Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nuri Anggraini
Okta Syafa Aturida
Riska Febriani
Robby Rinaldo
Sintah Resty P.
Windia Fitri
15.02.036
15.02.038
15.02.046
15.02.048
15.02.051
15.02.067
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan petunjuknya-NYA, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
memuat tentang ANALISIS LEMAK DAN MINYAK" untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Kimia Analitik.
Dalam makalah ini, berisi materi tentang analisis lemak dan minyak .
banyak sekali metode yang bisa di gunakan seperti metode ektraksi solvent
(metode soxhlet , metode goldfisch , metode supercritical fuild extraction) ,
metode ektraksi cair non-solvent (metode babcock , metode gerber , metode
deterjen ) pada uji kuantitatif . Pengujian sifat-sifat lemak dan minyak ( angka
penyabunan , angka ester , angka iodine , angka Reichert Meissel)
Selanjutnya Penulis mengucapkan Terima Kasih kepada semua pihak yang
telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Makalah ini. Terima Kasih kepada
dosen Mata kuliah Kimia Analitik yakni Ibu Warsinah yang telah membimbing
Penulis untuk membuat makalah ini, serta kepada keluarga dan teman-teman
penulis yang juga telah membantu Penulis dalam mengerjakan dan memberikan
informasi tentang makalah ini.
Apabila dalam Makalah ini dijumpai banyak kekurangan, Penulis memohon
maaf yang sebesar-besarnya. Mengingat Penulis hanyalah manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan, dimana segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia pasti
memiliki kekurangan. Oleh sebab itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaannya makalah ini, dan juga Penulis
berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan para
penggunanya
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI ..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................4
1.1.
Latar
Belakang ..........................................................................................4
Maksud dan
1.2.
Tujuan ...................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................5
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Kebanyakan masyarakat modern saat ini berpendapat bahwa semua yang mengandung
lemak merupakan hal yang harus dihindari pada saat memilih makanan yang akan disantap.
Lemak atau yang populer dalam bentuk minyak di Indonesia, saat ini mulai disadari
masyarakat sebagai musuh utama dalam urusan santap menyantap makanan. Bahkan ibu-ibu
rumah tangga pun saat ini mulai mempertimbangkan jenis minyak apa yang akan digunakan untuk
memasak makanan. Oleh karena itu, hal penting untuk mengahadapi keadaan ini adalah dengan
mengetahui jenis, efek dan manfaat dari lemak itu sendiri.
Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita karena merupakan sumber
energi, cita rasa serta sumber vitamin A, D, E dan K.
Manusia dapat digolongkan makhluk omnivora, artinya makanannya terdiri dari bahan
hewani maupun nabati, karena itu dapat menerima minyak dan lemak dari berbagai sumber ternak
mapun tanaman. Minyak merupakan jenis makanan yang paling padat energi, yaitu mengandung 5
kkal per gram atau 37 kilojoul per gram.
Pada umumnya proporsi minyak dan lemak yang dikonsumsi ada kaitannya dengan
tingkat ekonomi suatu Negara. Di Negara-negara yang telah maju teknologinya jumlah konsumsi
lemak umumnya tinggi, sebaliknya di Negara-negara yang penghasilannya terbatas pada hasil
pertanian, jumlah konsumsi lemaknya rendah.
1.2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Dalam
arti sempit, kata minyak biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau
olahannya : minyak tanah (kerosena). Namun demikian, kata ini sebenarnya
berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya
minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas
(misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai
wangi-wangian (misalnya minyak nilam).
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak merupakan sumber energi
yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak atau
lemak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein hanya
menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan
pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E dan K.
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan
kandungan yang berbeda-beda. Tetapi minyak dan lemak sering kali ditambahkan
dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan
bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas,
seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak, mentega dan
margarine.
