yang dilakukan di SDN 18 Padangsambian. Dalam penyampaian dimulai
dnegan perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan reflrksi masing-masing
siklus.
Perencanaan yang dilakukan pada siklus I yaitu 1) menyusun rencana
tindakan selanjutnya ; 2) menentukan waktu pelaksanaan; 3) merencanakan bahan
pelajaran dan merumuskan tujuan ; 4) Merancang skenario pembelajaran. Dan
dengan pelaksanaan tindakan yakni mengelola kelas dengan persiapan yang matang,
mengajar materi dengan benar sesuai model pembelajaran Tematik yang
berpenekanan pada model permainan, gembira, mengutamakan apa yang menjadi
kebutuhan para siswa, lebih menumbuhkan kemampuan anak agar kreatif,
mengupayakan jawaban yang memuaskan para anak tidak ke kanan dan ke kiri,
pembelajaran diupayakan agar menarik perhatian siswa, mampu menjelaskan konsepkonsep penting, mampu merangsang emosi siswa, selalu mengupayakan penghargaan
bagi anak yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
Setelah diperoleh data dari hasil penelitian siklus I, maka dilakukan refleksi
dengan mencari rata-rata kelas yaitu memperoleh 64. Dan selanjutnya dapat
ditampilkan dalam bentuk grafik sebaga berikut :

F. ABSOLUT

12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
39,5 - 47,5 47,5 - 55,5 55,5 - 63,5 63,5 - 71,5 71,5 - 79,5 79,5 - 87,5

NILAI

Gambar 2. Histogram Prestasi Belajar Siswa Siklus I


Kegiatan yang dilakukan pada siklus II juga dinilai dengan perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada perencanaan dilakukan 1) merencanakan
7

kembali jadwal; 2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran; 3) merencanakan


kunjungan kelas; dan 4) bersama guru merancang scenario penerapan pembbelajaran
dengan melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. pelaksanaan tindakan
pada siklus II ini disampaikan sebagai berikut : 1) pada hari yang sudah dijadwalkan
peneliti memulai tahap pelaksanaan tindakan dengan memebawa semua persiapan
yang sudah dibuat. 2) peneliti membawa instrument pengamatan, observasi, keaktifan
belajar dan instrument tes prestasi.
Dalam observasi yang dilakukan yaitu adanya penilaian terhadap kebenaran
pelaksanaan pembelajaran Tematik didahului dengan mencatat hal-hal penting seperti
aktivitas belajar yang dilakukan pada saat peneliti melakukan tindakan. Dari catatancatatan yang cepat tersebut penulis mengetahui bagian mana yang mesti diperbaiki,
dibagian mana diperlukan penekanan-penekanan, dibagian mananya perlu diberi
saran-saran serta penguatan-penguatan. Untuk data data yang diperoleh dari hasil
observasi pada sklus II yaitu rata-rata kelas sebesar 76. Dan dari data yang diiperoleh
selanjutnya dibuat tabel dan grafik. Untu grafik yang diperoleh dari siklus II
disampaikan sebagai berikut :

F. ABSOLUT

13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

NILAI

Gambar 3. Histogram Prestasi Belajar Siklus II

Hasil penelitian ini ternyata telah memberi efek utama bahwa model yang
diterapkan dalam proses pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap
prestasi belajar siswa. Melihat perbandingan nilai awal, nilai siklus I dan nilai siklus
8

II, terjadi kenaikan yang signifikan, yaitu dari rata-rata nilai awal adalah 56 naik di
siklus I menjadi 64 dan di siklus II naik menjadi 76. Kenaikan ini tidak bisa
dipandang sebelah mata karena kenaikan nilai ini adalah dari upaya-upaya yang
maksimal yang dilaksanakan peneliti demi peningkatan mutu pendidikan dan
kemajuan pendidikan khususnya di SDN 18 Padangsambian.
4. Simpulan dan Saran
a. Simpulan
Berdasarkan pada rendahnya prestasi belajar anak yang disampaikan pada
latar belakang masalah, penggunaan model pembelajaran Tematik diupayakan untuk
dapat menyelesaikan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan
prestasi belajar siswa. Berikut adalah data yang diperoleh :
Dari data awal ada 33 anak mendapat nilai di bawah 68 pada siklus I menurun
menjadi 18 anak dan siklus IItidak terdapat anak mendapatkan nilai dibawah
KKM.
Dari rata-rata awal 56 naik menjadi 64 pada siklus I dan pada siklus II naik
menjadi 76.
Dari data awal anak yang tuntas hanya 4orang sedangkan pada siklus I menjadi
lebih banyak yaitu 19anak dan pada siklus II seluruh anak mendapatkan nilai
diatas KKM.
Dari semua data pendukung pembuktian pencapaian tujuan pembelajaran dapat
disampaikan bahwa model pembelajaranTematik dapat memberi jawaban yang
diharapkan sesuai tujuan penelitian ini. Semua ini dapat dicapai adalah akibat
kesiapan dan kerja keras peneliti dari sejak pembuatan proposal, review hal-hal yang
belum bagus bersama teman-teman guru, penyusunan kisi-kisi dan instrumen
penelitian, penggunaan sarana trianggulasi data sampai pada pelaksanaan penelitian
yang maksimal.

b. Saran

Berdasarkan temuan yang sudah disimpulan dari hasil penelitian, dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran Tematik dengan metode pemberian tugas, dapat
disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Apabila mau melaksanakan model pembelajaranTematik semestinya menjadi
pilihan dari beberapa metode yang ada mengingat metode ini telah terbukti dapat
meningkatkan kerjasama, berkreasi, bertindak aktif, bertukar informasi,
mengeluarkan pendapat, bertanya, berargumentasi dan lain-lain.
2. Walaupun penelitian ini sudah dapat membuktikan efek utama dari model
pembelajaran Tematik dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar, sudah
pasti dalam penelitian ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dilakukan, oleh
karenanya kepada peneliti lain yang berminat meneliti topik yang sama untuk
meneliti bagian-bagian yang tidak sempat diteliti.
3. Selanjutnya untuk adanya penguatan-penguatan, diharapkan bagi peneliti lain
untuk melakukan penelitian lanjutan guna verifikasi data hasil penelitian ini.
5.

Daftar Pustaka
Amri, Sofan. 2013. Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Jakarta: BSNP.
Depdiknas. 2008. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian. Jakarta: Direktorat
Tenaga Kependidikan Dirjen PMPTK.
Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.
Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.

10

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.
Udin, S.W. 1997. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Depdikbud: Jakarta.
Uno, B. Hamzah, et. al. 2001.Pengembangan Instrumen Untuk Penelitian. Jakarta:
Delima Press.

11

Você também pode gostar