Você está na página 1de 18

BAB II

PEMBAHASAN

A. DRK (Diskusi Refleksi Kasus)


1. Pengertian DRK
Diskusi Refleksi Kasus adalah suatu metode pembelajaran dalam merefleksikan
pengalaman perawat dan bidan yang aktual dan menarik dalam memberikan
dan mengelola asuhan keperawatan dan kebidanan di lapangan melalui suatu
diskusi kelompok yang mengacu pada pemahaman standar yang ditetapkan
(Depkes/WHO/PMPK-UGM, 2006).
2. Tujuan DRK
Berdasarkan Modul Pelatihan Manajemen Kinerja Klinik (PMKK), 2009 tujuan
dari DRK adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan profesionalisme perawat dan bidan
b. Meningkatkan aktualisasi diri.
c. Membangkitkan motivasi belajar.
d. Wahana untuk menyelesaikan masalah dengan mengacu pada standar
keperawatan/kebidanan yang telah ditetapkan.
e. Belajar untuk menghargai kolega untuk lebih sabar, lebih banyak
mendengarkan, tidak menyalahkan, tidak memojokkan dan meningkatkan.
3. Langkah-Langkah Kegiatan DRK
Berdasarkan Modul Pelatihan Manajemen Kinerja Klinik (PMKK), 2009
langkah- langkah kegiatan DRK adalah sebagai berikut:
a. Memilih/Menetapkan Kasus Yang Akan Didiskusikan
Topik-topik bahasan yang ditetapkan untuk didiskusikan dalam DRK
antara lain: pengalaman pribadi perawat/atau bidan yang aktual dan menarik
dalam menangani kasus/pasien di lapangan baik di rumah sakit/puskesmas,
pengalaman dalam mengelola pelayanan keperawatan/kebidanan da issu-issu
strategis, pengalaman yang masih relevan untuk di bahas dan akan
memberikan informasi berharga untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Proses diskusi ini akan memberikan ruang dan waktu bagi setiap
peserta untuk merefleksikan pengalaman, pengetahuan serta kemampuannya,
dan mengarahkan maupun meningkatkan pemahaman perawat/bidan
3

terhadap standar yang akan memacu mereka untuk melakukan kinerja yang
bermutu tinggi.
b. Menyusun Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan DRK adalah daftar kegiatan yan harus dilaksanakan
dalam kurun waktu yang ditetapkan dan disepakati. Kegiatan DRK
disepakati dalam kelompok kerja, baik di puskesmas maupun di rumah sakit
(tiap ruangan). Kegiatan DRK dilakukan minimal satu kali dalam satu bulan
dan sebaiknya jadwal disusun untuk kegiatan satu tahun. Dengan demikian
para peserta yang telah ditetapkan akan mempunyai waktu yang cukup untuk
mempersiapkan.
Setiap bulan ditetapkan dua orang yang bertugas sebagai penyaji dan
fasilitator/moderator selebihnya sebagai peserta demikian seterusnya,
sehingga seluruh anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama
yang berperan sebagai penyaji, fasilitator/moderator maupun sebagai peserta.
Peserta dalam satu kelompok diupayakan antara 5-8 orang.
c. Waktu Pelaksanaan
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut minimal 60
menit, dengan perincian sebagai berikut:
1) Pembukaan : 5 menit
2) Penyajian : 15 menit
3) Tanya jawab : 30 menit
4) Penutup/rangkuman : 10 menit
d. Peran Masing-Masing Personal DRK
Kegiatan selama DRK ditetapkan aturan main yang harus dipatuhi oleh
semua peserta agar diskusi tersebut dapat terlaksana dengan tertib. Ada 3
peran yang telah disepakati dan dipahami dalam DRK adalah sebagai
berikut:
1) Peran penyaji
Menyiapkan kasus klinis keperawatan/kebidanan yang pernah dialami
atau pernah terlibat didalamnya yang merupakan kasus menarik baik
kasus lalu maupun kasus-kasus saat serta kasus manajemen dan
pengalaman keberhasilan dalam pelayanan juga bisa, menjelaskan kasus
yang sudah disiapkan dengan alokasi waktu 10-20 menit, menyimak
pertanyaan yang disampaikan, memberikan jawaban sesuai dengan

