Você está na página 1de 11

KARAKTERISTIK SCR MENGGUNAKAN PROGRAM LABVIEW

Arifin Triyanto (2011010003)


Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNIVERSITAS PAMULANG
e-mail: Arifin_triyanto@yahoo.com

ABSTRAK
Semakin berkembangnya dunia industri, maka sebagai seorang mahasiswa semester akhir
dituntut untuk membuat tugas akhir agar memudahkan penggunaannya dalam proses suatu produksi. Pada
pembahasan karakteristik SCR tipe 2N5060, membahas tentang perubahan tegangan terhadap arus (V-I).
Tegangan yang dipicu terhadap Anoda-Katoda (V ak) pada kaki SCR terhadap perubahan arus Gate-Katoda
(Igk). Tujuan dari pengujian SCR 2N5060 adalah sebagai salah satu kontrol dari aplikasi switching pada
inverter.
Salah satu pengujian karakteristik SCR 2N5060 menggunakan rangkaian Opamp dengan
komponen IC TL072CN, Resistor 1K, kabel penghubung yang telah dirangkai pada breadboard
dihubungkan dengan interface NI MyDAQ dan dimonitoring laptop dengan program LabVIEW.
Tampilan data pada LabVIEW akan menggambarkan kurva karakteristik dari SCR.
Perubahan nilai (V-I) tergantung seberapa besar kenaikkan nilai tegangan VAK dan VGK. Semakin
besar nilai dari input Vak, maka akan berpengaruh terhadap Igk ( semakin kecil nilainya). Semakin besar
nilai dari input Vak, maka akan berpengaruh terhadap Iak ( semakin besar nilainya). Breakdown tegangan
dapat terjadi apabila Vak mendapatkan input tegangan balik terhadap Vak.
Kata kunci: Karakteristik SCR 2N5060, Opamp (IC TL072CP), NI myDAQ, LabVIEW, perubahan V-I
pada SCR 2N5060

ABSTRACT
The growing world of industry, then as a final semester students are required to create a final
project in order to facilitate its use in a production process. In the discussion of the characteristics of the
type SCR 2N5060, discusses changes to the current-voltage (V-I). The voltage of the anode-cathode
triggered (Vak) on foot to change current SCR Gate-Cathode (I gk). The purpose of the test SCR 2N5060 is
as one of the control of the inverter switching applications.
One of the characteristics of the SCR 2N5060 testing using Opamp circuit with IC component
TL072CN, 1K resistor, connecting cable that has been assembled on the breadboard connected to
interface NI MyDAQ and monitored laptop with LabVIEW program. Display data on LabVIEW will
describe the characteristic curve of the SCR.
Changes in the value of (V-I) depending on how large an increase the value of the voltage V ak
and Vgk. The greater the value of the input V ak, it will affect the I gk (smaller in value). The greater the
value of the input Vak, it will affect the I ak (greater its value). Breakdown voltage can occur if input
voltage Vak get back to Vak.
Keywords: Characteristics of SCR 2N5060, Opamp (IC TL072CP), myDAQ NI, LabVIEW, VI changes
on SCR 2N5060

I.

PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya dunia in-dustri,
maka sebagai salah seorang mahasiswa
semester akhir dituntut untuk membuat tugas
akhir agar memudahkan penggunaannya dalam
proses suatu produksi. Salah satu permasalahan
yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah
Karakteristik SCR Menggunakan Prog-ram
LABVIEW. Pada karakteristik ini akan membahas tentang tegangan dan arus pada SCR, dan
selanjutnya proses terakhir dengan menggunakan program LabVIEW. Rangkaian elektronika daya merupakan suatu rangkaian listrik
yang dapat mengubah sumber daya listrik dari
bentuk gelombang tertentu (seperti bentuk
gelombang sinusoida) menjadi sumber daya
listrik dengan bentuk gelombang lain (seperti
gelombang nonsinusoida) dengan menggunakan
semikonduktor daya. Semikonduktor daya
dalam rangkaian elektronika daya umumnya dioperasikan dan digunakan sebagai pensakelar
(switching), pengubah (converting), dan pengatur (controlling) sesuai dengan kerja rangkaian
elektronika daya yang diinginkan.Sebagai salah
satu fungsi SCR sebagai pensakelar (switching)
yang diaplikasikan pada rangkaian inverter.
Inverter digunakan untuk mengubah daya DC
menjadi AC, kebalikan dari penyearah yang
mengubah arus AC menjadi DC. Inverter tidak
hanya merubah arus dan tegangan, inverter juga
bisa dipakai untuk menurunkan dan menaikkan
tegangan. Dengan kedua fungsi tersebut maka
inverter dapat menghasilkan tegangan output
sesuai dengan yang diatur. Jenis inverter yang
banyak digunakan adalah inverter DC 12 V
sampai 220 V. dengan berbagai fungsi dan
kegunaannya, maka inverter sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari.
II. LANDASAN TEORI

