Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan utama kimia analisis adalah terkait dengan penentuan komposisi suatu
senyawa dalam suatu bahan/sampel yang lazim disebut dengan kimia analisis
kualitatif. Dalam kimia analisis modern, aspek-aspeknya tidak hanya mencakup
kimia analisis kuantitatif baik dengan menggunakan metode konvensional maupun
dengan metode modern. Latar belakang percobaan ini ialah : pemeriksaan
pendahuluan dari sampel yang akan dianalisis dapat memberikan petunjukpetunjuk yang sangat penting, yang akan memudahkan pemeriksaan lebih lanjut.
Oleh karena itu sebelum mencoba melakukan reaksi analitis berbagai kation dan
anion, ia harus kenal akan operasi yang lazim dilakukan dalam analisis kualitatif,
yakni akan teknik laboratorium yang dilibatkan.
Karena teknik laboratorium seperti melarutkan, menguapkan, mengendapkan,
menyaring, mendekantasi, menyuling, dan teknik laboratorium lainnya telah
dipelajari pada saat praktikum kimia dasar, maka hal itu sudah cukup memberikan
dasar teknik laboratorium untuk praktikum kimia analitik.
Berbagai macam teknik dan metode analisis saat ini telah tersedia yang
penggunaanya tergantung pada tujuan dan jenis sampel yang akan dianalisis.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering diterapkan untuk analisis zat-zat padat, sedangkat reaksi kering
digunakan untuk analisis zat-zat dalam larutan. Pada reaksi kering ini meliputi :
pemanasan, uji nyala, uji manik boraks, uji manik fosfat (atau garam
mikroskomik), dan uji manik natrium karbonat. Sedangkan pada reaksi basah
analisis dilakukan terhadap zat dalam bentuk larutan yang akan diketahui reaksi
itu berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas, dan
dengan perubahan warna. Teknik ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi
dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan
metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang
digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu
golongan.
Tujuan Percobaan
Tujuan Umum
Mengidentifikasi dan menganalisis serta mendeteksi keberadaan unsur kimia dalam
suatu sampel atau cuplikan yang tidak diketahui.
Mempelajari karakteristik kation dan anion dalam larutan tertentu.
Mengidentifikasi dan mendeteksi jenis anion dan kation pada sampel tertentu.
Memberikan Keterampilan kepada Mahasiswa dalam melakukan teknik analisis
kualitatif yang benar.
Tujuan Khusus
Percobaan secara organoleptik adalah untuk mengidentifikasi kation dan anion secara
langsung dari sampel yang diambil.
Percobaan dengan Tes Nyala adalah untuk mengetahui warna-warna yang dihasilkan
sampel pada nyala api Bunsen, baik secara langsung atau melalui kaca kobal.
Percobaan dengan Manik Boraks adalah untuk mengetahui warna sampel pada manik
boraks yang dipanaskan pada nyala oksidasi dan reduksi dalam keadaan panas dan
dingin.
Pemeriksaan dengan H2SO4 pekat adalah untuk mengetahui adanya H2SO4dalam suatu
sampel berdasarkan perubahan warna, bau dan bentuk.
Prinsip Percobaan
Prinsip Percobaan secara Organoleptik
Prinsip berdasarkan pengamatan pada warna, abu dan bentuk sampel akan
menunjukkan kandungan kation atau anion dalam suatu zat.
Prinsip Percobaan tes Nyala
Percobaan Tes Nyala dengan pengunaan sumber panas dari pembakar
Bunsen. Prinsipnya adalah pengamatan warna nyala yang dihasilkan oleh sampel
yang dipanaskan diatas nyala api Bunsen, baik secara langsung atau melalui kaca
kobal. Warna api akan berubah bila reaksi yang terjadi dalam analisis ini.
Prinsip percobaan manik boraks
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis Kualitatif
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya
dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa
pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini
dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.
Definisi dari analisis kualitatif adalah pemeriksaaan kimiawi tentang jenis
unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran beberapa zat
(Ir. C.Poliling.1982)
Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensiareagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang
digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan
bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Reaksi Basah
Uji-uji dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung
dengan terbentuknya endapa, dengan pembebasan gas, dan dengan perubahan
warna. Untuk reaksi basah berkaitan dalam penggolongan kation (G.Svehla, 1979).
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya
Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion
golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. ( PbCl2, HgCl2, AgCl ).
Reaksi kation
Golongan I
Ag+
1. Ag+ + HCL AgCL putih + H2. 2Ag+ + 2 NaOH 2AgOH + 2Na+ coklat
3. 2Ag+ + 2NH4 OH 2 AgOH NH+
Pb2+
1. Pb2+ + 2NaOH Pb(OH)2 putih + 2 Na+
Pb(OH)2 + 2NaOH Na2Pb(OH)4
2. Pb2+ +2 NH4OH Pb(OH)2 putih + 2 NH4+
3. Pb2+ + 2KI PbI2
Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan
ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
Golongan II
Hg2+
1. Hg2+ + 2KI HgI2 merah + 2k+
HgI2 +2 KI K2 HgI2
2. Hg2+ + 2 NaOH Hg(OH)2 kuning +2 Na+
3. Hg2+ +2 NH4OH Hg(OH)2 putih + 2NH4+
4. Hg2+ + 2CUSO4 Hg(SO4 )2 + 2 CU2+
CU2+
1. CU2+ + 2KI CUI2 + 2K+
2. CU2+ + 2 NaOH CU(OH)2 biru + 2nA+
3. CU2+ + 2NH4 OH CU (OH)2 biru + 2NH
Cd2+
1. Cd2+ + KI
Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca
arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang
telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi.
Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala
oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi
berwarna hijau.
Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam
sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap.
Apabila ada borat akan timbul warna hijau.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang
digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang
kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
3Fe (OH)2
CH3COO- merah + 3CH3COOH +HCL
Golongan D
SO321. SO32- + AgNO3 Ag2SO3 putih + 2 NO3
Ag2SO3 + 2HNO3 2AgNO3 + H2SO4
2. SO32- + Ba(NO3 )2 BaSO3 putih + 2NO3
BaSO3 + 2HNO3 Ba(NO3)2 + H2SO3
3. SO32- + Pb(CH3COO)2 PbSO3 putih + 2CH3 COOPbSO3 + 2HNO3 Pb(NO3) 2 + H2SO3
CO321. CO32- + AgNO3 Ag2CO3 putih + 2NO3Ag2CO3 + 2NO3- 2AgNO3 + H2CO3
2. CO32- + Mg(SO4)2 MgCO3 putih + 2SO42Golongan E
S2O3
1. S2O32- + FeCl3 Fe(S2O3 )3 Cl + 2Cl2. Pb(CH3COO)2 PbS2O3 putih + 2CH3COOGolongan F
PO431. PO43- + Ba(NO3 )2 Ba3(PO4 )2 putih + 2NO32. PO43- + FeCl3 FePO4 putih kuning + 3 ClGolongan G
1. Anion NO32- coklat tipis + FeSO4 + H2SO4 P.
2. NO32- + 4H2SO4 + 6FeSO4 6Fe + 2NO + 4SO4 + 4H2O
Reaksi kering
Yakni reaksi uji tanpa melarutkan sampel. Reaksi ini terdapat beberapa
macam jenis, diantaraknya :
Uji Manik fosfat
Digunakan garam mikroskomik, natrium ammonium hydrogen fosfat tetrahidrat,
manik tembus cahaya tak berwarna mengandung natrium metafosfat.
