Você está na página 1de 18

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

HEPATITIS
A. Pengertian
Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis bisa disebabkan
oleh virus, alkohol, narkoba, obat-obatan (termasuk obat yang diresepkan), atau racun.
Penyebab lainnya adalah infeksi oportunistik seperti MAC atau CMV.
Hepatitis merupakan penyakit yang sangat umum, yang dapat terjadi bahkan
pada orang yang sistem kekebalannya baik. Hepatitis juga bisa mengakibatkan goresan
hati (sirosis) dan gagalnya fungsi hati, yang bisa mematikan.
Banyak kasus hepatitis tidak diobati karena dikira hanya serangan flu biasa.
Gejala hepatitis yang paling umum adalah nafsu makan hilang, kelelahan, demam, pegal
sekujur tubuh, mual dan muntah serta nyeri pada perut. Pada kasus yang parah dapat
terjadi air seni yang berwarna gelap, buang air besar yang berwarna pucat, dan kulit
serta mata yang menguning (disebut ikterus atau jaundice).
Hepatitis adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh
bermacan-macam etiologi, yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis
pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu paling
sedikit 6 bulan. (Prof. Dr. H. M . Sajaifoellah Noer, 1996)
Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin
seperti, kimia atau obat atau agen penyakit infeksi. (Asuhan Keperawatan Pada Anak,
2002; 131)
B. Jenis-jenis Hepatitis
1. Virus Hepatitia A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi
akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi
wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
2. Virus Hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan
melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai
obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual
(baik heteroseksual maupun pria homoseksual).

Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada
bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang
membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus
hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
3. Virus Hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus
hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan
jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk
alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali
menderita hepatitis C.
4. Virus Hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis
D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki resiko
tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
5. Virus Hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A,
yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
6. Virus Hepatitis
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini. Virus-virus
lain yang dapat menyebabkan hepatitis : Virus Mumps, Virus Rubella, Virus
Cytomegalovirus, Virus Epstein-Barr, Virus Herpes.
C. Anatomi dan Fisiologi
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi,
beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan
diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil
(kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena
yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta
terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk
diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah
diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

D. Etiologi/ Penyebab
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus
hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus
lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus.
Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
Penyebab hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan
paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine,
chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri
modern, bisa juga menyebabkan hepatitis.
Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit
penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati.
Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak
sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.

E. Patofisiologi
Hepatitis akut dapat disebabkan oleh infeksi obat, toksin, autoimun,
kelainan metabolik. Hepatitis infeksi merupakan penyebab terbanyak hepatitis akut.
Hepatitis infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit. Virus hepatitis adalah
penyebab terbanyak hepatitis infeksi. Kemajuan di bidang biologi molekuler telah
membantu pengenalan dan pengertian patogenesa dari tujuh virus penyebab hepatitis
sebagai manifestasi penyakit utama. Virus-virus tersebut dinamakan virus hepatotropik,
yang ditandai denagn urutan abjad yaitu A, B, C, D, E, G, dan terakhir virus TT.
Virus-virus lain yang juga memberi gejala hepatitis sebagai bagian dari
gejala klinisnya, bukan disebut virus hepatotropik. Seperti virus herpes simplex (HSV),
cytomegalo (CMV), epsteinbarr, varicella, rubella, adeno, entero, parvo B19, arbo dan
HIV, gejala-gejala hepatologi pada infeksi virus-virus ini hanya merupakan bagian dari
penyakit sistemik. Virus A dan E tidak menyebabkan penyakit kronis, virus B, C, D
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas karena penyakit kronis. Virus G
dapat memberi infeksi kronis, tetapi tidak menimbulkan gejala klinis yang jelas, sedang
virus TT walaupun prevalensinya tinggi, tidak memberi gejala baik akut maupun kronis.
F. Tanda dan Gejala

Demam

Selesema

Sakit-sakit badan terutamanya pada sendi dan otot

Keletihan dan lemah

Hilang selera makan dan penurunan berat badan

Loya dan muntah

Sakit kepala

Jaundis (warna kulit dan mata kekuningan)