da umumnya yaitu Terminal Anoda dan Terminal Katoda. SCR memiliki kemampuan
untuk mengendalikan Tegangan dan daya yang
relatif tinggi dalam suatu perangkat kecil. Oleh
karena itu SCR sering digunakan sebagai Sakelar (Switch), Pengendali (Controller) tegangan dalam rangkaian elektronika yang
menggunakan Tegangan/Arus menengah-tinggi.
2.1.2. Cara kerja rangkaian SCR
Pada prinsipnya, cara kerja SCR sama
seperti dioda normal, namun SCR memerlukan
tegang an positif pada kaki Gate (Gerbang)
untuk dapat mengaktifkannya. Pada saat kaki
Gate diberikan tegangan positif sebagai pemicu
(trigger), SCR akan menghantarkan arus listrik
dari Anoda (A) ke Katoda (K). Sekali SCR
mencapai keadaan ON State maka selamanya
akan ON meskipun tegangan positif yang
berfungsi sebagai pemicu (trigger) tersebut
dilepaskan. Untuk membuat SCR menjadi
kondisi OFF, arus maju Anoda-Katoda harus
diturunkan hingga berada pada titik I h (Holding
Current) SCR. Besarnya arus Holding atau Ih
sebuah SCR dapat dilihat dari datasheet SCR
itu sendiri. Karena masing-masing jenis SCR
memiliki arus Holding yang berbeda-beda.
Namun, pada dasarnya untuk mengembalikan
SCR ke kondisi OFF, kita hanya perlu
menurunkan tegangan maju Anoda-Katoda ke
titik Nol.
2.1.3. Jenis-jenis SCR antara lain:
1. LASCR (Light Activated SCR)
2. SCS (Silicon Controlled Switch)
3. GCS (Gate Contrlled Switch)
2.1.4. Karakteristik V I SCR
a. Karakteristik SCR pada posisi forward
bias sesuai datasheet SCR 2N5060

2.1.1. SCR (Silicon Controlled Rectifier)


Pengertian SCR adalah Dioda yang
memiliki fungsi sebagai pengendali. SCR
adalah dioda yang memiliki 3 kaki Terminal.
Kaki Terminal ke-3 pada SCR tersebut dinamai
dengan Terminal Gate atau Gerbang yang
berfungsi sebagai pengendali (Control), sedangkan kaki lainnya sama seperti Dioda pa-

Sebagai salah satu penjelasan karakteristik


forward bias SCR, harus dipelajari dulu tentang
kenaikan dan penurunan tegangan dan arus pada
SCR pada saat Vak dan Vgk ditrigger dengan
tegangan tertentu. Maksudnya adalah pada saat
Vak ditrigger dengan tegangan Nol sampai
maksimal dan Vgk ditrigger dengan tegangan
sesuai dengan batas gate SCR ON.

Selain mempelajari kenaikan dan penurunan


tegangan kita juga harus memahami tentang
pembacaan kurva karakteristik SCR. Pada posisi
SCR forward bias anoda akan berada di
terminal positif dan katoda akan berada di
terminal negative. Pada posisi forward bias
SCR ada dua kondisi SCR yaitu Forward
Blocking Mode & Forward Conduction Mode.
Adapun contoh kurva karakteristik SCR
(Forward Blocking Mode & Forward Conduction Mode) tipe 2N5060 sesuai kurva
datasheetnya seperti berikut:

naik melewati titik IL dan mengunci SCR ON).


