Você está na página 1de 19

Aplikasi Bioteknologi

Nama Kelompok:
Aisyah Nur Fauziah
Haidar Rakha
Hanan Yurizka
Nabiilah Nuur Istiqoomah
Safira Dwi Oktafiani
Sarah Syafira
Kelas: XII IPA 1
SMA Negeri 5 Tambun Selatan

Aplikasi Bioteknologi Bidang Pengolahan Pangan


Aplikasi BioteknologiBidang Pengolahan Pangan- Beberapa contoh Bioteknologi
tradisional di bidang pangan misalnya, tempe dibuat dari kedelai menggunakan jamur
Rhizopus, tape dibuat dari ketela pohon atau pisang dengan menggunakan Khamir
Saccharomyces cereviceae, keju dan yoghurt dibuat dari susu sapi dengan menggunakan
bakteri Lactobacillus.
a. Aplikasi Bioteknologi pada Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi susu menggunakan bakteri
Lactobacillus substilis atau Lactobacillus bulgaricus (Gambar 8.5). Bakteri yang di
manfaatkan mampu mendegradasi protein dalam susu menjadi asam laktat. Proses degradasi
ini disebut fermentasi asam laktat dan hasil akhirnya dinamakan yoghurt.

Gambar 1: Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi susu oleh bakteri Lactobacillus
bulgaricus.
b. Aplikasi Bioteknologi pada Keju
Keju merupakan contoh produk bioteknologi yang cukup terkenal (Gambar 2). Keju
dibuat dengan bantuan bakteri pada susu. Bakteri tersebut dikenal sebagai bakteri asam laktat
atau Lactobacillus. Bakteri Lactobacillus mengubah laktosa menjadi asam laktat dan
menyebabkan susu menggumpal. Pada pembuatan keju, kondisi pH harus rendah. Kondisi pH
yang rendah membuat susu mengental. Akibatnya protein pada susu berubah menjadi semi
solid yang disebut curd. Proses ini dibantu dengan menambahkan enzim renin. Enzim renin
dapat diekstrak dari perut anak sapi. Namun, saat ini enzim renin dapat diproduksi dalam
skala besar dengan menggunakan teknik rekayasa genetika.

Gambar 2: Keju merupakan produk bioteknologi yang dalam pembuatannya, melibatkan


mikroorganisme berupa bakteri Lactobacillus bulgaricus.
Setelah susu berubah menjadi curd, garam ditambahkan. Garam ini selain untuk
menambahkan rasa, berfungsi juga sebagai bahan pengawet. Bakteri kemudian ditambahkan
sesuai dengan tipe keju yang akan dibuat. Bakteri yang ditambahkan ini disebut bakteri
pematang. Bakteri pematang berguna memecah protein dan lemak yang terdapat dalam keju.
Beberapa jenis keju mempunyai karakteristik tertentu dengan ditambahkan mikroba lain,
seperti jamur. Contohnya terdapat pada keju biru, yang mempunyai karakteristik berwarna
biru karena ditambahkan jamur pada curd kejunya. Untuk mempercepat produksi keju, dapat
ditambahkan enzim bakteri selain bakteri pematang itu sendiri.
c. Aplikasi Bioteknologi pada Tempe
Tempe adalah makanan khas Indonesia. Tempe merupakan makanan yang terkenal di
Asia Tenggara dan juga merupakan salah satu contoh produk hasil bioteknologi. Tempe
terbuat dari kacang kedelai. Karena terbuat dari kacang kedelai yang merupakan sumber
protein tinggi, tempe juga merupakan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi.
Tempe dibuat dari kacang kedelai dengan dibantu oleh aktivitas jamur Rhizopus
oryzae (Gambar 3). Proses pembuatan tempe cukup sederhana dan mudah dilakukan. Kacang
kedelai dicuci bersih, lalu direbus hingga setengah matang. Kemudian, kacang kedelai
setengah matang direndam dalam air selama kurang lebih 12 jam (semalaman). Dengan
direndamnya kacang kedelai, dapat menciptakan kondisi asam sehingga mikroba yang
biasanya membusukkan makanan dapat dicegah. Setelah direndam, kacang kedelai kembali
dicuci bersih dan direbus kembali hingga matang.

(a) Jamur Rhizopus Oryzae

(b) Tempe

Gambar 3: (a) Jamur rhizopus oryzae merupakan mikroorganisme yang membantu dalam
pembuatan tempe. (b) Jamur ini digunakan dalam bentuk ragi tempe.
Kacang kedelai yang telah matang tersebut lalu didinginkan dan setelah dingin ditambahkan
ragi tempe. Ragi tempe adalah jamur Rhizopus oryzae. Kacang kedelai yang telah dicampur
dengan ragi tempe, lalu dibungkus oleh daun pisang atau plastik yang dilubangi. Setelah
dibungkus, lalu diperam (difermentasi) selama satu malam. Akhirnya diperoleh tempe
sebagai produk bioteknologi.
d. Aplikasi Bioteknologi pada Tahu
Tahu juga merupakan salah satu contoh produk bioteknologi. Sebagai orang Indonesia, Anda
pasti telah mengenal makanan yang bernama tahu, bukan? Tahu, seperti juga tempe, terbuat
dari kacang kedelai. Tahu dibuat dengan cara mencuci kacang kedelai hingga bersih dan
merendamnya selama satu malam. Setelah lunak, kacang kedelai digiling menjadi seperti
bubur, lalu dididihkan. Setelah dididihkan, bubur kedelai disaring dan ditambahkan kultur
bakteri yang dapat menciptakan kondisi asam. Beberapa jenis bakteri yang sering digunakan
dalam pembuatan tahu ini adalah bakteri asam laktat. Bubur tahu yang telah ditambahkan
bakteri asam laktat ini lalu dicetak,dibumbui, dan diberi garam agar tahan lama.
e. Menggunakan mikroorganisme untuk mengubah bahan pangan

