Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha peternakan ayam broiler lebih cepat mendatangkan hasil dari pada
beternak ayam buras. Pemeliharaan selama 5-8 minggu saja ayam sudah
mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera dijual.
Keunggulan ayam broiler antara lain pertumbuhannya yang sangat cepat dengan
bobot badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek, konversi pakan kecil,
siap dipotong pada usia muda serta menghasilkan kualitas daging berserat lunak.
Perkembangan yang pesat dari ayam broiler ini juga merupakan upaya
penanganan untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat terhadap daging ayam.
Dengan demikian perputaran modal berjalan dengan waktu yang tidak lama.
Kemitraan berasal dari kata mitra, yang berarti teman, kawan atau sahabat.
Kemitraan muncul karena minimal ada dua pihak yang bermitra. Keinginan untuk
bermitra muncul dari masing-masing pihak, walaupun dapat pula terjadi, bahwa
kemitraan muncul akibat peranan pihak ketiga. Pola kemitraan dapat digunakan
untuk mengatasi berbagai macam kekurangan yang dihadapi oleh peternak rakyat.
Program pengembangan kemitraan merupakan salah satu kebijakan yang
diterapkan oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi ternak. Kemitraan
diharapkan dapat menjadi solusi untuk merangsang tumbuhnya peternak di
Indonesia terutama bagi peternak rakyat yang kepemilikan modalnya relatif kecil.
Berdasarkan uraian diatas, maka telah dilakukan penelitian tentang yaitu
Analisis Profit dan Titik Impas Usaha Peternakan Ayam Broiler dengan Pola
Kemitraan Di Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Langge dan Desa Dunggala
Kecamatan Tapa Kabupaten Bone-Bolango. Penelitian ini telah di lakukan selama
2 bulan mulai dari bulan Mei-Juli 2013. Metode yang di gunakan pada
pelaksanaan ini adalah metode studi kasus atau case study method, yaitu suatu
metode yang mempelajari secara intensif tentang latar belakang dari suatu
keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, keluarga,
lembaga dan masyarakat (Suryabrata, 1989). Penentuan lokasi di lakukan secara
purposive sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2007) dan di tetapkan
berdasarkan pertimbangan bahwa di Desa Langge dan Desa Dunggala terdapat
usaha peternakan ayam broiler yang melakukan usaha dengan pola kemitraan.
Pengambilan sampel ditentukan merupakan sampling jenuh, dengan pertimbangan
sampling kurang dari 30 peternak. (Sugiyono, 2007). Analisis data Setelah data
dan informasi diperoleh ditabulasi dan dianalisis. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : Analisis keuntungan. analisis R/C Ratio dan Analisis BEP
Bulango Selatan
Keadaan suhu lingkungan tidak sesuai dengan pendapat Rasyaf (2003)
yang mengatakan bahwa ayam broiler dapat berproduksi secara optimal pada suhu
18C sampai 21C. Oleh sebab itulah perusahaan menanggulangi dengan
menanam pohon-pohon di sekitar kandang. Suhu lingkungan yang ideal sangat
diperlukan untuk menjaga penampilan dan kualitas hasil ternak. Suhu yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan cekaman pada ayam broiler yang akhirnya dapat
berakibat pada turunnya produksi daging.
B. Keadaan Umum Usaha Peternakan
Usaha peternakan ayam broiler di Kecamatan Tapa berjumlah : 5 peternak
Namun hanya ada tiga usaha peternakan ayam broiler yang masih eksis yakni
terletak di Desa Langge dan di Desa Dunggala. Dengan kapasitas ayam broiler
yang dipelihara saat ini di Desa Langge mencapai 2.400 ekor, dan di Desa
Dunggala mencapai 5000 ekor. Keadaan lokasi peternakan di Desa Langge dan
Desa Dunggala terletak diwilayah sekitar
produksi
usaha
peternakan
ayam
broiler
adalah
sebesar
Rp
68,422,813.88.
