Você está na página 1de 9

Pencemaran Lingkungan

Selama berjuta-juta tahun yang lalu, Allah telah menciptakan alam


semesta termasuk bumi dan isinya. Yaitu jauh sebelum manusia diciptakan (QS.
2: 117). Di muka bumi Allah telah menciptakan makhluk berupa tumbuhan
yang beraneka ragam dan berbagai jenis hewan sejak yang bersel satu hingga
binatang-binatang raksasa. Kini tumbuh-tumbuhan raksasa itu telah punah dan
dalam usia jutaan tahun terpendam di dalam bumi. Karena peristiwa kimia,
berubah menjadi barang tambang yang amat bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Seperti batu bara, minyak bumi, dan sebagainya (Sumantri A, 2010).
Dengan akal dan budi yang telah dianugerahkan Allah kepada manusia,
ia dapat mengolah bahan mentah yang telah tersedia di bumi, baik yang di
permukaan bumi, diperut bumi, maupun di dalam lautan dan didasarnya.
Kesejahteraan hidup besar ketergantungan pada pandainya manusia mengolah
alam lingkungan sesuai dengan tujuan Allah menciptakan itu semua (Sumantri
A, 2010).



Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi
dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat
sedikitlah kamu bersyukur (Al-Araf (7): 10).








Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan
hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali
bukan pemberi rezeki kepadanya (Al-Hijr (15): 20).
Krisis lingkungan yang terjadi saat ini sebenarnya bersumber pada
kesalahan fundamentalis-filosofis dalam pemahaman atau cara pandang
manusia terhadap dirinya, alam, dan tempat manusia dalam keselruhan
ekosistem. Kesalahan itu menyebabkan kesalahan pola perilaku manusia,
terutama dalam berhubungan dengan alam.
Islam mempunyai konsep yang sangat jelas tentang pentingnya
konservasi, penyelamatan, dan pelestarian lingkungan. Konsep islam tentang
lingkungan ini ternyata sebagian telah diadopsi dan menjadi prinsip ekologi
yang dikembangkan oleh para ilmuan lingkungan. Prinsip-prinsip ekologi ini
telah pula dituangkan dalam bentuk beberapa kesepakatan dan konvensi dunia
yang berkaitan dengan lingkungan. Akan tetapi, konsep Islam yang sangat jelas
tersebut belum dimanfaatkan secara nyata dan optimal (Sumantri A, 2010).
Melalui kitab suci al-Quran, Allah telah memberikan informasi
spiritual kepada manusia untuk bersikap ramah terhadap lingkungan. Sikap
ramah lingkungan yang dianjurkan oleh agama Islam kepada manusia dapat
diperinci sebagai berikut:

a. Agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan


serta melestarikannya. Perhatikan surat ar-Ruum ayat 9 di bawah ini:

Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi


dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orangorang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari
mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta
memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka
makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka
dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali
tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang
berlaku zalim kepada diri sendiri (Ar-Rum (30): 9).
b. Agar manusia tidak berbuat kerusakan terhadap lingkungan, dalam
surat ar-Ruum ayat 41 Allah SWT memperingatkan bahwa
terjadinya kerusakan di darat dan laut akibat ulah manusia:

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena


perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar) (Ar-Rum (30): 41).
Serta surat al-Qashash ayat 77 menjelaskan sebagai berikut:

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu


(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan (Al Qasas (28): 77).
c. Agar manusia selalu membiasakan diri bersikap ramah terhadap
lingkungan. Dalam surat Huud ayat 117, Allah SWT berfirman:

Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri


secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat
kebaikan (Hud (11): 117).
Secara ekologis, pelestarian lingkungan merupakan keniscayaan
ekologis yang tidak dapat ditawar oleh siapa pun dan kapan pun. Oleh karena
itu, pelestarian lingkungan harus dilakukan oleh manusia. Adapun secara
spiritual fiqhiah Islamiyah, Allah SWT memiliki kepedulian ekologis yang
paripurna. Paling tidak dua pendekatan ini memberikan keseimbangan pola
pikir bahwa lingkungan yang baik berupa sumber daya alam yang melimpah
yang diberikan Allah SWT kepada manusia tidak akan lestari dan pulih apabila
tidak ada campur tangan manusia (Sumantri A, 2010).