1. Aspergillus oryzae atau Aspergillus soyae bersama Saccharomyces rouxii atau


Pediococcus soyae atau Torulopsis sp digunakan dalam pembuatan kecap.
Mikroorganisme tersebut mengubah campuran kedelai dan padi-padian menjadi kecap
(Indonesia), Shoyu (Jepang), Chiang-yu (Cina) , dan soy-sauce (Eropa).
2. Aspergillus wentii digunakan untuk memfermentasikan biji-bijian, kedelai, dan garam
menjadi tauco.
3. Rhizopus oryzae, R. oligosporus, R. stolonifer, R. chlamydosporus dimanfaatkan oleh
orang untuk memfermentasikan kedelai yang sudah dikupas kulitnya. Miselium jamur
tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai membentuk produk yang disebut
tempe.
4. Makanan lain yang dibuat menggunakan jasa mikroorganisme melalui proses fermentasi
adalah oncom (Neurospora), tape (Aspergillus oryzae, Saccharomyces, Rhizopus sp.,
Hansenula sp., dan Torulopsis, sp.); roti, kue, anggur, dan bir, (Saccharomyces), serta
keju, mentega, yoghurt (Streptococcus lactis).
Produk
Makanan
Berbagai
jenis kue
Kopi
Kecap
Yoghurt

Bahan Mentah

Mikroorganisme Pengolah

Tepung gandum

Saccharomyces cerevisiae

Biji kopi
Kedelai
Susu

Keju
Nata de coco
Oncom
Tape

Susu
Air kelapa
Kacang tanah
Umbi ketela pohon
atau beras ketan
Kedelai
Sawi hijau

Erwinia dissolvens
Aspergillus wentii
Lactobacillus bulgaricus dan
L. acidophilus
Lactobacillus casei
Acetobacter xylinum
Neurospora crassa
Saccharomyces cerevisiae

Tempe
Sayur asin

Rhizopus oryzae
Bakteri asam laktat.

Aplikasi Bioteknologi Bidang Pertanian


Bioteknologi banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Pembuatan kompos dan
biogas merupakan contoh yang sederhana. Pemanfaatan bioteknologi untuk meningkatkan
hasil pertanian pada masa sekarang ini dilakukan secara modern, misalnya pada pemuliaan
tanaman dengan menciptakan tanaman transgenik (tanaman yang gennya telah dimodifikasi),
kultur jaringan, biopestisida, dan sebagainya. Berikut ini beberapa contoh bioteknologi dalam
bidang pertanian.
a. Hidroponik dan Aeroponik
Hidroponik adalah suatu istilah yang digunakan dalam bercocok tanam tanpa menggunakan
tanah sebagai media tumbuhnya. Untuk memperoleh zat makanan atau unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, ke dalam air yang digunakan dilarutkan campuran
pupuk organik. Campuran pupuk ini dapat diperoleh dari buatan sendiri atau pupuk buatan

yang siap pakai. Adapun keuntungan dengan cara hidroponik adalah sebagai berikut.
a. Tumbuhan bebas dari hama dan penyakit.
b. Produksi tanaman lebih tinggi.
c. Tumbuh lebih cepat.
d. Pemakaian pupuk lebih efisien.
e. Mudah pengerjaannya.
f. Tidak tergantung pada kondisi alam.
g. Tidak membutuhkan lahan luas.
Selain hidroponik, saat ini teknik yang sedang dikembangkan adalah teknik aeroponik. Jika
hidroponik media yang digunakan untuk tumbuh akar adalah air dan media lain misalnya
kerikil atau pasir. Tapi pada aeroponik tidak menggunakan media sama sekali. Akar tanaman
di letakkan menggantung dalam suatu wadah yang dijaga kelembapannya dari air yang
biasanya berasal dari pompa bertekanan sehingga timbul uap air. Zat makanan diperoleh
melalui larutan nutrien yang disemprotkan ke bagian akar tanaman.
Sistem aeroponik memiliki kelebihan dibandingkan sistem hidroponik. Pada sistem
aeroponik, akar yang menggantung akan lebih banyak menyerap oksigen sehingga
meningkatkan metabolisme dan kecepatan pertumbuhan tanaman.
b. Kultur Jaringan Tumbuhan
Teknik kultur jaringan banyak dilakukan untuk menghasilkan bibit tumbuhan dalam
jumlah besar dan seragam sifat genetiknya dalam waktu relatif singkat, misalnya bibit jati,
anggrek, dan kelapa sawit.
Kultur jaringan memanfaatkan sifat totipotensi sel, yaitu setiap sel membawa
informasi genetik yang lengkap sehingga berpotensi untuk berkembang menjadi individu
baru yang lengkap. Kultur jaringan mula-mula dilakukan oleh Frederick C. Steward. Steward
mengkultur sel-sel akar tanaman wortel dalam suatu media buatan. Dari sel-sel akar itu
berhasil tumbuh tanaman wortel yang lengkap. Hasil percobaan ini membuktikan bahwa sel
mengandung semua informasi genetik yang lengkap.
Bagian yang akan ditumbuhkan melalui kultur jaringan disebut eksplan. Eksplan yang
digunakan biasanya dari jaringan tumbuhan yang masih muda, misalnya ujung akar, tunas,
dan daun muda. Berdasarkan jenis eksplannya, kultur jaringan dapat dibedakan menjadi
kultur meristem, kultur antera, kultur embrio, kultur protoplas, kultur kloroplas, kultur polen,
dan lain-lain. Eksplan yang telah disterilkan ditumbuhan pada media steril yang mengandung
nutrisi dan zat pengatur tumbuh.
Selama kultur berlangsung, faktor lingkungan seperti cahaya, temperatur,
kelembapan, dan pH diatur pada kondisi yang paling sesuai untuk pertumbuhan eksplan. Jika
nutrisi, zat pengatur tumbuh, dan keadaan lingkungan sesuai, eksplan akan tumbuh menjadi
massa sel yang belum mengalami diferensiasi yang disebut kalus. Kalus kemudian tumbuh
menjadi tanaman kecil yang telah lengkap yang disebut plantlet. Sebelum dapat ditanam,
plantlet harus diaklimatisasi selama beberapa waktu sehingga kondisi dan ukurannya sesuai
untuk ditanam.
Teknik kultur jaringan sangat menguntungkan dalam perbanyakan tumbuhan bernilai
tinggi. Selain itu tanaman langka yang terancam punah dapat dilestarikan dengan

