Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
HEPATITIS
A. Pengertian
Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis bisa disebabkan
oleh virus, alkohol, narkoba, obat-obatan (termasuk obat yang diresepkan), atau racun.
Penyebab lainnya adalah infeksi oportunistik seperti MAC atau CMV.
Hepatitis merupakan penyakit yang sangat umum, yang dapat terjadi bahkan
pada orang yang sistem kekebalannya baik. Hepatitis juga bisa mengakibatkan goresan
hati (sirosis) dan gagalnya fungsi hati, yang bisa mematikan.
Banyak kasus hepatitis tidak diobati karena dikira hanya serangan flu biasa.
Gejala hepatitis yang paling umum adalah nafsu makan hilang, kelelahan, demam, pegal
sekujur tubuh, mual dan muntah serta nyeri pada perut. Pada kasus yang parah dapat
terjadi air seni yang berwarna gelap, buang air besar yang berwarna pucat, dan kulit
serta mata yang menguning (disebut ikterus atau jaundice).
Hepatitis adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan oleh
bermacan-macam etiologi, yang ditandai oleh berbagai tingkat peradangan dan nekrosis
pada hati yang berlangsung terus-menerus tanpa penyembuhan dalam waktu paling
sedikit 6 bulan. (Prof. Dr. H. M . Sajaifoellah Noer, 1996)
Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin
seperti, kimia atau obat atau agen penyakit infeksi. (Asuhan Keperawatan Pada Anak,
2002; 131)
B. Jenis-jenis Hepatitis
1. Virus Hepatitia A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi
akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi
wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
2. Virus Hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan
melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai
obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual
(baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada
bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang
membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus
hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
3. Virus Hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus
hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan
jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk
alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali
menderita hepatitis C.
4. Virus Hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis
D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki resiko
tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
5. Virus Hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A,
yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
6. Virus Hepatitis
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini. Virus-virus
lain yang dapat menyebabkan hepatitis : Virus Mumps, Virus Rubella, Virus
Cytomegalovirus, Virus Epstein-Barr, Virus Herpes.
C. Anatomi dan Fisiologi
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi,
beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan
diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil
(kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena
yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta
terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk
diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah
diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
D. Etiologi/ Penyebab
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus
hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus
lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus.
Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
Penyebab hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan
paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine,
chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri
modern, bisa juga menyebabkan hepatitis.
Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit
penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati.
Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak
sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.
E. Patofisiologi
Hepatitis akut dapat disebabkan oleh infeksi obat, toksin, autoimun,
kelainan metabolik. Hepatitis infeksi merupakan penyebab terbanyak hepatitis akut.
Hepatitis infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit. Virus hepatitis adalah
penyebab terbanyak hepatitis infeksi. Kemajuan di bidang biologi molekuler telah
membantu pengenalan dan pengertian patogenesa dari tujuh virus penyebab hepatitis
sebagai manifestasi penyakit utama. Virus-virus tersebut dinamakan virus hepatotropik,
yang ditandai denagn urutan abjad yaitu A, B, C, D, E, G, dan terakhir virus TT.
Virus-virus lain yang juga memberi gejala hepatitis sebagai bagian dari
gejala klinisnya, bukan disebut virus hepatotropik. Seperti virus herpes simplex (HSV),
cytomegalo (CMV), epsteinbarr, varicella, rubella, adeno, entero, parvo B19, arbo dan
HIV, gejala-gejala hepatologi pada infeksi virus-virus ini hanya merupakan bagian dari
penyakit sistemik. Virus A dan E tidak menyebabkan penyakit kronis, virus B, C, D
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas karena penyakit kronis. Virus G
dapat memberi infeksi kronis, tetapi tidak menimbulkan gejala klinis yang jelas, sedang
virus TT walaupun prevalensinya tinggi, tidak memberi gejala baik akut maupun kronis.