Disamping itu, penambahan lemak juga dimaksudkan untuk menambah
kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa pangan, seperti pada kembang gula,
penambahan shortening pada pembuatan kue-kue, dan lain-lain. Lemak yang
ditambahkan dalam bahan pangan, atau dijadikan bahan pangan membutuhkan
persyaratan dan sifat-sifat tertentu. Berbagai bahan pangan seperti daging, ikan,
telur, susu, alpokat, kacang tanah, dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak
atau minyak yang biasanya termakan bersama bahan tersebut.
2.2
A. Jenis-Jenis Minyak
Minyak Goreng
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau
hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
Mentega
Mentega merupakan emulsi air dalam minyak dengan kira-kira 18% air
terdispersi di dalam 80% lemak dengan sejumlah kecil protein yang bertindak
sebagai zat pengemulsi (emulsifier). Mentega dapat dibuat dari lemak susu yang
manis atau yang asam.
Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam secara spontan atau dapat
diasamkan dengan menambah biakan murni bakteri asam laktat pada lemak susu
yang manis yang telah dipasteurisasikan, sehingga memungkinkan terjadinya
respirasi.
Lemak dari susu dapat dipisahkan dari komponen lain dengan baik melalui
proses pengocokan atau churning yaitu proses pemecahan emulsi minyak dalam
air
Margarin
Margarin merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi,
rasa dan nilai gizi hampir sama. Margarin juga merupakan emulsi air dalam
minyak, dengan persyaratan mengandung tidak kurang 80% lemak. Lemak yang
digunakan dapat berasal dari lemak hewani atau nabati.
Lemak hewani yang digunakan biasanya lemak babi atau lemak sapi,
sedangakan lemak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak kelapa
sawit, minyak kedelai dan minyak biji kapas.
Jenis-jenis Lemak
Karena lemak memiliki beberapa peran penting bagi tubuh, maka lemak
tidaklah harus selalu dihindari. Yang penting adalah untuk dapat memilih secara
bijaksana makanan dan jenis lemak yang terkandung dalam makanan yang akan
kita santap. Berikut ini adalah keterangan tentang jenis-jenis lemak yang
terkandung dalam makanan ;
Lemak Jenuh
Lemak ini pemicu kadar kolesterol darah dan meningkatkan resiko terkena
penyakit jantung koroner. Lemak jenuh mudah dikenali dari bentuknya, yaitu
berbentuk padat atau berlilin (waxy) pada suhu ruangan. Lemak jenuh banyak
ditemukan pada produk-produk hewani, seperti daging yang berwarna merah,
produk-produk yang berasal dari unggas, mentega dan susu murni (whole milk).
Dari bahan nabati, sumber lemak jenuh dapat ditemukan pada minyak
kelapa, minyak sawit dan beberapa minyak tropis lainnya.
Lemak Trans
Lemak trans memberikan efek peningkatan kadar kolesterol darah yang
tidak jauh berbeda dengan lemak jenuh, demikian juga efeknya pada resiko
terkena penyakit jantung. Mungkin masyarakat Indonesia belum terlalu familier
dengan istilah lemak trans, trans fatty acid, padahal sesungghunya jenis lemak ini
sering sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Lemak trans merupakan lemak tidak jenuh yang mengalami penambahan
atom hidrogen. Dengan adanya penambahan atom hidrogen ini, maka lemak tidak
jenuh yang umumnya berbentuk cair (berasal dari minyak tumbuhan), menjadi
berbentuk padat dan awet.
Keuntungan dari proses ini adalah lemak lebih tahan terhadap proses
ransiditas yang dapat menyebabkan minyak menjadi tengik. Proses penambahan
atom hydrogen ini disebut proses hidrogenasi (hydrogenated).
Hasil dari proses hidrogenasi salah satunya berupa margarin, yang banyak
dijumpai dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Lemak terhidrogenasi
merupakan salah satu komponen yang umum dipakai untuk memproduksi kue-kue
hasil industri makanan, seperti biskuit cracker, cookies, cake, donat dan kentang
goreng.
