Você está na página 1de 9

RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

PENDIDIKAN KESEHATAN HIPERTENSI


1. LATAR BELAKANG MASALAH
Hipertensi (darah tinggi) adalah peningkatan tekanan
darah sistole di atas 140 dan diastole 90 mmHg. Penyakit
hipertensi ini dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau
pola hidup seperti merokok, alkohol, konsumsi garam yang
tinggi dan juga stress (Digiulio et al, 2007). Secara tidak
langsung hipertensi dapat sangat mematikan jika tidak
dilakukan pengobatan dengan tepat dan pengontrolan
dengan baik. Tidak sedikit biaya yang diperlukan untuk
perawatan jika penyakit ini sudah menjadi kronis. Salah
satu cara yang murah dan mudah yang dapat dilakukan
untuk hipertensi yaitu dengan cara selalu mengontrol
tekanan darah dan menjaga pola

makan sehari-hari

(Johnson, 2010).
Penatalaksanaan hipertensi juga ditujukan untuk
pengendalian

faktor

kardiovaskuler.

metabolik

Kontrol

dan

tekanan

faktor

darah

resiko

merupakan

komponen yang paling penting dalam pengendalian dan


pengelolaan hipertensi. Pengendalian hipertensi ini tidak
hanya untuk menormalkan tekanan darah, tetapi juga
untuk mencegah terjadinya kompliasi atau faktor resiko
yang biasanya terjadi. Pengendalian hipertensi ini dapat
melakukan

diet,

latihan,

pemantauan

terapi

dan

pendidikan (Baradero, 2008).


Pada kondisi Ny.E dan Tn.E yang menderita hipertensi
salah satu upaya pencegahan yang dapat diberikan adalah
dengan

pemberian

pendidikan

kesehatan.

Pendidikan

kesehatan ini berisi berbagai materi mengenai masalah


kesehatan tentang penyakit hipertensi serta berbagai
upaya pencegahannya.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30
menit pengetahuan Ny.E dan Tn. D tentang hipertensi serta
pencegahan dapat bertambah.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan minimal 1 kali
diharapkan Ny.E dan Tn. D dapat:
a. Mengerti dan mampu menjelaskan kembali pengertian
hipertensi
b. Mengetahui cara mengontrol hipertensi
c. Mengetahui dan mengerti manfaat melakukan diet
hipertensi
d. Mampu menyebutkan makanan yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi
e. Mampu mengulang kembali cara menyusun makanan
yang dianjurkan untuk penderita hipertensi
3. RENCANA PELAKSANAAN
1. Metode
Intervensi ini terdiri dari 3 tahap, yaitu:
a. Menjelaskan materi Hipertensi
Pemaparan materi pendidikan kesehatan Hipertensi
menggunakan media lembar balik. Lembar balik berisi
materi tentang pengertian hipertensi, tanda-tanda
hipertensi dan

cara pencegahan hipertensi. Ketika

diberi penjelasan, observator mengamati respon yang


diberikan oleh klien dalam pemahaman penjelasan
yang diberikan.
b. Tanya Jawab dan diskusi
Setelah
klien
diberikan

pemparan

pendidikan

kesehatan mengenai hipertensi, klien dapat bertanya


kepada narasumber saat sesi diskusi dan tanya jawab.

Observator menilai tingkat pemahaman klien setelah


diberikan pendidikan kesehatan mengenai hipertensi.
c. Evaluasi respon klien
Setelah diberikan penjelasan mengenai hipertensi dan
sesi diskusi tanya jawab usai, narasumber melakukan
persamaan

persepsi

dengan

klien.

Narasumber

mengajak klien untuk mengulang kembali penjelasan


yang sudah diberikan. Observator menilai tingkat
pemahaman

klien.

fasilitator

mendokumentasikan

hasilnya ke dalam catatan perkembangan yang sudah


dipersiapkan sebelumnya.
4. EVALUASI
Hari / tanggal/ waktu
Kegiatan
No.

:
: Pendidikan kesehatan

Pernyataan

Benar

Salah

Tidak
Tahu

1.

Penuaan meningkatkan resiko terjadinya tekanan darah

2.

tinggi
Faktor keturunan meingkatkan resiko terjadinya tekanan

3.

darah tinggi
Kegemukan meningkatkan resiko terjadinya tekanan darah

4.

tinggi
Makan makanan yang tinggi garam memicu terjadinya

5.

tekanan darah tinggi


Tidak minum obat tekanan darah tinggi teratur sesuai

6.
7.
8.

aturan memicu terjadinya tekanan darah tinggi


Sering stress memicu terjadinya tekanan darah tinggi
Kurang olahraga memicu terjadinya tekanan darah tinggi
Mengkonsumsi daun singkong dapat memicu terjadinya

9.

tekanan darah tinggi


Kaku leher merupakan tanda terjadinya penyakit tekanan

10.

darah tinggi
Sakit kepala merupakan tanda terjadinya penyakit tekanan

11.

