Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PEMBAHASAN
terhadap standar yang akan memacu mereka untuk melakukan kinerja yang
bermutu tinggi.
b. Menyusun Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan DRK adalah daftar kegiatan yan harus dilaksanakan
dalam kurun waktu yang ditetapkan dan disepakati. Kegiatan DRK
disepakati dalam kelompok kerja, baik di puskesmas maupun di rumah sakit
(tiap ruangan). Kegiatan DRK dilakukan minimal satu kali dalam satu bulan
dan sebaiknya jadwal disusun untuk kegiatan satu tahun. Dengan demikian
para peserta yang telah ditetapkan akan mempunyai waktu yang cukup untuk
mempersiapkan.
Setiap bulan ditetapkan dua orang yang bertugas sebagai penyaji dan
fasilitator/moderator selebihnya sebagai peserta demikian seterusnya,
sehingga seluruh anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama
yang berperan sebagai penyaji, fasilitator/moderator maupun sebagai peserta.
Peserta dalam satu kelompok diupayakan antara 5-8 orang.
c. Waktu Pelaksanaan
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut minimal 60
menit, dengan perincian sebagai berikut:
1) Pembukaan : 5 menit
2) Penyajian : 15 menit
3) Tanya jawab : 30 menit
4) Penutup/rangkuman : 10 menit
d. Peran Masing-Masing Personal DRK
Kegiatan selama DRK ditetapkan aturan main yang harus dipatuhi oleh
semua peserta agar diskusi tersebut dapat terlaksana dengan tertib. Ada 3
peran yang telah disepakati dan dipahami dalam DRK adalah sebagai
berikut:
1) Peran penyaji
Menyiapkan kasus klinis keperawatan/kebidanan yang pernah dialami
atau pernah terlibat didalamnya yang merupakan kasus menarik baik
kasus lalu maupun kasus-kasus saat serta kasus manajemen dan
pengalaman keberhasilan dalam pelayanan juga bisa, menjelaskan kasus
yang sudah disiapkan dengan alokasi waktu 10-20 menit, menyimak
pertanyaan yang disampaikan, memberikan jawaban sesuai dengan
k. Selama diskusi berlangsung harus dijaga agar tidak ada pihak-pihak yang
merasa tertekan atau terpojok, yang diharapkan terjadi justru sebaliknya
yaitu dukungan dan dorongan bagi setiap peserta agar terbiasa
menyampaikan pendapat mereka masing-masing.
l. Diskusi Refleksi Kasus dapat dimanfaatkan sebagai wahana untuk
memecahkan masalah, merevisi standar, membuat standar ataupun
kesepakatan tindak lanjut agar standar dipatuhi.
B. Metode Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa pedoman dalam perhitungan kebutuhan
tenaga keperawatan di ruang rawat inap.
1. Metode Rasio (SK Menkes RI No. 262 Tahun 1979)
Metode perhitungan dengan cara rasio menggunakan jumlah tempat tidur
sebagai pembanding dari kebutuhan perawat yang diperlukan. Metode ini
paling sering digunakan karena sederhana dan mudah. Kelemahan dari metode
ini adalah hanya mengetahui jumlah perawat secara kuantitas tetapi tidak bisa
mengetahui secara produktivitas perawat di rumah sakit dan kapan tenaga
perawat tersebut dibutuhkan oleh setiap unit di rumah sakit. Metode ini bisa
digunakan jika kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan tenaga
terbatas, sedangkan jenis, tipe, dan volume pelayanan kesehatan relative
stabil.
Rumah sakit
KELAS A dan B
KELAS C
KELAS D
Khusus
Perbandingan
TT: Tenaga Medis
TT: Tenaga Keperawatan
TT: Non Keperawatan
TT: Tenaga Non Medis
TT: Tenaga Medis
TT: Tenaga Keperawatan
TT: Non Keperawatan
TT: Tenaga Non Medis
TT: Tenaga Medis
TT: Tenaga Keperawatan
TT: Tenaga Non Medis
Disesuaikan
= (4-7) : 1
= 1:1
= 3:1
=1:1
=9:1
= (3-4) : 2
= 5:1
= 3:4
= 15:1
= 2:1
= 6:1
Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah
sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa
alternative perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah
sakit dan professional.