Warna urin(air kencing) yang gelap(dark yellow urine)

Najis berwarna pudar(pale coloured stool)

Bentuk akut:

dijangkiti dalam tempoh yang singkat

kebanyakan pesakit tidak menunjukkan sebarang gejala

kebanyakan pesakit juga kembali sembuh seperti sedia kala

antara gejala yang berlaku adalah:


demam,sakit kepala,atau selesema

Bentuk kronik:

dijangkiti dalam tempoh lebih 6 bulan

menunjukkan gejala yang lebih banyak dan serius berbanding bentuk akut

ada di kalangan pesakit merupakan 'pembawa'

G. Komplikasi
a.
b.
c.
d.
e.

Oedema dan perdarahan


Defesiensi Vitamin
Abnormalitas metabolic
Splenomegali
Pruritus

H. Pengobatan

Terapi suportif : pembatasan aktivitas, pemberian makanan terutama harus


cukup kalori. Hindari obat hepatotoksik seperti parasetamol, INH, Rifampisin.
a. Medikamentosa :

Ursedeoksikolikasid (UDCA)

Obat anti virus : interferon, lamivudin, ribavirin.

Prednison khusus untuk VHA bentuk kolestatik.

Kolestasis berkepanjangan diberi vitamin larut dalam lemak dan terapi


simptomatis untuk menghilangkan rasa gatal yaitu kolestiramin.

Hepatitis fulminan dirawat intensif.

b. Konsultasi kepada ahli gastrohepatologi diperlukan bila :

Timbul gejala-gejala ke arah fulminan :

Kesadaran menurun, terdapat gejala perdarahan, ALT dan AST lebih dari
1000 iu/l, serum bilirubin lebih dari 10 mg/dl, pemanjangan waktu
protrombin lebih dari 3 detik dari nilai normal. Terjadi kolestasis yang
memanjang (lebih dari 30 hari)

c. Pemantauan

Penilaian kesadaran, suhu badan, derajat ikterus, besar hati.

Gejala perdarahan terutama dari saluran cerna.

Laboratorium : Bilirubin direk, indirek, ALT dan AST, glukosa, albumin,


PT diulang tiap 3-7 hari tergantung perkembangan penyakit.

i. Pemeriksaan Diagnostik
1. Darah tepi : dapat ditemukan pansitopenia: infeksi virus, eosinofilia : infestasi
cacing, leukositosis : infeksi bakteri.
2. Urin : bilirubin urin
3. Biokimia :
a. Serum bilirubin direk dan indirek
b. ALT (SGPT) dan AST (SGOT)
c. Albumin, globulin
d. Glukosa darah
e. Koagulasi : faal hemostasis terutama waktu protrombin
4. Petanda serologis :
IgM antiHAV, HbsAg, IgM anti HBc, Anti HDV, Anti HCV, IgM Leptospira,
kultur urin untuk leptospira, kultur darah-empedu (Gal).
5. USG hati dan saluran empedu : Apakah terdapat kista duktus koledokus, batu
saluran empedu, kolesistitis ; parenkim hati, besar limpa.
J. Penatalaksanaan Medik
a. Pemberian vitamin B complek, vitamin E, Vitamin B12, vitamin K
b. Pemberian obat-obatan anti hepatotoksia dan kortikosteroid
c. Menghindari makanan dan obat-obatan yang merusak fungsi hepar, seperti :
- Anesthetic terhalogenasi
- Anti hipertensi
- Anti TBC
- Anti convulsion
- Anti terminoven
- Akohol yang berlebih

K. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas istirahat
Gejala : Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan
Sensasi / paralisis ,mudah lelah, susah beristirahat.
Tanda :gangguan tonus otot ,paralitik terjadi kelemahan umum , gangguan penglihatan
Gangguan tingkat kesadaran
2. Sirkulasi
Gejala : Adanya penyakit jantung polisitemia , riwayat hipotensi postural
Tanda : Hipertensi posturial, sehubungan dengan adanya embolusi nadi

frekuensi

dapat
Bervariasi, Disretmia, perubahan EKG
3. Intergritas Ego
Gejala : Perasaan tidak berdaya,perasaan putus asa.
Tanda : Emosi yanfg labil dan ketidaksiapan untuk marah. Sedih dan gembira
kesulitan
Untuk mengespresikan diri.
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada berkemih, Distensi abdomen, Bising anus negatif.
5. Makanan / cairan
Gejala : Nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut. Kehilangan sensasi pada
Lidah ,pipi atau tenggorokan .distasia adanya riwayat DM meningkatnya
lemak, dalam darah .
Tanda : Kesulitan menelan atau obesitas
6. Neurosensori
Tanda : - Tingkat kesadaran menurun terjadi koma pada tahap awal terjadi hemoragik
-

Pada wajah terjadi paralisis

Afasia ,kehilangan kemampuan untuk mengenali masuknya rangsang visual


pendenganran ,taktis.

Afraksia reaksi pupil tak sama, kejang.

7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda.
Tanda : Tingkah laku yang tidak stabil , gelisah ketegangan pada otot/fasia.
8. Pernafasan
Gejala : merokok (faktor resiko)
Tanda : Ketidak mampuan menelan / batuk/ hambatan jalan nafas.
9. Keamanan
Tanda : motorik atau sensorik ,masalah dalam penglihatan perubahan persepsi terhadap
orientasi tempat tubuh tidak mampu mngenali objek, warna ,kata dan wajah
yang pernah dikenalnya dengan baik.. Gangguan berespon terhadap panas dan
dingin , kesulitan dalam menelan, gangguan dalam memutuskan, perhatian
Sedikit terhadap keamanan, tidak sabar.
10. Interaksi sosial
Tanda : Masalah bicara ketidak mampuan untuk berkomunikasi.
11. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : adanya riwayat hepatitis pada keluarga, Stroke, pemakaian kontrasepsi oral
Kecanduan alkohol (Faktor Resiko).
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d mual dan muntah
2. Kurang mandiri dalam merawat diri b/d kelemahan fisik
3. Nyeri b/d kontraksi

TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama
Umur
Alamat
Agama
Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian
Status
Diagnosa Medis

: Tn. A
: 42 tahun
: Bawolato
: Kristen Protestan
: Laki - laki
: SD
: Petani
: 08 Juni 2016
: 08 Juni 2016
: Kawin
: Susp. Hepatitis

B. Penanggung Jawab
Nama
Alamat
Hubungan

: Ny. K
: Bawolato
: Istri

II. Riwayat Kesehatan


A. Keluhan utama
Pasien mengatakan perut mual, muntah dan jika kencing seperti teh.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Kurang lebih satu minggu yang lalu klien pernah periksa di Puskesmas Bawolato
dengan keluhan yang sama, tetapi tidak kunjung baikan. Pada tanggal 16 Juni 2016,
klien periksa lagi di Puslkesmas Bawolato dan di sarankan untuk opname. Klien
datang ke ruangan terpasang infuse asering di tangan kiri dan mendapat pengobatan
inject Primperan 1 amp, Vometa 3x1, Sisterol 3x1, Corliv 3x1.
C. Riwayat Penyakit yang Lalu
Klien belum pernah opname
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
III. Pola Kebiasaan Pasien
A. Pola Nutrisi :
1. Sebelum Sakit :
Frekuensi
: 3 x sehari
Jenis Makanan
: nasi biasa, lauk ( tahu, tempe, daging ), sayur, buah
Porsi yang dihabiskan : 1 porsi
Makanan pantang
: tidak ada makanan pantang
Banyak minum
: 6 7 gelas ( 1000 1500 cc ) / hari

Jenis Minum

: air putih, the

2. Selama Sakit
Frekuensi
: 2 x sehari
Jenis makanan
: nasi biasa, sayur, daging
Porsi yang dihabiskan : 1 porsi
Banyak minum
: 5 6 gelas( 800 1300 cc ) / hari
B. Pola Eliminasi
1. Sebelum Sakit
BAK
Frekuensi
Jumlah Urine
Warna Urine
Bau
BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Bau
2.Selama Sakit
BAK
Frekuensi
Jumlah Urine
Warna Urine
Bau
Keluhan
BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Waktu
Bau
Keluhan

