Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab 1 Pasal 1 Butir 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut. Dan tujuan diadakannya PAUD adalah untuk mengembangkan
berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Lebih lanjut, dijelaskan dalam Pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia
Dini dinyatakan bahwa:
1. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang Pendidikan Dasar
2. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal
dan/atau informal
3. PAUD jalur pendidikan formal: TK, RA atau bentuk lain yang sederajat
4. PAUD jalur pendidikan non formal: KB, TPA atau bentuk lain yang
sederajat
5. PAUD jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan
TK Baitussalam merupakan salah satu Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) jalur pendidikan formal yang berada di Desa Megaluh Kecamatan
Megaluh Kabupaten Jombang. TK Baitussalam mempunyai beberapa tujuan,
salah satunya adalah mengembangkan potensi atau kemampuan kognitif dan
bahasa anak. Bahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak, berbicara,
membaca dan menulis. TK Baitussalam berkeinginan budaya membaca pada
anak dipupuk sejak dini.
Ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai pembelajaran membaca.
Ada sebagian pendapat yang menyatakan bahwa membaca baru diajarkan pada
saat anak sudah di tingkat Sekolah Dasar (SD). Hal itu berlawanan dengan
pendapat Moleong (dalam Dhieni,2015:11.4) salah satu aspek yang harus
1
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengumpulkan data mengenai:
a. Pelaksanaan pengembangan kemampuan membaca pada anak TK A
b. Media yang digunakan untuk pengembangan kemampuan membaca
2. Membuat analisis kritis
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengembangan Bahasa
1. Pengertian Bahasa
melalui
pengalaman
dan
pembelajaran.
Hal
ini
memberi
kesempatan
kepada
pembicara
untuk
berfungsi
untuk
fakta-fakta
dan
membuat
pernyataan-pernyataan,
pengetahuan,
menjelaskan
atau
juga
mengemukakan
bahwa
membaca
adalah
c. Bahan bacaan
Minat
baca
serta
kemampuan
membaca
seseorang
juga
dipengaruhi oleh bahan bacaan. Bahan bacaan yang terlalu sulit untuk
seseorang dapat mematikan selera untuk membaca (Dhieni,2015:7.13).
Bahan bacaan seharusnya memberikan anak-anak kesenangan.
Disertai dengan gambar-gambar yang menarik. Gambar lebih dominan
daripada tulisan.
C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Menurut Gagne (dalam Sujiono,2014:8.3) media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan anak yang dapat mendorong anak untuk
belajar. Sedangkan Briggs (dalam Sujiono,2014:8.4) berpendapat bahwa
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
mendorong anak untuk belajar.
Media berasal dari bahasa Latin yang artinya antara. Pengertian
tersebut menggambarkan suatu perantara dalam penyampaian informasi
dari suatu sumber kepada penerima. Dalam konteks sekolah, sumber
informasi adalah guru dan penerimanya adalah anak. Guru dapat
menggunakan media sebagai perantara dalam menyampaikan pesan
kepada anak (Sujiono,2014:8.4).
Media dapat melayani berbagai peranan dalam pembelajaran. Suatu
pembelajaran mungkin tergantung pada kehadiran seorang guru. Dalam
situasi ini, media dapat menolong guru memberikan sebagian informasi
kepada anak (Sujiono,2014:8.4).
2. Fungsi Media
Media mampu memenuhi kebutuhan, minat atau keinginan untuk
belajar dan bermain anak sehingga media mempu membantu anak
mengerjakan tugas yang harus diselesaikan secara menyenangkan. Oleh
karena media pembelajaran ini mampu memancing minat atau motivasi
anak, maka pengalaman belajar yang akan mereka alami harus relevan dan
berarti bagi mereka (Sujiono,2014:8.9).
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas A, pendidik dan kepala Taman
Kanak-kanak Baitussalam Balongsari Megaluh Jombang dengan kegiatan
pembelajaran pada semester ganjil tema kebutuhanku.