Uji nyala
Bagian terpanas nyala adalah pada zona pelelhan yang terletak pada kira-kira
sepertiga ketinggian nyala, daerah ini dimanfaatkan untuk menguji kedapat
lelehan zat dan juga mlelngkapi dalam menguji keatsirian relative dari zat-zat
atau campuran zat.
Uji Spektroskopi
Untuk memisahkan cahaya atau rona-rona komponennya dan mengidentifikasikan
kation yang ada oleh perangkat rona yang khas itu.
Pemanasan
Yaitu teknik dengan cara zat disimpan dalam sebuah tabung pengapian yang dibuat
dari pipa kaca lunak, dan dipanasi dalam sebuah nyala Bunsen, mula-mula dengan
lembut nda kemudian dengan lebih kuat.
Uji Manik natrium karbonat, manik natrium karbonak disiapkan dengan melelehkan
sedikit natrium karbonat pada lingkaran kawat pt dalam nyala Bunsen, diperoleh
pantulan kecil tak tembus cahaya, jika dibasahi, maka akan dibenamkan dala
kalium nitrat dan sedikit manga, sehingga terbentuk manik hijau natrium
mangannat (G.Svehla, 1979)
Uji Pipa Tiup
Suatu nyala mengoksid diperoleh dengan memegang mulut pipa dengan pipa itu
kira-kira sepertiga kedalam nyala dan meniup dengan lebih kuat dalam arah
sejajar dengan puncak pemabkar.
Uji Manik Borak
Manik dan zat yang menempel mula-mula dipanasi dalam nyala mereduksi bawah,
dibiarkan dingin dan warnanya diamati. Kemudian manik itu dipanasi dalam nyala
mengoksid bawah, biarkan dingin dan warnanya diamati lagi.
BAB III
BAHAN, ALAT DAN METODE
3.1. Bahan Percobaan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu : Sampel zat sebanyak 5
jenis, 4 jenis berbentuk cairan dan satu jenis berbentuk serbuk.
Digunakan pula Boraks, NH4, CH3COO-, dan NH3 dalam proses percobaan ini.
Cu, Borat
Pb, As, Sb, Bi
Hijau
Biru pucat
Oksidasi
Panas
Dingin
Hijau
Biru
Coklat
Kuning
kuning
Kuning
Hijau
gelap
Violet
Violet
Co
Ni
Biru
-
Biru
Coklat
merah
Reduksi
Panas
Dingin
Tidak berwarna
Merah
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Tidak Berwarna
Tidak
berwarna
biru
Abu-abu
Biru
-
Warna Gas
Bau Gas
1.
2.
3.
Merah
Violet
Menusuk
Menusuk
Menusuk
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Coklat
Kuning
Hijau kekuningan
Ungu
Menusuk
Meslu
Merangsang
Menusuk
-
Gas yang
terjadi
HCl
HBr & Br
HI & I2
HNO3 & HNO2
ClO2
Cl2
HF
Mn2O7
Asal
Klorida
Bromida
Iodida
Nitrat
Klorat
Klorida
Fluoresein
MnO4
Formiat
10. Tbw
11. -
Bau cuka
14. Merah
CO
CO + CO2
HOAC
O2
COS, SO2,
Br2 + O2
Oksalat
Sianida,
fero/fe
Risianida
Oksalat
Asetat
Feroksida
Tiosianat
Bromat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Percobaan
Pemeriksaan Secara Organoleptik
Hasil pengamatan dari percoban secara organoleptik diperoleh data sebagai
berikut :
Sampel
I
II
III
IV
V
Warna
Kuning
Bening
Ungu Kemerahan
Bening
Bening
Bau
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Berbau
Berbau
Berbau
Berbau
Berbau
Bentuk
Serbuk
Cair
Cair
Cair
Cair
Warna
Kuning emas
Hijau Kekuningan
Biru Pucat
Hijau
Violet
Keterangan
Perkiraan Na
Perkiraan Ba, Mo
Perkiraan Pb, AS, Sb, Bi
Perkiraan Cu/borat
Perkiraan K
Oksidasi
Reduksi
Keterangan
Dingin
Panas
Dingin
Kuning
Hijau
Hijau
Perkiraan Fe
Hijau
Hijau
Hijau
Perkiraan Cr
III
IV
Panas
Coklat
Kuning
Kuning
Gelap
Biru
Hijau
Biru
Biru
Biru
Merah
Perkiraan Co
Perkiraan Cu
Coklat
Merah
Biru
Tidak
Berwarna
-
Abu-abu
Perkiraan Ni
I
II
Warna Gas
Bau Gas
Coklat
Menusuk
II
III
Menusuk
-
IV
Kuning
Meslu
Merah
Reaksi
Keterangan
Perkiraan
HNO3 danHNO2
Terjadi letupan-letupan Perkiraan HCl
Terjadi letupan kecil
Perkiraan
CO+CO2
Terjadi letupan agak Perkiraan ClO2
besar
Terjadi letupan besar
Perkiraan
Br2+O2
Terjadi letupan-letupan
http://mayblogsukasuka.blogspot.com/2013/01/analisa-pendahuluan-kimiakualitatif.html
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu carayang paling
efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam
metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan
dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu
larutan. Dalam analisa kualitatif ada 2 macam uji/tes yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi
kering digunakan untuk zat padat dan reaksi basah digunakan untuk zat-zat dalam larutan. Pada
umumnya analisa kualitatif dilakukan dalam bentuk larutan. Secara sistematis, setiap analisa
kualitatif dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
1. ANALISA PENDAHULUAN
Awalnya sampel yang akan kita lakukan uji kualitatif sebaiknya kita lakukan beberapa hal
berikut ini :
Pertama : kerucutkan masalahnya terlebih dahulu dengan cara mengidentifikasi larutan sampel
tersebut dari warna agar kita tak perlu mengetes atau mereaksikan larutan sampel dengan
reagen satu per satu.
Kedua : setelah permasalahan kita kerucutkan, kemudian kita lakukan uji organoleptis yang
meliputi bentuk, warna, bau, dan rasa secara fisik, tapi WARNING :untuk zat yang berbahaya
jangan sekali-kali untuk merasainya karena akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Ketiga : lakukanlah uji keasaman larutan sampel dengan cara yang palig mudah adalah dengan
menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. INGAT : Kertas lakmus biru akan
berubah menjadi merah dalam suasanaasam, dan kertas lakmus merah akan berubah warna
menjadi biru dalam suasana basa.
