Você está na página 1de 14

Artikel Penelitian

Universitas Nusantara PGRI Kediri


PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH
MATEMATIKA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA
MATERI POKOK OPERASI ALJABAR KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH
KEDIRI

ARTIKEL
PENELITIAN

OLEH : SAMIJO
NIDN: 0705096503

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2011

SAMIJO/0705096503
FKIP Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id
|| 1||

Artikel Penelitian
Universitas Nusantara PGRI Kediri

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA


BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI POKOK
OPERASI ALJABAR KELAS VIII SMP MUHAMMMADIYAH KEDIRI
OLEH : SAMIJO
NIDN: 0705096503
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan-Program Studi Pendidikan Matematika

.sammatunp@gmail.com
autor
Dr. Suryo widodo, M.Pd dan Ika Santia, M.Pd
ABSTRAK
SAMIJO : Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan
Tingkat Kemampuan Siswa pada Materi Pokok Operasi Aljabar kelas VIII SMP Muhammadiyah 2
Kediri.
Penelitian ini bertujuan untuk mendikan proses berpikir siswa dalam memecahkan
masalah aljabar bedasarkan tingkat kemampuan siswa, berikut ini adalah rumusan masalah pada
penelitian ini: (1) Bagaimanakah proses berpikir siswa berkemampuan rendah dalam memecahkan
masalah matematika pada materi pokok operasi aljabar? (2) Bagaimanakah proses berpikir siswa
berkemampuan sedang dalam memecahkan masalah matematika pada materi pokok operasi aljabar?
(3) Bagaimanakah proses berpikir siswa berkemampuan tinggi dalam memecahkan masalah
matematika pada materi pokok operasi aljabar?
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII D
yang berjumlah 28 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam empat pertemuan yaitu pertemuan
pertama siswa melasanakan Tes Matematika Umum, kemudian pada pertemuan kedua sampai
pertemuan ketiga siswa melaksanakan uji Tes Matematika Siswa tahap 1 sampai 3 yang dilakukan
pada waktu yang berbeda. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari peneliti, lembar tes matematika
umum, lembar tes matematika siswa, dan lembar wawancara. Instrumen penelitian tersebut telah
divalidasi oleh dosen Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Hasil penelitian data Tes Matematika Umum (TMU) diperoleh sebanyak 46,4% siswa
berkemampuan rendah, 35,8% siswa berkemampuan sedang, 10% siswa berkemampuan tinggi dan 7
% siswa tidak hadir. Dari data TMU dipilih 3 subjek yaitu OK sebagai subjek berkemampuan rendah,
RP sebagai subjek berkemampuan sedang, dan DS sebagai subjek berkemampuan tinggi. Kemudian
subjek diberi Tes Matematika Siswa untuk mengetahui proses berpikir yang dimiliki oleh subjek
Berdasarkan hasil penelitian Siswa berkemampuan rendah belum melakukan proses berpikir secara
asimilasi maupun akomodasi pada semua tahap dalam pemecahan masalah. Hal ini karena subjek
belum memahami masalah dari awal sehingga sulit untuk menentukan langkah selanjutnya. Siswa
berkemampuan sedang melakukan proses berpikir secara asimilasi dan akomodasi, dimana proses
berpikir asimilasi dilakukan pada tahap memahami masalah, melaksanakan perencanaan, sedangkan
proses akomodasi dilakukan pada perencanaan pemecahan masalah dan pemeriksaan hasil kembali.
Siswa berkemampuan tinggi melakukan proses berpikir secara asimilasi disetiap tahap untuk
melakukan pemecahan masalah matematika yang berkaitan dengan operasi aljabar.
Kata Kunci : Proses Berpikir, Pemecahan Masalah, Operasi Aljabar.

SAMIJO/0705096503
FKIP Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id
|| 2||

Artikel Penelitian
Universitas Nusantara PGRI Kediri

sistematis,

I. LATAR BELAKANG
Matematika merupakan suatu ilmu

kritis,

kreatif

serta

kemampuan bekerjasama (Depdiknas,

yang sangat penting dalam dunia

2006).

pendidikan maupun dalam kehidupan

kompetensi

sehari

itu

matematika untuk jenjang SMP/MTs

matematika sudah diajarkan mulai

kurikulum 2013 yaitu siswa mampu

dari tingkat dasar hingga tingkat

mengolah,

perguruan

mencipta dalam ranah konkret dan

hari.