Pada saat SCR mengunci (IL) meskipun Vak
diturunkan sampai dengan titik Ih maka SCR tetap pada posisi ON. Salah satu cara mematikan
SCR (SCR OFF) adalah dengan cara menurunkan tegangan Vak diturunkan sampai
dibawah titik Ih (maka SCR OFF).
Perlu diketahui pada saat posisi forwad bias
SCR ada beberapa titik yang menentukan
perubahan SCR, antara lain:
IG
VBO
IH
IL
IF

: Arus Gate
: Tegangan Breakover
: Arus Holding
: Arus Latching
: Arus Forward

b. Karakteristik SCR pada posisi revers bias


sesuai datasheet SCR 2N5060

Gambar 2.7 Kurva karakteristik SCR 2N5060


(forward bias)

Reverse bias terjadi pada saat katoda


berada di koordinator positif dan anoda akan
berada di koordinator negatif pada saat ini akan
ada sangat kecil kebocoran arus pada anoda.
Adapun Kurva karakterisitik SCR 2N5060
sebagai berikut:

SCR pada kondisi Forward Blocking


Mode adalah saat tegangan Vak diatur pada
posisi Nol dan Vgk posisi Nol. Perlahan
tegangan pada Vak dinaikan dari Nol perlahan
sampai batas maksimal 10 V, maka Igk akan
berjalan maju menuju Vbo. Pada kondisi SCR
Forward Blocking Mode SCR OFF meskipun
Vak dinaikan sampai batas maksimal, hal ini
dikarenakan salah satu syarat SCR ON adalah
Igk melewati Ih.
Pada kondisi SCR Forward Conduction Mode adalah saat tegangan Vak Nol dan
Vgk diatur dengan tegangan sampai SCR ON
(SCR ON pada saat posisi Vgk 0,8 V). Pada saat
Vak dinaikkan perlahan dari Nol maka arus I gk
naik dan mencapai titik Ih (pada Vak 6 V) dan
SCR ON. Saat Vak dinaikkan perlahan dari 6 V
sampai melewati arus IL maka SCR mengunci,
disaat Vak dinaikkan perlahan mencapai titik I F
yang berada pada pengukuran maksimal SCR.
SCR pada posisi IF tetap kondisi ON meskipun
SCR diturunkan lagi pada titik I L (karena Igk

Gambar 2.8 Kurva karakteristik SCR 2N5060


(Reverse bias)
Pada posisi revers bias SCR terdiri dari
beberapa titik yang membuat SCR revers bias,
antara lain seperti berikut:
IR : Arus Revers
VR : Tegangan Revers

c. Karakteristik SCR pada posisi forward


Bias & Revers Bias sesuai datasheet SCR
2N5060
Sesuai dengan Gambar 2.7 dan Gambar 2.8
diatas maka karakteristik SCR Forward bias
dan reverse bias dapat digambarkan sebgai
berikut:

aplikasi DC. Komponen SCR lebih banyak digunakan untuk aplikasi tegangan AC, dimana
SCR bisa OFF pada saat gelombang tegangan
AC berada di titik nol.
2.15.

Software yang digunakan pada


pengujian karakteristik SCR 2N5060
adalah LabVIEW

a.

Pe
ngertian LabVIEW

LabVIEW (Laboratory Virtual Instrument Engineering Workbench) adalah se-buah


perangkat lunak pemrograman yang diproduksi
oleh National Instruments yang berupa
pemrograman visual dimana pengguna program
cukup memasukkan logika-logika dalam suatu
bidang yang dieksekusi.
Gambar 2.9 Kurva karakteristik SCR 2N5060 (2)
Pada Gambar 2.9 tertera tegangan breakover Vbo, yang jika tegangan forward SCR
mencapai titik Ih, maka SCR akan ON. Lebih
penting lagi adalah arus Ig yang dapat
menyebabkan tegangan Vbo turun menjadi lebih
kecil. Pada gambar ditunjukkan beberapa arus I g
dan kolerasinya terhadap tegangan breakover.
Pada datasheet SCR arus trigger gate sering
ditulis IGT (Gate Trigger Current).
Pada Gambar 2.9 ada ditunjukkan juga
arus Ih yaitu arus holding yang mempertahankan
SCR tetap ON. Jadi agar SCR tetap ON maka
arus forward dari Anoda menuju Katoda harus
berada diatas parameter. Sekali SCR mencapai
ON, maka seterusnya akan ON, walaupun
tegangan gate dilepas atau dishort ke Katoda.
Satu-satunya cara untuk membuat SCR menjadi
OFF adalah dengan membuat arus Anodakatoda turun dibawah titik Ih (Holding Current).
Pada Gambar 2.9 kurva karakteristik
SCR, jika arus forward berada dibawah titik Ih,
maka SCR kembali pada keadaan OFF. Berapa
besar arus holding ini, umumnya ada dalam
datasheet. Cara membuat SCR menjadi OFF
tersebut adalah sama dengan menurunkan
tegangan Anoda-Katoda ketitik nol. Karena
inilah SCR pada umumnya tidak cocok untuk