pengetahuan dan pengalaman nyata yang telah dilakukan dan merujuk


pada standar yang relevan atau SOP yang berlaku serta mencatat hal- hal
yang penting selama DRK.
2) Peran peserta
Mengikuti kegiatan sampai selesai diakhiri dengan mengisi daftar hadir,
memberikan perhatian penuh selama kegiatan, mempunyai hak untuk
mengajukan pertanyaan/pernyataan minimal satu pertanyaan dengan
alokasi waktu keseluruhan 20-30 menit, dalam mengajukan pertanyaan
agar merujuk kepada standar, tidak dibenarkan untuk mengajukan
pertanyaan/pernyataan yang sifatnya menyalahka atau memojokkan, tidak
dibenarkan untuk mendominasi pertanyaan, pertanyaan berupa klarifikasi
dan tidak bersifat menggurui.
3) Peran fasilitator/moderator
Mempersiapkan ruangan diskusi dengan mengatur posisi tempat duduk
dalam bentuk lingkaran, membuka pertemuan (mengucapkan selamat
datang, menyampaikan tujuan pertemuan, membuat komitmen bersama
dengan keseluruhan anggota tentang lamanya waktu diskusi (kontrak
waktu) dan menyampaikan tata tertib diskusi), mempersilahkan penyaji
untuk menyampaikan kasusnya selama 10-20 menit, memberikan
kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan secara bergilir
selama 30 menit, mengatur lalu lintas pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh peserta dan klarifikasi bila ada yang tidak jelas, merangkum
hasil diskusi, melakukan refleksi terhadap proses diskusi dengan meminta
peserta untuk menyampaikan pendapat dan komentarnya tentang diskusi
tersebut, membuat kesimpulan hasil refleksi dan menyampaikan isu-isu
yang muncul, meminta kesepakatan untuk rencana pertemuan berikutnya,
menutup pertemuan dengan memberikan penghargaan kepada seluruh
peserta dan berjabat tangan dan membuat laporan hasil diskusi sesuai
dengan format dan menyimpan laporan DRK pada arsip yang telah
ditentukan bersama.
e. Laporan

Setelah melakukan kegiatan, langkah berikutnya adalah menyusun laporan


DRK. Agar kegiatan DRK dapat diketahui dan dibaca oleh pimpinan,
anggota kelompok maupun teman sejawat lainnya maka kegiatan tersebut
harus dicatat/didokumentasikan sebagai laporan. Bentuk laporan dikemas
dengan menggunakan suatu format yang antara lain berisikan:
1) Nama peserta yang hadir.
2) Tanggal, tempat dan waktu pelaksanaan.
3) Isu-isu atau masalah yang muncul selama diskusi
4) Rencana tindak lanjut berdasarkan masalah, lampiran laporan
menyertakanj daftar hadir yang ditandatangani oleh semua peserta.
4. Persyaratan DRK
Diskusi Refleksi Kasus berbeda dengan presentasi kasus karena DRK
mempunyai persyaratan-persyaratan khusus berdasarkan Modul Pelatihan
Manajemen Kinerja Klinik (PMKK), 2009 yaitu:
a. Suatu kelompok yang terdiri dari satu profesi yang beranggotakan 5-8 orang
b. Salah satu anggota kelompok berperan sebagai fasilitator, satu orang lagi
sebagai penyaji dan lainya sebagai peserta.
c. Posisi fasilitator, penyaji dan peserta lain dalam diskusi setara (equal).
d. Kasus yang disajikan penyaji merupakan pegalaman klinis yang nyata dan
menarik.
e. Posisi duduk sebaiknya melingkar agar setiap peserta dapat saling bertatapan
dan berkomunikasi secara bebas.
f. Tidak boleh ada interupsi dan hanya ada satu orang saja yang berbicara
dalam satu saat dan peserta lain memperhatikan proses diskusi.
g. Tidak diperkenankan ada dominasi, kritik yang dapat memojokan penyaji
atau peserta lain, serta dalam berargumentasi tidak boleh menggurui.
h. Membawa catatan diperbolehkan, namun tidak mengurangi perhatian dalam
berdiskusi.
i. Diskusi Refleksi Kasus wajib dilakukan secara rutin, terencana dan terjadwal
dengan baik minimal satu bulan sekali dimana kelompok diskusi berbagi
pengalaman klinis dan IPTEK diantara sejawat selama satu jam.
j. Selama diskusi setiap anggota secara bergilir mendapat kesempatan untuk
menyampaikan pendapat dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sedemikian rupa, yang merefleksikan pengalaman, pengetahuan serta
kemampuan masing-masing.