Tabel 1 : Modal Tetap dan Modal Tidak Tetap Usaha Ternak Ayam Broiler Mitra
Usaha PT Ciomas Adisatwa Kapasitas 2400 ekor
No
Uraian
Vol
Satuan
Harga
Total
Modal Tetap
1
Kandang
unit
Rp 74,000,000.00
Rp 74,000,000.00
2
3
unit
Rp 5,000,000.00
Rp
5,000,000.00
Paket
Rp
90,000.00
Rp
8,280,000.00
unit
Rp
885,000.00
Rp
885,000.00
Gudang Pakan
Tempat pakan dan
air minum
Perlegkapan
Kandang
Instalasi air dan
Listrik
paket
Rp 1,500,000.00
Rp
1,500,000.00
Tenaga Kerja
HOK
Rp 1,500,000.00
Rp
6.000,000.00
Jumlah
Rp 95,737,000.00
Bibit
2
3
Pakan
Obat-obatan dan
vaksin
Jumlah
Total
Sumber : Data primer diolah, 2013
2400
5312.2
1
ekor
Rp
5,500.00
Rp 13,200,000.00
kg
Rp
10,275.40
Rp 54,584,979.88
paket
Rp
556,234.00
Rp
556,234.00
Rp 68,356,213.88
Rp.164,094,213.88
Tabel 2 : Modal Tetap dan Tidak Tetap Usaha Ternak Ayam Broiler Mitra Usaha PT
Ciomas Adisatwa Kapasitas 5000 ekor
No
Uraian
Modal Tetap
Kandang
Gudang Pakan
Tempat pakan dan air
minum
Perlegkapan Kandang
4
5
1
4
PBB
1
2
Vol
Sat
1
1
unit
unit
120
1
Harga
Total
Rp 96,000,000.00
Rp 6,000,000.00
Rp
Rp
96,000,000.00
6,000,000.00
77.70%
4.90%
Paket
unit
Rp
Rp
90,000.00
1,085,000.00
Rp
Rp
10,800,000.00
1,085,000.00
8.70%
0.90%
paket
HOK
Rp
Rp
1,500,000.00
2,000,000.00
Rp
Rp
1,500,000.00
8,000,000.00
1.20%
6.50%
Rp
172,000.00
Rp
172,000.00
0.10%
Rp 106,847,000.00
Rp 123,557,000.00
44.28%
ekor
Rp
Rp
27,500,000.00
17.69%
Rp 126,902,301.50
81.63%
Jumlah
Modal Tidak Tetap
1
Bibit
5000
5,500.00
Pakan
12350
kg
Rp
10,275.490
Obat-obatan
paket
Rp
1,056,000.00
Rp
1,056,000.00
0.68%
Jumlah
Rp 155,458,301.50
55.72%
Total
Rp 279,015,301.50
Modal tetap dan tidak tetap dengan kapasitas 5000 ekor yang dihitung
berdasarkan masa periode produksi usaha peternakan ayam broiler adalah sebesar
Rp 279,015,301.50, dengan perincian untuk modal tetap sebesar 44.28%,
sedangkan untuk modal tidak tetap yakni sebesar 55.72%. Jumlah modal tetap
yang digunakan paling besar terserap untuk pembuatan kandang sebesar 77.70%,
Pembelian tempat pakan dan tempat minum sebesar 8.70%, tenaga kerja disaat
pendirian usaha sebesar 6.50%, pembuatan gudang pakan sebesar 4.90%, instalasi
listrik dan air bersih adalah 1.20% dan perlengkapan kadang dan pajak bumi dan
bangunan menyerap jumlah biaya paling kecil yakni sebesar 0,90% dan 0,10%.
Jumlah modal tidak tetap yang terserap diawal usaha untuk pembelian pakan trnak
dan DOC sebesar 81.63% dan 17.69%. vaksin serta obat-obatan sebesar 0.68%.
D. Biaya
Biaya produksi per-tahun usaha peternakan ayam broiler kapasitas 2400
ekor dengan model kemitraan rata-rata adalah
Rp
486,482,129.91
dengan
variabel biaya tetap rata-rata Rp 10,891,233.33 dan variable biaya tidak tetap
sebesar Rp 475,590,896.58., dengan presentase biaya tidak tetap yang dikeluarkan
sebesar
dikeluarkan dalam biaya tetap adalah 76.55% untuk biaya pembelian pakan,
2.
Jenis Biaya
Biaya Tetap
Penyusutan
a. Kandang
b. Gudang Pakan
c. Tempat pakan dan air
minum
d. Perlegkapan Kandang
e. Instalasi air dan Listrik
PBB
Jumlah
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jumlah
Rp
Rp
7,781,666.67
555,833.33
71.45
5.10
Rp
Rp
Rp
Rp
1,022,733.33
111,166.67
555,833.33
864,000.00
9.39
1.02
5.10
7.93
10,891,233.33
2.24
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
88,044,000.00
364,081,815.80
3,710,080.78
750,000.00
9,000,000.00
10,005,000.00
18.71
76.55
0.78
0.16
2.10
1.89
Jumlah
Total
Rp
Rp
475,590,896.58
486,482,129.91
97.76
Biaya tetap yang dikeluarkan sebesar 4.54% dari total biaya keseluruhan
dengan presentase komponen biaya terbesar yang dikeluarkan dalam biaya tidak
tetap adalah 45.25% untuk pembiayaan tenaga kerja dan 39.12% untuk
pembiayaan penyusutan kandang yang dihitung berdasarkan biaya tetap yang
dikeluarkan setiap periode produksi.