Gambar 2.10 Simbol LabVIEW (4)


Seperti bahasa pemrograman lainnya,
yaitu C++, Matlab, dan Visual Basic, LabVIEW
juga memunyai fungsi dan peranan yang sama,
perbedaannya bahwa LabVIEW menggunakan
bahasa pemrograman berbasis grafis atau blok
diagram, sementara bahasa pemrograman
lainnya berbasis teks. Program LabVIEW
dikenal dengan sebutan VI (Visual Instrument)
karena penampilan dan operasinya dapat meniru
sebuah instrument. Pada LabVIEW, pengguna
pertama-pertama membuat user interface atau
front panel dengan menggunakan kontrol dan
indikator, yang dimaksud dengan kontrol adalah
knobs, push buttons, dials dan peralatan
masukan lainnya, sedangkan yang dimaksud
dengan indikator adalah graphs, LED dan
peralatan penampil lainnya. Setelah menyusun
user interface, lalu pengguna menyusun blok

diagram yang berisi kode-kode VI untuk


mengontrol front panel.
b.

Tampilan
front
pengujian SCR pada LabVIEW

(e) Tombol stop pada program berfungsi


sebagai tampilan untuk memberhentikan program yang sedang berjalan
pada program LabVIEW selain itu juga
untuk menyimpan data yang telah
diukur.

panel

Untuk menghasilkan arus dan tegangan pada


LabVIEW dapat dilihat seperti berikut:

Gambar 2.13 Front Panel Pengujian


Karakteristik SCR pada LABVIEW

2.16. Alat dan Bahan yang digunakan


karakteristik SCR 2N5060
1. NI myDAQ
2. Multimeter
3. Resistor
4. IC TL072CN
5. Kabel
6. Breadboard
8. Obeng Kombinasi
9. Tang Potong
III.METODOLOGI PENELITIAN

Penjelasan tentang Gambar 2.13 di atas:

3.1. Pengujian karakteristik SCR

(a) Iak adalah tampilan dari hasil pengukuran Arus pada Anoda-katoda
yang ditampilkan output berupa data
sesuai pengukuran.

Sebelum kita melakukan pengujian pada karakteristik SCR perlu adanya persiapan terlebih
dahulu. Persiapan pengujian karakteristik SCR
melalui langkah-langkah, antara lain:
3.1.1.

(b)

Vak adalah tampilan dari hasil pengukuran Tegangan pada Anodakatoda yang ditampilkan output berupa
data sesuai pengukuran.

(c) Vgk adalah tampilan untuk pengaturan


Tegangan Gate yang diatur sesuai
pengujian yang diinginkan.

Persiapan Bahan dan Alat pengujian

Berikut bahan rangkaian pengujian dan alat


pengukurannya, yaitu :
1. Bahan Rangkaian Pengujian
1.
2.

SCR: 2N5060 Series, 30 V, 0,8 A.


Resistor sebagai beban dan pembagi
tegangan pada gate SCR.

3.

Breadboard
rangkaian.

sebagai

media

simulasi

2. Alat Pengukuran
(d) Vak adalah tampilan untuk pengaturan
Tegangan Anoda-Katoda yang diatur
sesuai pengujian yang diinginkan.

a.

PC / Notebook sebagai tempat instalasi


software LabVIEW.

b.

Software LabVIEW sebagai perangkat


lunak yang menampilkan parameter hasil
pengukuran di media PC / notebook.

c.