memanfaatkan kultur jaringan. Dengan demikian kemajuan industri agrobisnis dapat


terwujud dan ketahanan pangan akan meningkat.
c. Tanaman yang Dapat Menfiksasi Nitrogen
Serealia atau tumbuhan rumput-rumputan berbiji merupakan tumbuhan yang menyuplai 50%
makanan pokok penduduk dunia. Namun, serealia tidak memiliki simbion bakteri akarakarnya untuk memfiksasi nitrogen, sehingga kebutuhan nitrogen (N2) diperoleh dari
penambahan pupuk buatan. Kelebihan pupuk buatan yang diberikan dapat terbilas air dan
menyemari air minum yang dikonsumsi manusia di lingkungan sekitar.
Dengan bioteknologi, para ilmuwan mengembangkan tumbuhan yang akar-akarnya dapat
bersimbiosis dengan Rhizobium. Ide ini melibatkan gen nif yang dapat mengontrol fiksasi
nitrogen. Para ilmuwan menyisipkan gen nif ini pada :
1) Tumbuhan serealia
2) Bakteri yang berasosiasi dengan tumbuhan serealia
3) Plasmid TI ( Tumor Inducing) dari Agrobacterium dan kemudian menginfeksikannya ke
tumbuhan yang sesuai dengan bakteri yang telah direkayasa.
d. Bioteknologi dalam Pembentukan Varietas Tanaman Unggul Baru
Teknik-teknik bioteknologi juga dimanfaatkan untuk membuat jenis tanaman tanaman unggul
yang baru. Hal ini diperlukan untuk mencukupi kebutuhan pangan yang terus meningkat,
sedangkan luas lahan pertanian cenderung menurun. Tanaman unggul ini diharapkan
mempunyai produktivitas yang lebih baik. Selain itu, peningkatan hasil, juga dilakukan upaya
perbaikan pada kandungan nutrisi, kelestarian lingkungan, usia panen, dan berbagai nilai
tambah yang lain.
Sebagai contoh, nilai tambah pada beberapa tanaman unggul yang telah dikembangkan
adalah sebagai berikut.

Peningkatan kandungan nutrisi pada tanaman pisang, cabe, stroberi, dan ubi jalar.

Peningkatan rasa, misalnya pada tanaman tomat, cabe, buncis, dan kedelai.

Peningkatan kualitas produk, misalnya pada pisang, cabe, stroberi dengan tingkat
kesegaran dan tekstur yang lebih baik.

Mengurangi reaksi alergi, misalnya pada tanaman polongpolongan dengan kandungan


protein penyebab alergi yang lebih rendah

Kandungan bahan berkhasiat obat, misalnya pada tomat dengan kandungan lycopene
yang tinggi yang berguna sebagai antioksidan untuk mengurangi kanker, bawang
dengan kandungan allicin untuk menurunkan kolesterol, serta pada padi dengan
kandungan vitamin A dan zat besi untuk mengatasi anemia dan kebutaan.

Tanaman yang mampu memproduksi vaksin dan obatobatan untuk mengobati


penyakit manusia, misalnya pada tanaman tembakau yang telah direkayasa sehingga
dapat menghasilkan vaksin untuk penyakit kanker.