2. Metode Need
Metode ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja. Untuk
menghitung kebutuhan tenaga, diperlukan gambaran tentang jenis pelayanan
yang diberikan kepada pasien selama di rumah sakit. Sebagai contoh pasien
yang menjalani rawat jalan, ia akan mendapatkan pelayanan, mulai dari
pembelian karcis, pemeriksaan perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan
laboratorium, apotek dan sebagainya.kemudian dihitung standar waktu yang
diperlukan agar pelayanan itu dapat berjalan dengan baik.
a. Hudgins
Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat jalan
menggunakan metode dari Hudgins, yaitu menetapkan standar waktu
pelayanan pasien rawat jalan.
Lama waktu (menit) untuk pasien
Baru
Lama
3
4
15
11
18
11
51
0
5
7
Kegiatan
Pendaftaran
Pemeriksaan Dokter
Pemeriksaan Asisten Dokter
Penyuluhan
labiratorium
Perhitungan menggunakan rumus:
Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya
pasien.
Bila hanya memenuhi satu kriteria maka pasien dikelompokkan pada
klasifikasi di atasnya.
Dougles menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit
Jumla
Minimal
h
Pasien
1
2
3
Klasifikasi Pasien
Parsial
P
0,17
0,34
0,51
S
0,14
0,28
0,42
M
0,07
0,20
0,30
P
0,27
0,54
0,81
S
0,15
0,30
0,45
Total
M
0,10
P
0,3
S
0,30
M
0,20
0,14
6
0,7
0,60
0,40
0,21
2
1,0
0,90
0,60
Contoh Kasus:
Ruang rawat dengan kapasitas 25 pasien dimana 8 orang dengan
ketergantungan minimal, 7 orang dengan ketergantungan parsial, dan 10
orang dengan ketergantungan total. Berapa jumlah perawat yang
dibutuhkan?
Sif
Minimal
Parsial
Pagi
8 x 0.17 = 1,36
7 x 0,27 = 1,89
Siang
8 x 0.14 = 1. 12 7 x 0,15 = 1,05
Malam 8 x 0,07 = 0,56
7 x 0,10 0,7
Jumlah secara keseluruhan perawat/hari
Total
Jumlah
10 x 0,36 = 3,6
10 x 0,30 = 3
10 x 0,20 = 2
6,85 = 7
4,17 = 4
3,26 = 3
14
1. Pagi:
a. Kepala ruangan (1 orang)
b. Wakil kepala ruangan (1 orang)
c. Perawat primer (3 orang)
d. Perawat pelaksana (7 orang)
2. Siang
a. Perawat penanggung jawab sore (1 orang)
b. Perawat pelaksana (4 orang)
3. Malam
a. Perawat penanggung jawab malam (1 orang)
b. Perawat pelaksana (3 orang)
Jadi, dalam 1 hari terdapat 14+7+4= 25 orang perawat yang bertugas.
3. Metode Gilles
a. Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan adalah :
A B C F
= =H
( CD ) E G
Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan /pasien /hari
B = rata- rata jumlah pasien /hari (BOR x jumlah tempat tidur )
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G = jumlah jam kerja efektif per tahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
b. Jumlah tenaga yang bertugas setiap hari :
Ratarata jam perawatan /h ari Ratarata jumla h jam perawatan/h ari
jumla h jamkerja efektif /h ari
c. Asumsi jumlah cuti hamil 5% (usia subur) dari tenaga yang dibutuhkan
maka jumlah jamkerja yang hilang karena cuti hamil = 5% x jumlah
jamkerja/ hari
Tambahan tenaga :
12
hari.
Jumlah hari efektif / minggu =279:7 = 40 minggu
Jumlah jam kerja perawat per minggu = 40 jam.
Cuti hamil =12 X 6 = 72 hari.
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus
13
total.
3. Jumlah hari tak kerja / tahun
Hari minggu (52 hari) + cuti tahunan (12 hari)+ hari besar (12 hari ) + cuti
sakit/izin (10) = 86 hari.