Oleh karena

tinggi.

dipelajari

tidak

sebagai

suatu

semata,

tetapi

dijadikan

Matematika

hanya
ilmu

dijadikan

pengetahuan

matematika

sebagai

pengembangan

ilmu

ranah

Sedangkan
inti

pada
mata

menalar,

abstrak

standar
pelajaran

menyaji

terkait

dan

dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya

juga

disekolah secara mandiri dan mampu

penunjang

menggunakan metode sesuai dengan

yang

lain

kaidah keilmuan ( Kemendikbud,

sebagaimana yang telah diungkapakan

2013).

bahwa matematika adalah ratu dari

kompetensi kelulusan dan kompetensi

segala ilmu. Namun kebanyakan siswa

inti dari kedua kurikulum tersebut

beranggapan

telah jelas menyiratkan bahwa tujuan

bahwa

matematika

Berdasarkan

standar

merupakan ilmu yang sulit untuk

dari

dimengerti dan dipelajari. Menurut

menekankan

siswa

dalam

berpikir yang harus dimiliki siswa.

banyak

Dengan ini diharapkan siswa dapat

pemecahan

memahami dan menguasai konsep

ini

terjadi

karena

mempelajari

matematika

rumus

konsep

dan

masalah

yang

rumit

serta

membutuhkan kemampuan berpikir


logis, kreatif sistematis dan ketelitian.
Salah satu standar kompetensi lulusan
mata pelajaran
satuan

matematika untuk

pendidikan

menengah
menegaskan

dasar

hingga

kurikulum

2006

agar siswa

memiliki

kemampuan berpikir logis, analitis,


SAMIJO/0705096503
FKIP Pendidikan Matematika

pembelajaran
pada

matematika
kemampuan

dalam matematika.
Agar siswa memiliki kemampuan
berpikir seperti yang telah dijabarkan
sebelumya siswa harus terlebih dahulu
dibekali dengan cara melatih siswa
menggunakan potensi berpikir dalam
pembelajaran matematika. Soedjadi
(2000) menyatakan bahwa objek dasar
matematika yang merupakan fakta,
simki.unpkediri.ac.id
|| 3||

konsep, relasi/operasi dan prinsip

Artikel Penelitian
Universitas Nusantara PGRI Kediri
pembelajaran yang jauh dari kata

merupakan hal hal yang abstrak

memuaskan

sehingga untuk memahaminya tidak

pemecahan masalah matematika.

cukup hanya dengan menghafal tetapi


juga

dibutuhkan

adanya

berpikir. Oleh karena

proses

itu

dalam

pembelajaran matematika diharapkan


dapat

menekankan

pada

proses

berpikir kreatif.

terutama

Aktivitas siswa

dalam

dalam belajar

selalu tak lepas dari proses berpikir.


Solso (1998 dalam Khodijah, 2006)
menyatakan bahwa berpikira dalah
proses dimana representasi mental
baru dibentuk melalui transformasi

Pada kenyataannya masih banyak

informasi

dengan

interaksi

yang

kegiatan pembelajaran matematika di

komplek atribut atribut

sekolah

masih

seperti penilaian, abstraksi, logika,

monoton,

imajinasi, dan pemecahan masalah.

procedural dan guru lebih bersifat

Sedangkan menurut Khadijah (2006)

dominan

berpikir adalah sebuah representasi

yang

mengunakan

terlihat
cara

dalam

pembelajaran.

kegiatan

Sebagaimana

yang

simbol dari beberapa peristiwa atau

telah peneliti ketahui dalam kegiatan

item. Untuk merangsang

pembelajaran

pemikiran

yaitu

pertama

guru

mental

siswa

yang

maksimal

menjelaskan materi yang dipelajari,

dalam

kedua

contoh,

pemecahan masalah merupakan cara

ketiga memberikan tugas, keempat

yang tepat untuk melatih proses

mengerjakan latihan

berpikir

guru

memberikan

soal,

kelima

aktivitas

proses

siswa.

pembelajaran,

Hal

ini

sudah

mengkoreksi jawaban siswa dengan

dibuktikan para ahli melalui sejumlah

sekilas, dan yang terakhir melakukan

penelitian.

pembahasan pemecahan masalah yang


kemudian dicontoh dan ditulis oleh
siswa.

