Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Nama Kelompok:
Aisyah Nur Fauziah
Haidar Rakha
Hanan Yurizka
Nabiilah Nuur Istiqoomah
Safira Dwi Oktafiani
Sarah Syafira
Kelas: XII IPA 1
SMA Negeri 5 Tambun Selatan
Gambar 1: Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi susu oleh bakteri Lactobacillus
bulgaricus.
b. Aplikasi Bioteknologi pada Keju
Keju merupakan contoh produk bioteknologi yang cukup terkenal (Gambar 2). Keju
dibuat dengan bantuan bakteri pada susu. Bakteri tersebut dikenal sebagai bakteri asam laktat
atau Lactobacillus. Bakteri Lactobacillus mengubah laktosa menjadi asam laktat dan
menyebabkan susu menggumpal. Pada pembuatan keju, kondisi pH harus rendah. Kondisi pH
yang rendah membuat susu mengental. Akibatnya protein pada susu berubah menjadi semi
solid yang disebut curd. Proses ini dibantu dengan menambahkan enzim renin. Enzim renin
dapat diekstrak dari perut anak sapi. Namun, saat ini enzim renin dapat diproduksi dalam
skala besar dengan menggunakan teknik rekayasa genetika.
(b) Tempe
Gambar 3: (a) Jamur rhizopus oryzae merupakan mikroorganisme yang membantu dalam
pembuatan tempe. (b) Jamur ini digunakan dalam bentuk ragi tempe.
Kacang kedelai yang telah matang tersebut lalu didinginkan dan setelah dingin ditambahkan
ragi tempe. Ragi tempe adalah jamur Rhizopus oryzae. Kacang kedelai yang telah dicampur
dengan ragi tempe, lalu dibungkus oleh daun pisang atau plastik yang dilubangi. Setelah
dibungkus, lalu diperam (difermentasi) selama satu malam. Akhirnya diperoleh tempe
sebagai produk bioteknologi.
d. Aplikasi Bioteknologi pada Tahu
Tahu juga merupakan salah satu contoh produk bioteknologi. Sebagai orang Indonesia, Anda
pasti telah mengenal makanan yang bernama tahu, bukan? Tahu, seperti juga tempe, terbuat
dari kacang kedelai. Tahu dibuat dengan cara mencuci kacang kedelai hingga bersih dan
merendamnya selama satu malam. Setelah lunak, kacang kedelai digiling menjadi seperti
bubur, lalu dididihkan. Setelah dididihkan, bubur kedelai disaring dan ditambahkan kultur
bakteri yang dapat menciptakan kondisi asam. Beberapa jenis bakteri yang sering digunakan
dalam pembuatan tahu ini adalah bakteri asam laktat. Bubur tahu yang telah ditambahkan
bakteri asam laktat ini lalu dicetak,dibumbui, dan diberi garam agar tahan lama.
e. Menggunakan mikroorganisme untuk mengubah bahan pangan
Bahan Mentah
Mikroorganisme Pengolah
Tepung gandum
Saccharomyces cerevisiae
Biji kopi
Kedelai
Susu
Keju
Nata de coco
Oncom
Tape
Susu
Air kelapa
Kacang tanah
Umbi ketela pohon
atau beras ketan
Kedelai
Sawi hijau
Erwinia dissolvens
Aspergillus wentii
Lactobacillus bulgaricus dan
L. acidophilus
Lactobacillus casei
Acetobacter xylinum
Neurospora crassa
Saccharomyces cerevisiae
Tempe
Sayur asin
Rhizopus oryzae
Bakteri asam laktat.
yang siap pakai. Adapun keuntungan dengan cara hidroponik adalah sebagai berikut.
a. Tumbuhan bebas dari hama dan penyakit.
b. Produksi tanaman lebih tinggi.
c. Tumbuh lebih cepat.
d. Pemakaian pupuk lebih efisien.
e. Mudah pengerjaannya.
f. Tidak tergantung pada kondisi alam.
g. Tidak membutuhkan lahan luas.
Selain hidroponik, saat ini teknik yang sedang dikembangkan adalah teknik aeroponik. Jika
hidroponik media yang digunakan untuk tumbuh akar adalah air dan media lain misalnya
kerikil atau pasir. Tapi pada aeroponik tidak menggunakan media sama sekali. Akar tanaman
di letakkan menggantung dalam suatu wadah yang dijaga kelembapannya dari air yang
biasanya berasal dari pompa bertekanan sehingga timbul uap air. Zat makanan diperoleh
melalui larutan nutrien yang disemprotkan ke bagian akar tanaman.