Tanaman dengan kandungan nutrisi yang lebih baik untuk pakan ternak

Penerapan bioteknologi tanaman juga dapat memudahkan petani dalam proses budidaya
tanaman. Misalkan dalam pengendalian gulma yaitu dengan menghasilkan tanaman yang
memiliki ketahanan terhadap jenis herbisida tertentu. Sebagai contoh adalah tanaman berlabel
Roundup Ready yang terdiri dari kedelai, canola (sejenis tanaman penghasil minyak), dan
jagung yang tahan terhadap herbisida Roundup. Di dunia saat ini telahbanyak dilepas
berbagai tanaman jenis baru hasil penerapan bioteknologi. Misalnya di China pada tahun
2006 telah telah dikembangkan sekitar 30 spesies tanaman transgenik, antaralain padi,
jagung, kapas, kentang, kedelai, tomat tahan virus, petunia dengan warna bunga bary, paprika
tahan virus, dan kapas tahan hama) yang telah dilepas untuk produksi.
Beberapa jenis tanaman unggul baru yang dibuat dengan pemanfaatan bioteknologi adalah
sebagai berikut.
1) Padi Golden Rice
Padi merupakan tanaman pangan utama dunia. Dengan demikian padi menjadi prioritas
utama dalam bioteknologi. Selain padi, tanaman pangan yang telah banyak mendapat
sentuhan bioteknologi adalah kentang. Penerapan bioteknologi pada tanaman padi sebenarnya
telah lama dilakukan. Salah satu produknya adalah pari jenis golden rice yang dikenalkan
pada tahun 2001. Diharapkan padi jenis ini dapat membantu jutaan orang yang mengalami
kebutaan dan kematian dikarenakan kekurangan vitamin A dan besi. Vitamin A sangat penting
untuk penglihatan, respon kekebalan, perbaikan sel, pertumbuhan tulang, reproduksi, hingga
penting untuk pertumbuhan embrionik.
Nama Golden Rice diberikan karena butiran yang dihasilkan berwarna kuning menyerupai
emas karena mengandung karotenoid. Rekayasa genetika merupakan metode yang digunakan
untuk produksi Golden Rice. Hal ini disebabkan karena tidak ada plasma nutfah padi yang
mampu untuk mensintesis karotenoid.
2) Kentang Russet Burbank
Teknik bioteknologi saat ini telah banyak digunakan dalam produksi kentang. Baik dalam
teknik penyediaan bibit, pemuliaan kentang, hingga rekayasa genetika untuk meningkatkan
sifat-sifat unggul kentang. Dalam hal penyediaan bibit, saat ini teknik kultur jaringan telah
banyak digunakan. Teknik kultur jaringan me-mungkinkan petani mendapatkan bibit dalam
jumlah besar yang identik dengan induknya. Contoh varietas kentang baru adalah kentang
Russet Burbank yang memiliki kandungan pati yang tinggi yang dapat menghasilkan kentang
goreng dan kripik kentang dengan kualitas yang lebih baik karena menyerap lebih sedikit
minyak ketika digoreng.
3) Tomat FlavrSavr
Teknologi rekayasa genetika juga telah diaplikasikan pada tanaman hortiklutura. Sebagai
contoh yang cukup terkenal adalah tomat FlavrSavr, yaitu jenis tomat yang buah matangnya
tidak lekas rusak/membusuk. Hal ini sangat berbeda dengan tanaman tomat lain, di mana
buah yang matang cepat menjadi rusak. Sifat tomat FlavrSavr ini sangat berguna dalam
pengiriman buah ke tempat yang jauh sebelum tiba di tangan konsumen.

4) Tembakau Rendah Nikotin


Salah satu dari sekian banyak kerugian merokok adalah gangguan kesehatan karena kadar
nikotin yang tinggi. Pendekatan bioteknologi dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini
yaitu dengan merakit tanaman tembakau yang bebas kandungan nikotin. Pada tahun 2001
jenis tembakau ini diklaim dapat mengurangi resiko serangan kanker akibat merokok. Selain
bebas nikotin, sentuhan bioteknologi lain juga dilakukan untuk tanaman tembakau misalnya
dengan meningkatkan aroma menggunakan gen aroma dari tanaman lain. Salah satu yang
telah berhasil adalah mengabungkannya dengan aroma buah lemon.
e. Pembuatan Tumbuhan Tahan Hama
Tanaman yang tahan hama dapat dibuat melalui rekayasa genetika dengan
rekombinasi gen dan kultur sel. Contohnya, untuk mendapatkan tanaman kentang yang kebal
penyakit maka diperlukan gen yang menentukan sifat kebal penyakit. Gen tersebut, kemudian
disisipkan pada sel tanaman kentang. Sel tanaman kentang tersebut, kemudian ditumbuhkan
menjadi tanaman kentang yang tahan penyakit. Selanjutnya tanaman kentang tersebut dapat
diperbanyak dan disebarluaskan.
f. Bioteknologi dalam pemberantasan hama
Bioteknologi dalam pemberantasan hama Dalam membatasi pemakaian pestisida, dilakukan
upaya pemberantasan hama secara biologi antara lain penggunaan musuh alami dan
menciptakan tanaman resisten hama.
a) Bacillus thuringiensis menghasilkan bioinsektisida yang toksin terhadap larva
serangga. Transplantasi gen penghasil toksin pada tanaman menghasilkan tanaman
yang bersifat resisten hama serangga. Kristal (racun Bt) diolah menjadi bentuk yang
dapat disemprotkan ke tanaman. Racun akan merusak saluran pencernaan serangga.
b) Baculovirus sp. Virus disemprotkan ke tanaman. Bila termakan, serangga akan mati
dengan sebelumnya, menyebarkan virus melalui perkawinan.