Pembelajaran

seperti

ini

membuat proses berpikir siswa tidak


berkembang dan terkesan terabaikan.
Sehingga

kondisi

seperti

ini

mengakibatkan banyak siswa yang


tidak bisa memahami konsep konsep
matematika dengan baik dan terlihat
bahwa siswa hanya mendapatkan
SAMIJO/0705096503
FKIP Pendidikan Matematika

Polya(1873)

mengartikan

pemecahan masalah sebagai suatu


usaha mencari jalan keluar dari suatu
kesulitan guna mencapai suatu tujuan
yang segera tidak dapat dicapai.
Sedangkan

menurut

Krulik

dan

Rudnik (1995) mengemukakan bahwa


pemecahan masalah merupakan proses
di

mana

individu

menggunakan

simki.unpkediri.ac.id
|| 6||

dan

Artikel Penelitian
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Pendekatan yang digunakan dalam

telah diperoleh

penelitian ini lebih mengacu pada

masalah pada

pendekatan kualitatif, yaitu penelitian

situasi yang tidak dikenalnya. Dengan

yang menggunakan data kualitatif

demikian

kemudian

pengetahuan,

keterampilan,

pemahaman yang
untuk penyelesaian

pemecahan

masalah

memainkan perananan utama dalam


pembelajaran matematika.
Dalam

mendekan data

untuk

tersebut

menghasilkan

gambaran yang jelas dan terperinci

memecahkan

masalah

matematika, setiap siswa memiliki


cara dan proses berpikir yang berbeda.

tentang proses berpikir siswa dalam


memecahkan masalah matematika
Penelitian ini

merupakan jenis

Hal ini dikarenakan setiap siswa

penelitian

memiliki kemampuan berpikir yang

Penelitian kualitatif deskriptif adalah

tidak

metode

sama.

Dimana

kemampuan

deskriptif

yang

kualitatif.

berlandaskan

pada

siswa terbagi menjadi tiga kategori

filsafat postpositivisme yang biasanya

yaitu berkemampuan rendah, sedang,

digunakan untuk meneliti pada kondisi

dan tinggi.

objektif yang alamiah dimana peneliti

Berdasarkan
penulis

uraian

diatas,

ingin mengetahui

proses

berperan sebagai instrumen kunci.


Instrumen

dalam

penelitian

ini

berpikir yang dimiliki oleh siswa

peneliti bertindak sebagai pengumpul

dalam

data

memecahkan

matematika

masalah

berdasarkan

kemampuan

tingkat

matematika

yang

dan

instrumen

mengumpulkan

data

aktif

dalam

di

tempat

penelitian. Kehadiran peneliti secara

dimiliki. Dengan demikian penulis

langsung

berkeinginan

suatu

sangatlah penting, hal ini dikarenakan

tersebut

kehadiran penelitibdigunakan sebagai

penelitian

mengadakan
permasalahan

di

penelitian

dengan judul Proses Berpikir Siswa

tolok

Dalam

Masalah

memahami kasus yang akan diteliti.

Tingkat

Oleh karena itu keterlibatan peneliti

Memecahkan

Matematika

Berdasarkan

Kemampuan

Siswa

Pada

Materi

ukur

tempat

secara

keberhasilan

langsung,

Pokok Operasi Aljabar Kelas VIII

informan

SMP Muhammadiyah Kediri.

sangatlah penting.
Selain

II. METODE PENELITIAN


SAMIJO/0705096503
FKIP Pendidikan Matematika

sebagai

dan

aktif

sumber

peneliti
instrumen

dalam

dengan
data

yang
aktif

lain

berperan
dalam

simki.unpkediri.ac.id
|| 7||

Artikel Penelitian
Universitas Nusantara PGRI Kediri
pengumpulan data, juga diperlukan

pendapatnya dengan baik saat peneliti

beberapa alat bantu seperti (tape

melakukan kegiatan wawancara.

recorder, Handphone) yang digunakan


untuk merekam hasil wawancara dan
instrumen

berupa dokumen seperti

soal tes matematika yang mana dalam


soal tes ini dibedakan menjadi dua.

Dalam penelitian ini pemilihan


subyek

dibedakan

menjadi

tiga

kategori yaitu siswa yang memiliki


kemampuan

rendah,

kemampuan

sedang dan kemampuan tinggi.Oleh

Pertama siswa diberikan soal awal

karena itu untuk memperoleh siswa

yaitu soal tes matematika umum hal

yang sesuai dengan kategori tersebut,

ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

peneliti terlebih dahulu memberikan

kemampuan matematika yang dimiliki

tes matematika secara umum kepada

oleh siswa, yang kedua memberikan

siswa TMU. Dalam hal ini peneliti

soal

terlebih

tes matematika

siswa

yang

dahulu

membuat

acuan

bertujuan untuk mengetahui proses

tingkatan nilai untuk mengetahui hasil

berpikir siswa dalam memecahkan

tes

masalah

siswa.Dari acuan tersebut peneliti bisa

matematika

berdasarkan

kemampuan

matematika

tingkat kemampuan yang dimiliki

memastikan

siswa.

kategori tingkat kemampuan rendah,

Subjek

yang

dilibatkan

dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VIII


SMP Muhammadiyah Kota Kediri
semester

ganjil

2015/2016.
peneltian

tahun

ajaran

Pengambilan

subyek

berdasarkan

hasil

tes

matematika pada tahap pertama yaitu


tes matematika umum serta melihat
pertimbangan atau rekomendasi dari
guru pengajar. Hal ini dikarenakan
guru lebih mengetahui perilaku, sikap
serta kemampuan yang dimiliki oleh
siswa baik dari segi kognitif maupun
segi komunikasi secara lisan, sehingga
siswa

mampu

mengemukakan

SAMIJO/0705096503
FKIP Pendidikan Matematika

siswamasukdalam

sedang dan tinggi.