Kesehatan Anak
Sehat merupakan sebuah anugerah Allah yang paling berharga dalam
sejarah kehidupan manusia, karena ia menentukan terhadap semua aktivitas
baik yang bernilai ibadah atau masalah kemanusiaan. Kendati merupakan
anugerah yang paling berharga, sehat termasuk di antara dua hal penting yang
sering terlupakan oleh manusia. Nikmat sehat baru bisa dirasakan apabila
seseorang mengalami sakit (Ilahi M, T,. 2015)

Islam sangat memperhatikan umatnya supaya menjaga kesehatan


sebelum sampai pada masanya

(meninggal) atau tertimpa penyakit.

Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah Saw: Pergunakanlah


kesempatan sebelum datangnya perkara lima hal, yaitu hidupmu sebelum
matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu kosongmu sebelum sibukmu, mudamu
sebelum tuamu, dan kayamu sebelum engkau mskin. (HR. Ahmad). Perhatian
Islam dalam upaya menjaga kesehatan sungguh merata dan meluas, berguna
untuk semua golongan, mulai dari anak-anak hingga orang tua, laki-laki
maupun perempuan. Sebab, kesehatan ada kaitannya dengan pelaksanaan
kewajiban dalam bidang ibadah dan ajaran Islam lainnya (An-Nabhani A, K.,
2015).
Salah satu contoh bahwa Islam sangat memperhatikan kesehatan pada
anak kecil adalah menyuruhnya khitan atau sunat. Menurut sebagian ulama,
khitan itu hukumnya wajib dan bisa mencegah seseorang dari penyakit. Islam
juga memerintahkan untuk menyusui bayi dengan sempurna, yaitu hingga
mencapai usia dua tahun. Dunia kedokteran menguatkan akan manfaat ASI bagi
kesehatan anak sehingga tidak rentan terhadap penyakit (An-Nabhani A, K,.
2015).
Memberi nutrisi dan gizi yang cukup bagi anak merupakan salah satu
cara untuk memelihara kesehatan tunas-tunas bangsa yang membutuhkan
perhatian lebih dari lingkungan keluarga. Lingkungan inilah yang akan
menentukan terhadap pembangunan kesehatan sehingga anak bisa tumbuh dan

berkembang menjadi anak yang prestatif dan memiliki daya saing dari segi fisik
maupun mental.
Pada masa bayi, anak membutuhkan asupan energi yang tinggi untuk
menopang kerja fisik dan psikisnya. Asupan energi yang tinggi berasal dari
karbohidrat, yang nanti akan diubah menjadi glukosa dan diolah menjadi
sebuah nutrisi yang sangat baik untuk membantu anak semakin berkembang
pesat. Karbohidrat disini berfungsi untuk memastikan protein dapat berperan
sebagai zat pembangun dan memastikan optimalisasi fungsi otak anak dapat
terjamin (Ilahi M, T,. 2015).
Nutrisi yang paling baik bagi perkembangan anak adalah konsumsi ASI
secara teratur. ASI merupakan makanan yang memberikan perlindungan
terhadap bayi dari segala macam penyakit. Memberikan ASI sangat membantu
bagi perkembangan kecerdasan anak secara optimal. Anjuran untuk
memberikan asupan ASI sejak lahir ternyata sesuai dengan apa yang terdapat
dalam Al-Quran, yakni pada surah Al-Baqarah (2): 233 yang berbunyi:












Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara maruf. Seseorang tidak
dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya,
dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih
(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka
tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh
orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (Al-Baqarah
(2): 233).
Kecerdasan anak sangat ditentukan oleh bagaimana perkembangan dan
pertumbuhan otaknya saat dalam kandungan dan setelah kelahiran. Gizi yang
cukup dan memenuhi kebutuhan merupakan penetu utama dalam pertumbuhan
dan perkembangan otak dari sejak dalam kandungan sampai fase tersebut

selesai. Kekurangan gizi akan menyebabkan beberapa efek serius seperti


kegagalan

pertumbuhan

fisik,

menurunnya

perkembangan

kecerdasan,

kekurangan gairah belajar, menurunnya produktivitas dan kreativitas, serta


meningkatnya risiko penyakit karena daya tahan tubuh menurun (Ilahi M, T,.
2015).

Você também pode gostar