Você está na página 1de 2

ASIDIMETRI

I.

TEORI DASAR
Reaksi penetralan atau asidimetri adalah salah satu dari
empat golongan utama dalam penggolongan reaksi dalam analisis
titrimetri. Asidi alkalimetri ini melibatkan titrasi basa bebas atau
basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam
lemah, dengan suatu standar (asidimetri). Reaksi-reaksi ini
melibatkan senyawa ion hidrogen dan ion hidroksida untuk
membentuk air.
Zat-zat anorganik dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan
penting : asam, basa dan garam. Asam didefinisikan sebagai zat
yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan
pembentukan ion hidrogen sebagai satu-satunya ion positif. Asam
kuat berdisosiasi hampir sempurna dengan pengenceran yang
sedang, karena itu ia merupakan elektrolit kuat. Asam lemah
berdisosiasi hanya sedikit pada konsentrasi sedang bahkan pada
konsentrasi rendah.
Reaksi asidimetri adalah reaksi menetapkan konsentrasi asam
kuat menggunakan larutan basa standar. Reaksinya meliputi reaksi
netralisasi yang menghasilkan air. Asidimetri merupakan suatu
metode
pengukuran
kadar
kebasaan
suatu
zat
dengan
menggunakan larutan asam sebagai standar.
Dalam menguji suatu reaksi untuk menetapkan apakah reaksi
itu dapat digunakan untuk suatu asidi, pembuatan suatu kurva asidi
akan membantu pemahaman untuk titrasi asam basa suatu kurva
asidi terdiri dari suatu alur pH atau pOH versus ml titran. Kurva
semacam itu membantu dalam mempertimbangkan kelayakan
suatu titrasi dan dalam memilih indikator yang tepat.
Dari kumpulan reaksi kimia yang dikenal relatif sedikit yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk direaksikan, suatu reaksi
memenuhi persyaratan berikut sebelum digunakan.
1. Reaksi harus berjalan sesuai dengan suatu persamaan
reaksi tertentu. Tidak boleh ada reaksi samping.
2. Reaksi harus berjalan sampai boleh dikatakan lengkap pada
titik ekivalensi. Dengan kata lain, tetapan keseimbangan reaksi
harus sangat besar.
3. Beberapa metode harus tersedia untuk menetapkan kapan
titik ekivalensi tercapai. Suatu inidikator haruslah tersedia atau
beberapa metode secara instrumen dapat digunakan untuk
memberitahu analisis kapan penambahan titran dihentikan.
4. Reaksi berjalan cepat (dalam beberapa menit saja).
Analisis volumetri juga dikenal sebagai titrimetri, di mana zat
dibiarkan bereaksi dengan zat yang lain yang konsentrasinya

diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan. Konsentrasi


larutan yang tidak diketahui (analit) kemudian dihitung. Syaratnya
adalah reaksi harus berlangsung secara cepat, reaksi berlangsung
kuantitatif dan tidak ada reaksi samping. Indikator asam basa
adalah zat yang berubah warnanya atau membentuk fluoresen atau
kekeruhan pada suatu range (trayek) pH tertentu. Indikator asam
basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH. Zat-zat
indikator dapat berupa asam atau basa, larut dan stabil serta akan
menunjukkan perubahan warna yang kuat, biasanya merupakan zat
organic.
Reaksi :
HA
+
BOH
BA
+
H2O
Asam
basa
garam
air
Reaksi asidimetri termasuk reaksi titrimetri. Titik akhir titrasi
ditetapkan dengan perubahan warna indikator yaitu indikator warna
organik.
Indikator warna organik yang sering digunakan adalah methyl
orange untuk titrasi antara asam kuat dengan basa lemah,
phenolpthaline untuk titrasi basa kuat dengan asam kuat atau asam
lemah.
Dalam perhitungan selanjutnya, digunakan persamaan antara
volume dan konsentrasi masing-masing zat yang dititrasi dengan
penetrasinya dan berlaku rumus sebagai berikut :

V1 x N1 = V2 x N2

Keterangan :
V1
: volume zat penetrasi/standar (mL)
N1
: normalitas zat penetrasi/standar (gr ekivalen/L)
V2
: volume zat yang dititrasi (mL)
N2
: normalitas zat yang dititrasi (mL)

Você também pode gostar