Dalam pembuatan acuan tingkatan
nilai

peneliti

tidak

serta

merta

menentukannya sendiri, tetapi dalam


hal ini Penelitian ini menggunakan
acuan

berdasarkan

keputusan

Depdiknas. Depdiknas membuat kriteria tingkat kemampuan siswa dan


skala penilaiannya menjadi 3 kategori,
yaitu: kemampuan rendah jika 0
nilai yang diperoleh < 65, kemampuan
sedang jika 65 nilai yang diperoleh
< 80, dan kemampuan tinggi jika 80
nilai yang di peroleh 100. Dari tiap
kelompok kemampuan matematika
simki.unpkediri.ac.id
|| 8||

Artikel Penelitian
Universitas Nusantara PGRI Kediri
tersebut akan dipilih masing-masing 1

data yang digunakan pada penelituan

subjek menurut pertimbangan dari

ini

guru. Untuk Prosedur pengumpulan

dikemukakan oleh Miles & Huberman

data yaitu dengan memberikan Tes

(Sugiono,

2012)

Matematika Umum yang mana pada

kegiatan

sebagai

berikut

yaitu

tes ini terdiri dari 10 soal pilgan

mereduksi

data,

penyajian

data,

namun untuk pengerjaanya

triangulasi waktu.

siswa

diminta untuk menuliskan langkah


penyelesaiannya. Kemudian Setelah
mengikuti (TMU) yang diikuti seluruh
siswa kelas VIII-D terpilih 3 anak
yaitu

OK

sebagai

siswa

berkemampuan rendah RP sebagai

adalah

model

yang

yang

meliputi

III. HASIL DAN KESIMPULAN


A. Hasil Analisis Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMP
Muhammadiyah Kediri pada siswa
kelas VIII-D
1. Data Hasil TMU Siswa

siswa berkemampuan sedang dan DS


sebagai siswa berkemampuan tinggi.

lain

Tabel4.1
Hasil TMU Berdasarkan Tingkat

Kemudian 3 anak tersebut diberikan

Kemampuan Matematika Siswa

tes selanjutnya yaitu Tes Matematika


Siswa (TMS) yang bertujuan untuk
mengetahui bagaimana proses berpikir

Kelas

Tingkat Kemampuan

Siswa

Jumlah

siswa dalam memecahkan masalah

VIII

Siswa

yang

Seluruh

matematika berdasarkan kemampuan

tidak

Siswa

yang siswa miliki Tes tersebut terdiri

Ren

Se

Tingg

dah

Dan

atas 3 tahap masing masing tahap

terdiri 1 soal. Setelah mengerjakan

Jum

TMS selanjutnya siswa melakukan

lah

wawancara terhadap hasil pemecahan

hadir

13

10

28

Prese

46,4

35,8

10,8

7%

100%

ntase

masalah yang ia lakukan. Pemecahan


masalah

yang

diterapkan

pada

Berdasarkan

Tabel

4.1

dengan

diperoleh hasil bahwa dari 28 siswa

menggunakan langkah polya. Hal ini

kelas VIII terdapat 46,4 % siswa

dikarenakan langkah polya merupakan

yang memiliki kemampuan tingkat

langkah yang tepat untuk diterapkan

rendah, 35,8% siswa yang memiliki

dalam pemecahan masalah terutama

kemampuan tingkat sedang, dan

masalah matematika. Teknik analisis

10,8 % siswa

penelitian

ini

adalah

SAMIJO/0705096503
FKIP Pendidikan Matematika

yang

memiliki

simki.unpkediri.ac.id
|| 9||

Artikel Penelitian
Universitas Nusantara PGRI Kediri
kemampuan tinggi serta sebanyak

pada tahap memahami masalah

7% siswa tidak mengikuti tes

subjek menuliskan hal yang

karena berhalangan h

diketahui dan yang ditanyakan

2. Data Siswa Terpilih

dalam

masalah

pada tes

matematika siswa pada tahap 1

Tabel 4.3
Siswa Tetpilih sebagai Subjek
Penelitian dan Nilai TMU

dan

tahap

menyebutkan

dengan lancar. Namun, subjek

(Ini

Jenis

Tingkat

Nilai

belum

sial)