k. Selama diskusi berlangsung harus dijaga agar tidak ada pihak-pihak yang
merasa tertekan atau terpojok, yang diharapkan terjadi justru sebaliknya
yaitu dukungan dan dorongan bagi setiap peserta agar terbiasa
menyampaikan pendapat mereka masing-masing.
l. Diskusi Refleksi Kasus dapat dimanfaatkan sebagai wahana untuk
memecahkan masalah, merevisi standar, membuat standar ataupun
kesepakatan tindak lanjut agar standar dipatuhi.
B. Metode Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Berikut ini akan dipaparkan beberapa pedoman dalam perhitungan kebutuhan
tenaga keperawatan di ruang rawat inap.
1. Metode Rasio (SK Menkes RI No. 262 Tahun 1979)
Metode perhitungan dengan cara rasio menggunakan jumlah tempat tidur
sebagai pembanding dari kebutuhan perawat yang diperlukan. Metode ini
paling sering digunakan karena sederhana dan mudah. Kelemahan dari metode
ini adalah hanya mengetahui jumlah perawat secara kuantitas tetapi tidak bisa
mengetahui secara produktivitas perawat di rumah sakit dan kapan tenaga
perawat tersebut dibutuhkan oleh setiap unit di rumah sakit. Metode ini bisa
digunakan jika kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan tenaga
terbatas, sedangkan jenis, tipe, dan volume pelayanan kesehatan relative
stabil.
Rumah sakit
KELAS A dan B

KELAS C

KELAS D
Khusus

Perbandingan
TT: Tenaga Medis
TT: Tenaga Keperawatan
TT: Non Keperawatan
TT: Tenaga Non Medis
TT: Tenaga Medis
TT: Tenaga Keperawatan
TT: Non Keperawatan
TT: Tenaga Non Medis
TT: Tenaga Medis
TT: Tenaga Keperawatan
TT: Tenaga Non Medis
Disesuaikan

= (4-7) : 1
= 1:1
= 3:1
=1:1
=9:1
= (3-4) : 2
= 5:1
= 3:4
= 15:1
= 2:1
= 6:1

Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah
sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa
alternative perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah
sakit dan professional.
2. Metode Need
Metode ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja. Untuk
menghitung kebutuhan tenaga, diperlukan gambaran tentang jenis pelayanan
yang diberikan kepada pasien selama di rumah sakit. Sebagai contoh pasien
yang menjalani rawat jalan, ia akan mendapatkan pelayanan, mulai dari
pembelian karcis, pemeriksaan perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan
laboratorium, apotek dan sebagainya.kemudian dihitung standar waktu yang
diperlukan agar pelayanan itu dapat berjalan dengan baik.
a. Hudgins
Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat jalan
menggunakan metode dari Hudgins, yaitu menetapkan standar waktu
pelayanan pasien rawat jalan.
Lama waktu (menit) untuk pasien
Baru
Lama
3
4
15
11
18
11
51
0
5
7

