Você está na página 1de 13

ANALISIS PROGRAM PUSKESMAS

Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan, telah dikembangkan


suatu Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang merupakan suatu tatanan
yang

mencerminkan

upaya

bangsa

Indonesia

kemampuan mencapai derajat kesehatan

untuk

meningkatkan

yang optimal sebagai wujud

kesejahteraan umum. Dalam SKN disebutkan pula fungsi puskesmas yang


dibagi dalam tiga kelompok., yaitu pertama puskesmas sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, puskesmas sebagai
pusat penggerak

(motivator dan fasilitator) dan turut serta memantau

pembangunan yang diselenggarakan di tingkat kecamatan agar dalam


pelaksanaanya mengacu, berorientasi

serta dilandasai oleh kesehatan

sebagai faktor pertimbangan utama. Kedua adalah puskesmas sebagai


pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga, dan ketiga puskesmas
sebagai pusat pelayanaan kesehatan tingkat pertama.
Upaya

pelayanan

kesehatan

ditingkat

pertama

yang

diselenggarakan Puskesmas bersifat holistik, komprehensif ,terpadu dan


berkesinambungan.

Pelayanan

kesehatan

tingkat

pertama

adalah

pelayanan yang bersifat pokok ( basic health service) yang banyak


dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai
strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan masyarakat (
preventif & promotif ) dan pelayanan medik ( kuratif dan rehabilitatif ).
Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya,
puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang
wajib

menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan

secara

bermutu,

terjangkau, adil dan merata. Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan


kepada masyarakat, puskesmas menjalankan tujuh program pokok
pelayanan Puskesmas.
A; LATAR BELAKANG
Puskesmas I Sokaraja sudah mulai melaksanakan tujuh unit
program pokok puskesmas. Kelompok melakukan analisis pada salah
satu program pokok yaitu unit kesehatan lingkungan Ada beberapa hal
yang mendorong kelompok memilih program kesehatan lingkungan
untuk dianalisis, diantaranya adalah saat ini
1; Program kesehatan lingkungan belum terlaksana dengan baik ini
dapat dilihat dari banyak indikator kesehatan lingkungan yang tidak

memenuhi

target

puskesmas

seperti

Rumah

Tangga

Sehat,

Pemanfaatan jamban dan Rumah yang memiliki SPAL.


2; Kurang Terkoordinasinya program pemberantasan jentik nyamuk
(Rumah/ Bangunan yang mash terapat jentik nyamuk sebesar 44%)
.

B; TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan analisis kegiatan Puskesmas ini
adalah sebagai berikut;
1; Tujuan umum
Untuk mengetahui pelaksanaan program kerja pokok Puskesmas
yang dilaksanakan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
2; Tujuan khusus
a; Mengetahui hasil pelaksanaan program program
lingkungan

yang

telah

dilakukan

oleh

kesehatan

Puskesmas

kepada

masyarakat
b; Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh puskesmas
pada pelaksanaan program kesehatan lingkungan.
C; CARA ANALISIS
Analisis

program

membandingkan

puskesmas

(comparison)

dilakukan

antara

dengan

perencanaan

jalan

program

kesehatan lingkungan ( POA ) berupa prosentase-prosentase target


yang diharapkan

dengan hasil yang diperoleh, kemudian dianalisa

faktor-faktor yang berperan dalam pelaksanaan program melalui


analisa SWOT.
Program Puskesmas
1; Upaya kesejahteraan ibu dan anak
2; Upaya keluarga berencana
3; Upaya peningkatan gizi
4; Kesehatan lingkungan
5; Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
6; Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan
7; Penyuluhan kesehatan

D; PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN DI PUSKESMAS I


SOKARAJA
1;
2;
3;
4;

Rumah dan Sarana Pendidikan


Tempat Umum ( TUPM) dan Pengelolaan Makanan Sehat
Keluarga Yang Memiliki Akses Air Bersih
Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar

E; EVALUASI PELAKSANAAN
No
1

2
3

Rencana

Kendala

Kegiatan
Pendataan sasaranPendataan tergantung dari keaktifan dari kader kesehatan yaitu ibu ibu PKK dalam
program

melaksanakan kegiatan, kader sudah melakukan pendataan dan pelaporan tetapi

Pengolahan data

belum optimal.
Pengolahan data dilakukan di Puskesmas oleh penganggung jawab program setiap

Program

ada pelaporan dari ibu ibu PKK.