Margarin (mentega yang terbuat dari minyak nabati) mengandung lemak
trans dalam kadar tinggi, maka konsumsi margarin dalam jumlah yang banyak
sebagai pengganti minyak goreng untuk menumis tidak akan jauh berbeda
efeknya dalam meningkatkan kolesterol dibandingkan dengan penggunaan
minyak goreng itu sendiri.
dalam lemari pendingin. Apabila lemak tak jenuh ganda dipakai sebagai pengganti
lemak jenuh dalam memasak, maka dapat berefek membantu menurunkan kadar
kolesterol darah.
Selain itu, lemak tak jenuh ganda juga dapat membantu menurunkan
jumlah deposit kolesterol di dalam pembuluh darah arteri. Lemak tak jenuh ganda
banyak ditemukan pada minyak nabati, seperti minyak jagung, minyak biji bunga
matahari, minyak kedelai dan minyak biji kapuk.
Salah satu jenis lemak tak jenuh ganda adalah golongan asam lemak
omega
3.
Golongan
asam
lemak
omega
yang
terkenal
adalah
jenuh tunggal dapat menurunkan resiko penyakit jantung, karena sifatnya yang
menurunkan kolesterol darah.
Di lain pihak, lemak tak jenuh tunggal lebih tahan terhadap proses oksidasi
dibandingkan dengan lemak tak jenuh ganda. Proses oksidasi inilah yang dapat
memicu timbulnya kerusakan sel dan jaringan tubuh.
Jenis lemak ini pada umumnya berwujud cair pada suhu ruangan, namun
dapat berubah menjadi padat jika disimpan di dalam lemari pendingin. Sumber
lemak tak jenuh tunggal adalah minyak zaitun, minyak kacang (peanut) dan
minyak kanola. Alpukat dan sebagian besar kacang-kacangan juga memiliki kadar
lemak tak jenuh tunggal yang cukup tinggi.
Kolesterol
Tubuh pada dasarnya dapat membentuk kolesterol sendiri untuk memenuhi
kebutuhannya, namun selain itu, tubuh juga mendapat tambahan kolesterol dari
luar, yaitu dari bahan makanan hewani, seperti daging, unggas, seafood, telur dan
produk susu.
Kolesterol berperan penting dalam struktur dan fungsi seluruh sel tubuh,
namun kolesterol juga berperan sebagai komponen utama deposit lemak atau plak
yang berbentuk pada dinding dalam pembuluh darah arteri. Plak yang terbentuk
ini dapat memperlambat aliran darah dan meningkatkan resiko terkena penyakit
jantung dan stroke.
Berikut ini makanan pembakar lemak :
a) Vitamin C, mencairkan lemak sehingga dapat dibuang dari tubuh. Ditemukan
pada apel, jeruk,
b) Bawang Putih dan Minyak Bawang Putih, dapat mengurangi cadangan lemak
tubuh.
c) Kedelai, dapat ditemukan pada tahu, tempe, susu kedelai. Ini semuanya
karena mengandung lesitin yang mencegah sel mengakumulasi lemak terlalu
banyak dan mencegah lemak.
d) Green
tea,
mempercepat
metabolisme
10
dan
membantu
mempercepat
g) Lalapan mentah, dapat ditemukan pada buah dan sayuran hijau dan salad;
dimana semuanya ini mengandung enzim yang dapat memecah lemak dalam
usus sehingga mencegah lemak terserap dalam tubuh.
h) Kalsium tinggi, terdapat dalam susu, yogurt dan keju. Namun bila menderita
kolesterol tinggi, hendaknya konsultasikan ke dokter anda.
i)
2.3
Minyak Goreng
Kerusakan Lemak
a. Penyerapan Bau
Lemak bersifat mudah menyerap bau. Apabila bahan pembungkus dapat
menyerap lemak, maka lemak yang terserap ini akan teroksidasi oleh udara
sehingga rusak dan berbau. Bau dari bagian lemak yang rusak ini akan diserap
oleh lemak yang ada dalam bungkusan yang menyebabkan seluruh lemak menjadi
rusak.
b.
Hidrolisis
11
Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam
lemak. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam dan enzim-enzim.
Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh enzim lipase sangat penting karena
enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang mengandung minyak. Dengan
adanya lipase, lemak akan diuraikan sehingga kadar asam lemak bebas lebih dari
10%.
Hidrolisis sangat menurunkan mutu minyak goreng, selama penyimpanan dan
pengolahan minyak atau lemak, asam lemak bebas bertambah dan harus
dihilangkan dengan proses pemurnian dan deodorisasi untuk menghasilkan
minyak yang lebih baik mutunya.
c. Oksidasi dan Ketengikan
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang
disebut proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh proses otooksidasi radikal
asam lemak tidak jenuh dalam minyak. Otooksidasi dimulai dengan pembentukan
faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida
lemak atau hidroperoksida, logam-logam berat dan enzim-enzim lipoksidase.
12
2.5.
Prosedur Analisis
hot plate hingga semua sampel tersabunkan sempurna, yaitu sampai larutan bebas
dari butiran lemak ( 1 jam).
4. Tambahkan 1 ml indicator PP.
5. Titrasi dengan HCl 0.5 N sampai warna merah muda hilang. (a ml)
6. Buat penetapan blanko (b ml)
Perhitungan: (b-a)ml x N HCl x 56,1
gram sampel
II. Bilangan peroksida
Prinsip: Penentuan bilangan peroksida biasanya didasarkan pada pengukuran
sejumlah iod yang dibebaskan dari KI melalui reaksi oksidasi oleh peroksida
dalam minyak/lemak pada suhu ruang di dalam medium asam asetat/kloroform.
Pereaksi:
Pelarut, terdiri dari 60% asam asetat glacial dan 40% kloroform
KI jenuh
Larutan pati 1%
Na2S2O3 0.1 N
Peralatan:
Neraca analitik
Buret, Erlenmeyer, pipet
Stirer/shaker
Kamar gelap
Cara Kerja:
1. Timbang 5 g contoh ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
2. Tambahkan 30 ml pelarut, kocok sampai semua sampel minyak larut.
3. Tambahkan 0.5 ml KI jenuh, diamkan selama 2 menit di ruang gelap sambil
digoyang.
14
4. Tambahkan 30 ml akuades.
5. Kelebihan iod dititrasi dengan Na2S2O3 0.1 N. Dibuat penetapan blanko.
Perhitungan:
Peralatan:
Neraca analitik
Kamar gelap
Erlenmeyer 300 ml bertutup
15
Cara kerja:
1. Timbang 0.1-0.5 g sampel minyak dalam Erlenmeyer bertutup.
2. Tambahkan 10 ml kloroform, kocok hingga sampel larut.
3. Tambahkan 25 ml pereaksi Hanus dan biarkan 1 jam di tempat gelap sambil
sesekali dikocok.
4. Tambahkan 10 ml larutan KI 15%, kocok, tambahkan 100 ml akuades.
5. Titrasi dengan Na2S2O3 0.1N sampai warna kuning iod hampir hilang.
6. Tambahkan 2 ml pati 1% sebagai indicator, lanjutkan titrasi hingga warna biru
hampir hilang. Erlenmeyer dikocok dengan kuat agar seluruh iod yang masih
tertinggal dalam kloroform berpindah ke larutan KI. Lanjutkan titrasi hingga
warna biru benar-benar hilang.
7. Lakukan penetapan blanko.
Perhitungan:
( V2 - V1 ) x N x 12,69
bilangan Iod =
W
Keterangan :
V1
Pereaksi:
KOH/NaOH 0.1N
Indikator PP 1%
Alkohol 95% netral
Peralatan:
Penangas air
Buret, Erlenmeyer, pipet
Cara kerja:
1. Timbang 20 g minyak/lemak dalam Erlenmeyer 250ml.
2. Tambahkan 50 ml alcohol 95% netral, panaskan sampai mendidih (10 menit)
dalam penangas air sambil diaduk.
3. Titrasi dengan KOH/NaOH 0.1N menggunakan indicator PP hingga terbentuk
warna merah muda yang konsisten selama 10 detik.