F. Tanda dan Gejala
Demam
Selesema
Sakit kepala
Bentuk akut:
Bentuk kronik:
menunjukkan gejala yang lebih banyak dan serius berbanding bentuk akut
G. Komplikasi
a.
b.
c.
d.
e.
H. Pengobatan
Ursedeoksikolikasid (UDCA)
Kesadaran menurun, terdapat gejala perdarahan, ALT dan AST lebih dari
1000 iu/l, serum bilirubin lebih dari 10 mg/dl, pemanjangan waktu
protrombin lebih dari 3 detik dari nilai normal. Terjadi kolestasis yang
memanjang (lebih dari 30 hari)
c. Pemantauan
i. Pemeriksaan Diagnostik
1. Darah tepi : dapat ditemukan pansitopenia: infeksi virus, eosinofilia : infestasi
cacing, leukositosis : infeksi bakteri.
2. Urin : bilirubin urin
3. Biokimia :
a. Serum bilirubin direk dan indirek
b. ALT (SGPT) dan AST (SGOT)
c. Albumin, globulin
d. Glukosa darah
e. Koagulasi : faal hemostasis terutama waktu protrombin
4. Petanda serologis :
IgM antiHAV, HbsAg, IgM anti HBc, Anti HDV, Anti HCV, IgM Leptospira,
kultur urin untuk leptospira, kultur darah-empedu (Gal).
5. USG hati dan saluran empedu : Apakah terdapat kista duktus koledokus, batu
saluran empedu, kolesistitis ; parenkim hati, besar limpa.
J. Penatalaksanaan Medik
a. Pemberian vitamin B complek, vitamin E, Vitamin B12, vitamin K
b. Pemberian obat-obatan anti hepatotoksia dan kortikosteroid
c. Menghindari makanan dan obat-obatan yang merusak fungsi hepar, seperti :
- Anesthetic terhalogenasi
- Anti hipertensi
- Anti TBC
- Anti convulsion
- Anti terminoven
- Akohol yang berlebih
K. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas istirahat
Gejala : Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan
Sensasi / paralisis ,mudah lelah, susah beristirahat.
Tanda :gangguan tonus otot ,paralitik terjadi kelemahan umum , gangguan penglihatan
Gangguan tingkat kesadaran
2. Sirkulasi
Gejala : Adanya penyakit jantung polisitemia , riwayat hipotensi postural
Tanda : Hipertensi posturial, sehubungan dengan adanya embolusi nadi
frekuensi
dapat
Bervariasi, Disretmia, perubahan EKG
3. Intergritas Ego
Gejala : Perasaan tidak berdaya,perasaan putus asa.
Tanda : Emosi yanfg labil dan ketidaksiapan untuk marah. Sedih dan gembira
kesulitan
Untuk mengespresikan diri.
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada berkemih, Distensi abdomen, Bising anus negatif.
5. Makanan / cairan
Gejala : Nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut. Kehilangan sensasi pada
Lidah ,pipi atau tenggorokan .distasia adanya riwayat DM meningkatnya
lemak, dalam darah .
Tanda : Kesulitan menelan atau obesitas
6. Neurosensori
Tanda : - Tingkat kesadaran menurun terjadi koma pada tahap awal terjadi hemoragik
-
7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda.
Tanda : Tingkah laku yang tidak stabil , gelisah ketegangan pada otot/fasia.
8. Pernafasan
Gejala : merokok (faktor resiko)
Tanda : Ketidak mampuan menelan / batuk/ hambatan jalan nafas.
9. Keamanan
Tanda : motorik atau sensorik ,masalah dalam penglihatan perubahan persepsi terhadap
orientasi tempat tubuh tidak mampu mngenali objek, warna ,kata dan wajah
yang pernah dikenalnya dengan baik.. Gangguan berespon terhadap panas dan
dingin , kesulitan dalam menelan, gangguan dalam memutuskan, perhatian
Sedikit terhadap keamanan, tidak sabar.