Biaya produksi per-tahun usaha peternakan ayam broiler kapasitas 5000
ekor dengan model kemitraan rata-rata adalah Rp 986,406,809.00 dengan biaya
tetap rata-rata Rp 13,157,000.00 atau 1.33% dan biaya tidak tetap sebesar Rp
949,269,809.00 dengan prosentase biaya tidak tetap yang dikeluarkan sebesar
98.67%
Tabel 4 : Biaya Produksi Usaha Peternakan Ayam Broiler per-tahun Kapasitas 5000
ekor
No
Jenis Biaya
Jumlah
%
A.
Biaya Tetap
1. Penyusutan
Kandang
Gudang Pakan
Perlegkapan Kandang
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
9,000,000.00
1,000,000.00
2,400,000.00
85,000.00
500,000.00
172,000.00
68.40
7.60
18.24
0.65
7.89
1.31
Rp
13,157,000.00
1.33
Rp
Rp
Rp
Rp
165,000,000.00
761,413,809.00
6,336,000.00
1,500,000.00
Rp
Rp
24,000,000.00
15,000,000.00
Rp
973,249,809.00
16.95
78.23
0.65
0.15
2.47
1.54
98.67
Rp
986,406,809.00
kandang 0.65 dan instalasi listrik 7.89%. Pembayaran pajak bumi dan bungan
dalam setahun 1.31%. yang dihitung berdasarkan biaya tetap yang dikeluarkan
setiap produksi/tahun
Biaya tidak tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan mitra berupa pinjaman
kepada peternak sebesar 98.67% berdasarkan total biaya produksi/tahun dengan
rincian untuk pembelian pakan ternak sebesar 78.23%, pembelian DOC sebesar
16.95% , pembelian obat-obatan sebesar 0.65% , pembayaran listrik 0.15%, Gaji
tenaga kerja 2.47% dan biaya lai-lain sebesar 1.54% yang dihitung berdasarkan
biaya tidak tetap yang dikeluarkan setiap produksi/tahun. Biaya tetap (fixed cost)
yang dikeluarkan oleh usaha peternakan dalam menjalankan usahanya antara lain:
biaya penyusutan (ternak, kandang, bangunan penunjang kandang, peralatan dan
perlengkapan, kendaraan), pajak, tenaga kerja, dan bunga modal. Biaya tidak tetap
(variable cost) yang dikeluarkan antara lain: pakan, obat-obatan, listrik, air,
telepon, obat-obatan bahan bakar, dan biaya perbaikan-perbaikan (Soekartawi,
2003)
E. Penerimaan
Usaha peternakan yang dimiliki oleh peternak yang ada di Desa Langge
dan Dunggala mendapatkan penerimaan dari penjualan ayam hidup atau
berdasarkan bobt hidup ayam/kg dan penjualan feses ternak. Harga penjualan
ayam hidup berdasarkan bobot hidup/kg yang ditentukan oleh pihak perusahaan
mitra dan seluruh hasil produksi dibeli oleh pihak perusaahaan mitra, sedangkan
penjualan feses ditentukan oleh peternak. Harga kontrak pembelian ayam oleh
pihak perusahaan terhadap peternak adalah Rp.15.325,00/kg hidup. Hasil
penerimaan peternak dengan kapasitas 2400 ekor dan 5000 ekor selama setahun
atau 6 periode pemeliharaan terlihat dalam Tabel 5 dan Tabel 6
Tabel 5 : Rata-rata Penerimaan Peternak Ayam Broiler kapasitas 2400 ekor/tahun melalui pola
kemitraan
No
Uraian
Vol
Sat
Harga
Penerimaan
%
Bobot badan jual
1
ayam
Feses
Total
5612.2
5250
kg
kg
Rp 15,325.00
Rp 516,041,790.00
99.39
Rp 80
Rp
2,549,856.00
0.49
Rp
3,150,000.00
0.62
Rp
100.00
Rp 519,191,790.00
Tabel 6 : Rata-rata Penerimaan Peternak Ayam Broiler kapasitas 5000 ekor melalui
pola kemitraan
No Uraian
Vol
Sat Harga
Penerimaan
%
1 Bobot badan
jual ayam
11719.5 kg
Rp15,325.00 Rp 1,077,608,025.00 98.91
2 Selisih FCR
standar
Rp 80
Rp
5,625,360.00 0.53
3 Feses
10245 kg
Rp 100.00
Rp
6,147,000.00 0.56