Keempat : lakukanlah uji bentuk kristal dengan menggunakan alat yaitu mikroskop, karena pada
uji ini kita akan melihat bentuk kristal apa yang ada di dalam sampel tersebut. Agar kita bisa
mengetahui kandungan zat sampel.
Kelima : uji nyala atau flame test. Uji ini berguna agar kita bisa tahu LOGAM apa yang ada di
dalam sampel tersebut. Uji ini termasuk uji spesifik, karena hanya logam saja yang memiliki
warna nyala api yang menarik untuk dilihat.
Keenam : uji kelarutan. Pada uji kelarutan ini kita bisa menggunakan cairan pelarut apa saja
termasuk air karena rata-rata garam bisa larut dalam air, air merupakan senyawa polar dan tidak
menutup kemungkinan jika sampel yang kita uji mengandung garam ataupun senyawa polar
yang lain.
Ketujuh : uji spesifik. Pada pengujian ini kita mereaksikan sampel yang sedang kita uji dengan
reagensia yang ada di laboratorium. Dan pada uji ini akan kita dapatkan suatu perubhan
misalnya pengendapan, timbulnya gas atau gelembung, timbulnya bau, dan timbulnya
perubahan suhu yang awalnya dingin menjadi panas .
2.ANALISA PEMASTIAN Analisa ini berguna untuk kita dapat memastikan senyawa atau unsur
(anion dan kationnya) apa yang ada di dalam sampel tersebut. Analisa ini juga yang akan
memastikan semua tahapan uji pendahuluan yang sudah kita lakukan sebelumnya. Maka kita
harus berusaha agar kita tidak salah sedikitpun atau yaaaaaaa sedikit mendekati sempurna
dalam melakukan uji pendahuluan agar dalam uji pemastian kita tidak salah atau hasil sampel
yang kita uji salah kita identifikasi senyawa atau unsurnya (kation dan anionnya).
http://julialinahapsari.wordpress.com/2012/03/14/27/
Analisis Pendahuluan
IN KIMIA ANALISIS, UJI PENDAHULUAN / BY S HAMDANI /
Uji pendahuluan
2.
Uji pemastian
Sepertinya yang penting adalah uji pemastian dan uji pendahuluan tidaklah penting. Kalau saya
bilang tidak juga bahkan ujii pendahuluan sangat penting, alasannya karena bila uji pendahuluan
dilewati, maka uji pemastian akan memakan waktu karena akan lebih banyak meraba-raba.
Uji pendahuluan tidak untuk memastikan, tapi sebagai arah pasti untuk uji selanjutnya atau uji
pemastian.
Yang termasuk dalam uji pendahuluan adalah:
Uji fisik senyawa, bahasa kerennya disebut uji organoleptis. Diantaranya bentuk, warna,
bau dan rasa dari senyawa/sampel
Uji keasaman. Tentunya dari sini bisa ditentukan senyawa asam, basa atau netral
Bentuk Kristal. Uji ini cukup akurat untuk senyawa-senyawa yang memiliki bentuk Kristal
yang spesifik tentunya harus menggunakan mikroskop.
Uji warna nyala (flame test). Yang ini khusus untuk logam dan akurat
Uji kelarutan. Dilakukan terhadap pelarut terutama air, kalau larut air bisa berupa garam
tertentu atau merupakan senyawa polar.
Akan lebih baik kalau analisis pendahuluan dikerjaan semuanya, karena biasanya dari hasil
dapat memberikan gambaran yang hampir nyata dari senyawa yang diuji, sehingga nantinya
hanya diperlukan uji pemastian yang pendek saja, kalau sudah begitu tahap reaksi menjadi lebih
pendek.
Maksudnya, dari uji pendahuluan bisa diperoleh data seperti keasaman, kelarutan , bentuk, rasa,
bau dari sampel, dari data itu saja bisa ada dugaan senyawa yang dicari atau ada senyawasenyawa yang tidak mungkin terdapat. Contoh bila sampel berwarna putih, maka tidak mungkin
terdapat kromat atau bikromat, atau senyawa lain yang memiliki warna, sehingga pencarian jadi
lebih sempit. Kemudian cek apakah senyawa berbentuk Kristal atau tidak? Bila Kristal
kemungkinan besar adalah garam, dari kelarutan bisa dicek senyawanya larut atau tidak.
Sehingga dari uji pendahuluan ini arah pengujian bisa dipersempit.
Jadi intinya:
Analisis kualitataif adalah pencarian di sebuah lautan, dari uji pendahuluan kita persempit
wilayah sampai kalau bisa sesempit-sempitnya., sehingga hanya perlu beberapa uji pemastian
untuk benar-benar meyakinkan hasil.
Beres.
http://catatankimia.com/catatan/analisis-pendahuluan.html
Here we go, ini adalah tugas kedua saya yaitu analisis kualitatif.
oke..tetap semangat
fighting.
mari kita mulai..
pertama itu ada yang namanya kimia analitik adalah cabang ilmu
kimia yang berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi,
struktur, dan fungsi kimiawinya.
kimia analitik juga dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif.
tujuan dari analisis kualitatif sendiri yaitu: untuk mengetahui keberadaan suatu
unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun an organik.
Analisis semimikro
Analisis mikro
2.
3.
4.
5.
penghematan peralatan
Dalam metode analisis kualitatif ada istilah yang disebut dengan reaksi spesifik.
Reaksi ini dilakukan bertujuan untuk pemastian benar atau tidaknya senyawa
tersebut dan mengetahui unsur yang terdapat dalam senyawa dengan cara
pemberian sampel zat, kemudian dilihat, dengan apakah senyawa tersebut dapat
bereaksi atau menghasilkan reaksi.
TAHAP ANALISIS
Analisis kualitatif melalui dua tahap yaitu:
1.
Uji pendahuluan
2.
Uji pemastian
uji warna nyala yang ini khusus untuk logam dan akurat ( uji
logam dibakar pada api oksidasi memberikan warna api yang
khas)
Reaksi kering
Pemanasan
Uji Nyala
Uji spektroskopi
Terbetuknya endapan
Pembebasan gas
Perubahan warna
- Suatu ion (atau molekul) kompleks terdiri dari suatu atom (ion)
pusat dan sejumlah ligan
- Ion pusat adalah ion logam
- Ligan adalah ion atau melekul yang memiliki pasangan elektron
bebas
contoh : CN- , NO2- , H2O , NH3 dll
- Fenomena penting yang sering terjadi bila kompleks terbentuk
adalah kenaikan kelarutan
- Banyak endapan bisa melarut karena pembentukan kompleks
Contoh :
AgCN(s) + CN- [Ag(CN)2]Penambangan CN berlebih menyebabkan endapan berubah
menjadi ion yang larut
http://annayunisa.wordpress.com/2012/03/05/analisis-kualitatif/
Analisis Kualitatif
Posted on Maret 6, 2012 by niequeeni
Kimia analisis kulitatif adalah cabang ilmu kimia analisis yang mempelajari dan menentukan zat
apa yang ada dalam suatu cuplikan atau bahan yang di anlisis. Analisis kualitatif merupakan
salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya
dalam larutan.