NI (National Instrument) myDAQ sebagai data acquisition unit atau interface


antara rangkaian

3.1.2.

Dari penjelasan diagram dapat mewakili


bagaimana proses pengambilan data yang akan
dilakukan. Adapun proses selanjutnya bisa
dilihat pada proses di bawah ini.

Rangkaian penguji SCR


R1
R2
1k

D1
2N5060
Vak
12V

Vgk
5V

Gambar 3.1 Rangkaian Pengujian SCR

3.1.3.

3.3.

1k

1.

Langkah-langkah
teristik SCR
Mempersiapkan
pengujian

pengujian

Bagan

karak-

persiapan

Sebelum melakukan pengujian pengukuran, skema bagan yang akan dilakukan


dalam pengujian digambarkan seperti di
bawah ini:

Diagram pengujian SCR

Pada proses yang dilakukan dalam


pengujian penulisan tugas akhir ini untuk
menentukan karakteristik SCR. Membahas tentang perhitungan tegangan dan arus serta
membahas kelayakan SCR. Untuk melakukan
pengujian karakteristik tentang SCR, menggunakan beberapa metode dalam pe-ngujiaannya.
Sebelum pengujian harus dilakukan pengecekan
terhadap komponen dan sesudah dilakukan
pengujian juga harus di-lakukan pengecekan,
dari pengujian tersebut kita dapat membandingkan mengenai kelayakan yang didapatkan dari pengujian pada tugas akhir ini.

Hardware

Interface

Ni
LabVIEW
MyDAQ
Penjelasan Diagram diatas:
1. Pada Hardware terdiri dari beberapa
komponen antara lain: SCR, Opamp,
Resistor yang telah dirangkai pada
breadboard.

SCR

2.

3.

Pada Interface terdiri dari Nastional


Instrument (NI myDAQ) yang berfungsi
sebagai penghubung antara Hardware dan
Software.
Pada Monitor disini menggunakan Laptop
yang telah diprogram dengan Software
LabVIEW yang berfungsi menghasilkan
hasil pengujian SCR dan output dari NI
myDAQ.

Software
Gambar 3.4 Proses Pengujian karakteristik SCR
Dengan mengikuti bagan diatas kita
dapat
melakukan
pengujian
terhadap
karakteristik SCR. Dengan menggunakan
langkah sebgai berikut:

a.

Langkah pertama, menyiapkan Hardware/rangkaian Opamp beserta SCR


2N5060 yang telah disiapkan pada
beradbord yang telah dirangkai sesuai
dengan fungsi chanel pada IC TL072CN.
Penggunaan
beban
(R)
disesuaikan
perhitungan dari tegangan dengan arus yang
dipakai pada rangkaian. Agar komponen
dalam pengujian aman/tidak rusak lebih baik
menggunakan
tegangan
dibawah
tegangan/arus maksimum. Penggunaan
kabel disesuaikan warna agar tidak salah
dalam penyambungan pada rangkaian.

komponen SCR (bisa dilihat pada datasheet


SCR yang digunakan).

2.

Perancangan pengujian karakteristik


SCR

a.

Wairing SCR diaplikasikan dengan Opamp


dan dihubungkan dengan myDAQ

J1
1
2
3
4
5
6

Pada rangkaian Hardware terdiri dari beberapa


komponen antara lain:

U1A

3
1

Opamp Type TL072cp


SCR 2N5060
Resistor 1k
Kabel warna warni sesuai kebutuhan

D1
2N5060

1k

1.
2.
3.
4.

R1

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

TL072CP

GND

19
20

+15V
-15V
GND
AO0
AO1
AGND
AI0+
AI0AI1+
AI1DIO0
DIO1
DIO2
DIO3
DIO4
DIO5
DIO6
DIO7
DGND
+5V

NI-myDAQ

Gambar 3.5 Wiring pengujian SCR


b.

c.