Sistem aeroponik memiliki kelebihan dibandingkan sistem hidroponik. Pada sistem
aeroponik, akar yang menggantung akan lebih banyak menyerap oksigen sehingga
meningkatkan metabolisme dan kecepatan pertumbuhan tanaman.
b. Kultur Jaringan Tumbuhan
Teknik kultur jaringan banyak dilakukan untuk menghasilkan bibit tumbuhan dalam
jumlah besar dan seragam sifat genetiknya dalam waktu relatif singkat, misalnya bibit jati,
anggrek, dan kelapa sawit.
Kultur jaringan memanfaatkan sifat totipotensi sel, yaitu setiap sel membawa
informasi genetik yang lengkap sehingga berpotensi untuk berkembang menjadi individu
baru yang lengkap. Kultur jaringan mula-mula dilakukan oleh Frederick C. Steward. Steward
mengkultur sel-sel akar tanaman wortel dalam suatu media buatan. Dari sel-sel akar itu
berhasil tumbuh tanaman wortel yang lengkap. Hasil percobaan ini membuktikan bahwa sel
mengandung semua informasi genetik yang lengkap.
Bagian yang akan ditumbuhkan melalui kultur jaringan disebut eksplan. Eksplan yang
digunakan biasanya dari jaringan tumbuhan yang masih muda, misalnya ujung akar, tunas,
dan daun muda. Berdasarkan jenis eksplannya, kultur jaringan dapat dibedakan menjadi
kultur meristem, kultur antera, kultur embrio, kultur protoplas, kultur kloroplas, kultur polen,
dan lain-lain. Eksplan yang telah disterilkan ditumbuhan pada media steril yang mengandung
nutrisi dan zat pengatur tumbuh.
Selama kultur berlangsung, faktor lingkungan seperti cahaya, temperatur,
kelembapan, dan pH diatur pada kondisi yang paling sesuai untuk pertumbuhan eksplan. Jika
nutrisi, zat pengatur tumbuh, dan keadaan lingkungan sesuai, eksplan akan tumbuh menjadi
massa sel yang belum mengalami diferensiasi yang disebut kalus. Kalus kemudian tumbuh
menjadi tanaman kecil yang telah lengkap yang disebut plantlet. Sebelum dapat ditanam,
plantlet harus diaklimatisasi selama beberapa waktu sehingga kondisi dan ukurannya sesuai
untuk ditanam.
Teknik kultur jaringan sangat menguntungkan dalam perbanyakan tumbuhan bernilai
tinggi. Selain itu tanaman langka yang terancam punah dapat dilestarikan dengan
Peningkatan kandungan nutrisi pada tanaman pisang, cabe, stroberi, dan ubi jalar.
Peningkatan rasa, misalnya pada tanaman tomat, cabe, buncis, dan kedelai.
Peningkatan kualitas produk, misalnya pada pisang, cabe, stroberi dengan tingkat
kesegaran dan tekstur yang lebih baik.
Kandungan bahan berkhasiat obat, misalnya pada tomat dengan kandungan lycopene
yang tinggi yang berguna sebagai antioksidan untuk mengurangi kanker, bawang
dengan kandungan allicin untuk menurunkan kolesterol, serta pada padi dengan
kandungan vitamin A dan zat besi untuk mengatasi anemia dan kebutaan.
Tanaman dengan kandungan nutrisi yang lebih baik untuk pakan ternak
Penerapan bioteknologi tanaman juga dapat memudahkan petani dalam proses budidaya
tanaman. Misalkan dalam pengendalian gulma yaitu dengan menghasilkan tanaman yang
memiliki ketahanan terhadap jenis herbisida tertentu. Sebagai contoh adalah tanaman berlabel
Roundup Ready yang terdiri dari kedelai, canola (sejenis tanaman penghasil minyak), dan
jagung yang tahan terhadap herbisida Roundup. Di dunia saat ini telahbanyak dilepas
berbagai tanaman jenis baru hasil penerapan bioteknologi. Misalnya di China pada tahun
2006 telah telah dikembangkan sekitar 30 spesies tanaman transgenik, antaralain padi,
jagung, kapas, kentang, kedelai, tomat tahan virus, petunia dengan warna bunga bary, paprika
tahan virus, dan kapas tahan hama) yang telah dilepas untuk produksi.
