Você está na página 1de 18

Ablatio Retinae

Sejak awal pembentukan bola mata, diantara lapisan


ke 9 dan 10 terdapat rongga atau celah, yang
disebut celah potensial. Pada ablatio retinae, lapisan
ke 9 terlepas dari lapisan ke 10.

Sejak awal pembentukan bola mata, diantara lapisan


ke 9 dan 10 terdapat rongga atau celah, yang
disebut celah potensial. Pada ablatio retinae, lapisan
ke 9 terlepas dari lapisan ke 10.

Sejak awal pembentukan bola mata, diantara lapisan


ke 9 dan 10 terdapat rongga atau celah, yang
disebut celah potensial. Pada ablatio retinae, lapisan
ke 9 terlepas dari lapisan ke 10.

Pelepasan itu dapat terjadi akibat :


1. Robekan di retina
2. Tarikan pada retina
Pada robekan di retina, zat yang dapat masuk
kedalam celah potensial adalah serum, darah
atau eksudat.
Ada 2 jenis ablatio retina :
1. Primer
2. Sekunder

1. Ablatio retinae primer :

Ini tidak didahului oleh penyakit mata. Sebab-sebabny


1.1 Usia lanjut (proses senilis).
Karena proses senilis, terjadi degenerasi
(kemunduran) sehingga retina mudah koyak.

1. Ablatio retinae primer :


1.2 Myopia tinggi

Pada myopia tinggi, sumbu bola mata sangat


panjang sehingga bentuk bola mata lonjong
seperti telur.
Disini ada staphyloma sclerae posterior dan
disertai oleh degenerasi d ari choroid dan retina.
Myopia jenis ini juga disebut myopia degeneratif
atau myopia patologis dan mempunyai pre
disposisi untuk terjadinya ablatio retinae.

1. Ablatio retinae primer :

1.3 Trauma mata

2. Ablatio retinae sekunder :


Ini disebabkan penyakit lain, yaitu :
2.1 Tumor choroid atau retina yang tumbuh ke
depan sehingga melepaskan lapisan ke 9
dari lapisan ke 10. Kemudian timbul
eksudasi, yang kemudian masuk ke dalam
celah potensial.
2.2 Pada retinopathy e.c hipertensi, transudat
dapat masuk ke dalam celah potensial.
2.3 Pada choroiditis, eksudat yang timbul
dapat masuk ke dalam celah potensial.

2. Ablatio retinae sekunder :


2.4 Tarikan pada retina terjadinya dimulai
dengan perdarahan hebat di corpus
vitreum, kemudian tumbuh jaringan ikat
sehingga terjadi retinitis proliferans. Dan
bila jaringan ikat ini berkontraksi maka
retina akan tertarik.
Ini disebut ablatio akibat traction (tarikan).

Gejala-gejala
subjektif
Beberapa bulan sampai beberapa minggu sebelum terjadi
ablatio,
pasien akan mengalami
:
1. Metamorphopsia,
yakni benda-benda
tampak
berubah bentuknya.
Dapat berupa :
- Distorsia, yakni benda terlihat bengkokbengkok.
- Macropsia, yakni benda terlihat lebih
besar
daripada sebenarnya.
- Micropsia, yakni benda terlihat lebih
kecil
daripada sebenarnya.
Hal ini terjadi karena sudah mulai terjadi
pembengkakan retina di tempat yang akan
robek tsb.
2.

Photopsia, yakni melihat adanya kilatankilatan cahaya.


Hal ini disebabkan terjadinya rangsangan pada

Gejala-gejala
Robekan
paling sering terjadi di retina temporal
subjektif
atas.
Bila ini terjadi maka melalui robekan
tersebut, cairan akan masuk dan berjalan ke
bawah.
Jadi, cairan berjalan dari temporal atas ke
temporal bawah. Pasien akan melihat suatu tirai
hitam bergelombang yang berjalan dari nasal
bawah ke nasal atas karena proyeksi retina di
lapangan pandang adalah terbalik.
Pada robekan di bagian temporal bila macula
terlibat, maka visus central akan lenyap;
sedangkan bila robekan terjadi di bagian nasal
maka visus central tidak cepat terganggu.

Gejala-gejala
subjektif
Lambat laun cairan di dalam rongga potensial
semakin meluas, maka ablatio makin meluas dan
tirai hitam semakin menutupi pandangan.
Akhirnya seluruh lapisan ke 9 lepas dari lapisan
ke 10, dan terjadi ablatio retinae totalis. Disini
retina hanya masih melengket pada :
1.
2.

Ora serrata
Pinggir papil

Gejala-gejala
objektif
Pada pemeriksaan TIO ternyata TIO sangat rendah.
Dilihat dengan funduscopy, misalnya ablatio retinae
bagian temporal atas dan macula tidak terkena :

Gejala-gejala
objektif
Bagian yang ablatio berwarna biru abu-abu. Harus
dicari robekannya, dan ini biasanya berbentuk
seperti ladam kuda atau bulatan kecil, dapat juga
berbentuk bulan sabit tampak merah karena
choroid yang ada di bawahnya. Pembuluh-pembuluh
darah tampak lebih kecil dan lebih gelap. Kadangkadang kelihatan garis-garis berwarna putih, yakni
karena retina yang lepas, melipat.

Komplikasi
1.

Bila ablatio berlangsung lama, akan terjadi


gangguan metabolisme pada retina. Terjadi
degenerasi dan atrofi dari retina. Terutama dari
lapisan rods dan cones (batang dan kerucut) yang
mendapat makanan dari kapiler choroid.
Akibat ablatio, makanan untuk rod dan cones
terputus.

2.

Uveitis.

3.

Glaucoma.

4.

Cataract.

Terapi
Harus secepat mungkin dirawat dan di operasi.
Semakin lambat tindakan dilakukan, semakin besar
kemungkinan terjadinya degenerasi rods dan cones,
sehingga hasilnya tidak baik.

3 hari
2 bulan
sesudah operasi

6 hari

40 hari

Prinsip operasi
1. Robekan ditutup.
2. Cairan di dalam rongga potensial (=cairan
subretinal) dikeluarkan.
3. Scleral-buckling, yakni sclera diberi semacam
ikat pinggang
(=buckle) dari silicon, sehingga
retina yang lepas dapat
melengket kembali.

Você também pode gostar