Langkah
kedua,
menyiapkan
Interface/myDAQ sesuai dengan chanel output
yang dipakai pada Interface tersebut.
Diusahakan agar melakukan pengecekan
tegangan output pada myDAQ agar tidak
terjadi kerusakan pada software dengan cara
pengukuran menggunakan alat ukur terlebih
dahulu. Jika sudah melakukan pengukuran
lebih baik menggunakan pemakaian
tegangan/arus dibawah nilai maksimum
yang dihasilkan myDAQ, agar perangkat
yang digunakan lebih aman/tidak terjadi
kerusakan.
Langkah ketiga, menyiapkan laptop
(program LabVIEW) sebagai monitoring
dari hasil pengukuran dan pengujian
karakteristik SCR. Dari hasil pengukuran
myDAQ dengan memberikan tegangan
sesuai dengan batas komponen SCR,
menghasilkan data yang disebut Vak (tegangan dari Anoda terhadap Katoda).
Melakukan pengukuran terhadap arus Ig
(Arus dari Gate terhadap Katoda) untuk
Menghasilkan kurva karakteristik dari SCR.
Setelah melakukan pengukuran, mencatat
hasil dari perubahan tegangan yang telah
dirubah sesuai dengan nilai maksimum

b.

Menyiapkan rangkaian Opamp dengan


breadboard dihubungkan dengan Interface/myDAQ sesuai dengan chanel yang ada
pada myDAQ. Rangkaian mengikuti langkah input dan output dari Opamp

Gambar 3.6 NI MyDAQ terhubung dengan


SCR
c.

Menyiapkan program LabVIEW

IV. PENGUJIAN DATA DAN ANALISA


4.1.

Menentukan
pengukuran
pengujian SCR

dalam

SCR ada tiga kaki (Anoda, Gate, Katoda) dalam pengukuran ada dua power supplay. Power
suppaly (V1) untuk kaki Gate-Katoda (Vgk) sedangkan Power supplay (V2) Untuk kaki AnodaKatoda ( Vak ).
4.1.1. Langkah-langkah pengukuran SCR
Gambar 3.7 Blok Diagram LabVIEW
d.

Mengukur tegangan antara Anoda-Katoda


dengan alat ukur (Multimeter) untuk
mengetahui berapa tegangan Vak kemudian
sesuaikan dengan tegangan pada batas
maksimal SCR agar SCR tetap aman.

2.

Mengukur tegangan antara Gate-Katoda


dengan alat ukur untuk mengetahui berapa
tegangan Vgk kemudian sesuaikan dengan
tegangan pada batas maksimum SCR agar
SCR tetap aman.

3.

Setelah pengukuran kaki SCR untuk


menentukan
tegangan,
selanjutnya
melakukan pengukuran arus untuk
mengetahui Ampere pada SCR dengan
memberikan beban R 1K pada kaki
Katoda, kita dapat mengukur ampere pada
SCR.

4.

Melakukan pengukuran SCR, pada saat


tegangan Vak dinaikkan dan diturunkan
perubahan apa yang terjadi pada Ig dan
pada saat tegangan Vgk dinaikkan dan
diturunkan perubahan apa yang terjadi
pada Ig..

5.

Menyesuaikan nilai Vak dan Vgk ( SCR ON,


SCR OFF, SCR Forward bias, SCR
Revers bias, SCR Breakdown) dengan
begitu kita akan mendapatkan grafik yang
bias menggambarkan karakteristik SCR.

Menyiapkan Output Arus dan Tegangan data


SCR Forward Bias

Gambar 3.8 Tampilam Output SCR (Forward


Bias)
e.

1.

Menyiapkan Output Arus dan tegangan SCR


Revers Bias

Gambar 3.9 Tampilan Output SCR (ReversBias)

6.

Mencatat hasil dari pengukuran dan


membuat grafik karakteristik dengan data
pengukuran.

4.2. Melakukan
pengukuran
SCR
menggunakan Program LabVIEW
Pengukuran praktikum dengan hasil
datasheet SCR (Gambar 2.7) bertujuan
membandingkan antara hasil pengukuran dengan hasil dari datasheet yang sebenarnya.
Langkah-langkah pengujian SCR adalah sebagai
berikut:
a. Hasil pengujian data SCR Forward Bias
(Blocking Mode Region) & Forward Bias
(Conduction Mode)