: 4 5 kali / hari
:
: kuning
: khas Urine
: 1 x / hari
: lembek
: kuning kecoklatan
: khas feaces
: 4 7 kali / hari
: 800 1500 cc / hari
: kuning keruh ( seperti the )
: khas Urine
: Tidak ada
: 1 x dalam 2 hari
: lembek
: kuning kecoklatan
: tidak tertentu
: khas feaces
: tidak ada

C. Pola Kebiasaan Istirahat Tidur, Aktivitas


1. Sebelum Sakit
Aktivitas sehari hari seperti mandi, makan, BAB, BAK dilakukan sendiri.
Lama Tidur
Tidur Siang
: 2 3 jam sehari
Tidur Malam
: 7 8 jam sehari
Alat Untuk Tidur
: Bantal, kasur, selimut, guling.
2. Selama Sakit
Aktivitas sehari hari seperti mandi, makan, BAB, BAK dibantu perawat dan
keluarga.
Lama Tidur
Tidur Siang

: 2 3 jam sehari

Tidur Malam
Alat Untuk Tidur
D. Pola Kebersihan Diri
Kebersihan Rambut

: 5 6 jam sehari
: Bantal, kasur, selimut.
: Rambut pendek, hitam, tidak ada ketombe, klien

Kebersihan kulit

keramas 3 x seminggu.
: kulit sawo matang, mandi 2 x sehari dengan

Kebersihan mata

menggunakan sabun.
: bersih tidak ada kotoran, tidak keluar cairan, dibersihkan

saat mandi.
Kebersihan hidung : hidung tidak keluar cairan, dibersihkan setiap
mandi.
Kebersihan mulut

: mulut sedikit bau, klien gosok gigi 1x sehari selama di

Kebersihan telinga

RS.
: tidak keluar cairan, diberssihkan dengan cotton but jika

kotor.
Kebersihan kuku
: kuku bersih, pendek,dipotong jika panjang.
E. Pola persepsi sensori
Klien tidak menggunakan alat Bantu penglihatan dan pendengaran.
IV. Aspek Mental, Sosial, Spiritual dan intelektual
A. Konsep diri
Identitas diri
: Klien mengatakan Nama saya Tn. A
Harga diri
: Klien mengatakan saya tidak merasa malu dengan penyakit
Ideal diri
Peran diri

sekarang.
: Klien mengatakan saya ingin cepat sembuh dan pulang
: Klien mengatakan saya tidak melakukan aktivitas seperti

biasanya.
B. Emosaional
: Klien tenang
C. Komunikasi
: komunikasi klien lancar, bicara jelas,menggunakan bahasa jawa.
D. Pertahanan koping : pengambilan keputusan dibantu keluarga
E. Sosial
: Hubungan klien dengan perawat dan keluarga baik.
F. Intelektual
: Klien tidak mengetahui tentang perawatan penyakitnya.

V. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Klien sakit sedang terpasang infuse asering 20 tetes per
tangan
b. Kesadaran
Kuantitatif

kiri.
: GCS : 15, E : 4, E : 5, M : 6

menit di

Kualitatif
c. Tanda Vital
TD
Nadi
Suhu
Respirasi

: compos mentis
: 110 / 80 mmHg
: 80 x / menit
: 36,1 0 C
: 20 x / menit

Pemeriksaan Head to Toe


1. Kepala
Rambut
: Rambut pendek, tidak ada ketombe.
Mata
: Konjungtiva merah muda, pupil isokor, tidak ada kotoran, reflek
cahaya berkedip saat dirangsang cahaya, tidak menggunakan
Hidung

alat Bantu ppenglihatan ( kacamata, kontak lens)