Total
Rp 1,089,380,385.00
10
penjualan feses ayam ialah Rp 3,150,000.00. Untuk kapasitas 5000 ekor yakni
Penerimaan peternak yang diterima/tahun dengan kapasitas 5000 ekor adalah
sebesar Rp 1,089,380,385.00.,
yang diterima
No
1
2
Uraian
Penerimaan
Total Biaya
Keuntungan
Jumlah
Jumlah
Rp 519,191,79000
Rp 438,249,283.28
Rp 80,942,506.72
Rp
Rp
Rp
1,089,380,385.00
986,406,809.00
102,973,576.00
No
1
2
Uraian
Penerimaan
Total Biaya
R/C
Jumlah
Jumlah
Rp
Rp
519,191,790.00
438,249,283.28
Rp 1,089,380,385.00
Rp 986,406,809.00
1.18
1.10
11
Uraian
BEP Produksi
BEP Harga
3 BEP Penerimaan
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
33907.46 kg
Rp
13,749.77
Rp
16,064,145.50
89548.78 kg
Rp
Rp
14,029.56
48,995,368.12
kapasitas 2400 ekor dan 5000 ekor dicapai pada produksi bobot hidup ayam
33907.46 kg dan 89548.78 kg. Break Event Point produksi dicapai (BEP) harga
untuk kapasitas 2400 ekor dan 5000 ekor dicapai pada harga bobot hidup ayam
Rp 13,749.77 dan Rp 14,029.56. Break Event Point (BEP) penerimaan untuk
kapasitas 2400 ekor dan 5000 ekor dicapai saat penerimaan sebesar Rp
16,064,145.50 dan Rp 48,995,368.12. Break Event Point (BEP) atau titik pulang
pokok dapat di artikan sebagai suatu keadaan di mana peternak di dalam usahanya
tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain
total penghasilan sama dengan total biaya. (Munawir, 2002). Break Event Point
(titik impas) merupakan suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara
biaya tetap, biaya variabel, dan keuntungan volume kegiatan.
12
KESIMPULAN
Pendapatan peternak di Kecamatan Tapa Kabupaten Bone-bolango dalam
usaha ayam broiler dengan kapasitas 2400-500 ekor/tahun sebesar 5%-8%,
dengan nilai rasio/cots sebesar 1.10-1.18 dan Break Event Point produksi dicapai
(BEP) produksi untuk kapasitas 2400 ekor dan 5000 ekor dicapai pada produksi
bobot hidup ayam 33907.46 kg dan 89548.78 kg. Break Event Point produksi
dicapai (BEP) harga untuk kapasitas 2400 ekor dan 5000 ekor dicapai pada harga
bobot hidup ayam Rp
(BEP) penerimaan untuk kapasitas 2400 ekor dan 5000 ekor saat penerimaan
dicapai sebesar Rp. 16,064,145.50 dan Rp 48,995,368.12
DAFTAR PUSTAKA
Boediono. 2000. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. BPFE.
Yogyakarta.
Husnan, Saud dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Managemen Keuanagan.
Cetakan kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Kartasudjana, R dan Edjeng Supryatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Martodireso dan Suryanto,2002. Agribisnis
Kemitraan Usaha
Bersama.
Kanisius.Jakarta
Murtidjo, B.A., 2002. Pedoman Beternak ayam Broiler. Cetakan Ke-15. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta. Mulyantono. 2003. Kemilaunya Broiler Riuhnya
Kemitraan. Poultry Indonesia. GAPPI.
Muslimin. 2002. Budidaya Bina Ayam. Kanisius.Yogyakarta.
Rasyaf. 2004. Mengapa peternakan saya rugi?. Cetakan kedelapan. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Salam T. 2009. Analisis
Finansial
Usaha Peternakan
ayam broiler
pola
kemitraan.Jurnal.agrisistem.Vol.2No.1.http://www.stppgowa.ac.id/index.p
hp?option=com_content&view=articl&id=114&Itemid=141
tanggal 28 maret 2012]
[diakses
13