Perhitungan :
Bilangan asam =
17
b. Mahasiswa dapat menentukan asam lemak bebas (FFA) pada lemak atau
minyak.
c. Mahasiswa dapat menentukan bilangan thiobarbiturat (TBA) pada lemak
atau minyak.
d. Mahasiswa dapat memahami cara uji akrolein pada lemak atau minyak.
1. Cara Kerja
a. Penentuan Angka Peroksida
18
19
d. Uji Akrolein
20
N
Na2S2O3
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
Angka
Peroksida
98
66
34
22
28
30
laporan sementara
21
%
FFA
0,875
1,285
0,998
0,235
0,320
0,181
Angka
Asam
1,916
2,814
2,186
0,658
0,896
0,507
Laporan Sementara
23
ditambah
terbuka/ruang
air/dipanaskan
sebesar
1,916%
sebesar
;
2,186%
kemudian
minyak
minyak
kemiri
kelapa
basah
24
asam tersebut juga lebih besar daripada pada minyak kemiri dengan
perlakuan tertutup/ruang (2,814% > 2,186% > 1,916%). Hal tersebut juga
terjadi pada minyak kelapa basah. Minyak kelapa basah dengan perlakuan
tertutup/cahaya angka asamnya lebih besar daripada minyak kelapa basah
terbuka/ruang (0,896% > 0,658%), angka asam tersebut juga lebih besar dari
pada minyak kelapa basah dengan perlakuan ditambah air/dipanaskan
(0,896% > 0,658% > 0,507%).
Angka asam lemak bebas yang diperoleh dari minyak kemiri sesuai
dengan teori atau SNI. Angka asam lemak bebas pada minyak kemiri menurut
SNI. 01-1684-1998 yaitu maksimal 5%. Pada praktikum kali ini angka asam
minyak kemiri dengan perlakuan tertutup/cahaya sebesar 2,814% ; angka
asam minyak kemiri dengan perlakuan ditambah air/dipanaskan sebesar
2,186% dan asam minyak kemiri dengan perlakuan tertutup/ruang sebesar
1,916%. Angka asam tersebut tidak melampui batas maksimal dari SNI yaitu
sebesar 5%. Sedangkan angka asam minyak kelapa basah yang diperoleh
tidak sesuai dengan teori atau SNI. Menurut SNI (2008), angka asam lemak
bebas pada minyak kelapa maksimal 0,2%. Angka asam yang diperoleh pada
praktikum melampui batas dari ketetapan SNI tersebut, yaitu 0,896% pada
minyak kelapa basah tertutup/cahaya, minyak kelapa basah terbuka/ruang
sebesar 0,658% dan minyak kelapa basah ditambah air/dipanaskan sebesar
0,507%.
Besarnya bilangan asam tergantung dari kemurnian dan umur dari
minyak atau lemak (Ketaren, 1986). Nilai bilangan asam pada minyak
diinginkan
serendah
mungkin,
karena
bilangan
asam
yang
tinggi
25
Nilai Absorbansi
Nilai
1&4
2&5
3&6
7&8
9 & 10
11 & 12
Kemiri Terbuka/Ruang
Kemiri Tertutup/Cahaya
Kemiri + Air/Dipanaskan
Kelapa Basah Terbuka/Ruang
Kelapa Basah Tertutup/Cahaya
Kelapa Basah + Air/Dipanaskan
Rata-rata
2,178
1,341
2,345
0,195
0,099
0,150
TBA
5,097
3,137
5,492
0,456
0,232
0,351
Laporan Sementara
sampel,
nilai
absorbansi
2,178.