Kegiatan Pembuatan Jamban dengan memberikan materi bahan pembuatan jamban

Jambanisasi

masih belum berhasil karena masih penduduk yang memanfaatkan jamban 44, 48 %.
hal ini disebabkan berbagai macam faktor yaitu biaya pembuatan jambannya yang
tidak ada, meskipun diberi materi pembuatannya. Selain itu faktor kebiasaan dari
masyarakat yang sulit untuk dihilangkan seperti kebiasaan BAB di sungai. Oleh karena
itu perlu adanya penyuluhan dari pihak puskesmas secara rutin dengan berkoordinasi

Penyuluhan
dan

dengan pihak desa baik dari pemuka agama, atau tokoh masyarakat.
PSNPemeriksaan jentik nyamuk secara berkala sudah dilakukan oleh pihak puskesmas

pemeriksaansetiap bulan kegiatan ini bekerja sama dengan pihak kader PKK di setiap desa.

jentik nyamuk

Kegaitan meliputi penyuluhan PSN, 3M dan pemberian bubuk abate dengan


memberikan kontribusi 1000. Kesulitan yang timbul adalah masih belum optimalnya
pemeriksaan sarang nyamuk di dareah puskesmas I sokaraja hanya baru tecapai
46,53%, oleh karena itu baiknya pihak puskesmas untuk melakukan koordinasi dengan

masing masing wilayah baik dari pihak desa salah satunya dengan kader PKK untuk
5

mengoptimalkan pemeriksaan jentik nyamuk.


Pencapaian Rumah sehat sendiri sangat tergantung dari pihak puskesmas dan

Evlauasi

Pencapaian Rumah sasarannya yaitu masyarkatnya sendiri. Kesulitan yang timbul adalah belum adanya
Sehat

penyuluhan secara rutin rentang kriteria rumah sehat selain itu faktor ekonomi dari
masyarakat yang kurang menunjang untuk pembuatan rumah sehat sehingga target

pencapaian rumah sehat hanya tercapai 58,63% ( indikator Indonesia sehat 65%).
Pencapaian KK yang memiliki tempat sampah 89,02%. Pencapaian program tempat

Evaluasi
Pencapaian

KKsampah sudah baik, tetapi perlu ditingkatkan untuk memberikan penyuluhan tentang

yang

memilikitempat sampah sehat.

tempat

sampah

sehat
Pemeriksaan
bersih

airPemeriksaan air bersih sudah dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan jentik


nyamuk yang dilakukan 1 bulan sekali, namun pemeriksaan ini masih belum optimal
karena baru pemeriksaan ini baru dilakukan pada 39,42% jumlah KK di puskesmas

8.

Evaluasi

sokaraja I.
Pencapaian SPAL

Pencapaian SPAL

ditingkatkan dengan memberikan penyuluhan tentang pentingnya SPAL.

32,75%

belum memenuhi target 65%, Pencapaian ini perlu

Stratifikasi Program Kesehatan Lingkungan


NO
1

Variabel
Rumah yang diperiksa kesehatannya

Nilai Standard/ Target


.;

Nilai Hasil
46,53%

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
9
10

Rumah Sehat
65%
Keluarga yang diperiksa air bersihnya
Keluarga yang memiliki akses air bersih
KK memiliki Jamban
KK memiliki Jamban sehat
KK memiliki tempat sampah
KK memilliki tempat sampah sehat
KK memiliki pengelolaan air limbah
KK memiliki pengelolaan air limbah sehat
TUPM Sehat
Institusi dibina keslingnya
Rumah/Bangunan diperiksa Jentik Nyamuk

58,63%
39,42%
69,45%
44,48%
81,12%
90,25%
89,02%
32,75%
81,66%
100,00%
98,58%
46,53%

11

Aedes
Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes

83,25%

Strengths
Memiliki tenaga kesehatan
seperti,
dokter,
bidan,
perawat dan ahli gizi
Posyandu dengan kader
yang aktif
Fasilitas dan alat cukup
tersedia
Kebijakan lintas program
dan
lintas
sektoral
mendukung

Weakness
Opportunities
Pemantauan pelaksanaan Letak
Puskesmas
yang
program sulit dilakukan
strategis
dan
mudah
Perencanaan program yang dijangkau
Jam kerja 6 jam (08.00belum optimal

14.00)
Jumlah sasaran banyak
sehingga beban kerja tinggi Adanya bantuan kader
kesehatan
Cakupan wilayah sangat
luas
Rata-rata jam kerja efektif
sampai jam 13.00
Tingkat pendidikan kader
sangat bervariasi

Threats
Letak
geografis
yang
harus
dijangkau
oleh
Puskesmas.
Rata-rata
masyarakat tidak
bisa periksa ke
puskesmas pagi
hari karena harus
bekerja

