FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI PROGRAM STUDI GEOGRAFI 2016
Analisis Location Quatient (LQ) diterapkan pada masing-masing industri
individual di daerah yang bersangkutan (dan bangsa sebagai keseluruhan sebagai norma referensi), dan konsumen yang lebih dari satu dipergunakan sebagai petunjuk adanya kegiatan ekspor(Tarigan, 2009;30). Asumsinya adalah bahwa, jika suatu daerah lebih berspesifik daripada bangsa yang bersangkutan dalam produksi suatu barang tertentu, maka daerah tersebut mengekspor barang sesuai dengan tingkat spesifikasinya dalam memproduksi barang tersebut. Jadi diasumsikan bahwa spesialisasi local dalam memproduksi mempunyai makna ekspor local dari produksi surplus. LQ > 1 menenjukkan bahwa sector tersebut basis, artinya sector tersebut memiliki prospek yang menguntungkan untuk dikembangkan karena mampu mengalokasikan ke daerah lain. LQ < 1 menunjukkan bahwa sector tersebut non basis dan kurang menguntungkan untuk dikembangkan serta belum mampu mememnuhi semua permintaan dari dalam daerah sehingga harus didatangkan dari daerah lain. PDRB menurut lapangan usaha berdasarkan harga konstan tahun 2009-2013 menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun, dimana tahun 2009 nilai PDRB itu sebesar Rp 2,942,602.51 juta, meningkat menjadi sebesar Rp 3,121,821.49 juta pada tahun 2010, meningkat lagi menjadi Rp 3,313,434.98 juta pada tahun 2011, tahun 2012 meningkat menjadi Rp 3,537,199.53 juta dan meningkat lagi menjadi Rp 3,784,073.13 juta pada tahun 2013. 1. Sector Basis (LQ) Kabupaten Ngawi Sector ekonomi basis atau dapat disebut dengan sector unggulan daerah merupakan sector-sektor ekonomi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, sector ekonomi basis juga dapat mengekspor atau memasarkan barang dan jasa keluar batas perekonomian masyarakatnya atau kepada orang yang dating dari luar perbatasan perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan sector ekonomi bukan basis adalah sector ekonomi
menyediakan barang yang dibutuhkan oleh orang bertempat tinggal di dalam
perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Asumsi yang mendasari analisis location quotient adalah penduduk di setiap daerah (kabupaten) mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola permintaan pada daerah provinsi, tingkat konsumsi akan suatu jenis barang ratarata sama antar daerah, produktivitas dan keperluan produksi sama antar daerah, serta Negara menggunakan system perekonomian tertutup. Hasil analisis LQ pada Kabupaten Ngawi tahun 2009 sampai dengan tahaun 2013 disajikan pada lembar kerja excel. Berdasarkan hasil analisis LQ pada tahun 2009 sampai tahun 2013 terdapat sector empat yang memiliki nilai lebih dari 1 (LQ > 1), sector-sektor tersebut adalah sector pertanian, sector konstruksi, sector keuangan, persewaan dan jasa serta sector Jasa-jasa. Berarti keempat sector tersebut adalah sector-sektor basis di Kabupaten Ngawi, sector-sektor tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan serta mampu dialokasikan ke daerah lain. Selain 4 sektor tersebut kesemuannya memiliki nilai kurang dari 1 (LQ < 1) atau sector non basis. Sector non basis kurang potensian untuk dikembangkan serta sector non basis juga belum mampu memenuhi kebutuhan dalam daerah. Berdasarkan analisis LQ sector-sektor basisi dio Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut: a. Sector pertanian sektor pertanian merupakan sektor yang menyumbangkan lapangan usaha terbesar di Kabupaten Ngawi. Berdasarkan analisis LQ dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 menunjukkkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor basis di Kabupaten Ngawi bahkan dari kurun waktu lima tahun tersebut sektor pertanian secara kontinyu mengalami peningkatan nilai LQ. Hal ini berarti sektor pertanian Kabupaten Ngawi mampu untuk dialokasikan ke kabupaten lain. b. Sektor konstruksi Sektor konstruksi merupakan sektor basisi di Kabupaten Ngawi, karena sektor ini memiliki nilai LQ lebih besar dari satu. Pada periode analisis LQ sektor konstruksi secara konsisten mengalami peningkatan.
Indikasinya adalah terjadinya peningkatan pembangunan fisik di
KabupatenNgawi. Letak kabupaten Ngawi merupakan wilayah paling barat provinsi Jawa Timur, Kabupaten Ngawi memiliki peran sangat penting sebagai pintu gerbang keluar masuknya komoditas-komoditas unggulan dari berbagai daerah. Berkaitan dengan hal tersebut konstruksi dapat menjadi sektor unggulan daerah serta mampu dialokasikan ke daerah selain Kabupaten Ngawi. c. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Berdasarkan hasisl analissi LQ pada periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor basis di Kabupaten Ngawi. Walaupun dari setiap tahun naik turun, akan tetapi sektor ini berpotensi untuk lebih ditingkatkan. Selain sebagai sektor penunjang sektor primer dan sektor sekunder, sektor ini di era otonomi daerah berperan dalam mendorong tumbuhnya perekonomian kabupaten, dengan anggapan sektor primer dan sektor sekunder juga berkembang. Contohnya jika sektor perdagangan tumbuh maka sektor ini akan ikut tumbuh, dengan anggapan dalam perdagangan peran lembaga keuangan memegang peranan yang penting, sehingga sektor ini dapat menjadi sektor andalan dalam perekonomian Kabupaten Ngawi. d. Sektor Jasa-jasa Berdasarkan analisis LQ sektor jasa memiliki nilai LQ > !, sehingga sektor jasa di Kabupaten Ngawi merupakan sektor basisi. Untuk informasi lebih terperinci dapat dilihat pada lembar kerja excel.