Kelamin

Kemamp

TMU

sempurna mengenai hal yang

pada

Siswa
Perempu

Rendah

20

Laki

Sedang

75

yang

telah

diberikan.

mengalami

kesulitan

dalam

mensinkronkan antara masalah

Laki
DS

masalah

Hal ini terlihat bahwa siswa

an
RP

secara

diketahui dan yang ditanyakan

uan

OK

menentukan

Perempu

Tinggi

90

yang telah diberikan dengan


apa yang siswa pikirkan subjek

an
Dari tabel 4.3 tersebut diperoleh

juga

menuliskan

hal

yang

bahwa OK terpilih sebagai subjek

diketahui dengan menyalin soal

dengan tingkat kemampuan rendah,

tanpa mengolah dan menelaah

RP sebagai subjek dengan tingkat

apa maksud dari permasalahan

kemampuan sedang, DS sebagai

yang ada di dalam soal TMS

subjek

tahap 1 dan 2. Berikut adalah

dengan

tingkat

berke-

tulisan mengenai hal diketahui

mampuan tinggi.
B. Pembahasan Hasil Penelitian

dan yang ditanyakan dalam soal

Siswa

matematika siswa tahap 1 dan

Berkemapuan Rendah dalam

tahap 2 yakni;Diketahui : Pak

Memecahkan

budi

1. Proses

Berpikir

Masalah

perjalanan

keluar kota mengendarai motor

Matematika
Berdasarkan hasil penelitian
yang

melkukan

telah

dilakukan,

selama 3 jam dengan kecepatan


rata

rata

(2x-5)

siswa

km/jam.Setelah itu Pak Budi

berkemampuan rendah dalam

melanjutkan perjalanan dengan

didapatkan

bahwa

memecahkan masalah aljabar


SAMIJO/0705096503
FKIP Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id
|| 10||

Artikel Penelitian
Universitas Nusantara PGRI Kediri
menaiki bus selama 4 jam

tahap

pelaksanaan

dengan kecepatan rata-rata

yaitu

subjek

(5x + 8) km/jam. Ditanya:

memecahkan

berapakah jarak yang ditem-

dengan benar sehingga hasil

puh dalam x, dan nilai x

pemecahan masalah pada soal

apabila jarak yang ditempuh

salah.

adalah 329 km. Tulisan subjek


pada tes

matematikasiswa

Pada
hasil

rencana

tidak

bisa

masalah

TMS

tahap

pemeriksaan

kembali

tidak

perlu

tahap 2 yakni : Diketahui: pada

dilakukan karena

tahun 2015 umur paman 43

bahwa

tahun dan umur Anton 12

memecahkan

tahun. Ditanya : Pada tahun

tahap 1 dan tahap 2 dengan

berapa umur paman menjadi

benar. Hal ini tidak sesuai

dua kali umur Anton?

dengan apa yang di ungkapkan

Pada tahap selanjutnya yaitu


tahap

merencanakan

pemecahan

masalah

subjek

subjek

mengingat

tidak

dapat

masalah

TMS

oleh Omrod (2008 ) mengenai


proses berpikir asimilasi dan
akomodasi. Selain itu hal ini

tidak mengetahui langkah apa

didukung

yang akan ia ambil, konsep dan

sebelumnya Widyastuti (2013)

rumus apa

yang menyatakan bahwa siswa

yang digunakan

untuk memecahkan

masalah

oleh

quitters atau

penelitian

berkemampuan

tersebut, baik masalah yang ada

rendah tidak melakukan proses

pada TMS tahap 1 dan tahap 2.

berpikir secara

Hal ini terjadi karena pada

maupun asimilasi

tahap

memahami

subjek

terlihat

masalah

sulit untuk

2. Proses

akomodasi

Berpikir

Berkemampuan

Siswa
Sedang

memahami permasalahan yang

dalam Memecahkan Masalah

diberikan dengankatalain

Matematika

subjek belum melakukan proses

Berdasarkan hasil penelitian

berpikir baik secara asimilasi

yang telah dilakukan, siswa

maupun

dengan

berkemampuan sedang dapat

baik dan tidak sesuai dengan

menuliskan dan menyebutkan

yang diharapkan. Akibatnya ini

hal yang diketahui dan yang

juga

ditanyakan

akomodasi

berpengaruh

SAMIJO/0705096503
FKIP Pendidikan Matematika

terhadap

dengan

benar.

simki.unpkediri.ac.id
|| 11||

Artikel Penelitian
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Subjek

tidak

memerlukan

informasi lain

dari peneliti

hanya

saja

subjek

terlihat

melakukan

pembacaan

lebih

sekali

baik, subjek dapat menentukan


langkah

apa

yang

harus

dilakukan. Langkah awal yang

soal

dilakukan adalah menerapkan

untuk

rumus jarak dengan operasi

memahami baik pada TMS

aljabar yaitu sebagai berikut s =

tahap 1 maupun TMS tahap 2.