Aplikasi Bioteknologi bidang peternakan


1. Teknologi transplantasi nukleus
Teknologi ini lebih dikenal dengan teknologi kloning yaitu teknologi yang digunakan
untuk menghasilkan individu duplikasi (mirip dengan induknya). Teknologi kloning telah
berhasil dilakukan pada beberapa jenis hewan. Salah satunya adalah pengkloningan
domba yang dikenal dengan domba Dolly. Melalui kloning hewan, beberapa organ
manusia untuk keperluan transplantasi penyembuhan suatu penyakit berhasil dibentuk.
Tahapan teknologi kloning adalah;
a. Isolasi nukleus (inti sel) dari hewan donor.
Nukleus diisolasi dari sel putting susu domba dewasa dengan menggunakan teknik
khusus sehingga dapat dikeluarkan dari membrane sel
b. Isolasi sel telur
Sel telur yang belum dibuahi diperoleh dari domba lain. Dibutuhkan banyak sel telur

dalam teknologi ini karena banyak sel telur yang tidak mampu bertahan dalam tahapan
pengkloningan lebih lanjut.
c. Pengambilan nukleus dari sel telur
d. Penggabungan nukleus dengan sel telur. Nukleus yang telah diisolasi dari sel domba
dewasa digabungkan ke dalam sel domba lain yang telah dihilangkan nukleusnya. Secara
genetic sel domba yang menerima nukleus identik dengan domba pendonor.
E. Pemasukan sel telur kedalam rahim. Sel telur dimasukkan ke dalam rahim domba
betina yang lain. Hanya sedikit sel telur yang mampu bertahan dan berkembang di dalam
rahim. Sel telur yang mampu bertahan akan berkembang menjadi embrio dan selanjutnya
akan dihasilkan anak domba yang mirip dengan domba pendonor nucleus
2. Teknik Inseminasi Buatan
Teknik ini dikenal dengan nama kawin suntik, adalah suatu cara atau teknik untuk
memasukkan sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu yang berasal dari
ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat
khusus yang disebut insemination gun. Teknik inseminasi buatan memiliki beberapa
tujuan, yaitu:
a. Memperbaiki mutu genetika ternak
b. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam
jangka waktu yang lebih lama
c. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur
d. Menyegah menularan dan penyebaran penyakit kelamin.
3. Transfer Embrio
Apabila kawin suntik memfokuskan pada sperma jantan, maka transfer embrio tidak
hanya potensi dari jantan saja yang dioptimalkan, melainkan potensi betina berkualitas
unggul juga dapat dimanfaatkan secara optimal.
Teknik TE ini, betina unggul tidak perlu bunting tetapi hanya berfungsi menghasilkan
embrio yang untuk selanjutnya bisa ditransfer pada induk titipan dengan kualitas yang
tidak perlu bagus tetapi memiliki kemampuan untuk bunting.
Embrio yang akan ditransfer ke resipien disimpan dalam foley kateter dua jalur yang
steril (tergantung ukuran serviks). Sebelum dilakukan panen embrio, bagian vulva dan
vagina dibersihkan dan disterilkan dengan kapas yang mengandung alcohol 70%. Embrio
yang didapat dapat langsung di transfer ke dalam sapi resipien atau dibekukan untuk
disimpan dan di transfer pada waktu lain.
4. Teknologi Transgenik
Hewan transgenik adalah hewan yang telah mengalami rekayasa genetika sehingga
dihasilkan hewan dengan sifat yang diharapkan. Teknologi transgenik pada hewan
dilakukan dengan cara penyuntingan fragmen DNA secara mikro ke dalam sel telur yang
telah mengalami pembuahan. Tujuan dari teknologi ini adalah meningkatkan produk dari
hewan ternak seperti daging susu, dan telur.

Contoh dari hewan yang mengalami teknologi ini adalah domba transgenik. Jadi DNA
domba ini disisipi dengan gen manusia yang disebut factor VIII ( merupakan protein
pembeku darah). Berkat penyusupan gen tersebut, domba menghasilkan susu yang
mengandung factor VIII yang dapat dimurnikan untuk menolong penderita hemophilia.
Rekayasa genetika juga dapat melestarikan spesies langka. Sebagai contoh, sel telur zebra
yang sudah dibuahi lalu ditanam dalam kuda spesies lain. Spesies lain yang dipinjam
rahimnya ini disebut surrogate. Hal ini sudah diterapkan pada spesies keledai yang
hamper punah di Australia.
Teknik pelestarian dengan rekaya genetika berguna, dengan alasan:
a. Induk dari spesies biasa dapat melahirkan anak dari spesies langka.
b. Telur hewan langkah yang sudah dibuahi dapat dibekukan, lalu disimpan
bertahun-tahun meskipun induknya sudah mati. Jika telah ditemukan surrogate
yang sesuai, telur tadi ditransplantasi.
5. Hormon BST (Bovine Somatotrophin)
Dengan rekayasa genetika dihasilkan hormon pertumbuhan dewan yaitu BST. Caranya
adalah:
a.
b.
c.
d.

Plasmid bakteri E.Coli dipotong dengan enzim endonuklease


Gen somatotropin sapi diisolasi dari sel sapi
Gen somatotropin disisipkan ke plasmid bakteri
Bakteri yang menghasilkan bovin somatotropin ditumbuhan dalam tangki
fermentasi
e. Bovine somatotropin diambil dari bakteri dan dimurnikan.
Hormon ini dapat memicu pertumbuhan dan meningkatkan produksi susu. BST ini
mengontrol laktasi (pengeluaran susu) pada sapi dengan meningkatkan jumlah sel-sel
kelenjar susu. Jika hormon yang dibuat dengan rekayasa genetika ini disuntuikkan pada
hewan, maka produksi susu akan meningkat 20%.
Pemakaian BST telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration), lembaga
pengawasan obat dan makanan di Amerika. Amerika berpendapat nsusu yang dihasilkan
karena hormon BST aman di konsumsi tapi di Eropa hal ini dilarang karena penyakit
mastitis pada hewan yang diberikan hormon ini meningkat 70%.
Selain memproduksi susu, hormon ini dapat memperbesar ukuran ternak menjadi 2 kali
lipat ukuran normal. Caranya dengan menyuntik sel telur yang akan dibuahi dengan
hormon BST. Daging dari hewan yang diberi hormon ini kurang mengandung lemak.
Sehingga dikhawatirkan hormon ini dapat mengganggu kesehatan manusia.