Kegiatan
Pendaftaran
Pemeriksaan Dokter
Pemeriksaan Asisten Dokter
Penyuluhan
labiratorium
Perhitungan menggunakan rumus:

Ratarata jamperawa tan /h ari Jumla h ratarata pasien/h ari


Jumla h jam kerja/h ari
Contoh Kasus:
Ruang rawat dengan kapasitas 25 pasien (BOR 100%), rata-rata
jumlah pasien 25/hari dimana 8 orang dengan ketergantungan minimal, 7
orang dengan ketergantungan parsial, dan 10 orang dengan

ketergantungan total. Rata-rata jam perawatan 5,13 jam/hari dan jumlah


jam kerja 7 jam/hari. Berapa jumlah perawat yang dibutuhkan?
5,13 jam/hari 25 pasien/hari
=18,3=18 perawat
7 jam /hari

Jumlah tenaga lepas per hari:


Jumlah haritak kerja per tahun jumlah perawat per hari
jumlah harikerja per tahun
86 hari 18 orang
=5,54=6 orang
279 hari
Struktural:
1. Pagi:
a. Kepala ruangan (1 orang)
b. Wakil kepala ruangan (1 orang)
c. Perawat primer (3 orang)
d. Perawat pelaksana (6 orang)
2. Siang
a. Perawat penanggung jawab sore (1 orang)
b. Perawat pelaksana (6 orang)
3. Malam
a. Perawat penanggung jawab malam (1 orang)
b. Perawar pelaksana (6 orang)
Jadi, dalam 1 hari terdapat 18+7+6= 31 orang perawat yang bertugas.
b. Douglas
Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien rawat
inap sebagai berikut.
1) Perawatan minimal memerlukan waktu: 1-2 jam/24 jam.
2) Perawatan intermediet memerlukan waktu: 3-4 jam/24jam.
3) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu: 5-6 jam/24jam.

Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga ketegori tersebut adalah


sebagai berikut.
1) Kategori I: Perawat Mandiri
a) Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dang anti
pakaian.
b) Makan dan minum dilakukan sendiri.
c) Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
d) Observasi tanda vital setiap sift.
e) Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
f) Persiapan prosedur pengobatan.
2) Ketegori II: Perawat Intermediet.
a) Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.
b) Observasi tanda vital setiap 4 jam.
c) Pengobatan lebih dari satu kali.
d) Pakai kateter Foley.
e) Pasang infuse intake-output dicatat.
f) Pengobatan perlu prosedur.
3) Kategori III: Perawat Total.
a) Dibantu segala sesuatunya, posisi diatur.
b) Observasi tanda vital setiap 2 jam.
c) Memakai selang NGT.
d) Terapi intravena.
e) Pemakaian suction.
f) Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.
Catatan:

Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya

dilakukan oleh perawat yang sama selama 22 hari.


Setiap pasien minimal memenuhi 3 kriteria berdasarkan klasifikasi

pasien.
Bila hanya memenuhi satu kriteria maka pasien dikelompokkan pada
klasifikasi di atasnya.
Dougles menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit

perawatan berdasarkan klasifikasi pasien, di mana masing-masing kategori


mempunyai nilai standar per sift.
10

Jumla
Minimal

h
Pasien
1
2
3

Klasifikasi Pasien
Parsial

P
0,17
0,34
0,51

S
0,14
0,28
0,42

M
0,07
0,20
0,30

P
0,27
0,54
0,81

S
0,15
0,30
0,45

Total

M
0,10

P
0,3

S
0,30

M
0,20

0,14

6
0,7

0,60

0,40

0,21

2
1,0

0,90

0,60

Contoh Kasus:
Ruang rawat dengan kapasitas 25 pasien dimana 8 orang dengan
ketergantungan minimal, 7 orang dengan ketergantungan parsial, dan 10
orang dengan ketergantungan total. Berapa jumlah perawat yang
dibutuhkan?
Sif