(v1 x t1) + (v2 x t2), namun

Berikut

pada

dari

adalah

subjekmengenai

tulisan
hal

yang

saat

melakukan

perencanaan tahap kedua pada

diketahui dan yang ditanyakan

saat pemisalan subjek

pada TMS

yakni

melakukan mensinkronkanatau

Diketahui : Perjalanan awal

memodifikasi skema yang ada

membutuhkan waktu

dipikirannya

tahap

3 jam

agar

perlu

dapat

dengan kecepatan (2x 5) dan

melakukan pemisalan dengan

perjalanan kedua membutuhkan

benar yaitu x adalah tahun

waktu 4 jam dengan kecepatan

dimana umur paman menjadi 2

(5x + 8). Berikut adalah tulisan

kali umur Anton,( 43 + x )

siswa

yang

adalah umur paman setalah x

diketahui dan yang ditanyakan

tahun, 2 ( 12 + x ) umur Anton

pada TMS

setelah x tahun.

mengenai

Diketahui

hal

tahap
:

yakni

Umur

paman

Untuk dapat memecahkan

adalah 43 tahun dan umur

masalah

Anton 12 tahun pada tahun

menggunakan

2015. Ditanya : Umur paman

operasi aljabar. Sehingga dapat

Anton menjadi 2 kali umur

dikatakan bahwa pada tahap

Anton.

perencanaan

pemecahan

masalah

melakukan

dikatakan

Sehingga

dapat

bahwa

subjek

berkemampuan sedang
melakukan

proses

telah

berpikir

tersebut

dengan

penghitungan

subjek

proses asimilasi dan akomodasi.


Pada

tahap

pelaksanaan

asimilasi dalam memecahkan

rencana pemecahan masalah,

masalah TMS tahap 1 dan tahap

subjek

Pada tahap merencanakan


pemecahan

masalah

subjek

melakukan perencanaan dengan


SAMIJO/0705096503
FKIP Pendidikan Matematika

melakukan

sesuai

dengan apa

yang telah ia

rencanakan.

Subjek

dapat

menjabarkan

langkah

demi

simki.unpkediri.ac.id
|| 12||

Artikel Penelitian
Universitas Nusantara PGRI Kediri
langkah dengan baik sehingga

asimilasi akomodasi tetapi pada

subjek dapat memperoleh hasil

penelitian sebelumnya proses

yang benar.

akomodasi terjadi pada proses

Pada tahap memeriksa hasil

perencanaan, sedangkan pada

melakukan

penelitian ini proses akomodasi

pemeriksaan kembali dengan

terletak pada tahap perencanaan

cara mengecek hasil kembali

dan tahap pemeriksaan kembali.

kembali

subjek

mulai dari langkah pertama


hingga

akhir.

Subjek

3. Proses

Berpikir

Berkemampuan Tinggi dalam

melakukan penghitungan ulang

Memecahkan

dengan mengembalikan pada

Matematika

apa yang diketahui. Namun


pada

saat

melakukan

Masalah

Berdasarkan hasil penelitian


yang

telah

dilakukan,siswa

pengecekan subjek diharapkan

berkemampuan

dapat mensinkronkan

memahami

antara

Siswa

tinggi

masalah

saat
dapat

skema yang ia pikirkan dengan

menuliskan dan menyebutkan

hasil yang ia peroleh. Salah

hal yang diketahui dan yang

satunya yaitu pada pengerjaan

ditanyakan dalam TMS pada

TMS tahap 2 dalam pengecekan

tahap 1 maupun tahap 2 dengan

seharusnya subjek memasukkan

sangat lancar, baik dan benar

nilai

pada. Subjek tidak memerlukan

kedalam

bentuk

persamaan umur paman dan

informasi

Anton

terlebih

peneliti

Sehingga

dapat

disimpulkan

bahwa

subjek

melakukan

proses

akomodasi

memeriksa
Omrod

dahulu.

dalam

hasil

(2008

tambahan
serta

melakukan

siswa

pembacaan

dari
tidak
soal

TMS secara berulang ulang


dalam

kembali.