Aplikasi Bioteknologi Bidang Kesehatan


Dalam bidang kesehatan, mikroorganisme banyak menghasilkan berbagai jenis antibiotika
dan vaksin. Baik mikroorganisme yang termasuk kelompok bakteri, fungi, atau jamur.
Berbagai kemajuan bioteknologi dalam bidang kesehatan telah mampu membantu kehidupan
manusia, seperti contoh berikut ini.

a. Di Jerman telah mampu memengaruhi proses


pertumbuhan suatu mikroorganisme yang dapat menghasilkan senyawa kimia
cobaltaminea yaitu sejenis vitamin B1 yang berperan dalam pembentukan darah.
b. Di Jepang, kegiatan bioteknologi mampu menghasilkan enzim pencernaan yang
diperlukan oleh penderita kencingmanis (diabetes melitus).
c. Penemuan vaksin cacar dariserum darah oleh Edward Jenner.
d. Penemuan antibiotika perta-ma oleh Louis Pasteur dari jamur Penicilliumsp.
Antibiotika adalah bahan-bahan ber-sumber hayati yang pada kadar rendah mampu
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Antibiotika tersebut sangat manjur untuk
meng-obati penyakit, khususnya penyakit yang diakibatkan per-kembangan
mikroorganisme.
Berikut ini beberapa contoh zat anti-biotika yang dihasilkan dari mikroorganisme.
a.
b.
c.
d.
e.
No

Penisilin, dihasilkan oleh Penicillium notatum, P.chrysogenum.


Sefalosporin, diekskresikan oleh Cephalosporin (sejenisfungi).
Streptomisin, dihasilkan oleh Streptomyces griseus.
Kloromisetin atau kloromfenikol, dihasilkan oleh Strep-tomyces venezuelae.
Tetrasiklin, dihasilkan oleh Strepto-myces aureofaciens
Kegunaan atau
Produk

Peranan Organisme

1. Obat-obatan

Mikroba menghasilkan antibiotika yang melawan


infeksi dan agen atau perantara kemoterapi yang
melawan kanker; zat kimia berasal dari jamur
(sikloporin) menekan penolakan organ yang
dicangkokkan; tumbuhan dan tumbuhan lumut
menyediakan bahan kasar untuk berbagai obat-obatan.

2. Vaksin

Semua gen atau media yang mempunyai kekebalan


khusus
terhadap penyakit dihasilkan dari mikroorganisme.
Secara
tradisional, patogen dikembangbiakkan dan dilemahkan
atau
dijadikan tidak aktif. Penggunaan secara modern

mikroba yang
telah direkayasa secara genetika untuk memberikan
vaksin.

Aplikasi Bioteknologi Bidang Industri dan Lingkungan


1. Washing Oil
merupakan salah satu kegiatan membersihkan minyak dari pantai.
Bioremediasi di lingkungan akuatik juga dapat dilakukan di tempat tambak. Dalam
hal ini digunakan campuran bakteri nitrifikasi dan bakteri denitrifikasi diantaranya
Bacillus sp. dan Saccharomyces sp., serta campuran dari Bacillus sp., Nitrosomonas
sp. dan Nirrosobacter sp. pada sistem budidaya udang sebagai agen bioremediasi
senyawa metabolit toksik arnonia dan nitrit di tambak udang. Penggunaan bakteri
nitirifikasi dan denitrifikasi untuk berfungsi menjaga keseimbangan senyawa nitrogen
anorganik (amonia, nitrit dan nitrat) di sistem tambak.
Pendekatan bioremediasi ini diharapkan dapat menyeimbangkan kelebihan
residu senyawa nitrogen yang berasal dari pakan dan berupa dilepaskan berupa gas
N2 1 N20 ke atmosfer. Peran bakteri nitrifikasi adalah mengoksidasi amonia menjadi
nitrit atau nitrat, sedangkan bakteri denitrifikasi akan mereduksi nitrat atau nitrit
menjadi dinitrogen oksida (N20) atau gas nitrogen (N2). Pemberian bakteri nitrifkasi
dan denitrifkasi sebagai agen bioremediasi ke dalam tambak udang diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan bakteri yang berperan dalam proses remineralisasi unsur
nitrogen dan membantu proses purifsi alarniah (selfpurification) dalam siklus
nitrogen.

2. Biogas Metana
Biogas adalah gas kaya metan yang dihasilkan dari aktifitas bakteri anaerobik.
Biogas dapat terbakar dengan nilai energi antara 21-28 MJ/m3. Metana ini dihasilkan
dari dua jalur utama, yaitu jalur asam asetat dan asam volatile lainnya (VFA) atau
disebut juga asetoclastic methanogen ini mencapai 75 % dari total produksi gas
metana. Sedangkan sisanya diproduksi dari jalur yang ke dua, yaitu jalur karbon
dioksida dan hydrogen disebut juga hydrogenotrophic methanogen

