Você está na página 1de 5

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

S
DENGAN RISIKO HARGA DIRI RENDAH
DI DUSUN PLALANGAN DESA GLAGAHWERO
KECAMATAN PANTI
JEMBER

Oleh
SATRIYO BAYU DWI KRISNA, S.Kep.
1501031028

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2016

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH


A.

Kasus (masalah utama)


Gangguan konsep diri : harga diri rendah
B. Proses terjadinya masalah
Menurut Stuart (2007) Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan
yang merupakan pengetahuan individu kepada dirinya dan memengaruhi hubungannya
dengan orang lain.
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999 dalam dara 2007).
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan
pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara
sosial. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga
diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima
penghargaan dari orang lain.
C. Rentang respon konsep diri

D. Faktor yang mempengaruhi


1. penolakan orang tua
2. harapan orang tua yang tidak realistis
3. kegagalan yang berulang kali
4. kurang mempunyai tanggungjawab personal
5. ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis.
6. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam.
7. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalami frustrasi.
E. Tanda dan Gejala
1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
2. Menghindar dari orang lain (menyendiri)

3. Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien


lain/perawat
4. Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk
5. Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas
6. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi
jika diajak bercakap-cakap
7. Tidak/ jarang melakukan kegiatan sehari-hari.
F. Pohon masalah
Resiko mencederai diri
sendiri, orang lain

Defisit perawatan diri


halusinasi

Menarik diri dari lingkungan, isolasi sosial

Gangguan konsep diri: harga diri rendah


G. Masalah keperawatan :
1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
2. Isolasi sosial: menarik diri
3. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain
XI. Tindakan keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya
1). Salam terapeutik
2). Perkenalan diri
3). Jelaskan tujuan interaksi
4). Ciptakan lingkungan yang tenang
5). Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
6). Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
7). Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
8). Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Tindakan :
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis.

3) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.


c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Tindakan :
1) Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan.
2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah.
3) Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki.
Tindakan :
a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan.
b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
c) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
d. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
1) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
2) Beri pujian atas keberhasilan
3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
4) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Tindakan :
a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
b) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
d) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. (1995). Handbook of nursing diagnosis. (6 th ed). Philadelphia: J.B. Lippincot
Company.
Guze, B, et all. (1990). The handbook of Psychiatry. California : Year Book Medical
Publishers.
Kaplan, H.I dan Sadock, B.j. Pocket book of emergency psychiatric medicine. Baltimore :
Williams and Wilikins.
Lubis, D.B (1993). Pengantar Psikiatri Klinik. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Stuart, G.W. dan Laraia, M.T. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing. (7 th ed.).
St Louis: Mosby.

Você também pode gostar