Langkah-langkah dalam analisis kualitatif:
1. Pemeriksaan Pendahuluan
2. Pemeriksaan secara sistemis kation dann anion
Pengujian pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kemungkinankemungkinan zat yang ada dalam sampel. Jadi tidak menentukan, tetapi dari
pemeriksaan ini dapat dibuat kesimpulan-kesimpulan yang berharga dan memudahkan tahap
pemeriksaan selanjutnya, karena dari hasil tersebut telah dapat ditentukan zat-zat apa saja yang
terkandung dalam sampel.
Bingungkan dengan pemahaman ini?
Cara gampangnya kita umpamakan saja
Misalnya suatu kotak berisi berbagai macam buku dari yang fiksi maupun non-fiksi. Sebernya
kita cman mau cari novel, karna kta emang suka benget novel. Biasa kalo novel tuh sampulnya
menarik dari pada buku pelajaran yang dipenuhi dengan angka dan rumus. Kita pisahkan buku
yang sampulnya menarik, dengan yang enggak. Trus kta pilih lagi. Kta tau bahwa kebayakan
novel tuh gak tebel. Pokoknya singkirin aja deh buku yang tebelnya segede gabag (kata orang
sunda). Nah setelah kta mengkatagorikan beberapa buku kita bisa memprediksikan apakan buku
yang kita pilih ada yang berupa novel atau tidak
Sebenernya Pengujian pendahuluan dalam analisis kimia pun begitu. Dan banyak sekali cara
dan ragamnya:
1. Pemeriksaan Organoleptis, merupakan pemeriksaan langsung dengan menggunakan
pancaindra yaitu dengan melalui penglihatan (warna Zat) dan merasakan dengan jari.
2. Pemeriksaan kelarutan dalam air. Apabila zatnya sukar larut dalam air maka pasti . bukan
garam-garam dari Na, K, atau Amonium. Bukan garam-garam nitrat, kecuali garam nitrat dari Sb,
Bi yang oleh air terhidrolisis parsil. Bukan logam atau oksida logam, kecuali oksida-ksida dari Na,
K, Ba, Sr dan Ca.
3. Pemeriksaan dengan nyala Bunsen. Beberapa kation dapat memberikan nyala spesifik pada
nyala Bunsen.
Caranya gampang:
1. Celupkan kawat platina kedalam HCl pekat pada zat yang akan diperiksa.
2. Masukan kawat tersebut kedalam nyala bunsen.
3. Perhatikan perubahan warna nyalanya.
Ket: fungsi HCl pekat untuk membuat zat yang diperiksa menjadi garam klorida sehingga mampu
menguap dan uap inilah yang yang menyebabkan nyala bunsen mempunyai warna tertentu.
Misalnya;
1.
2.
3.
4.
http://niequeeni.wordpress.com/2012/03/06/analisis-kualitatif/
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kimia analisa adalah ilmu yang mempelajari cara cara penganalisaan zat kimia
yang terdapat didalam suatu senyawa atau larutan yang akan dianalisa baik
jenis maupun kadarnya :
1. Analisa Kualitatif Adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion
yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
2. Analisa Kuantitatif Adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion
yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
Reaksi pengendapan telah digunakan secara meluas dalam kimia analisis dalam
titrasi-titrasi, dalam penetapan gravimetri, dan dalam memisahkan suatu sampel
menjadi komponen-komponennya (Underwood, 1986). Analisa kimia adalah
penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunanpersenyawaan atau
campuran persenyawaan di dalam suatu sampel.
Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation. Analisa anion dan
kation bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sample. Analisa Anion
dominan menggunakan cara yang lebih mudah dibanding analisa terhadap
kation dan berlangsungnya juga sangat singkat sehingga kita dapat secara cepat
mendapatkan hasil percobaan.
Analisa anion - kation dapat juga digunakan dalam berbagai bidang kehidupan,
seperti dalam pemeriksaan darah, urine, dan sebagainya.
1.2Perumusan Masalah
Menganalisa adanya anion dalam sampel dengan langkah-langkah pendahuluan,
yaitu dengan pemberian karbon aktif untuk adsorbsi warna tambahan, uji logam
berat, lalu dilakukan identifiksi anion. Dan bagaimana kelarutan ion-ion Pb2+,
Hg+, Ag+, Cd2+, dan Cu2+ setelah direaksikan dengan HCl encer dan gas H2S
jenuh.
1.3Tujuan Percobaan
BAB II
TEORI ANALISA KUALITATIF
sampel tersebut. Misalnya bagaimanakah warna, bau, indeks bias, titik didih,
massa jenis serta kelarutan. Begitu pula bila sampel berupa padatan, kita
tentukan bagiamanakah warna, bau, warna nyala, titik leleh, bentuk kristal,
serta kelarutannya. Harus disadari bahwa untuk melakukan analisa kualitatif
yang cepat dan tepat diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai sifat fisis
bahan-bahan yang dianalisa.
Pengetauan ini sangat diperlukan dalam manarik kesimpulan yang tepat. Data
tentang sifat-sifat fisis ini dapat ditemukan dalam suatu Hand Book, misalnya
dalam Physical and Chemical Data Hand Book. Berdasarkan metodenya, analisa
kualitatif dapat dikelompokkan dalam dua kelompok. Pertama, analisis bahan
berdasarkan karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis dan keasaman. Kedua,
analisis bahan berdasarkan metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis anion.
Pada bab ini akan diuraikan bagaimana cara melakukan analisa kualitatif
tersebut.
2.1.1 Analisis kualitatif berdasarkan sifat fisis bahan
Sebelum kita melakukan penentuan sifat fisis berupa penentuan titik leleh dan
bentuk kristal untuk sampel padat dan penentuan titik didih dan indeks bias
untuk sampel cair, lakukanlah terlebih dahulu analisis pendahuluan. Untuk
sampel padat analisis pendahuluan meliputi: warna, bau, bentuk, kelarutan,
pemanasasan dalam tabung uji serta tes nyala. Sedangkan untuk sampel cair
analisis penaduluan meliputi: warna, bau, kelarutan serta keasaman.