3. Bioenergi
Konsep mendapatkan bioenergi dari biomassa dalam hubungannya dengan
metoda pengolahan limbah adalah meliputi proses anaerobic digestion dan fermentasi.
Metana dan etanol contohnya, telah lama digunakan sebagai bahan bakar.
Energi dalam biofuel pada dasarnya didapatkan dari turunan sinar matahari
yang diperoleh pada saat proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau. Proses ini mampu
menyimpan energi dalam biosfer sekitar 2 x 1021joule atau 7 x 1013watt per tahun.
Selama pembakaran biomassa, karbon organik bereaksi dengan oksigen menghasilkan
energi yang utama berupa panas, material residunya akan digunakan kembali dalam
siklus alam. Diperkirakan setiap tahunnya total 2,5 x 1011 ton residu ini bersirkulasi
di biosfer, dimana sekitar 1 x 1011ton adalah karbon.
4. Bioremediasi Pencemaran Logam Berat
Mikroba mengurangi bahaya pencemaran logam berat dapat dilakukan dengan cara
detoksifikasi, biohidrometakurgi, bioleaching, dan bioakumulasi.
Detoksifikasi (biosorpsi) pada prinsipnya mengubah ion logam berat yang bersifat
toksik menjadi senyawa yang bersifat tidak toksik. Proses ini umumnya berlangsung
dalam kondisi anaerob dan memanfaatkan senyawa kimia sebagai akseptor
Biohidrometalurgi pada prinsipnya mengubah ion logam yang terikat pada suatu
senyawa yang tidak dapat larut dalam air menjadi senyawa yang dapat larut dalam
Bioleaching merupakan aktivitas mikroba untuk melarutkan logam berat dari senyawa
yang mengikatnya dalam bentuk ion bebas. Biasanya mikroba menghasilkan asam
dan senyawa pelarut untuk membebaskan ion logam dari senyawa pengikatnya.
Proses ini biasanya langsung diikuti dengan akumulasi ion
Bioakumulasi merupakan interaksi mikroba dan ion-ion logam yang berhubungan
dengan lintasan metabolism
Interaksi mikroba dengan logam di alam adalah imobilisasi logam dari fase larut
menjadi tidak atau sedikit larut sehingga mudah dipisahkan
5. Bioremediasi Limbah Pestisida Dengan Mikroba Indigen
Mikroba indigen merupakan mikroba alamiah atau mikroba setempat. Pada
lahan pertanian, penggunaan pestisida yang berlangsung lama akan menekan
pertumbuhan mikroba indigen yang berfungsi untuk merombak senyawa toksik
(organofosfat) tersebut. Karena itu, diperlukan pengisolasian mikroba di laboratorium.

Organofosfat merupakan pestisida yang memiliki toksisitas yang tinggi. Pestisida


golongan organofosfat merupakan jenis pestisida yang banyak digunakan di
Indonesia, khususnya untuk mengendalikan hama sayuran dan padi. Senyawa aktif
pestisida golongan organofosfat seperti metil parathion.
Pseudomonas putida mampu tumbuh dalam media sederhana (LB) dengan
mengorbankan berbagai macam senyawa organik dan mudah diisolasi dari tanah
(batubara, tembakau) dan air tawar. Pertumbuhan optimalnya antara 25-30C. P.
putida mampu mendegradasi benzena, toluena, dan Ethylbenzene serta mampu untuk
menggunakan metil parathion sebagai sumber karbon dan sumber fosfor dalam
pertumbuhannya.
pengaruh lingkungan seperti pH, temperatur, dan kelembapan tanah juga
sangat berperan dalam menentukan kesuksesan proses bioremediasi
contoh mikroba indigen:

Aplikasi Bioteknologi Bidang Pertambangan


Banyak mikroba memiliki pilihan makanan yang aneh, tetapi tidak ada yang sedemikian
aneh seperti organisme berbentuk batang ini. Bacteri tersebut tidak memperolah energi dari
sinar matahari (biasanya, bakteri ini hidup di tempat yang benar-benar gelap), juga tidak dari
bahan organik di sekelilingnya. Sebaliknya, Thiobacillus ferro oxidans memperoleh energi
dari senyawa anorganik, seperti besi sulfida dan menggunakan energi ini untuk membangun
bahan yang diperlukannya untuk hidup dari karbondioksida dan nitrogen di lingkungannya.
Dalam proses ini bakteri juga membuat asam sulfurat dan besi sulfat yang menjelaskannya
mengapa Thiobacillus ferro oxidans dapat digunakan di dalam operasi pertambangan.
Asam sulfurat dan besi sufat yang dihasilkannya menyerang batuan di sekelilingnya dan
melepaskan (melarutkan) logam mineral, Contohnya, aktivitas mikroba ini akan mengubah
tembaga, sulfida yang tidak larut menjadi tembaga sulfat yang larut. Pada saat air mangalir
melalui batuan tembaga sulfat akan terbawa dan lambat laun terkumpul sebagai kolam
berwarna biru cemerlang. Dengan cara ini tembaga yang tersebar pada ribuan ton batuan
logam berkualitas rendah akan dikonsentrasikan di dalam kolam mineral tersebut. Logam