darah tinggi
Mata berkunang-kunang

12.

penyakit tekanan darah tinggi


Kaku sendi merupakan tanda terjadinya penyakit tekanan

13.

darah tinggi
Nyeri punggung

14.

tekanan darah tinggi


Tekanan
darah

merupakan

merupakan
tinggi

tanda

tanda

terjadinya

dapat

terjadinya

penyakit

mengakibatkan

15.

stroke/kelumpuhan
Makan daun bayam dapat menyebabkan tekanan darah

16.

tinggi
Penderita tekanan darah tinggi kategori sedang boleh
memasak menggunakan garam maksimal 1 sendok makan

17.

per hari
Penderita tekanan darah tinggi harus mengurangi makanan

18.

berlemak
Jika tekanan darah menunjukkan 150/100, maka disebut

19.
20.
21.
22.

tekanan darah tinggi


Mengkonsumsi mentimun dapat menurunkan tekanan darah
Mengkonsumsi pisang dapat menurunkan tekanan darah
Mengkonsumsi seledri dapat menurunkan tekanan darah
Mengkonsumsi bawang dapat menurunkan tekanan darah

5. LAMPIRAN MEDIA INTERVENSI


A. Media intervensi
- Leaflet hipertensi
- Lembar balik
B. Lampiran media intervensi
C. Materi
a) Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
didalam arteri jika sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dan sistolik lebih dari 90 mmHg. (Smeltezr, 2002)
Hipertensi adalah tekanan dalam pembuluh darah
melebihi 140 mmHg untuk sistoliknya dan 90 mmHg
untuk diastoliknya, pada lebih dari satu kejadian yang
dapat

terjadi

akibat

penyakit

primer

atau

yang

sebabnya tidak diketahui. (Digiulio et al, 2007)


Terdapat 2 macam hipertensi, yaitu hipertensi
esensial (primer) dan sekunder. Untuk hipertensi primer,
insidennya adalah sebanyak 90%. Hipertensi primer
tidak mempunyai penyebab yang jelas. Namun terdapat
beberapa

teori

tentang

penyebab

hipertensi,

diantaranya adalah faktor genetik, perubahan hormon,


dan

perubahan

simpatis.

Hipertensi

sekunder

disebabkan oleh penyakit atau gangguan tertentu


(Baradero, 2008).

b) Penyebab
Penyebab
disebabkan

terjadinya

karena

hipertensi

gangguan

antara

emosi,

lain

obesitas,

konsumsi alkohol yang berlebihan, konsumsi kopi yang


berlebihan,

tembakau/kebiasaan

pengaruh dari obat-obatan.


faktor

keturunan

juga

merokok

serta

Selain faktor gaya hidup


mempengaruhi

penyakit

hipertensi. Jika dibanndingkan, wanita lebih sering


terkena hipertensi dibandingkan dengan pria. Tetapi
pada pria keturunan Amerika Afrika lebih tidak mampu
mentoleransi penyakit ini (Smeltezr dan Bare, 2002).
Beberapa faktor penyebab Hipertensi adalah (Baradero,
2008)
1. Faktor keturunan
2. Ciri perseorangan, misalnya usia, jenis kelamin,
dan ras.
3. Pola dan gaya hidup seperti konsumsi garam yang
berlebihan, terlalu gemuk atau makan makanan
yang berlebihan, stress atau ketegangan jiwa, dan
pengaruh

lan

misalnya

kebiasaan

merokok,

minum minuman alkohol dan konsumsi obat


tertentu.
c) Tanda dan gejala
Tanda dan gejala pada penderita hipertensi (Johnson,
2010) :
1. Pemeriksaan fisik dapat mengungkapkan tidak ada
kelainan lain selain tekanan darah tinggi
2. Perubahan dalam retina dengan pendarahan,
eksudat, menyempit arteriol dan cotton-wool spots
(infark kecil) dan papiledema dapat dilihat pada
hipertensi berat
3. Gejala biasanya menunjukkan kerusakan pembuluh
darah yang berhubungan dengan sistem organ
4. Penyakit arteri koroner dengan angina atau infark
miokard merupakan konsekuensi yang paling umum.

5. Hipertrofi ventrikel kiri dapat terjadi, HF terjadi


kemudian
6. Perubahan patologis dapat terjadi di ginjal (nokturia
dan peningkatan BUN dan kadar kreatinin)
7. Keterlibatan cerebrovaskular dapat terjadi (Stroke
atau transient ischemic attack (TIA){yaitu perubahan
dalam

penglihatan,

kelemahan

atau

pusing,

sementara

tiba-tiba
atau

jatuh,

permanen

hemiplegia}
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak
menampakkan gejala sampai bertahun-tahun. gejala
yang biasanya ada (Smeltezr, 2002) :
1. Sakit kepala
2. Pusing atau migrain
3. Rasa berat yang terdapat ditengkuk
4. Telinga berdengung
5. Mimisan
6. Mudah lelah dan mata berkunang-kunang
7. Sukar tidur
8. Sesak nafas
d) Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan atau penanganan bagi
setiap

