Você está na página 1de 4

The Crystal Palace

Crystal Palace merupakan gedung pameran atau Exhibition Hall


terbesar pertama kali yang dibangun oleh Sir Joseph Paxton yang didirikan di
Inggris pada 1861 menjadi simbol kebesaran dan kegagahan Inggris pada
masa tersebut. Sekitar abad ke-19, negara-negara Eropa sedang
mengalami revolusi Industri dimana banyak sekali yang berubah,
pengetahuan sudah berkembang pesat. Material saja contohnya banyak
yang sudah beralih dari yang tradisional (seperti kayu) kepada yang lebih
kuat (seperti baja dan beton). Pada masa pembangunan Crystal Palace
merupakan zamannya material baja mengambil alih dunia arsitektur. Banyak
bangunan waktu itu menggunakan material baja, entah sebagai struktur,
atau dan sekaligus sebagai penambah unsur keindahannya.
Pada awalnya The Royal Commission yang dipimpin oleh Prince Albert
memberikan sayembara untuk membuat gedung pameran. Sebanyak 240
peserta ikut serta dalam sayembara tersebut. Akan tetapi, tidak ada satupun
yang terpilih. Akan tetapi, yang terpilih adalah desain yang dibuat oleh
commission itu sendiri. Bangunan tersebut direncanakan akan dibangun
dengan bata, kubah baja gelap,berat dan permanen. Akan tetapi muncul
pemikiran bahwa dengan struktur seperti itu akan membuat gedung tersebut
suram, gelap dan tidak menarik.Kemudian, Joseph Paxton memperbaharui
desain untuk bangunan itu. Hasil modifikasi Joseph Paxton adalah bangunan
besar yang menutupi lahan seluas 18 hektar dengan diselimuti oleh struktur
baja dan kaca.
Bila dilihat sepintas saja, Crystal Palace ciptaan Joseph Paxton terlihat
seperti sebuah rumah kaca yang sangat besar. Hal ini memang mempunyai
cerita sendiri. Awalnya Joseph Paxton, yang pernah berkerja sebagai tukang
kebun di Chatsworth ini membuat rumah kaca besar untuk sebuah
perkebunan tanaman lily yang besar, yang strukturnya terbuat dari baja dan
kaca cetak. Pengetahuan membuat bangunan berstruktur baja dan kaca itu
dia pergunakan sebagai modal pengetahuan dalam membuat Exhibition Hall
ini. Ide yang maha besar itu pun dia dapatkan ketika ia sedang menunggu di
Midland Railway Station yang baru. Bangunan itu diberi nama Crystal Palace,
yang artinya sendiri sebenarnya berupa sindiran terhadapan Exhibition Hall
itu.
Secara murni, crystal palace sangat terpengaruh oleh zaman revolusi
industri. Material penyusunnya yang terbuat dari besi baja dan kaca sudah

terlihat bahwa itu adalah hasil olahan industri. Bangunan itu terdiri dari 3300
buah kolom besi baja, 34 mil panjangnya guttering tube, juga 84.000 m2
kaca. Besi dan kaca itu tidak hanya sebagai penunjang/struktur bangunan
saja, tetapi juga bahan utama dan facade bangunan tersebut, serta menjadi
kulit bangunan itu. Hal yang menarik dari karya Paxton ini adalah dia bisa
memunculkan sisi kemewahan melalui penggunaan bahan besi, padahal
karakter besi sangat kental dengan sifat-sifat yang keindustrian. Selain itu
volume bangunan yang besar semakin memancarkan kemegahan dari
bangunan itu.
Jhon Paxton sendiri kemudian menawarkan desainnya yang
diselesaikannya hanya dalam 10 hari. Setelah desainnya disetujui maka Fox
Henderson & Co melakukan kalkulasi dan diperkirakan bahwa pembangunan
ini akan memakan biaya sekitar 79,800-150,000. Desain Paxton kemudian
dipublikasikan di koran-koran dan ternyata anggaran yang dibutuhkan lebih
sedikit, lebih cepat, bisa dirakit, tidak ada penggunaan batu, terang dan
mempunyai area 25% lebih
besar. Royal commission mendukung dan
rakyatpun menyambutnya dengan positif.
Gambar The Crystal Palace

Setelah revolusi industri di inggris ,pada abad 19 banyak terjadi


perubahan khususnya pada bidang arsitektur, pada masa itu di
temukan material baru dalam membuat/merancang bangunan yaitu
baja dan kaca, sehingga pada masa itu mendorong para arsitek
untuk bereksplorasi secara lebih mendalam.
Sir Joseph Paxton salah satu Arsitek di inggris yang merancang The
crystal pelace (bagunan yang dari kaca dan baja) pada tahun 1861,
pada
masa itu crystal
pelace menjadi simbol
kebesaran dan
kegagahan inggris

Kerajaan Nabi Sulaiman

Surat An-Naml Ayat 44

Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia


melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan
disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia
adalah istana licin terbuat dari kaca". Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah
diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".
NAMA : RIZKI AMBIYA

ARSITEKTUR ABAD XX

NIM

: 140701043

MK

: SEJARAH & TEORI

Você também pode gostar