Minyak
kemiri
Kemudian
minyak
kelapa
basah
terbuka/ruang
0,456
mg
26
(5,492 > 5,097 > 3,137). Sedangkan pada minyak kelapa basah nilai TBA
minyak kelapa basah dengan perlakuan terbuka/ruang lebih besar daripada
nilai TBA pada minyak kelapa basah dengan perlakuan ditambah
air/dipanaskan dan minyak kelapa basah tertutup/cahaya (0,456 > 0,351 >
0,232). Minyak atau lemak dengan nilai TBA yang semakin tinggi
menunjukkan bahwa minyak tersebut semakin tengik atau rusak. Suhu tinggi
atau pemanasan pada lemak atau minyak dapat menyebabkan kerusakan pada
minyak atau lemak tersebut, sehingga minyak atau lemak yang dipanaskan
nilai TBAnya tinggi. Cahaya dan oksigen juga berpengaruh pada kerusakan
minyak, namun efek kerusakan yang dihasilkan tidak separah pada
pemanasan. Sehingga nilai TBAnya lebih kecil daripada nilai TBA pada
sampel minyak dengan perlakuan dipanaskan.
Nilai TBA menurut standar mutu VCO APCC pada minyak kelapa
yaitu 0,30,5. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori, nilai TBA minyak
kelapa basah terbuka/ruang sebesar 0,456 dan minyak kelapa basah ditambah
air/dipanaskan 0,351. Hanya pada minyak kelapa basah tertutup/cahaya yang
nilai TBAnya belum sesuai teori yaitu sebesar 0,232. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pada ketiga sampel minyak kelapa basah dengan
perlakuan yang berbeda-beda tersebut belum mengalami kerusakan yang
signifikan karena nilai TBAnya belum melampui batas yang disyaratkan.
Sedangkan pada minyak kemiri belum ditemukan literatur baik dari SNI,
buku, maupun jurnal yang mencantumkan standar mutu nilai TBA minyak
kemiri, karena minyak kemiri itu sendiri masih sangat jarang penggunaannya.
Faktor yang mempengaruhi nilai TBA diantaranya yaitu kadar air,
semakin tinggi kadar air maka semakin tinggi angka TBA dan semakin tinggi
tingkat kerusakan minyak yang terjadi (Augustyn, 2012). Pemanasan, cahaya
dan oksigen, minyak yang telah dikenai perlakuan tersebut nilai TBAnya
akan lebih tinggi daripada minyak yang masih segar.
Tabel 2.4 Hasil Tes Akrolein
Kel
Sampel
Pembanding
.
Kemiri
1
Gliserol
Terbuka/Ruang
27
Keterangan
Lebih merangsang
dari gliserol
Kemiri
Tertutup/Cahaya
Kemiri +
3
Air/Dipanaskan
Kelapa Basah
4
Terbuka/Ruang
Kelapa Basah
5
Tertutup/Cahaya
Kelapa Basah +
6
Air/Dipanaskan
Sumber : Laporan Sementara
2
Kurang merangsang
dari gliserol
Kurang merangsang
dari gliserol
Lebih merangsang
dari gliserol
Lebih merangsang
dari gliserol
Lebih merangsang
dari gliserol
Gliserol
Gliserol
Gliserol
Gliserol
Gliserol
Berdasarkan Tabel 2.4 Hasil Tes Akrolein dengan sampel minyak yang
berbeda-beda, yang kemudian dibandingkan dengan gliserol diperoleh hasil
sebagai berikut minyak yang kurang merangsang dari gliserol yaitu minyak
kemiri tertutup/cahaya dan minyak kemiri ditambah air/dipanaskan.
Sedangkan pada minyak kemiri terbuka/ruang, minyak kelapa basah
terbuka/ruang, minyak kelapa basah tertutup/cahaya dan minyak kelapa basah
ditambah air/dipanaskan lebih merangsang daripada gliserol. Hasil tersebut
belum sesuai dengan teori, karena gliserol seharusnya lebih merangsang
baunya daripada minyak kelapa, sebab minyak kelapa bila dihidrolisis akan
diubah terlebih dulu menjadi gliserol dan asam lemak bebas, lalu gliserol
menjadi akrolein yang menyebabkan timbulnya bau. Minyak kelapa tidak
lebih berbau dari gliserol sebab tidak semua asam lemaknya berubah menjadi
akrolein, minyak kelapa harus mengalami hidrolisis terlebih dulu sebelum
mengalami dehidrasi membentuk akrolein (Poedjiadi, 1994). Kesalahan
tersebut
mungkin
terjadi
karena
kurang
telitinya
praktikan
dalam
bentuk
aldehid
tidak
jenuh
atau
dikenal
sebagai
akrolein
28
dengan asap putih. Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas
atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein.