B. Metode Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
metode
interpretatif
yaitu
11
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat
tabulasi sebagai berikut:
Tabel 4.1 Tabulasi Data
Observasi
Di kelas dipenuhi
dengan tempelan
tulisan yang
menunjukkan
nama benda-benda
di seluruh
ruangan. Ada
tulisan almari,
meja, kursi, papan
dan jendela
bahkan pintu dan
sebagainya.
Guru
menggunakan
bungkus
makanan/jajan
masing-masing
anak yang telah
dimakan anak
sebagai alat
peraga edukatif
Wawancara
dengan Guru
Ketika anak tahu
nama benda di
ruang kelas
misalnya papan,
dan anak melihat
tulisan yang
ditempel di papan,
serta guru
menunjuk benda
tersebut sambil
mengatakan,
papan maka
anak pasti
menyimpulkan
itulah huruf huruf
pembentuk kata
papan. P, A,
P,A,N. Kegiatan
seperti ini diulang
ulang terus.
kami mengajak
anak membaca
dengan cara yang
menyenangkan,
salah satunya
melalui nama
makanan ringan
yang ada pada
bungkusnya,
tentunya makanan
tersebut disukai
anak
Wawancara
dengan Pimpinan Dokumentasi
TK
itu ide kami
Foto penataan
bersama
ruang
Dalam
Rencana
Kegiatan
Harian
(RKH)
tercantum
salah satu alat
yang
digunakan
dalam
pembelajaran
adalah
bungkus jajan
yang dibawa
12
Wawancara
dengan Pimpinan Dokumentasi
TK
anak
Pendidik meminta Anak menyukai
Iya, kegiatan
Dalam
anak untuk
seperti
itu
Rencana
jajan, mungkin
menunjukkan
memang kami
Kegiatan
anak mendengar
bungkus
rencanakan
Harian
dari siapapun di
makanan/jajan
bersama dan kami (RKH)
sekitarnya apa
yang telah anak
lakukan rutin,
tercantum
nama
jajan
makan dan
karena kami ingin bahwa
tersebut. Dia tahu mengajak anak
meminta anak
metode yang
menyebutkan
membaca
dengan
digunakan
nama jajan
nama jajan yang ia tersebut. Dan
cara yang
adalah
makan. Setelah
menyenangkan
metode tanya
pastinya anak
mendapatkan
bagi anak. Tapi
jawab dan
melihat
jawaban yang
perlu dicatat
bercakapbungkusnya
ketika
benar dari anak,
kemampuan
cakap
pendidik meminta memakannya. Itu
membaca disini
justru sangat
anak untuk
bukanlah hal yang
menyebutkan
diharuskan
menguntungkan
huruf-huruf
untuk pengenalan
pembentuk nama
awal membaca.
makanan/jajan
Nah, tugas guru
tersebut. Selain
itu, pendidik juga lah merangsang
kemampuan anak
bertanya kepada
dengan cara
anak bagaimana
rasa makanan
meminta anak
tersebut, mengapa menyebutkan
anak
huruf apa aja yang
menyukainya, dan
ada pada bungkus
seterusnya.
jajan tersebut.
Dengan kegiatan
seperti inilah kami
berharap anakanak akan tahu
huruf apa saja
pembentuk nama
jajan
kesukaannya. Dan
ke depannya anakanak bisa
membaca.
Observasi
Wawancara
dengan Guru
13
Observasi
Wawancara
dengan Guru
Wawancara
dengan Pimpinan Dokumentasi
TK
Misalnya, anak
suka sekali dengan
jajan wafer dan
anak tau jajan
tersebut namanya
wafer. Ketika
anak melihat
bungkusnya, dia
akan berpikir
tulisan inilah yang
berbunyi wafer
dan akan
menyimpulkan
bahwa untuk
membentuk kata
wafer dia
membutuhkan
huruf W, A, F, E
dan R. Dan
kegiatan seperti
ini tidak cukup
hanya dilakukan
satu kali saja,
besok atau lusa
kami akan
mengulanginya.