2.1.2 Idetifikasi kation berdasarkan H2S
Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan melakukan uji
menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit
mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu
umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation. Sebelum dilakukan
pengendapan golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah cuplikan
padat harus dilarutkan dahulu. Supaya mendapatkan larutan cuplikan yang baik,
zat yang akan dianalisis dihomogenkan dahulu sebelum dilarutkan. Sebagai
pelarut dapat dicoba dahulu secara berturut-turut mulai dari air, HCl encer, HCl
pekat, HNO3 encer, HNO3 pekat, air raja (HCl : HNO3 = 3 : 1). Mula-mula
dicoba dalam keadaan dingin lalu dalam keadaan panas. Bila pelarutnya HCl
pekat larutan harus diuapkan sampai sebagaian besar HCl habis. Bila larutan
HNO3 atau air raja, maka semua asam harus dihilangkan dengan cara
menguapkan larutan sampai hampir kering, kemudian ditambahkan sedikit HCl,
diuapkan lagi sampai volumenya sedikit lalu encerkan dengan air.
Analisa kualitatif merupakan analisa yang mendasarkan pada adanya hubungan
semantis antar variabel yang sedang diteliti. Tujuannya ialah agar peneliti
mendapatkan makna hubungan variabel-variabel sehingga dapat digunakan
untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar
semantis sangat penting karena dalam analisa kualitatif, peneliti tidak
menggunakan angka-angka seperti pada analisa kuantitatif.
Prinsip pokok teknik analisa kualitatif ialah mengolah dan menganalisa data-data
yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan
mempunyai makna. Prosedur analisa data kualitatif dibagi dalam lima langkah
yaitu:
1.Mengorganisasi data: Cara ini dilakukan dengan membaca berulang kali data
yang ada sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan
penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai
2.Membuat kategori, menentukan tema, dan pola: langkah kedua ialah
menentukan kategori yang merupakan proses yang cukup rumit karena peneliti
harus mampu menglompokkan data yang ada kedalam suatu kategori dengan
tema masing-masing sehingga pola keteraturan data menjadi terlihat secara
jelas
3.Menguji hipotesa yang muncul dengan menggunakan data yang ada: setelah
proses pembuatan kategori maka peneliti melakukan pengujian kemungkinan
berkembangnya suatu hipotesa dan mengujinya dengan menggunakan data
yang tersedia
4.Mencari eksplanasi alternatif data: proses berikutnya ialah peneliti
memberikan keterangan yang masuk akal data yang ada dan peneliti harus
mampu menerangkan data tersebut didasarkan pada hubungan logika makna
yang terkandung dalam data tersebut; dan
5.Menulis laporan: penulisan laporan merupakan bagian analisa kualitatif yang
tidak terpisahkan. Dalam laporan ini peneliti harus mampu menuliskan kata,
frasa dan kalimat serta pengertian secara tepat yang dapat digunakan untuk
mendeskripsikan data dan hasil analisanya.
Model lain untuk melakukan analisa data kualitatif ialah dengan menggunakan:
1.Analisa Domain,
2.Analisa Taksonomi,
3.Analisa Komponensial,
4.Analisa Tema Kultural dan
5.Analisa Komparasi Konstan.
Dalam mengaplikasikan teknik-teknik analisa di bawah ini, penulis menggunakan
contoh bidang ilmu Desain Komunikasi Visual.
1. Analisa Domain: Analisa domain berguna untuk mencari dan memperoleh
gambaran umum atau pengertian yang bersifat secara mneyeluruh. Hasil yang
diharapkan ialah pengertian di tingkat permukaan mengenai domain tertentu
atau kategori-kategori konseptual.
2. Analisa Taksonomi: analisa taksonomi didasarkan pada focus terhadap salah
satu domain (struktur internal domain) dan pengumpulan hal-hal / elemen yang
sama.
3. Analisa Komponensial: analisa komponensial menekankan pada kontras antar
elemen dalam suatu domain; hanya karakteristik-karaktersitik yang berbeda
saja yang dicari.
4. Analisa Tema Kultural: cara melakukan analisa tema kultural ialah dengan
mencari benang merah yang ada yang dikaitkan dengan nilai-nilai, orientasi
nilai, nilai dasar / utama, premis, etos, pandangan dunia dan orientasi kognitif.
Analisa berpangkal pada pandangan bahwa segala sesuatu yang kita teliti pada
dasarnya merupakan suatu yang utuh (keseluruhan), tidak terpecah-pecah; oleh
karena itu peneliti dalam menganalisa data sebaiknya menggunakan pendekatan
Uji Nyala
Kata Kunci: ion logam, uji nyala
Ditulis oleh Jim Clark pada 13-10-2007
Halaman ini menguraikan bagaimana melakuan sebuah uji nyala untuk berbagai ion
logam, dan secara ringkas menjelaskan bagaimana warna nyala bisa terbentuk.
Uji nyala digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam dalam jumlah yang
relatif kecil pada sebuah senyawa. Tidak semua ion logam menghasilkan warna nyala.
Untuk senyawa-senyawa Golongan 1, uji nyala biasanya merupakan cara yang paling
mudah untuk mengidentifikasi logam mana yang terdapat dalam senyawa. Untuk logamlogam lain, biasanya ada metode mudah lainnya yang lebih dapat dipercaya meski
demikian uji nyala bisa memberikan petunjuk bermanfaat seperti metode mana yang
akan dipakai.
Melakukan uji nyala
Rincian prosedur
Bersihkan sebuah kawat platinum atau nichrome (sebuah alloy nikel-kromium) dengan
mencelupkannya ke dalam asam hidroklorat pekat dan kemudian panaskan pada
Bunsen. Ulangi prosedur ini sampai kawat tidak menimbulkan warna pada nyala api
Bunsen.
Jika kawat telah bersih, basahi kembali dengan asam dan kemudian celupkan ke dalam
sedikit bubuk padatan yang akan diuji sehingga ada beberapa bubuk padatan yang
menempel pada kawat tersebut. Setelah itu pasang kembali kawat pada nyala Bunsen.
Jika warna nyala memudar, masukkan kembali kawat ke dalam asam dan pasang
kembali pada nyala seolah-olah anda sedang membersihkannya. Dengan melakukan ini,
anda akan sering melihat kilasan warna yang sangat singkat namun intensif.
Warna
Warna-warna yang ada pada tabel berikut hanya merupakan panduan. Hampir setiap
orang yang melakukan uji nyala berbeda dalam mengamati dan menjelaskan warna yang
terjadi. Sebagai contoh, beberapa orang menggunakan kata "merah" beberapa kali
untuk menunjukkan beberapa warna yang bisa sangat berbeda satu sama lain.
Disamping itu, ada juga yang menggunakan kata seperti "merah padam" atau "merah
tua" atau "merah gelap", tapi tidak semua orang mengetahui perbedaan antara katakata yang dipakai untuk menunjukkan warna ini.
warna nyala
Li
merah
Na
lilac (pink)
Rb
Cs
biru lembayung
Ca
orange-merah
Sr
merah
Ba
hijau pucat
Cu
Pb
putih keabu-abuan
Apa yang akan anda lakukan jika anda mengamati warna nyala merah untuk sebuah
senyawa yang tidak diketahui dan anda tidak tahu variasi warna merah tersebut?