Berikut

mengenai

subjek

memahami
ini

masalah.

adalah

mengenai

hal

tulisan
yang

proses berpikir asimilasi dan

diketahui dan yang ditanyakan

akomodasi. Dan didukung oleh

pada tahap 1 yakni Diketahui : :

Widyastuti (2013)

mengenai

V1= ( 2x -5) V2 = (5x +8) ; t1

atau

= 3 jam, t2 = 4 jam .Ditanya :

sedang

jarak yang ditempuh Pak Budi

memecahkan masalah dengan

dalam x dan nilai x apabila

siswa

camper

berkemampuan

SAMIJO/0705096503
FKIP Pendidikan Matematika

simki.unpkediri.ac.id
|| 13||

Artikel Penelitian
Universitas Nusantara PGRI Kediri
jarak yang ditempuh adalah

juga

329 km. Berikut adalah tulisan

kecepatan. Langkah awal yang

subjek

yang

dilakukan siswa pada TMS

diketahui dan yang ditanyakan

tahap 2 yaitu memisalkan x

pada TMS

adalah tahun dimana

mengenai

hal

tahap

Diketahui

yakni

Umur

menggambarkan

grafik

umur

paman

paman menjadi 2 kali umur

adalah 43 tahun dan umur

Anton, (43 + x ) adalah umur

Anton 12 tahun pada tahun

paman setalah x tahun, 2 (12 +

2015. Ditanya : Umur paman

x ) umur Anton setelah x tahun.

Anton menjadi 2 kali umur

Kemudian

Anton.

mencari

nilai

Sehingga

dapat

dengan

menerapkan

opeasi

bahwa

siswa

aljabar.

Sehinnga

dapat

telah

dikatakan

bahwa

siswa

dikatakan

berkemampuan
melakukan

tinggi

prosesberpikir

berkemampuan

tinggi

asimilasi dalam memecahkan

melakukan

proses

berpikir

masalah TMS tahap 1 dan tahap

asimilasi dalam memecahkan

Pada

tahap

menyusun

masalah TMS tahap 1 dan tahap

rencana

siswa

melakukan

Pada tahap melaksanakan

perencanaan

pemecahan

pemecahan

masalah

siswa

masalah dengan sangat baik,

mengerjakan langkah langkah

hal ini dapat terlihat saat siswa

sesuai dengan apa yang telah

menentukan cara, langkah ,

direncanakan

serta konsep apa yang akan ia

Siswa

lakukan

mengoperasikan

untuk

memecahkan

sebelumnya.

lancar

dalam
tahap

masalah TMS tahap 1 maupun

tahap

tahap 2. Langkah awal yang

pemecahan

dilakukan siswa adalah pada

benar dan sesuai dengan apa

pemecahan TMS tahap 1 adalah

yang

menggabungkan rumus fisika

memasukkan rumus fisika ke

dengan matematika disini siswa

dalam operasi aljabar dan juga

memasukkan rumus

mencari

langkah

demi

masalah

diharapkan

menerapkan

langkah
dengan

dengan

operasi aljabar

jarak ke dalam operasi aljabar

untuk memecahkan TMS tahap

yaitu sebagai berikut s = (v1 x

Sehingga

t1) + (v2 x t2, selain itu siswa

bahwa siswa melakukan proses

SAMIJO/0705096503
FKIP Pendidikan Matematika

dapat

dikatakan

simki.unpkediri.ac.id
|| 14||

Artikel Penelitian
Universitas Nusantara PGRI Kediri
berpikir

asimilasi

memecahkan

masalah

untuk

tidak

TMS

Siswa juga tidak mudah putus

tahap 1 dan tahap 2.

asa

mengalami

saat

kesulitan.

melakukan

proses

terlihat

dari

Pada

tahap

memeriksa

pemecahan

kembali

siswa

melakukan

keseriusan dan kegigihan dalam

pemeriksaan hasil pekerjaannya

memecahkan masalah tersebut.

mulai dari awal hingga akhir

Hal

proses pemecahan, baik pada

pernyataan yang dikemukakan

TMS tahap 1 maupun tahap 2

oleh

dengan sangat baik dan teliti.

menyatakan

Selain

asimilasi

itu

siswa

bisa

ini

sesuai

dengan

Omrod (2008)
bahwa
adalah

yang
proses
proses

menentukan cara apa yang siwa

merespon terhadap suatu objek

gunakan

atau

untuk

meyakinkan

peristiwa

yang

sesuai

kepada peneliti bahwa hasil dari

dengan skema yang dimiliki.

pekerjaannya

Hal ini seperti yang dilakukan

benar.