akan semakin dekat dengan titik Vbo, tetapi SCR


belum ON karena Ig hanya mencapai titik Vbo.
Pada saat Vgk posisi dari nol dinaikkan
sampai batas minimal SCR ON-Forward Conduction Mode (0,8 A) maka arus gate (Ig) akan
mengalami perubahan dari titik Vbo semakin
naik menuju titik Ih. ketika SCR mencapai titik
Arus Holding (IH), pada saat Vak mencapai
tegangan dinaikkan maka SCR-Latching
Current lalu tegangan Vak dinaikkan sampai
dengan 10 V maka SCR akan mencapai Arus
Forward (Ih) meskipun Vak diturunkan dari
tegangan 10 V sampai titik I h SCR akan tetap
ON. SCR OFF saat Vak diturunkan sampai
dibawah nilai Ih. Atau tegangan pada Vgk
diturunkan dari batas maksimum SCR ONForward Conduction Mode (0,8 A) maka SCR
akan OFF.

b. Hasil pengujian data SCR Revers Bias

Revers Bias
-5

Reverse Bias
Arus Anoda-Katoda
(Iak) mA-11
Gambar 4.1 Grafik Karakteristik SCR
Forward Bias
Penjelasan dari gambar 4.1 Kurva karakteristik SCR (forward bias)
Perubahan yang terjadi pada pada
peningkatan grafik forward bias SCR sebelum
mencapai titik Ih, SCR posisi OFF (Forward
Bias-Blocking Mode) karena salah satu syarat
SCR ON adalah mencapai titik Ih. Pada saat
posisi tegangan suplai (V ak) dari nilai awal nol
sampai dengan tegangan maksimal yang
ditentukan sampai dengan 10 V dan pada saat
posisi power supply (Vgk) posisi nol, maka
perubahan nilai pada grafik (Vak) akan terlihat
sangat kecil (yang disebut dengan arus Ig).
Tegangan (Vak) dinaikkan dari nol bertahap
sampai maksimal 10 V akan mempengaruhi
Arus Gate (Ig). Arus Gate (Ig) mengalir menuju
tegangan Vbo semakin dinaikkan tegangan Vak

Tegangan Anoda-Katoda (Vak) Volt


Gambar 4.2 Kurva karakteristik SCR
revers bias hasil pengujian
Penjelasan gambar 4.2 Kurva karakteristik
SCR revers bias

Tegangan pada anoda yang harusnya dipicu


dengan tegangan positif dibalik dengan katoda.
Pada posisi revers bias SCR katoda dipicu
dengan tegangan positif sedangkan anoda dipicu
dengan tegangan negatif. Pada saat kondisi
revers bias SCR akan mengalirkan arus yang
sangat kecil. Arus yang mengalir disebut dengan
Arus bocor (leakage current). Tegangan pada
gate-katoda (Vgk) pada posisi nol, Pada saat
katoda dipicu dengan positif maka kurva pada
posisi negatif dengan tegangan Vak (-10 V) dan
kurva terlihat dari negatif bawah pada arus
revers. Perlahan tegangan pada Vak dinaikan
maka kurva akan semakin mendekati Vbo.

adalah saat SCR pada posisi Vgk (0 V) maka


SCR OFF-State meskipun nilai dari Vak dinaikkan sampai batas maksimal dan pada saat
(Vgk 0,8 V) maka SCR kondisi OFF-State, saat
Vak dinaikkan sampai titik titik Ih SCR kondisi
ON-State sampai titik IL lalu SCR dinaikkan
perlahan sampai batas maksimal (10V)
mencapai titik If. SCR akan tetap ON-State
meskipun diturunkan sampai dengan titik I h.
Pada saat (Revers Bias Mode) ada dua
perubahan yaitu Reverse Bias (Avalanche Mode
Region)(OFF State) dan Reverse Bias (Blocking
Mode Region) (OFF State) pada kondisi ini
SCR kondisi OFF-State meskipun SCR
dinaikkan sampai (0 V) mencapai titik V bo akan
tetapi SCR belum mencapai titik Ih maka SCR
tetap OFF-State.

c. Pengujian karakteristik SCR pada posisi


forward & Revers bias

Dari penjelasan karakteristik SCR


diatas hampir sama dengan hasil dari datasheet
pada SCR 2N5060 pada pengujiannya. Jika
hasil kurva karakteristik SCR pada pengukuran
LabVIEW kurang sempurna dikarenakan pengukuran mungkin kurang maksimal masih
kurang teliti dalam pembacaan data, penggunaan NI myDAQ yang baru dikenal, penggunaan komponen SCR yang kurang ideal
dan kurangnya memahami program LabVIEW.