10. Interaksi sosial
Tanda : Masalah bicara ketidak mampuan untuk berkomunikasi.
11. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : adanya riwayat hepatitis pada keluarga, Stroke, pemakaian kontrasepsi oral
Kecanduan alkohol (Faktor Resiko).
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d mual dan muntah
2. Kurang mandiri dalam merawat diri b/d kelemahan fisik
3. Nyeri b/d kontraksi
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama
Umur
Alamat
Agama
Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian
Status
Diagnosa Medis
: Tn. A
: 42 tahun
: Bawolato
: Kristen Protestan
: Laki - laki
: SD
: Petani
: 08 Juni 2016
: 08 Juni 2016
: Kawin
: Susp. Hepatitis
B. Penanggung Jawab
Nama
Alamat
Hubungan
: Ny. K
: Bawolato
: Istri
Jenis Minum
2. Selama Sakit
Frekuensi
: 2 x sehari
Jenis makanan
: nasi biasa, sayur, daging
Porsi yang dihabiskan : 1 porsi
Banyak minum
: 5 6 gelas( 800 1300 cc ) / hari
B. Pola Eliminasi
1. Sebelum Sakit
BAK
Frekuensi
Jumlah Urine
Warna Urine
Bau
BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Bau
2.Selama Sakit
BAK
Frekuensi
Jumlah Urine
Warna Urine
Bau
Keluhan
BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Waktu
Bau
Keluhan
: 4 5 kali / hari
:
: kuning
: khas Urine
: 1 x / hari
: lembek
: kuning kecoklatan
: khas feaces
: 4 7 kali / hari
: 800 1500 cc / hari
: kuning keruh ( seperti the )
: khas Urine
: Tidak ada
: 1 x dalam 2 hari
: lembek
: kuning kecoklatan
: tidak tertentu
: khas feaces
: tidak ada
: 2 3 jam sehari
Tidur Malam
Alat Untuk Tidur
D. Pola Kebersihan Diri
Kebersihan Rambut
: 5 6 jam sehari
: Bantal, kasur, selimut.
: Rambut pendek, hitam, tidak ada ketombe, klien
Kebersihan kulit
keramas 3 x seminggu.
: kulit sawo matang, mandi 2 x sehari dengan
Kebersihan mata
menggunakan sabun.
: bersih tidak ada kotoran, tidak keluar cairan, dibersihkan
saat mandi.
Kebersihan hidung : hidung tidak keluar cairan, dibersihkan setiap
mandi.
Kebersihan mulut
Kebersihan telinga
RS.
: tidak keluar cairan, diberssihkan dengan cotton but jika
kotor.
Kebersihan kuku
: kuku bersih, pendek,dipotong jika panjang.
E. Pola persepsi sensori
Klien tidak menggunakan alat Bantu penglihatan dan pendengaran.
IV. Aspek Mental, Sosial, Spiritual dan intelektual
A. Konsep diri
Identitas diri
: Klien mengatakan Nama saya Tn. A
Harga diri
: Klien mengatakan saya tidak merasa malu dengan penyakit
Ideal diri
Peran diri
sekarang.
: Klien mengatakan saya ingin cepat sembuh dan pulang
: Klien mengatakan saya tidak melakukan aktivitas seperti
biasanya.
B. Emosaional
: Klien tenang
C. Komunikasi
: komunikasi klien lancar, bicara jelas,menggunakan bahasa jawa.
D. Pertahanan koping : pengambilan keputusan dibantu keluarga
E. Sosial
: Hubungan klien dengan perawat dan keluarga baik.
F. Intelektual
: Klien tidak mengetahui tentang perawatan penyakitnya.
V. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Klien sakit sedang terpasang infuse asering 20 tetes per
tangan
b. Kesadaran
Kuantitatif
kiri.
: GCS : 15, E : 4, E : 5, M : 6
menit di
Kualitatif
c. Tanda Vital
TD
Nadi
Suhu
Respirasi
: compos mentis
: 110 / 80 mmHg
: 80 x / menit
: 36,1 0 C
: 20 x / menit
Mulut
Telinga
bentuk.