B. Analisis Kritis
Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa
kegiatan pendidik meminta anak untuk menyebutkan nama makanan ringan
atau jajan yang dimakan anak dan meminta anak untuk menyebutkan satu per
satu huruf yang ada di pembungkus jajan adalah bertujuan
mengembangkan
kemampuan
membaca
pada
anak.
untuk
Pengembangan
akan semakin mudah anak mencapai setiap tahapan baik dalam membaca,
menulis, berbicara maupun menyimak. Lingkungan yang kaya akan bahasa
adalah sebuah lingkungan yang dikondisikan sedemikian rupa agar penuh
dengan keaksaraan. Kita dapat menghias setiap sudut ruang, dinding, pintu,
jendela dan apapun di dalam kelas dengan berbagai hal yang mendukung
keaksaraan. Katalog belanja, bungkus bekas makanan, kardus bekas minuman,
poster-poster dapat ditempel atau secara kreatif diatur menjadi sebuah benda
yang mengundang minat anak untuk sadar dengan tulisan. (Dhieni,2015:3.6).
Di kelas whole language benda-benda sebaiknya diberi label dengan jelas
(Dhieni,2015:3.18).
Salah satu cara yang dilakukan pendidik di TK Baitussalam adalah
mengembangkan kemampuan membaca anak dengan menggunakan media
bungkus bekas makanan ringan. Karena makanan ringan atau snack dianggap
dekat dan digemari anak. Hal ini didukung oleh (Dhieni,2015:7.13) yang
menyatakan bahwa minat baca serta kemampuan membaca seseorang juga
dipengaruhi oleh bahan bacaan. Bahan bacaan yang terlalu sulit untuk
seseorang dapat mematikan selera untuk membaca. Bahan bacaan seharusnya
memberikan anak-anak kesenangan. Disertai dengan gambar-gambar yang
menarik. Gambar lebih dominan daripada tulisan. Disini bungkus makanan
ringan anak dianggap memenuhi kriteria gambar menarik dan dominan serta
memberikan kesenangan pada anak.
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari tabulasi data dan analisis yang dilakukan oleh peneliti, maka peneliti
dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. TK Baitussalam mempunyai program pengembangan kegiatan membaca di
usia dini. Alasan dari pengembangan kemampuan membaca ini adalah
karena melihat pentingnya membaca bagi anak. Salah satunya adalah
dengan membaca maka anak punya modal untuk mempelajari ilmu-ilmu
lain.
2. Kegiatan pengembangan kemampuan membaca di TK Baitussalam
dilakukan dengan cara yang menyenangkan, salah satunya adalah dengan
menggunakan media bekas bungkus makanan ringan yang dibawa anak,
karena makanan ringan dianggap dekat dengan anak dan disukai atau
menarik bagi anak untuk dijadikan media membaca.
3. Penataan ruang di kelas A TK Baitussalam dirancang sedemikian rupa
dengan memberi label pada hampir keseluruhan benda yang ada di ruangan
untuk mendukung kegiatan pengembangan kemampuan membaca anak.
B. Saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan membaca pada kegiatan selanjutnya
sebaiknya TK Baitussalam menggunakan media selain bungkus dari
makanan yang disukai anak karena ketika anak membawa makanan ringan
yang disukainya, bukan hal yang tidak mungkin anak akan selalu
membawa makanan yang sama setiap harinya, jadi huruf yang dipelajari
anak masih tetap sama dengan sebelumnya. Media selain bungkus makanan
ringan yang bisa digunakan adalah buku yang disukai anak, dan anak
diminta menyebutkan huruf yang ada di sampul bukunya.
2. Pengembangan kemampuan membaca di lembaga Pendidikan Anak Usia
Dini khususnya Taman Kanak-kanak harus benar-benar disesuaikan dengan
tingkat perkembangan anak dan dilakukan secara terpadu dengan kegiatankegiatan pengembangan lainnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. dan Agustina, L. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dhieni, N. 2015. Metode Pengembangan Bahasa. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Sujiono, Y.N. 2014. Metode Pengembangan Kognitif. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
18
LAMPIRAN- LAMPIRAN
19