Minimal

Parsial

Pagi
8 x 0.17 = 1,36
7 x 0,27 = 1,89
Siang
8 x 0.14 = 1. 12 7 x 0,15 = 1,05
Malam 8 x 0,07 = 0,56
7 x 0,10 0,7
Jumlah secara keseluruhan perawat/hari

Total

Jumlah

10 x 0,36 = 3,6
10 x 0,30 = 3
10 x 0,20 = 2

6,85 = 7
4,17 = 4
3,26 = 3
14

Jumlah tenaga lepas per hari:


Jumlah haritak kerja per tahun jumlah perawat per hari
jumlah harikerja per tahun
86 hari 14 perawat /hari
=4,31=4 orang
279 hari
Struktural:
11

1. Pagi:
a. Kepala ruangan (1 orang)
b. Wakil kepala ruangan (1 orang)
c. Perawat primer (3 orang)
d. Perawat pelaksana (7 orang)
2. Siang
a. Perawat penanggung jawab sore (1 orang)
b. Perawat pelaksana (4 orang)
3. Malam
a. Perawat penanggung jawab malam (1 orang)
b. Perawat pelaksana (3 orang)
Jadi, dalam 1 hari terdapat 14+7+4= 25 orang perawat yang bertugas.
3. Metode Gilles
a. Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan adalah :
A B C F
= =H
( CD ) E G

Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan /pasien /hari
B = rata- rata jumlah pasien /hari (BOR x jumlah tempat tidur )
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G = jumlah jam kerja efektif per tahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
b. Jumlah tenaga yang bertugas setiap hari :
Ratarata jam perawatan /h ari Ratarata jumla h jam perawatan/h ari
jumla h jamkerja efektif /h ari

c. Asumsi jumlah cuti hamil 5% (usia subur) dari tenaga yang dibutuhkan
maka jumlah jamkerja yang hilang karena cuti hamil = 5% x jumlah
jamkerja/ hari
Tambahan tenaga :
12

5 Jumla h tenaga Jumla h jamkerja cuti h amil


Jumla h Jam Kerja Efektif /Ta h un
Catatan:
1) Jumlah hari tak kerja / tahun.
Hari minggu (52 hari) + cuti tahunan (12 hari ) +hari besar (12 hari)+
cuti sakit/izin (10 hari) =86 hari.
2) Jumlah hari kerja efektif/tahun.
Jumlah hari dalam 1 tahun jumlah hari tak kerja =365 86 = 279
3)
4)
5)
6)

hari.
Jumlah hari efektif / minggu =279:7 = 40 minggu
Jumlah jam kerja perawat per minggu = 40 jam.
Cuti hamil =12 X 6 = 72 hari.
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus

ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan/cadangan).


7) Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shif, yaitu dengan
ketentuan. Proporsi dinas pagi 47%, sore 36%, dan malam 17 %.
8) Kombinasi jumlah tenaga menurut Abdellah dan Levinne adalah 55%
tenaga profesional dan 45% tenaga nonprofesional .

Prinsip perhitungan rumus Gillies :


Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan,
yaitu sebagai berikut:
a. Perawatan langsung, adalah perawatan yang berhubugan dengan
pemenuhan kebutuhan pasien baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
Berdasarkan tingkat kertergantungan pasien pada perawat dapat
diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: self care, partial care,
total care dan intensive care. Rata-rata kebutuhan perawat langsung
setiap pasien adalah empat jam perhari. Adapun waktu perawatan
berdasarkan tingkat k etergantungan pasien adalah:
1) Self care dibutuhkan x 4 jam
: 2 jam
2) Partial care dibutuhkan x 4 jam
: 3 jam
3) Total care dibutuhkan 1-1 x 4 jam
: 4-6 jam