A. STRATEGI S-O
Kekuatan dari puskesmas seperti tenaga yang dapat membantu
pelaksanaan kesehatan lingkungan sepeti tenaga keperawatan, petugas
kesehatan lingkungan, kesehatan masyarakat apabila disesuaikan bantuan
dari

bidan

praktek

swasta

dan

kader

kesehatan

yang

merupakan

kesempatan bagi masyarakat yang akan menciptakan sebuah strategi yang


cukup kuat untuk memantau pelaksanaan program ini. Adanya media yang
menerangkan

pentingnya

kesehatan

lingkungan

serta

serta

adanya

kebijakan-kebijakan lintas program dan lintas sektoral yang mendukung


program ini dapat menjadi nilai tersendiri bagi puskesmas.
B. STRATEGI S-T
Fasilitas dan alat serta prasarana yang ada di puskesmas dan
didukung letak puskesmas yang strategis ternyata masih menghadapi
kendala atau ancaman dari luar yaitu masyarakat sulit menggunakan
puskesmas karena letak geografisnya yang jauh dan banyak masyarakat
yang lebih memilih pelayanan kesehatan selain puskesmas. Dengan hal ini
perlu diciptakan suatu strategi agar masyarakat lebih tertarik untuk
menggunakan puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan salah
satunya dengan cara diadakannya puskesmas keliling.
C. STRATEGI W-O
Terdapat kelemahan puskesmas berupa perencanaan program yang
belum optimal dan pemantauan pelaksaan program yang sulit dilakukan.
Jam kerja puskesmas rata-rata sampai jam 13.00. Banyak kader yang
mempunyai tugas ganda (bekerja), kader sudah melakukan pendataan tapi
tidak ada pemantauan oleh pihak puskesmas ditambah dengan tidak adanya
anggaran khusus untuk pelaksanaan program kesehatan lingkungan. Hal ini
merupakan

kelemahan

yang

cukup

berat

yang

dihadapi

puskesmas

meskipun didukung oleh adanya kesempatan-kesempatan dari masyarakat


seperti kader. Sebuah kesempatan yang perlu diperhatikan oleh puskesmas
bahwa masyarakat mempunyai waktu untuk periksa dan konsultasi pada
sore hari, ditambah dengan kegiatan kader lebih banyak pada sore hari,
kiranya

perlu

diciptakan

sebuah

strategi

dimana

puskesmas

bisa

mendampingi kegiatan masyarakat dan kader dalam kegiatan-kegiatan yang


dilaksanakan.
D. STRATEGI W-T

Pelaksanaan program kesehatan lingkungan dari puskesmas bila


dihungkan antara kelemahan dengan ancaman ancaman dari luar
mempersulit pelaksanaan program kesehatan lingkungan. Untuk itu strategi
diperlukan agar kelemahan dari puskesmas tidak memperberat ancaman
yang muncul dari masyarakat dan begitu juga sebaliknya. Sebagai salah
satu contoh kader sudah melakukan pendataan tapi tidak ada pemantauan
dari puskesmas, tentunya akan mempersulit pemantauan atau pendataan.
Pendekatan petugas puskesmas kepada masyarakat merupakan salah satu
strategi yang bisa dijalankan untuk memecahkan masalah ini yaitu dengan
tokoh masyarakat setempat atau dengan pihak desa.

KESIMPULAN DAN SARAN

A; Kesimpulan
1; Secara umum hasil pelaksanaan program yang direncanakan oleh
bagian Gizi khususnya peningkatan pemberian ASI ekslusif di
Puskesmas Sokaraja I belum terlaksana secara optimal.
2; Program Gizi terutama peningkatan pemberian ASI eksklusif yang
belum terlaksana dengan optimal adalah:
a; Pendataan sasaran program
b; Penyuluhan terhadap bumil, bufas, buteki
c; Pembinaan Kader Posyandu
d; Pembinaan bidan praktek swasta dan dukun bayi
e; Evaluasi pemberian ASI eklusif
3; Kendala yang masih dihadapi oleh Gizi terutama peningkatan
pemberian ASI eksklusif adalah kurangnya tenaga dan waktu
4; Sistem

pelaporan

yang

dilakukan

oleh

kader-kader

Posyandu

tentang program Gizi terutama peningkatan pemberian ASI eksklusif


sering tidak lengkap
5; Pengetahuan

kader

dan

masyarakat

tentang

Gizi

terutama

peningkatan pemberian ASI eksklusif masih kurang.


B; Saran
1; Perlunya

peninjauan

kembali

terhadap

rencana

pelaksanaan

program gizi khusunya peningkatan pemberian ASI eksklusif (POA


yang

lebih

jelas)

sehingga

mudah

dipantau

pencapaian

pelaksanaan program.
2; Pembinaan terhadap bidan dan kader maupun dukun perlu
ditingkatkan.

3; Perlu dipertimbangkan kembali penyesuaian kegiatan kader dan


jam kerja puskesmas agar terjadi kesesuaian waktu
4; Perlu adanya peningkatan pengetahuan dan sosialisasi kepada
masyarakat mengenai pentingnya ASI eksklusif

Você também pode gostar