pasien

adalah

mencegah

terjadinya

angka

kesakitan dan angka kematian dengan mencapai dan


mempertahankan

tekanan

darah

dibawah

140/90

mmHg.
Tidak semua penderita hipertensi memerlukan
obat, pada prinsipnya ada dua macam terapi yang bisa
dilakukan untuk mengobati penyakit hipertensi yaitu
terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi non
farmakologi contohnya memodifikasi pola hidup seharihari dan kembali kepada produk alami atau penggunaan
nahan herbal. (Baradero, 2008)
Usaha pencegahan hipertensi diantaranya :
1. Mengurangi konsumsi garam

Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan,


maksimal 2 gram garam apur untuk diet setiap hari
2. Menghindari kegemukan
Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga
berat badan normal atau tidak berlebihan
3. Membatasi konsumsi lemak
Agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi,
konsumsi kolesterol dalam makanan dibatasi tidak
lebih dari 300 mg setiap hari.
4. Olahraga teratur
Olahraga yang teratur dapat

menyerap

dan

menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh


nadi.

Olahraga

yang

dimaksud

adalah

latihan

menggerakkan sendi dan otot tubuh seperti gerak


jalan, berenang, dan naik sepeda.
5. Banyak
mengkonsumsi
buah-buahan

dan

mengurangi konsumsi alkohol


6. Latihan relaksasi dan meditasi
Relaksasi dan meditasi berguna untuk mengurangi
stres atau ketegangan jiwa. Relaksasi dilaksanakan
dengan mengencangkan dan mengendorkan otot
tubuh sambil membayangkan sesuatu yang damai,
indah dan menyenangkan. Relaksasi dapat pula
dilakukan

dengan

mendengarkan

musik

atau

bernyanyi.
7. Berusaha membina hidup sehat yang positif :
Mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah
Membuat jadwal kerja, menyediakan waktu

istirahat
Menyelesaikan satu tugas pada satu saat saja
Sesekali mengalah, belajar berdamai
Mencoba menolong oranglain
Menghilangkan perasaan iri dan dengki

e) Komplikasi
1. Stroke
Dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di
otak,

atau

akibat

embolus

yang

terlepas

dari

pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi.


Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila
arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi
dan penebalan, sehingga aliran darah ke area otak
yang

diperdarahi

berkurang.

Arteri

otak

yang

mengalami aterosklerosis dapat melemah sehingga


meningkatkan

kemungkinan

aneurisma.
2. Infark miokard.
Dapat terjadi

apabila

terbentuknya

arteri

koroner

yang

aterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen


ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang
menghambat aliran darah melewati pembuluh darah.
Pada

hipertensi

kronis

dan

hipertrifi

ventrikel,

kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat


dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan
ventrikel

dapat

infark.

Demikian

menyebabkan

juga,

hipertrofi

perubahan

waktu

hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi


disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan risiko
pembentukan bekuan
3. Gagal ginjal
Dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat
tekanan

tinggi

pada

kapiler

glomerulus

ginjal.

Dengan rusaknya glomerulus, aliran darah ke unit


fungsional ginjal, yaitu nefron akan terganggu dan
dapat berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.
Dengan rusaknya mebaran glomerulus, protein akan
keluar melalui urine sehingga tekana osmotik koloid
plasma berkurang dan menyebabkan edema, yang
sering dijumpai pada hipertensi kronis.
4. Ensefalopati (kerusakan otak)
Dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat dan berbahaya).

Tekanan

yang

menyebabkan

sangat

tinggi

peningkatan

pada

tekanan

kelainan
kapiler

ini
dan

mendorong cairan ke ruang interstisial di seluruh


susunan saraf pusat. Neuron-neuron di sekitarnya
kolaps dan terjadi koma serta kematian.
5. Kejang
Dapat terjadi pada wanita preeklamasi. Bayi yang
lahir

mungkin

kehamilan

memiliki

akibat

berat

perfusi

lahir

kecil

masa

plasenta

yang

tidak

adekuat, kemudian dapat mengalami hipoksia dan


asidosis jika ibu mengalami kejang selama atau
sebelum proses persalinan.
6. DAFTAR PUSTAKA
Baradero, Mary and Wilfrid Dayrit, et al. 2008. Klien
dengan Gangguan Kardiovaskular. Jakarta : EGC
Digiulio, Mary and Donna Jackson, et al. 2007. MedicalSurgical Nursing Demystified. United States of America :
The McGraw-Hill
Johnson, Joyce Young. 2010. Handbooks For Brunner &
Suddarths Textbook of Medical Surgical Nursing 12th
Edition. U.S : Wolters Kluwer Health
Smeltezr, Suzanne C. Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar
keperawatan Medikal-Bedah vol. 2. Jakarta: EGC

Você também pode gostar