13

4) Intensive care dibutuhan 2 x 4 jam


: 8 jam
b. Perwatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana
perawatan, memasang/menyiapkan alat, konsultasi dengan anggota tim,
menulis dan membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari
hasil penelitian RS Graha Detroit = 38 menit/pasien/hari, sedangakan
menurut Wolfe dan Young = 60 menit/pasien/hari dan penelitian di
Rumah Sakit John Hopkins dibutuhkan 60 menit /pasien (Gilles, 1996)
c. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien meliputi : aktivitas
pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer dalam Gilles
(1996), waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan ialah 15
menit/pasien/hari.
Contoh kasus :
Ruang rawat dengan kapasitas 25 pasien dimana 8 orang dengan
ketergantungan minimal, 7 orang dengan ketergantungan parsial, dan 10 orang
dengan ketergantungan total. Berapa jumlah perawat yang dibutuhkan?
1. Rata-rata jam perawat pasien = 5 jam /hari.
2. Rata-rata pasien =25 pasien /hari (8 orang dengan ketergantungan minimal,
7 orang dengan

ketergantunagn parsial, 10 orang dengan ketergantungan

total.
3. Jumlah hari tak kerja / tahun
Hari minggu (52 hari) + cuti tahunan (12 hari)+ hari besar (12 hari ) + cuti
sakit/izin (10) = 86 hari.
4. Jumlah hari kerja efektif /tahun
Jumlah hari dalam 1tahun jumlah hari tak kerja = 365-86 =279 hari
5. Jumlah hari efektif /minggu =279:7= 40 minggu
Jumlah kerja tiap perawat = 40 jam/minggu (6 hari /minggu)
Jadi jumlah jam kerja perhari 40 jam : 6 hari =7 jam /hari
a. Jumlah jam keperwatan langsung:
1) Ketergantungan minimal = 8 orang x 2 jam = 16 jam
2) Ketergantungan parsial = 7 orang x 3 jam = 21 jam
3) Ketergantungan total = 10 orang x 6 jam = 60 jam
Jumlah jam
= 97 jam

14

b. Jumlah keperawatan tidak langsung :


25 orang pasien x 1 jam = 25 jam
c. Pendidikan kesehatan = 25 orang pasien x 0,25 = 6, 25 jam
Sehingga jumlah total jam keperawatan /pasien/hari
97 jam+6,25 jam+ 25 jam
=5,13 jam/ pasien/h ari
25 orang
Jadi,
1. Jumlah tenaga yang dibutuhkan

A B C F
= =H
( CD ) E G

5,13 jam 25 orang 365 46.811,25


=
=23, 96 ( 24 orang )
1. 953
( 36586 ) 7
2. Untuk cadangan 20 % menjadi 24 x 20 % = 5 orang
3. Jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan = 24 + 5 + 7 = 36
orang/hari
4. Jumlah tenaga lepas per hari:
Jumlah haritak kerja per tahun jumlah perawat per hari
jumlah harikerja per tahun
86 hari 24 orang
=7 orang
279 orang

15

Perbandingan profesional berbanding dengan tenaga non profesional = 55% :


45%
Tenaga profesional 29 x 55 %

= 16 orang

Tenaga non profesional 29 x 45%

= 13 orang

Jadi perbandingannya yaitu

= 16:13 orang

STRUKTURAL
1. Shif Pagi
a) Kepala Ruangan
= 1 Orang
b) Perawat Primer
= 3 Orang
c) Tenaga Profesional
= 6 Orang
d) Tenaga Non Profesional
= 5 Orang
2. Shif Sore
a) Perawat Penanggung Jawab
= 1 Orang
b) Tenaga Profesional
= 5 Orang
c) Tenaga Non Profesional= 4 Orang
3. Shif Malam
a) Perawat Penanggung Jawab
= 1 Orang
b) Tenaga Profesional
= 5 Orang
c) Tenaga Non Profesional
= 4 Orang
4. Menurut Depkes (2011)
Pengelompokan unit kerja di rumah sakit.
a. Rawat inap dewasa
b. Rawat inap anak / perinatal
c. Rawat inap intensif
d. Gawat Darurat (IGD)
e. Kamar bersalin
f. Kamar operasi
g. Rawat jalan.
Kebutuhan tenaga perawat di ruang perawatan menggunakan rumus:
Kebutuhan tenaga = jumlah jam perawatan di ruangan/hari
jam efektif perawat