akan diperoleh kembali dengan mengalirkan larutan tembaga sulfat melalui potongan besi.
Lambat laun, lapisan tembaga akan tertimbun di atas besi dan ini dapat dipisahkan (dikeruk).
Bioteknologi juga telah mulai diterapkan pada pertambangan batu-bara dan mineral.
Microbial desulfurization dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kandungan sulfur pada
batubara. Dengan menggunakan bakteri, kandungan sulfur dapat diturunkan sebanyak 63%
hanya dalam waktu 24 jam (Setiawan dan Santosa, 2009). Melalui bioteknologi ERM
(enhanced recovery of metals) bahan tambang logam dapat ditingkatkan perolehannya
terutama dari deposit yang kandungan bahan tambangnya rendah. Salah satu teknologi dalam
katagori tersebut yang dapat digunakan adalah biohydrometallurgy atau bioleaching.
Bioleaching menggunakan bakteri untuk mengubah sifat fisik dan kimia bahan tambang
sehingga logam dapat diekstraksi dengan cara yang lebih ekonomis. Dalam percobaan
laboratorium, 97% tembaga asal bahan tambang kualitas rendah dapat diekstrak. Proses
tersebut saat ini digunakan dalam skala komersial untuk menambang tembaga dan uranium.
Teknologi bioleaching dapat juga digunakan di pertambangan Ni, Zn, Co, Sn, Cd, Mb, Pb,
Sb, Sb, As dan Se. Teknologi yang berkebalikan dengan bioleaching yaitu biooxidation dapat
digunakan untuk meningkatkan perolehan logam mulia.

Aplikasi Bioteknologi Bidang Sandang


Bioteknologi di bidang sandang melibatkan agen agen biologi yang berupa tanaman
penghasil bahan sandang. Teknologi yang dikembangkan adalah rekayasa genetika
(teknologi) plasmid. Hasil yang diinginkan berupa tanaman transgrenik yang tahan terhadap
hama penyakit sehingga dapat mengoptimalkan produktivitasnya.
Kapas Bt adalah istilah untuk tanaman kapas transgrenik yang tahan terhadap serangga
tertentu. Bt singkatan dari Bacillus thuringiensis, merupakan bakteri tanah yang dapat
membunuh serangga tertentu. Bakteri Bt dapat menghasilkan Kristal paraspora (protein Cry).
ProteinCry tidak beracun karena masih berupa paratoksin (senyawa awal yang membutuhkan
proses biokimia untuk menjadi toksin). Protein Cry akan menjadi toksin apabila berada pada
kondisi alkali dan mengandung protease pada usus serangga. Apabila menjadi toksin, maka
sel sel usus serangga menadi bocor, serangga menjadi tidak suka makan dan mati. Serangga
yang dapat menjadi wahana pembentukan toksin dan peka terhadap toksin ini adalah
kelompok Lepiodoptera dan Coleoptera.
Ulat buah (Helicoverpa armigera) merupakan hama utama kapas di Indonesia. Padahal
kapas merupakan bahan dasar pembentukan tekstil untuk membuat kebutuhan sandang. Ulat

ini dapat membuat lubang pada buah kapas yang masih muda dan memakan isinya, sehingga
kapas akan gugur. Bila sampai tua kulitas seratnya terpotong potong. Upaya untuk
mengatasi tanpa harus mengotori lingkungan adalah dengan memindahkan gen Cry dari
bakteri Bt ke tanaman kapas, sehingga tanaman kapas dapat menghasilkan protein Cry. Kapas
yang mengandung gen Cry inilah yang disebut sebagai kapas Bt. Kapas Bt akan
menghasilkan protein Cry pada seluruh bagian tubuhnya. Terutama pada daun dan buahnya
sehingga bila ada ulat yang memakannya akan mati.
Beberapa keuntungan penanaman kapas Bt antara lain dapat mengurangi dampak negative
akibat residu pestisida dan tidak membunuh hewan non target, sehingga lebih ramah terhadap
lingkungan. Selain itu dapat mengurangi biaya pestisida, tenaga, dan waktu bagi petani.

Soal mengenai aplikasi bioteknologi


1. Perhatikan produk-produk hasil dari bioteknologi berikut!
1) Nata de coco
2) Biopestisida
3) Tanaman transgenik
4) Hormon pertumbuhan
5) Vaksin
6) Keju
Aplikasi bioteknologi modern diterapkan dalam pembuatan produk yang ditunjukkan
oleh nomor...
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 6
c. 2, 4, dan 6
d. 3, 4, dan 5
e. 3, 5, dan 6
2. Kegiatan penambangan tembaga dan emas mempunyai potensi untuk mencemari
lingkungan karena menghasilkan limbah logam berat beracun yang digunakan untuk
memisahkan kedua logam dari bijihnya. Peran bioteknologi yang tepat untuk mengatasi
masalah tersebut adalah dengan teknik biometalurgi yang memanfaatkan mikroba...
a. Methanobacterium
b. Thiobacillus ferooksidan
c. Bacillus thuringensis
d. Clostridium butyrium
e. Streptococcus thermophilus
3. Jenis makanan yang dihasilkan melalui fermentasi kacang kedelai oleh jamur Aspergillus
oryzae adalah...
a. Roti
b. Kecap
c. Tahu
d. Tempe
e. Yoghurt
4. Suatu perkebunan membutuhkan tanaman yang memiliki kemampuan atau daya tahan
terhadap serangan hama dan penyakit. Bioteknologi yang dapat dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan membuat...
a. Cloning transfer inti
b. Tanaman transgenik
c. Kultur jaringan
d. Cloning embrio
e. Hibridoma
5. Dewasa ini, kerena perilaku manusia yang kurang bertanggungjawab mengakibatkan
beberapa tanaman tertentu semakin sedikit jumlahnya bahkan dapat dikategorikan
langka. Teknok bioteknologi yang dapat digunakan untuk melestarikan tanaman langka
adalah...

a.
b.
c.
d.
e.

DNA rekombinan
Fusi protoplasma
Cloning
Fertilisasi invitro
Kultur jaringan

Você também pode gostar