Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Sabtu, 03/10/2015
Dia pun membandingkan rokok dengan minuman keras (miras) yang sifatnya sah namun
menurut agama hukumnya haram. Sementara rokok, kata dia, tidak ada satu pun lembaga yang
secara gamblang mengharamkannya. "Di Indonesia jangan bicara sepihak, lalu urusannya juga
mengurus soal cukai," tandas Bonhar.
Sementara itu, Ketua Koalisi Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK), Zulvan Kurniawan
menilai, argumentasi agar cukai rokok dinaikkan memang hanya melihat satu sisi yakni dari
kepentingan kesehatan dengan dalih bahwa jika cukai tinggi harga rokok akan tidak terjangkau
dan bisa memberi dampak kesehatan. "Kalau mau ekstrim daripada cukai terus naik, sudah lah
rokok diilegalkan saja, sehingga asing tidak lagi mengganggu tembakau dalam negeri. Saya
heran kenapa tidak belajar dengan Filipina setelah ikut aksesi FCTC dengan cukai tinggi sekali,
perdagangan tembakau rokok langsung turun, sementara rokok ilegalnya kian marak," urai
Zulvan.
Menurutnya, usulan YLKI agar rokok diperlakukan seperti miras juga berlebihan. Dia menyebut
bahwa ada sebuah riset, saat ini, ketika bisnis koran sedang anjlok, justru penjualan rokok
menjadi salah satu penyelamat mereka bertahan di tengah krisis. "Ketika oplah terus turun,
jualan rokok menjadi penyelamat, jadi jangan asal ngomong, tolong dong lihat juga data angka
rokok ilegal," pungkasnya.