Ambil sampel senyawa lithium, strontium (dll) dan ulangi uji nyala, bandingkan warna
yang dihasilkan oleh salah satu dari senyawa yang diketahui dengan senyawa yang tidak
diketahui secara bergantian sampai anda mendapatkan pasangan yang cocok.
Asal-usul warna nyala
Warna nyala dihasilkan dari pergerakan elektron dalam ion-ion logam yang terdapat
dalam senyawa.
Sebagai contoh, sebuah ion natrium dalam keadaan tidak tereksitasi memiliki struktur
1s22s22p6.
Jika dipanaskan, elektron-elektron akan mendapatkan energi dan bisa berpindah ke
orbital kosong manapun pada level yang lebih tinggi sebagai contoh, berpindah ke
orbital 7s atau 6p atau 4d atau yang lainnya, tergantung pada berapa banyak energi
yang diserap oleh elektron tertentu dari nyala.
Karena sekarang elektron-elektron berada pada level yang lebih tinggi dan lebih tidak
stabil dari segi energi, maka elektron-elektron cenderung turun kembali ke level dimana
sebelumnya mereka berada tapi tidak musti sekaligus.
Sebuah elektron yang telah tereksitasi dari level 2p ke sebuah orbital pada level 7
misalnya, bisa turun kembali ke level 2p sekaligus. Perpindahan ini akan melepaskan
sejumlah energi yang dapat dilihat sebagai cahaya dengan warna tertentu.
Akan tetapi, elektron tersebut bisa turun sampai dua tingkat (atau lebih) dari tingkat
sebelumnya. Misalnya pada awalnya di level 5 kemudian turun sampai ke level 2.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/unsurunsur_golongan_1/uji_nyala/
Landasan Teori
Logam alkali dan alkali tanah memberikan warna nyala yang khas, warna
nyala dari logam alkali tanah dapat digunakan sebagai salah satu cara
mengidentifikasi adanya unsur logam alkali dan alkali tanah dalam suatu bahan.
Dalam percobaan ini akan diselidiki warna nyala dari senyawa logam alkali dan
alkali tanah. Salah satu ciri khas dari suatu unsur ialah spektrum emisinya.
Spektrum emisi teramati sebagai pancaran cahaya dengan warna tertentu, tapi
sesungguhnya spektrum itu terdiri atas beberapa garis warna yg khas bagi stiap
unsur.
Alkali
Unsur
Warna nyala
Litium
Merah
Natriu
m
Kuning
Kalium
Ungu
Rubidiu
m
Merah
Sesium
Biru
Alkali Tanah
Unsur
Warna nyala
Magnesiu
m
Putih
Kalsium
Jingga-Merah
Strontium
Merah
Barium
Hijau
II.
Tujuan
Mengamati dan mengidentifikasikan warna nyala kation alkali dan alkali tanah.
III.
Manfaat Penelitian
1.
2.
3.
IV.
Hipotesis
Apakah warna nyala api pada masing- masing kation alkali dan alkali tanah ?
V.
Variabel
Variabel bebas
1.
2.
3.
4.
Pipet tetes
Variabel terikat
1.
NaCl
2.
KOH
3.
CaCl2
4.
SrCl2
5.
Ba (OH)2
6.
Pita Magnesium
Variabel kontrol
1.
Perubahan warna nyala api pada setiap kation alkali dan alkali tanah
Bab 2
Metodologi
I.
:
cawan porselin
pipet tetes
pembakar spiritus
kaki empat
Bahan
NaCl
KOH
CaCl2
SrCl3
Ba(OH)2
pita magnesium
spiritus
penjepit
lidi
II.
III.
Tempat
Hari
: Selasa
Tanggal
: 06 November 2012
Waktu
: 07.00 08.30
Cara Kerja
1.
Siapkan peralatan yang akan digunakan, seperti cawan porselen, pipet tetes,
kaki tiga, pembakar spiritus, dan lain sebagainya.
2.
3.
Masukkan kurang lebih seperempat sendok teh NaCl ke dalam cawan porselen
4.
5.
6.
7.
Masukkan nyala api pada lidi ke dalam cawan yang berisi NaCl dan sejumlah
spiritus tersebut
8.
9.
Bab 3
Hasil dan Pembahasan
I.
Hasil pengamatan
No
Nama Senyawa
Rumus kimia
Unsur yang
Diamati
Warna Nyala
Natrium klorida
NaCl
Na
Kuning
Kalium hidroksida
KOH
Ungu
Kalsium Klorida
CaCl2
Ca
Oranye
Stronsium klorida
SrCl2
Sr
Merah
Barium hidroksida
Ba (OH)2
Ba
Hijau
Pita magnesium
II.
Pembahasan
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa, yang stabil dalam udara
kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk
oksida atau hidriksida. Barium melebur pada 710C. Pada uji kering (pewarnaan
nyala) , garam garam barium bila dipanaskan pada nyala spiritus yang tak
cemerlang (yakni kebiru-biruan), memberi warna hijau-kekuningan kepada nyala.
Karena kebanyakan garam barium, kecuali kloridanya, tak mudah menguap.
Stronsium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa. Stronsium melebur
pada 771C. Sifat sifatnya serupa dengan barium senyawa senyawa
stronsium yang mudah menguap, terutama kloridanya, memberi warna merah
yang khas pada nyala spiritus yang tak cemerlang.
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845C.
Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab, pada reaksi ini terbentuk
kalsium oksida atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan
membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen. Pada uji kering atau pewarnaan
nyala senyawa senyawa kalsium yang mudah menguap, memberi warna ungu
kepada nyala spiritus.
Natrium adalah logam putih-perak yang lunak, melebur pada 97,5C. natrium
teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab,maka harus disimpan terendam
seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air.
Untuk uji kering (pewarnaan nyala) nyala spiritus yang tak cemerlang akan
diwarnai kuning kuat oleh uap garam natrium.
Kalium adalah logam putih perak yang lunak. Logam ini melebur pada
63,5C. ia tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi
dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru. Nyala pita
magnesium adalah putih cemerlang seperti kembang api.
Suatu unsur memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda-beda seperti halnya
untuk logam-logam golongan alkali dan golongan alkali tanah yang memberikan
warna-warna yang khas bila dibakar karena salah satu hal yang mempengaruhi
Bab 4
Penutup
Kesimpulan
Warna nyala api pada masing- masing zat adalah sebagai berikut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pita magnesium warna nyalanya adalah putih terang seperti kembang api
http://bungasakuraatin.blogspot.com/2013/10/reaksi-nyala-kation-alkali-danalkali.html
Reaksi Nyala
Uji nyala api adalah uji yang dilakukan untuk melihat perbedaan warna
pada yang ditimbulkan oleh setiap unsur melalui pembakaran dengan nyala api
Bunsen.
Logam alkali dan alkali tanah adalah logam golongan utama yang unsureunsurnya terdapat pada golongan I A dan II Adalam system periodic.