: Septum ditengah, tidak keluar cairan, tidak ada kelainan

Mulut
Telinga

bentuk.
: mukosa bibir agak kering, mulut tidak berbau.
: Tidak keluuar cairan, fungsi pendengaran baik, tidak

Leher

menggunakan alat Bantu dengar


: Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid

2. Dada
Inspeksi

: dada simetris antar kanan dan kiri, kulit sawo matang, jenis
pernapasan dada, tidak ada kelainan dada (pigeon, funnel,

Palpasi
Perkusi
Auskultasi

barrel chest), tidak ada bekas luka


: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
: Batas atas jantung ICS 2 Mid clavicularis sinistra
Batas bawah jantung ICS 5 mid clavicularis dextra
Batas paru ICS 2-6
: bunyi nafas vesikulerdisemua lapang paru, tidak ada suara nafas
tambahan

3. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi

: warna kulit sawo matang, tidak ada bekas luka, umbilicus bersih
: bising usus 16 kali per menit
: tidak ada nyeri tekan
: suara tympani pada daerah lambung, dullness pekak pada daerah
hati

4. Genetalia
: bersih, tidak terpasang DC
Anus
: tidak ada hemoroid
5. Ekstremitas
Atas
: Anggota gerak lengkap, terpasang asering 20 tetes per
Bawah

tangan
kiri..
: anggota gerak lengkap

menit di

VI. Analisa Data


No
1.

Data
DS : Klien mengatakan nyeri

Masalah
Nyeri

pada abdomen bagian

Penyebab
Pembengkaan
hepar

kuadran atas.
DO : - Nyeri tekan pada
abdomen bagian
kua ran atas.
- Klien tampak gelisah
- Ekspresi wajah
menahan sakit
2.

Skala nyeri : 4
DS : Klien mengatakan
apabila makan merasakan
mual dan muntah
DO : - Klien kelihatan lemas,

Perubahan nutrisi

Mual dan muntah

kurang dari
kebutuhan tubuh

dan pucat.
- Nafsu makan
berkurang (hbs 1/2
porsi)

3.

DS : Klien mengatakan badan


terasa berat untuk
beraktifitas.
DO : Klien kelihatan lemas,

Kurang mandiri

Kelemahan fisik

dalam merawat
diri

pucat, ADL dibantu


sebagian oleh perawat
dan keluarganya
VII. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri b/d pembengkaan hepar ditandai dengan :
DS: Klien mengatakan nyeri pada abdomen bagian kanan atas.
DO: - Nyeri tekan pada abdomen bagian kuadran atas.
- Klien tampak gelisah
- Ekspresi wajah menahan saki
- Skala nyeri 4
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual dan muntah ditandai
dengan :
DS : Klien mengatakan apabila makan merasakan mual dan muntah

DO : - Klien kelihatan lemas, dan pucat.


- Nafsu makan berkurang (hbs porsi )
3) Kurang mandiri dalam merawat diri b/d kelemahan fisik ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan badan terasa berat untuk beraktifitas
DO : Klien kelihatan lemas, pucat, ADL dibantu sebagian oleh perawat dan
keluarganya
VIII. Intervensi Keperawatan
DX Keperawatan
Nyeri b/d

NOC
Setelah dilakukan tindakan

pembengkaan

Keperawatan selama 3x 24 jam

lokasi, eratnya dan

hepar

diharapkan nyeri hilang dengan

kriteria nyeri.

kriteria.

1.

2.

- skala nyeri 0 - 1
- tidak ada pembesaran hati

NIC
Observasi dan catat

Ajarkan teknik
relaksasi.

3.

- nyeri tekan kuadran atas akan

Tingkatkan tirah
baring, biarkan pasien

berkurang

melakukan posisi yang

- ekspresi wajah tenang

nyaman.
4.

Kontrol suhu
ruangan.

5.

Ciptakan
lingkungan yang
nyaman.

6.