Siswa

melakukan pengecekan hasil

oleh

pekerjaannya

cara

berpikir

apa yang

masalah

matematika

diketahui dan yang ditanyakan

berkaitan

dengan

setelah

aljabar yang tertuang dalam

dengan

memahami ulang

itu

ia

melakukan

penghitungan

ulang

mencoba

mengembalikan

hitungan

kedalam

dengan

yang

subjek

dalam

untuk

proses

memecahkan
yang
operasi

TMS tahap 1 dan TMS tahap 2

Berdasarkan

penelitian

yang

diketahui apakah benar atau

telah dilaksanakan oleh peneliti di

tidak hasil

SMP Muhammadiyah Kediri hasil

yang diperoleh.

Siswa juga menuliskan hasil


kesimpulan dari pekerjaannya.
Berdasarkan
siswa
asimilasi

uraian

tersebut

melakukan

proses

dalam

memeriksa

hasil kembali.
Pada saat melakukan proses

penelitian menunjukkan bahwa :


1. Siswa

berkemampuan

belum sempurna saat melakukan


proses

berpikir

akomodasi

asimilasi

dalam

dan

memahami

sempurna.
2. Siswa dengan kemampuan sedang

pemecahan TMS tahap 1 dan

melakukan

tahap 2 terlihat bahwa siswa

asimilasi

SAMIJO/0705096503
FKIP Pendidikan Matematika

rendah

proses
dalam

berpikir
memahami

simki.unpkediri.ac.id
|| 15||

Artikel Penelitian
Universitas Nusantara PGRI Kediri
masalah,

dalam

pemecahan

masalah

melakukan
secara

merencanakan

proses

subjek
pemikiran

akomodasi,

memecahkan

dalam

masalah

subjek

melakukan sesuai dengan rencana


yang telah ia buat serta melakukan
proses berpikir secara asimilasi,
subjek memeriksa kembali hasil
yang diperoleh dengan proses
akomodasi
3. Siswa dengan kemampuan tinggi
melakukan proses asimilasi dalam
semua tahap pemecahan masalah
yaitu

memahami

merencanakan

masalah,
pemecahan

masalah, melaksanakan rencana


pemecahan yang sesuai dengan
yang telah direncanakan, serta
memeriksa hasil yang diperoleh.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Asri Abdur Rahman,dkk. 2014. Buku
Matematika SMP/MTs kelas VIII :
Kajian Berdasarkan Kurikulum
2013(Lukito
Agung,dkk,Ed).
Jakarta : Pusat Kurikulum dan
Perbukuan,Balitbang,
Kemendikbud
Depdiknas.(2006). PermendiknasNomor
22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
Sekolah Menengah Atas.Jakarta:
Depdiknas
Geoge, Polya. 1973. How To Solve It. New
Jersey. Pinceton University Press.
Kemendikbud.(2013). Kurikulum 2013.
Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta
Khodijah. Nyayu. 2006.Psikologi Belajar.
[online] tersedia
http://pustakahidayah co.id/buku
SAMIJO/0705096503
FKIP Pendidikan Matematika

psikologi.nyayu khadijjah (diunduh


7 Januari 2016)
Krulik, Stephen dan Rudnick, Jesse A.
(1995). The New Sourcebook for
Teaching Reasoning and Problem
Solving in Elementary School/.
Boston : Teample University
Ngawilawajan Darma Andreas. 2013.
Journal.umsida.Proses
Berpikir
Siswa SMA Dalam Memecahkan
Masalah
Matematika
Materi
Turunan Ditinjau Dari Gaya
Kognitif Field Independent dan
Field Dipendent, vol.2, no 1.(
Online),
tersedia
http://journal.umsida.ac.id/files/Dam
aV2.1.pdf
Omegawati, W. Hadi,dkk. 2015. Detik
Detik Sekolah Dasar/Madrasah
Tahun Pelajaran 2014/2015. Klaten
: Intan Pariwara
Subur, Johan.2013. Analisis Kreativitas
Siswa dalam Memecahkan Masalah
matematika Berdasarkan Tingkat
Kemampuan
Matematika
di
Kelas.Jurnal
penelitian
Pendidikan, (Online),14 (1) : 49
56,tersedia
:
http://jurnal.upi.edu/file/johansubur.pdfdi unduh 24 Mei 2015
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kualitatif , Kuantitatif dan R & D.
Bandung: ALFABETA,CV
Widyastuti, Rani. 2013. Journal.unnes.
Proses Berpikir Siswa SMP dalam
Menyelesaikan Masalah Matematika
Berdasarkan Langkah Polya di tijau
dari AQ), vol.1, no.3 ( Online),
tersediahttp://jurnal.fkip.uns.ac.id/in
dex.php/s2math/article/view/3498f ,
diunduh 4 November 2016

simki.unpkediri.ac.id
|| 16||

Você também pode gostar