Logam alkali terdiri atas enam buah unsure , yaitu Litium (Li), Natrium
(Na), Kalium (K),Rubidium (Rb), sesium (Cs) dan Fransium (Fr). Hal itu karena
unsure logam alkali sangat reaktif. Disebut dengan logam alkali karena dapat
membentuk basa kuat.
Warna
Li
Merah
Na
Kuning
Ungu
Rb
Merah
Cs
Biru
Warna
Be
Putih
Mg
Putih
Ca
Orange
Sr
Merah Tua
Ba
Hijau
http://d-ncur.blogspot.com/2013/01/reaksi-nyala.html
A. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1.
2.
Untuk warna nyala unsur unsur logam alkali dan alkali tanah, uji nyala
merupakan cara yang paling mudah untuk mengidentifikasi logam mana
yang terdapat dalam senyawa. Untuk logam-logam lain, biasanya ada
metode mudah lainnya yang lebih dapat dipercaya meski demikian uji
nyala bisa memberikan petunjuk bermanfaat seperti metode mana yang
akan dipakai.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1.
Alat :
1.
Kawat nichrome
2.
Pembakar Busen
2.
Bahan :
1.
HCl pekat
2.
1.
2.
Jika kawat telah bersih, basahi kembali dengan asam dan kemudian
celupkan ke dalam sedikit bubuk padatan yang akan diuji sehingga ada
beberapa bubuk padatan yang menempel pada kawat tersebut. Setelah
itu pasang kembali kawat pada nyala Bunsen.
E. HASIL PENGAMATAN.
SrC
F. PEMBAHASAN
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa, yang stabil dalam udara
kering. Barium bereaksi denganair dalam udara yang lembab, membentuk
oksida atau hidriksida. Barium melebur pada 710C. Pada uji kering
(pewarnaan nyala) , garam garam barium bila dipanaskan pada nyala
Bunsen yang tak cemerlang (yakni kebiru-biruan), memberi warna hijaukekuningan kepada nyala. Karena kebanyakan garam barium, kecuali
kloridanya, tak mudah menguap.
Stronsium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa. Stronsium
melebur pada 771C. sifat sifatnya serupa dengan barium senyawa
senyawa stronsium yang mudah menguap, terutama kloridanya, memberi
warna merah-karmin yang khas pada nyala Bunsen yang tak cemerlang.
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada
845C. Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab; pada reaksi
ini terbentuk kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium
menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen.
Pada uji kering atau pewarnaan nyala senyawa senyawa kalsium yang
mudah menguap, memberi warna merah-kekuningan kepada nyala
Bunsen.
Natrium adalah logam putih-perak yang lunak, melebur pada 97,5C.
natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab,maka harus
dismpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini
bereaksi keras dengan air. Untuk uji kering (pewarnaan nyala) nyala
Bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam
natrium.
Kalium adalah logam putih perak yang lunak. Logam ini melebur pada
63,5C. ia tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat
teroksidasi dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan
biru. Logam itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil melepaskan
hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung :
Ads by Webexp EnhancedAd Options
Bila suatu atom atau molekul diberikan suatu energi berupa energi panas,
listrik, radiasi dan sebagainya maka atom- atom tersebut akan tereksitasi,
teroksidasi ataupun tereduksi tergantung dari seberapa besar energi yang
Karena sekarang elektron-elektron berada pada level yang lebih tinggi dan
lebih tidak stabil dari segi energi, maka elektron-elektron cenderung turun
kembali ke level dimana sebelumnya mereka berada tapi tidak musti
sekaligus. Sebuah elektron yang telah tereksitasi dari level 2p ke sebuah
orbital pada level 7 misalnya, bisa turun kembali ke level 2p sekaligus.
Perpindahan ini akan melepaskan sejumlah energi yang dapat dilihat
sebagai cahaya dengan warna tertentu. Akan tetapi, elektron tersebut
bisa turun sampai dua tingkat (atau lebih) dari tingkat sebelumnya.
Misalnya pada awalnya di level 5 kemudian turun sampai ke level 2.
Masing-masing perpindahan elektron ini melibatkan sejumlah energi
tertentu yang dilepaskan sebagai energi cahaya, dan masing-masing
memiliki warna tertentu. Sebagai akibat dari semua perpindahan elektron
ini, sebuah spektrum garis yang berwarna akan dihasilkan. Warna yang
anda lihat adalah kombinasi dari semua warna individual. Besarnya
lompatan/perpindahan elektron dari segi energi, bervariasi dari satu ion
logam ke ion logam lainnya. Ini berarti bahwa setiap logam yang berbeda
akan memiliki pola garis-garis spektra yang berbeda, sehingga warna
nyala yang berbeda pula.
Mengapa dalam uji nyala digunakan kawat nikrom dan asam
1.
klorida?
Asam klorida (HCl) :
benar-benar bersih.
pembakaran HCl tidak memberikan warna sehingga tidak
mempengaruhi atau mengganggu warna nyala logam alkali dan alkali
2.
3.
A. Teori Dasar
A.1 Definisi Alkali
Ads by Webexp EnhancedAd Options
Dalam
satu
golongan
dari
atas
kebawah,titik
lebur,kereaktifannya
didih,titik
bertambah
dan
feldspar.
Adapun
logam0logam
seperti Li,Cs, dan Rb terdapat dalam mineral fosfat trifilit, dan pada
mineral silikat lepidolit dapat ditemukan Litium yang bercampur dengan
Alumunium.
Reaksi Logam-logam ALKALI diantaranya:
Dapat
bereaksi
dengan
O2
membentuk
Oksida,Peroksida
atau
Superoksida 4Li (s) + O2 (g) menjadi 2Li2O (s) (Oksida biasa) 2Na (s) +
O2 (g) menjadi Na2O2 (s) (Peroksida) K (s) + O2 (g) menjadi KO2 (s)
(Superoksida)
4) Dengan Hidrogen membentuk Hidrida 2L (s) + H2 (g) menjadi 2LH (s)
5) Dengan Nitrogen, hanya Li yang dapat bereaksi 6Li (s) + N2 (s) manjadi
2Li3N (s)
6) Reaksi logam ALKALI dan Halogen 2L (s) + X2 manjadi 2LX
7) Reaksi logam ALKALI dan belerang 2L (s) + S (g) menjadi L2S (s)
Pembuatan logam ALKALI
Reaksi pembuatan logam alkali dari senyawanya merupakan reaksi
reduksi. Logam-logam alkali dapat diperoleh dari elektrolisis leburan
garam-garamnya.
Kegunaan Logam ALKALI
a)
Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA.
Yang termasuk ke dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium
(Mg), Calcium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Di
sebut logam karena memiliki sifat sifat seperti logam.