Pada praktikum test akrolein ini digunakan gliserol sebagai
pembanding dengan sampel minyak. Alasan penggunaan gliserol tersebut
yaitu karena hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa
senyawa yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak.
Pada test akrolein, sampel ditambahkan KHSO4, dimana penambahan KHSO4
ini berfungsi sebagai katalis dalam hidrolisis lipid menjadi asam lemak dan
gliserol, kemudian dipanaskan agar terjadi proses hidrasi pada sampel
sehingga H2O hilang dan akan terbentuk akrolein atau akrildehida yang
memiliki bau yang khas yakni bau tengik.
C. Uji Kuantitatif Lemak Dan Minyak
a) metode ektraksi solvent
i.
metode soxhlet
Metode
Soxhlet
termasuk
jenis
ekstraksi
menggunakan
pelarut
29
ALAT
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
BAHAN
Labu didih
Oven pengering
Masker
Pipet volume 25 mL
Hot plate
Gelas piala 100 mL
Pengaduk
Batu didih
Eksikator
Neraca analitik digital
a) Sampel kacang
b) Aquades
c) Larutan n-heksana
d) hulls
Cara kerja :
30
sisa lemak dalam labu disimpan dan dioven untuk menghilangkan sisa nheksana lalu didinginkan dan ditimbang hingga bobot
Pengamatan :
: 315.0151 g
: 108.2521 g
: 110.3270 g
bobot lemak
: = b-a
=110.3270 g -108.2521g
= 2.0749 g
Perhitungan :
Kadar air
ii.
metode goldfisch
Melarutkan lemak yang terdapat dalam bahan dengan pelarut
iii.
3.
4.
5.
6.
Tambahkan lagi air panas hingga lemak cair terletak dalam kolom
pada leher botol Babcocok yang berskala, lalu sentrifuge sekali lagi.
34
7.
8.
Keringkan botol Babcock dan ukur kolom lemak dari bawah sampai
miniskus atau dengan batas pengukur kapiler atau lainnya
9.
Pengamatan :
Massa sample yang ditimbang
Volume lemak yang tertera pada alat babcok
: 18,0481 gram
: 2,5 ml
Perhitungan :
%lemak
=skala x massa yg harus ditimbang (18 gram)/massa sample
= 2,5 x 18/18,0481
= 2,49 %
ii.
metode gerber
Prinsip Pengujian metode Gerber adalah mereaksikan cairan dengan
H2SO4 dan amil alkohol, kemudian kadar lemak dapat dibaca dari
butirometer standar
Alat dan bahan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Beaker gelas
Pipet Scala
Centrifuge
Butyrometer
Penangas Air
Sumbat karet
H2SO4 91 % - 92 %
Amyl alcohol
air panas dengan suhu 650C
Prosedur Kerja :
a. Air susu diaduk hingga sempurna bercampur, dituang dalam beker gelas
satu yang lain
b. Beri tanda sampel pada Butyrometer dengan mulut diatas.
c. Kedalam masing-masing Butyrometer diisi 10 ml H2SO4 dari pipet (mulut
pipet diletakkan ke dinding Butyrometer) dan air susu 11 ml dialirkan
35
surfaktan
dalam
botol
Babcock.
Surfaktan
akan
36
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber
energi. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai
37
Saran
Penyusun menyadari dalam penyusunan atau penulisan makalah ini masih
banyak kesalahan dan kekhilafan, kritik dan saran yang membangun penyusun
harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
38
Novianto, Ipung S.Pd. 2011. Buku Kerja SMA KIMIA kelas XII. Surakarta: Suara
Media Sejahtera
http://www.scribd.com/doc/25851532/makalah-Lemak-Dan-Minyak
http://www.wikipedia.co.id
39