Beberapa jenis tanaman unggul baru yang dibuat dengan pemanfaatan bioteknologi adalah
sebagai berikut.
1) Padi Golden Rice
Padi merupakan tanaman pangan utama dunia. Dengan demikian padi menjadi prioritas
utama dalam bioteknologi. Selain padi, tanaman pangan yang telah banyak mendapat
sentuhan bioteknologi adalah kentang. Penerapan bioteknologi pada tanaman padi sebenarnya
telah lama dilakukan. Salah satu produknya adalah pari jenis golden rice yang dikenalkan
pada tahun 2001. Diharapkan padi jenis ini dapat membantu jutaan orang yang mengalami
kebutaan dan kematian dikarenakan kekurangan vitamin A dan besi. Vitamin A sangat penting
untuk penglihatan, respon kekebalan, perbaikan sel, pertumbuhan tulang, reproduksi, hingga
penting untuk pertumbuhan embrionik.
Nama Golden Rice diberikan karena butiran yang dihasilkan berwarna kuning menyerupai
emas karena mengandung karotenoid. Rekayasa genetika merupakan metode yang digunakan
untuk produksi Golden Rice. Hal ini disebabkan karena tidak ada plasma nutfah padi yang
mampu untuk mensintesis karotenoid.
2) Kentang Russet Burbank
Teknik bioteknologi saat ini telah banyak digunakan dalam produksi kentang. Baik dalam
teknik penyediaan bibit, pemuliaan kentang, hingga rekayasa genetika untuk meningkatkan
sifat-sifat unggul kentang. Dalam hal penyediaan bibit, saat ini teknik kultur jaringan telah
banyak digunakan. Teknik kultur jaringan me-mungkinkan petani mendapatkan bibit dalam
jumlah besar yang identik dengan induknya. Contoh varietas kentang baru adalah kentang
Russet Burbank yang memiliki kandungan pati yang tinggi yang dapat menghasilkan kentang
goreng dan kripik kentang dengan kualitas yang lebih baik karena menyerap lebih sedikit
minyak ketika digoreng.
3) Tomat FlavrSavr
Teknologi rekayasa genetika juga telah diaplikasikan pada tanaman hortiklutura. Sebagai
contoh yang cukup terkenal adalah tomat FlavrSavr, yaitu jenis tomat yang buah matangnya
tidak lekas rusak/membusuk. Hal ini sangat berbeda dengan tanaman tomat lain, di mana
buah yang matang cepat menjadi rusak. Sifat tomat FlavrSavr ini sangat berguna dalam
pengiriman buah ke tempat yang jauh sebelum tiba di tangan konsumen.
dalam teknologi ini karena banyak sel telur yang tidak mampu bertahan dalam tahapan
pengkloningan lebih lanjut.
c. Pengambilan nukleus dari sel telur
d. Penggabungan nukleus dengan sel telur. Nukleus yang telah diisolasi dari sel domba
dewasa digabungkan ke dalam sel domba lain yang telah dihilangkan nukleusnya. Secara
genetic sel domba yang menerima nukleus identik dengan domba pendonor.
E. Pemasukan sel telur kedalam rahim. Sel telur dimasukkan ke dalam rahim domba
betina yang lain. Hanya sedikit sel telur yang mampu bertahan dan berkembang di dalam
rahim. Sel telur yang mampu bertahan akan berkembang menjadi embrio dan selanjutnya
akan dihasilkan anak domba yang mirip dengan domba pendonor nucleus
2. Teknik Inseminasi Buatan
Teknik ini dikenal dengan nama kawin suntik, adalah suatu cara atau teknik untuk
memasukkan sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu yang berasal dari
ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat
khusus yang disebut insemination gun. Teknik inseminasi buatan memiliki beberapa
tujuan, yaitu:
a. Memperbaiki mutu genetika ternak
b. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam
jangka waktu yang lebih lama
c. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur
d. Menyegah menularan dan penyebaran penyakit kelamin.
3. Transfer Embrio
Apabila kawin suntik memfokuskan pada sperma jantan, maka transfer embrio tidak
hanya potensi dari jantan saja yang dioptimalkan, melainkan potensi betina berkualitas
unggul juga dapat dimanfaatkan secara optimal.