Gambar 4.3 Kurva karakteristik SCR forwardbias dan revers bias


Penjelasan Gambar 4.4 Kurva karakteristik
SCR forward bias dan revers bias
Pada saat SCR posisi Forward Bias
(Blocking Mode Region) seperti yang sudah
dijelaskan diatas bahwa SCR masih dalam
kondisi OFF pada saat Vgk (0 V). Karena salah
satu syarat SCR adalah mencapai titik I h.
meskipun nilai dari Vak dinaikkan perlahan
sampai posisi maksimal (10 V) SCR masih tetap
dalam kondisi OFF. Pada saat SCR posisi
Forward Bias (Forward Conduction Mode)
kondisi disini SCR OFF-State (Vgk 0,8 V) dan
Vak dari posisi nol dianaikkan perlahan sampai
titik Ih SCR kondisi ON-State dan sampai titik IL
lalu SCR dinaikkan perlahan sampai batas
maksimal (10 V) mencapai titik If. Perbedaan
dari Forward Bias (Blocking Mode Region)

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
1.

Pada saat SCR posisi Forward Bias (Bloc-king


Mode Region) SCR masih dalam kondisi
OFF pada saat Vgk (0 V). Karena salah satu
syarat SCR adalah mencapai titik I h.
meskipun nilai dari Vak dinaikkan per-lahan
sampai posisi maksimal (10 V) SCR masih
tetap dalam kondisi OFF.

2.

Pada saat SCR posisi Forward Bias (For-ward


Conduction Mode) kondisi disini SCR OFFState (Vgk 0,8 V) dan Vak dari posisi nol

10

dianaikkan perlahan sampai titik Ih SCR


kondisi ON-State dan nilai arus mulai naik
perlahan melewati titik IL lalu SCR dinaikkan perlahan sampai batas maksimal (10
V) mencapai titik IF.
3.

4.

Pada saat (Revers Bias) yaitu SCR kondisi


OFF-State (mempunyai nilai negatif) meskipun SCR dinaikkan sampai (0 V berubah
niali menjadi positif) sampai mencapai titik
Vbo akan tetapi SCR belum mencapai titik Ih
maka SCR tetap OFF-State.

Dengan keterbatasan tegangan pada output NI


myDAQ (10V) pada pengujian. Sehingga
hasil dari data pengukuran dengan datasheet
ada suatu perbedaan. Dimana pada
datasheet menggunakan tegangan sampai
maksimal 30 V sehingga Arus Holding (Ih)
untuk men-capai SCR ON-State adalah
5mA, sedang-kan hasil dari data pengukuran
dengan NI MyDAQ tegangan yang
digunakan batas maksimal 10 V jadi Arus
Holding (Ih) untuk mencapai SCR ON-State
hanya mencapai 2 mA.

DAFTAR PUSTAKA
[1]

Dwi, teguh. "Pengertian SCR ". From


http://.blogspot.com. 05 Februari 2015.

[2]

Priana, Nova. 2010 Laporan SCR,


DIAC,
TRIAC
http://www.scribd.com/doc/43605796/
3/Jenis-SCR.

[3]

Andihasad. " Karakteristik SCR ".


From
http://.wordpress.com.
04
Desember 2011.

[4]

Rakhman, Alief. 08/2012. labviewsoftware


.
From
http://rakhman.net/2012/08/labviewsoftware.html.

[5]

Anonim.13/2010.
MayDAQ From

2.

Mempelajari NI myDAQ, program Lab-VIEW


dengan baik dan teliti agar mudah dalam
pembacaan dan penggunaannya.
Pengujian dilakukan berkali-kali agar mendapatkan data yang maksimal.

Tutorial

NI

http://www.ni.com/tutorial/11433/en/.
[6]

Kho,
Dickson.
17/05/2015

Komponen Elektronika From


http://teknikelektronika.com/pengertian
-scr-silicon-controllled-rectifierprinsip-kerja-scr/.

[7]

Carter, B., & Brown, T. (2001).


Handbook of Operational Amplifier
Applications. Texas: Texas Instruments.

1.2. Saran
1.

11

Você também pode gostar