Kolaborasi

pemberian Analgeti
1. Observasi pemasukan

Perubahan nutrisi

Setelah dilakukan tindakan

kurang dari

keperawatan selama 3x 24 jam

kebutuhan tubuh

diharapkan kebutuhan nutrisi

b/d mual dan

pasien dapat terpenuhi dengan

dan tawarkan makanan

muntah

kriteria;

pagi paling banyak

- nafsu makan naik


- nyeri abdomen kram berkurang
- berat badan naik
- tonus otot kuat

diet
2. Berikan makanan sedikit

3. Berikan perawatan mulut


tiap hari.
4. Anjurkan makan dengan
porsi yang tegak.

5. Dorong masukan sari


jeruk dan masukan
karbohidrat.
6. Konsul dengan ahli gizi
1. Kaji kemampuan dan

Kurang mandiri

Setelah dilakukan tindakan

dalam merawat

keperawatan selama 3 x 24 jam di

diri b/d kelemahan

harapkan cemas klien berkurang

2. Bantu ADL pasien

fisik

dengan kriteria :

3. Libatkan keluarga dalam

derajat ketergantungan

- Melakukan aktivitas sesuai

perawatan diri pasien

kemampuan

4 .Libatkan pasien dalam

- ADL
(makan,minum,mandi,BAB/BAK

perawatan dirinya
5. Kolaborasi dengan ahli

) dilakukan tanpa bantuan

Fisioterapi

IX. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan


DX.
Keperawatan
Nyeri b/d
pembengkaan
hepar

Hari/Tgl

Implementasi
dan waktu
Rabu, 08 Juni 1. Mengobservasi dan
2016
Jam 10.00

Evaluasi
S:
Klien mengatakan

mencatat lokasi, eratnya

masih merasakan

dan kriteria nyeri.


2. Mengajarkan teknik
relaksasi.
3. Meningkatkan tirah
baring, membiarkan
pasien melakukan posisi
yang nyaman.
4. Mengontrol suhu
ruangan.
5. Menciptakan lingkungan
yang nyaman.
6. Mengkolaborasi
pemberian Analgetik

nyeri, hanya saja


berkurang setelah
minum obat.
O:
Ekspresi wajah
tampak rileks,
skala nyeri 3
A:
Sebagian masalah
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan
1. Observasi skala

nyeri.
2. Anjurkan
teknik relaksasi
3. Tingkatkan
tirah baring
4. Kontrol
pemberian
analgetik.
Perubahan

Rabu, 08 Juni 1. Mengobservasi

nutrisi kurang

2016
Jam 10.15

dari kebutuhan
tubuh b/d mual
dan muntah

S:

pemasukan diet
2. Memberikan makanan

Klien mengatakan
masih mual dan

sedikit dan tawarkan

muntah, sedikit

makanan pagi paling


banyak
3. Memberikan perawatan

ada selera makan


O:
Wajah masih

mulut tiap hari.


4. Menganjurkan makan

tampak

dengan porsi yang tegak.


5. Mendorong masukan
sari jeruk dan masukan

pucat,masih
tampak lemas
A:

karbohidrat.
6. Mengkonsultasikan

Sebagian masalah
teratasi

dengan ahli gizi untuk


diet selanjutnya

P:
Intervensi
dilanjutkan
1. Observasi
masukan diet
2. Berikan
makanan tapi
sering
3. Dorong
masukan sari
jeruk dan
karbohidrat
4. Kolaborasi

dengan ahli gizi.


Kurang

Rabu, 08 Juni 1. Mengkaji kemampuan

mandiri dalam

2016
Jam 10.30

merawat diri
b/d kelemahan
fisik

S:

dan derajat

Klien mengatakan

ketergantungan
2. Membantu ADL pasien
3. Melibatkan keluarga

masih terasa berat


badan nya untuk
beraktivitas

dalam perawatan diri


pasien
4. Melibatkan pasien dalam
perawatan dirinya

O:
Masih terasa
lemas dan pucat,
AdlL dibantu oleh
keluarga dan
perawat
A : Sebagian
Masalah Teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
1. Kaji kemampuan
dan derajat
ketergantungan
2. Bantu ADL pasien
3. Libatkan keluarga
dalam perawatan
diri pasien.

Você também pode gostar