Teknik TE ini, betina unggul tidak perlu bunting tetapi hanya berfungsi menghasilkan
embrio yang untuk selanjutnya bisa ditransfer pada induk titipan dengan kualitas yang
tidak perlu bagus tetapi memiliki kemampuan untuk bunting.
Embrio yang akan ditransfer ke resipien disimpan dalam foley kateter dua jalur yang
steril (tergantung ukuran serviks). Sebelum dilakukan panen embrio, bagian vulva dan
vagina dibersihkan dan disterilkan dengan kapas yang mengandung alcohol 70%. Embrio
yang didapat dapat langsung di transfer ke dalam sapi resipien atau dibekukan untuk
disimpan dan di transfer pada waktu lain.
4. Teknologi Transgenik
Hewan transgenik adalah hewan yang telah mengalami rekayasa genetika sehingga
dihasilkan hewan dengan sifat yang diharapkan. Teknologi transgenik pada hewan
dilakukan dengan cara penyuntingan fragmen DNA secara mikro ke dalam sel telur yang
telah mengalami pembuahan. Tujuan dari teknologi ini adalah meningkatkan produk dari
hewan ternak seperti daging susu, dan telur.
Contoh dari hewan yang mengalami teknologi ini adalah domba transgenik. Jadi DNA
domba ini disisipi dengan gen manusia yang disebut factor VIII ( merupakan protein
pembeku darah). Berkat penyusupan gen tersebut, domba menghasilkan susu yang
mengandung factor VIII yang dapat dimurnikan untuk menolong penderita hemophilia.
Rekayasa genetika juga dapat melestarikan spesies langka. Sebagai contoh, sel telur zebra
yang sudah dibuahi lalu ditanam dalam kuda spesies lain. Spesies lain yang dipinjam
rahimnya ini disebut surrogate. Hal ini sudah diterapkan pada spesies keledai yang
hamper punah di Australia.
Teknik pelestarian dengan rekaya genetika berguna, dengan alasan:
a. Induk dari spesies biasa dapat melahirkan anak dari spesies langka.
b. Telur hewan langkah yang sudah dibuahi dapat dibekukan, lalu disimpan
bertahun-tahun meskipun induknya sudah mati. Jika telah ditemukan surrogate
yang sesuai, telur tadi ditransplantasi.
5. Hormon BST (Bovine Somatotrophin)
Dengan rekayasa genetika dihasilkan hormon pertumbuhan dewan yaitu BST. Caranya
adalah:
a.
b.
c.
d.
Peranan Organisme
1. Obat-obatan
2. Vaksin
mikroba yang
telah direkayasa secara genetika untuk memberikan
vaksin.
2. Biogas Metana
Biogas adalah gas kaya metan yang dihasilkan dari aktifitas bakteri anaerobik.
Biogas dapat terbakar dengan nilai energi antara 21-28 MJ/m3. Metana ini dihasilkan
dari dua jalur utama, yaitu jalur asam asetat dan asam volatile lainnya (VFA) atau
disebut juga asetoclastic methanogen ini mencapai 75 % dari total produksi gas
metana. Sedangkan sisanya diproduksi dari jalur yang ke dua, yaitu jalur karbon
dioksida dan hydrogen disebut juga hydrogenotrophic methanogen
3. Bioenergi
Konsep mendapatkan bioenergi dari biomassa dalam hubungannya dengan
metoda pengolahan limbah adalah meliputi proses anaerobic digestion dan fermentasi.
Metana dan etanol contohnya, telah lama digunakan sebagai bahan bakar.
Energi dalam biofuel pada dasarnya didapatkan dari turunan sinar matahari
yang diperoleh pada saat proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau. Proses ini mampu
menyimpan energi dalam biosfer sekitar 2 x 1021joule atau 7 x 1013watt per tahun.
Selama pembakaran biomassa, karbon organik bereaksi dengan oksigen menghasilkan
energi yang utama berupa panas, material residunya akan digunakan kembali dalam
siklus alam. Diperkirakan setiap tahunnya total 2,5 x 1011 ton residu ini bersirkulasi
di biosfer, dimana sekitar 1 x 1011ton adalah karbon.
4. Bioremediasi Pencemaran Logam Berat
Mikroba mengurangi bahaya pencemaran logam berat dapat dilakukan dengan cara
detoksifikasi, biohidrometakurgi, bioleaching, dan bioakumulasi.