: mukosa bibir agak kering, mulut tidak berbau.
: Tidak keluuar cairan, fungsi pendengaran baik, tidak
Leher
2. Dada
Inspeksi
: dada simetris antar kanan dan kiri, kulit sawo matang, jenis
pernapasan dada, tidak ada kelainan dada (pigeon, funnel,
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
3. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: warna kulit sawo matang, tidak ada bekas luka, umbilicus bersih
: bising usus 16 kali per menit
: tidak ada nyeri tekan
: suara tympani pada daerah lambung, dullness pekak pada daerah
hati
4. Genetalia
: bersih, tidak terpasang DC
Anus
: tidak ada hemoroid
5. Ekstremitas
Atas
: Anggota gerak lengkap, terpasang asering 20 tetes per
Bawah
tangan
kiri..
: anggota gerak lengkap
menit di
Data
DS : Klien mengatakan nyeri
Masalah
Nyeri
Penyebab
Pembengkaan
hepar
kuadran atas.
DO : - Nyeri tekan pada
abdomen bagian
kua ran atas.
- Klien tampak gelisah
- Ekspresi wajah
menahan sakit
2.
Skala nyeri : 4
DS : Klien mengatakan
apabila makan merasakan
mual dan muntah
DO : - Klien kelihatan lemas,
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
dan pucat.
- Nafsu makan
berkurang (hbs 1/2
porsi)
3.
Kurang mandiri
Kelemahan fisik
dalam merawat
diri
NOC
Setelah dilakukan tindakan
pembengkaan
hepar
kriteria nyeri.
kriteria.
1.
2.
- skala nyeri 0 - 1
- tidak ada pembesaran hati
NIC
Observasi dan catat
Ajarkan teknik
relaksasi.
3.
Tingkatkan tirah
baring, biarkan pasien
berkurang
nyaman.
4.
Kontrol suhu
ruangan.
5.
Ciptakan
lingkungan yang
nyaman.
6.
Kolaborasi
pemberian Analgeti
1. Observasi pemasukan
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
muntah
kriteria;
diet
2. Berikan makanan sedikit
Kurang mandiri
dalam merawat
fisik
dengan kriteria :
derajat ketergantungan
kemampuan
- ADL
(makan,minum,mandi,BAB/BAK
perawatan dirinya
5. Kolaborasi dengan ahli
Fisioterapi
Hari/Tgl
Implementasi
dan waktu
Rabu, 08 Juni 1. Mengobservasi dan
2016
Jam 10.00
Evaluasi
S:
Klien mengatakan
masih merasakan
nyeri.
2. Anjurkan
teknik relaksasi
3. Tingkatkan
tirah baring
4. Kontrol
pemberian
analgetik.
Perubahan
nutrisi kurang
2016
Jam 10.15
dari kebutuhan
tubuh b/d mual
dan muntah
S:
pemasukan diet
2. Memberikan makanan
Klien mengatakan
masih mual dan
muntah, sedikit
tampak
pucat,masih
tampak lemas
A:
karbohidrat.
6. Mengkonsultasikan
Sebagian masalah
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan
1. Observasi
masukan diet
2. Berikan
makanan tapi
sering
3. Dorong
masukan sari
jeruk dan
karbohidrat
4. Kolaborasi
mandiri dalam
2016
Jam 10.30
merawat diri
b/d kelemahan
fisik
S:
dan derajat
Klien mengatakan
ketergantungan
2. Membantu ADL pasien
3. Melibatkan keluarga
O:
Masih terasa
lemas dan pucat,
AdlL dibantu oleh
keluarga dan
perawat
A : Sebagian
Masalah Teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
1. Kaji kemampuan
dan derajat
ketergantungan
2. Bantu ADL pasien
3. Libatkan keluarga
dalam perawatan
diri pasien.