4. Jumlah hari kerja efektif /tahun
Jumlah hari dalam 1tahun jumlah hari tak kerja = 365-86 =279 hari
5. Jumlah hari efektif /minggu =279:7= 40 minggu
Jumlah kerja tiap perawat = 40 jam/minggu (6 hari /minggu)
Jadi jumlah jam kerja perhari 40 jam : 6 hari =7 jam /hari
a. Jumlah jam keperwatan langsung:
1) Ketergantungan minimal = 8 orang x 2 jam = 16 jam
2) Ketergantungan parsial = 7 orang x 3 jam = 21 jam
3) Ketergantungan total = 10 orang x 6 jam = 60 jam
Jumlah jam
= 97 jam
14
A B C F
= =H
( CD ) E G
15
= 16 orang
= 13 orang
= 16:13 orang
STRUKTURAL
1. Shif Pagi
a) Kepala Ruangan
= 1 Orang
b) Perawat Primer
= 3 Orang
c) Tenaga Profesional
= 6 Orang
d) Tenaga Non Profesional
= 5 Orang
2. Shif Sore
a) Perawat Penanggung Jawab
= 1 Orang
b) Tenaga Profesional
= 5 Orang
c) Tenaga Non Profesional= 4 Orang
3. Shif Malam
a) Perawat Penanggung Jawab
= 1 Orang
b) Tenaga Profesional
= 5 Orang
c) Tenaga Non Profesional
= 4 Orang
4. Menurut Depkes (2011)
Pengelompokan unit kerja di rumah sakit.
a. Rawat inap dewasa
b. Rawat inap anak / perinatal
c. Rawat inap intensif
d. Gawat Darurat (IGD)
e. Kamar bersalin
f. Kamar operasi
g. Rawat jalan.
Kebutuhan tenaga perawat di ruang perawatan menggunakan rumus:
Kebutuhan tenaga = jumlah jam perawatan di ruangan/hari
jam efektif perawat
16
Contoh Kasus
Kebutuhan Tenaga Perawat Jaga Menurut Klasifikasi Pasien
di Ruang rawat inap
No
Klasifikasi
Rata-rata jumlah
Jam
Jumlah jam
pasien/hari
perawatan/hari
perawatan/har
17
i
1
2
3
4
Minimal
Parsial
Agak berat
Berat/intensi
8
7
5
5
2
3
6
8
16
21
40
40
f
Jumlah
25
117
Catatan: Jam perawatan per hari diambil dari rumus Gilles di perawatan
langsung.
Jumlah jam perawatan di ruangan per hari = 117
Jumlah jam kerja perawat = 7 jam
Kebutuhan tenaga perawat =
117
=16,71
7
Faktor koreksi:
Loss Day =
52+12+12+10
16,71=5
279
Struktur:
1. Pagi
a. Kepala ruangan (1 orang)
b. Wakil kepala ruangan (1 orang)
c. Perawat primer (3 orang)
18
Metode Lokakarya
Penentuan kebutuhan tenaga keperawatan dengan mengubah satuan hari
dengan minggu. Rumus untuk penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
adalah sebagai berikut:
Jam perawatan 24 jam 7(tempat tidur BOR)
+ 25
Hari kerja efektif 40 jam
Formula ini memperthitungkan hari kerja efektif yaitu 41 minggu yang
dihitung dari 365-(52 hari minggu+12 hari libur nasional+12 cuti
tahunan)=289 hari atau 41 minggu. Angka 7 pada rumus tersebut adalah
jumlah hari selama 1 minggu. Nilai 40 jam didapat dari jumlah jam kerja
dalam seminggu. Tambahan 25% adalah untuk penyesuaian terhadap
produktivitas.
Contoh Kasus:
Sebuah instalasi rawat inap memiliki jumlah TT 25 buah dengan BOR
100%, jam perawatan per hari 97 jam dengan hari kerja efektif 41
minggu. Berapakah jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per
harinya?
97 jam/hari 7(25 100 )
+25 =10,6=11
41minggu 40 jam
Jumlah tenaga lepas per hari:
76 hari11 orang
=2,8=3 orang
289 hari
4. Pagi
19
20