Detoksifikasi (biosorpsi) pada prinsipnya mengubah ion logam berat yang bersifat
toksik menjadi senyawa yang bersifat tidak toksik. Proses ini umumnya berlangsung
dalam kondisi anaerob dan memanfaatkan senyawa kimia sebagai akseptor
Biohidrometalurgi pada prinsipnya mengubah ion logam yang terikat pada suatu
senyawa yang tidak dapat larut dalam air menjadi senyawa yang dapat larut dalam
Bioleaching merupakan aktivitas mikroba untuk melarutkan logam berat dari senyawa
yang mengikatnya dalam bentuk ion bebas. Biasanya mikroba menghasilkan asam
dan senyawa pelarut untuk membebaskan ion logam dari senyawa pengikatnya.
Proses ini biasanya langsung diikuti dengan akumulasi ion
Bioakumulasi merupakan interaksi mikroba dan ion-ion logam yang berhubungan
dengan lintasan metabolism
Interaksi mikroba dengan logam di alam adalah imobilisasi logam dari fase larut
menjadi tidak atau sedikit larut sehingga mudah dipisahkan
5. Bioremediasi Limbah Pestisida Dengan Mikroba Indigen
Mikroba indigen merupakan mikroba alamiah atau mikroba setempat. Pada
lahan pertanian, penggunaan pestisida yang berlangsung lama akan menekan
pertumbuhan mikroba indigen yang berfungsi untuk merombak senyawa toksik
(organofosfat) tersebut. Karena itu, diperlukan pengisolasian mikroba di laboratorium.
akan diperoleh kembali dengan mengalirkan larutan tembaga sulfat melalui potongan besi.
Lambat laun, lapisan tembaga akan tertimbun di atas besi dan ini dapat dipisahkan (dikeruk).
Bioteknologi juga telah mulai diterapkan pada pertambangan batu-bara dan mineral.
Microbial desulfurization dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kandungan sulfur pada
batubara. Dengan menggunakan bakteri, kandungan sulfur dapat diturunkan sebanyak 63%
hanya dalam waktu 24 jam (Setiawan dan Santosa, 2009). Melalui bioteknologi ERM
(enhanced recovery of metals) bahan tambang logam dapat ditingkatkan perolehannya
terutama dari deposit yang kandungan bahan tambangnya rendah. Salah satu teknologi dalam
katagori tersebut yang dapat digunakan adalah biohydrometallurgy atau bioleaching.
Bioleaching menggunakan bakteri untuk mengubah sifat fisik dan kimia bahan tambang
sehingga logam dapat diekstraksi dengan cara yang lebih ekonomis. Dalam percobaan
laboratorium, 97% tembaga asal bahan tambang kualitas rendah dapat diekstrak. Proses
tersebut saat ini digunakan dalam skala komersial untuk menambang tembaga dan uranium.
Teknologi bioleaching dapat juga digunakan di pertambangan Ni, Zn, Co, Sn, Cd, Mb, Pb,
Sb, Sb, As dan Se. Teknologi yang berkebalikan dengan bioleaching yaitu biooxidation dapat
digunakan untuk meningkatkan perolehan logam mulia.
ini dapat membuat lubang pada buah kapas yang masih muda dan memakan isinya, sehingga
kapas akan gugur. Bila sampai tua kulitas seratnya terpotong potong. Upaya untuk
mengatasi tanpa harus mengotori lingkungan adalah dengan memindahkan gen Cry dari
bakteri Bt ke tanaman kapas, sehingga tanaman kapas dapat menghasilkan protein Cry. Kapas
yang mengandung gen Cry inilah yang disebut sebagai kapas Bt. Kapas Bt akan
menghasilkan protein Cry pada seluruh bagian tubuhnya. Terutama pada daun dan buahnya
sehingga bila ada ulat yang memakannya akan mati.
Beberapa keuntungan penanaman kapas Bt antara lain dapat mengurangi dampak negative
akibat residu pestisida dan tidak membunuh hewan non target, sehingga lebih ramah terhadap
lingkungan. Selain itu dapat mengurangi biaya pestisida, tenaga, dan waktu bagi petani.
a.
b.
c.
d.
e.
DNA rekombinan
Fusi protoplasma
Cloning
Fertilisasi invitro
Kultur jaringan