16

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi)


dengan: Menambah perawat libur (loss day) dan tugas non keperawatan.
Loss Day = jumlah hari minggu dlm 1th+cuti +hari besar x keb.tenaga
Jumlah hari kerja efektif/th
Tugas non keperawatan = (kebutuhan tenaga + loss day )x 25%
Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non-keperawatan
diperkirakan 25% dari jumlah tenaga keperawatan
Jumlah kebutuhan tenaga = kebutuhan tenaga + faktor koreksi(loss day +tugas
non keperawatan).

Contoh Kasus
Kebutuhan Tenaga Perawat Jaga Menurut Klasifikasi Pasien
di Ruang rawat inap
No
Klasifikasi

Rata-rata jumlah

Jam

Jumlah jam

pasien/hari

perawatan/hari

perawatan/har

17

i
1
2
3
4

Minimal
Parsial
Agak berat
Berat/intensi

8
7
5
5

2
3
6
8

16
21
40
40

f
Jumlah
25
117
Catatan: Jam perawatan per hari diambil dari rumus Gilles di perawatan
langsung.
Jumlah jam perawatan di ruangan per hari = 117
Jumlah jam kerja perawat = 7 jam
Kebutuhan tenaga perawat =

117
=16,71
7

Faktor koreksi:
Loss Day =

52+12+12+10
16,71=5
279

Tugas Non Keperawatan = ( 16,71 + 5 ) X 25% = 5,4=5


Jumlah kebutuhan tenaga = 16,71 + 5 + 5 = 26,71 = 27 orang

Struktur:
1. Pagi
a. Kepala ruangan (1 orang)
b. Wakil kepala ruangan (1 orang)
c. Perawat primer (3 orang)
18

d. Perawat pelaksana (8 orang)


2. Sore
a. Penanggung jawab sore (1 orang)
b. Perawat pelaksana (8 orang)
3. Malam
a. Penanggung jawab (1 orang)
b. Perawat pelaksana (7 orang)
Jadi, jumlah total perawat perhari 27+7=34 orang.
5

Metode Lokakarya
Penentuan kebutuhan tenaga keperawatan dengan mengubah satuan hari
dengan minggu. Rumus untuk penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
adalah sebagai berikut:
Jam perawatan 24 jam 7(tempat tidur BOR)
+ 25
Hari kerja efektif 40 jam
Formula ini memperthitungkan hari kerja efektif yaitu 41 minggu yang
dihitung dari 365-(52 hari minggu+12 hari libur nasional+12 cuti
tahunan)=289 hari atau 41 minggu. Angka 7 pada rumus tersebut adalah
jumlah hari selama 1 minggu. Nilai 40 jam didapat dari jumlah jam kerja
dalam seminggu. Tambahan 25% adalah untuk penyesuaian terhadap
produktivitas.

Contoh Kasus:
Sebuah instalasi rawat inap memiliki jumlah TT 25 buah dengan BOR
100%, jam perawatan per hari 97 jam dengan hari kerja efektif 41
minggu. Berapakah jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per
harinya?
97 jam/hari 7(25 100 )
+25 =10,6=11
41minggu 40 jam
Jumlah tenaga lepas per hari:
76 hari11 orang
=2,8=3 orang
289 hari
4. Pagi

19

e. Kepala ruangan (1 orang)


f. Wakil kepala ruangan (1 orang)
g. Perawat primer (3 orang)
h. Perawat pelaksana (4 orang)
5. Sore
c. Penanggung jawab sore (1 orang)
d. Perawat pelaksana (4 orang)
6. Malam
c. Penanggung jawab (1 orang)
d. Perawat pelaksana (3 orang)
Jadi, jumlah total perawat perhari 11+7=18 orang.

20

Você também pode gostar