Disebut alkali karena mempunyai sifat alkali atau basa jika direaksikan
dengan air. Dan istilah tanah karena oksidasinya sukar larut dalam air,
dan banyak ditemukan dalam bebatuan di kerak bumi. Oleh sebab itu,
istilah alkali tanah biasa digunakan untuk menggambarkan kelompok
unsur golongan II A. Berbeda dengan golongan IA, golongan IIA banyak
yang sukar larut dalam air. Unsur-unsur golongan IIA umumnya ditemukan
dalam tanah berupa senyawa tak larut. Oleh karena itu disebut logam
alkali tanah(alkaline earth metal).
Di logam alkali tanah berilium ke barium jari-jari atom bertamabh
besar, sehingga energy ionisasi serta keelektronegatifan berkurang.
Akibat, kecenderungan untuk melepas electron membentuk senyawa ion
makin besar.
A.3 Reaksi Nyala Logam Alkali dan Alkali Tanah
Ads by Webexp EnhancedAd Options
Salah satu cirri khas dari suatu unsru ialah spectrum emisinya. Unsur
yang tereksitasi, karena pemanasan ataupun karena sebab lainnya,
memancarkan radiasi elektromagnetik yang disebut spektrum emisi.
Spektrum emisi teramati sebagai pancaran cahaya dengfan warna
tertentu, akan tetapi sesunggunya spectrum itu terdiri atas beberapa
garis warna (panjang gelombang) yang khas bagi setiap unsure. Karena
keunikan, spectrum emisi dapat digunakan untuk mengenali suatu unsure.
Unsur-
unsure
logam
dapat
dieksitasikan
dengan
WARNA NYALA
UNSUR
WARNA NYALA
Litium
Merah
Berilium
Putih
Natrium
Kuning
Magnesium
Putih
Kalium
Ungu
Kalsium
Jingga-Merah
Rubidium
Merah
Stronsium
Merah
Sesium
Biru
Barium
Hijau
mula-mula
direduksi,
lalu
sibasahi
asmklorida
pekat,
dan
senyawa
stronsium
yang
mudah
menguap,
terutama
2K+ + 2OH- + H2
larutan
yang
tak
berwarna,
kecuali
bila
anionnya
B.
Plat Tetes
Jarum Ose
Pembakar Spirtus
B.2 Bahan
BaCl2
SrCl2
NaCl
MgCl2
KCl
C.
1.
Zat yang akan diuji nyalanya ditempelkan pada ose dan dicelupkan ke
dalam sedikit HCl
3.
4.
Warna yang yang muncul, diamati dan dicatat dalam table pengamatan
D.
Hasil Pengamatan
WARNA NYALA
UNSUR
Litium
Merah
Berilium
Natrium
Kuning
Magnesium
Kalium
Ungu
Kalsium
Rubidium
Merah
Stronsium
Sesium
Biru
Barium
E.
SENYAWA
WARNA
SrCl2
Merah
BaCl2
Putih
KCl
Ungu
MgCl2
Putih
CaCl2
Merah
Pembahasan
Dari hasil percobaan pembakaran SrCl 2 menghasilnya warna merah,
BaCl2 menghasilkan warna putih pada pembakaran, pada percobaan ini
tidak membuktikan bahwa Barium menghasilkan warna nyala hijau. Hal ini
disebabkan karena kurang ketelitian dalam penglihatan penguji dan pada
Kesimpulan
Uji nyala dilakukan dengan mengsterilkan jarum ose mengunakan HCl
lalu
Ba,
Sr,
K,
Mg, Ca dibakar
diatas
spirtus
dan
nantinya
akan
Pada uji nyala, unsur Barium memberikan nyala api hijau, unsur
Kalium memberikan nyala api ungu, unsur Stronsium memberikan nyala
api merah, unsure Magnesium memberikan nyala api putih, unsur Kalsium
memberikan nyala api merah.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
21
November
2010. Percobaan
Logam
Alkali
dan
Alkali
Tanah. http://opukadafi.blogspot.com
21
November
2010. Warna
Nyala
Alkali
dan
Alkali
Tanah. http://www.scribd.com
24
November
Praktikum. http://aatunhalu.wordpress.com
2010. Kumpulan
http://aryasalaka.blogspot.com/2013/01/laporan-uji-nyala_22.html
Kelarutan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Hubungan kelarutan dan suhu untuk beberapa jenis garam.Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan
suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent)[1]. Kelarutan
dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan.
Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap
suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya
disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran. Zat yang
terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari selalu larut
seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble)
sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus
yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan
dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh(supersaturated) yang
metastabil.
Istilah Kelarutan
Istilah Kelarutan
Sangat mudah larut
Mudah larut
Larut
Agak sukar larut
Sukar Larut
Sanagat Sukar Larut
Praktis Tidak larut
kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara
solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute
solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya
terik solute solvent lemah.
Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi
dalam solvent polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih
polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar.
-
Sifat solute
Penggantian solute berarti pengubahan interaksi-interaksi solute-solute
dan solute-solvent.
Suhu
Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan dinaikkan.
Gelembung-gelembung kecil yang dibentuk bila air dipanaskan adalah
kenyataan bahwa udara yang terlarut menjadi kurang larut pada suhu-suhu
yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan yang umum untuk
perubahan suhu terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-padatan.
Tekanan
Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang
terletak di atas larutan dinaikkan. Secara kuantitatif, hal ini dinyatakn dalam
hukum Henry, yang menyatakan bahwa pada suhu tetap perbandingan dari
tekanan saham dari solute gas dibagi dengan mol fraksi dari gas dalam
larutan adalah tetap.
Pengendapan merupakan metode yang sangat berharga untuk
memisahkan suatu sample menjadi komponen-komponennya. Proses yang
dilibatkan adalah proses dalam zat yang akan dipisahkan itu digunakan untuk
membentuk suatu fase baru endapan padat.
Pengujian mengenai kelarutan ini banyak digunakan untuk produkproduk instan seperti jahe instan, kopi instan, serta dapat pula digunakan
untuk tablet. Makin tinggi angka yang diperoleh menunjukkan kelarutan yang
meningkat pula.
kelarutan zat dapat dilihat dari tabel dibawah ini
a.
Alat :
Tabung reaksi
Rak tabung
Pipet tetes
Spatula
b. Bahan :
-
NaOH 5%
HCl 5%
NaHCO3 5%
H2SO4
Zat unknown
c.
Prosedur kerja
1.
2.
Ditambahkan kira-kiraa 1-2 tetes cairan atau sedikit kristal zat unknown.
3.
Ketuk tabung reaksi dengan hati-hati sampai dapat dipastikan bawa zat
unknown larut atau tidak larut dalam air. Diamati apa yang terjadi dan dicatat!
4.
5.
Jika tidak larut didalam air, pekerjaan dilakukan dengan penambahan NaOH
5% sesuai dengan diagram. Dicatat hasil pengamatan.
Catatan :
Penambahan NaOH 5%, HCl 5% atau H2SO4 pekat harus dilakukan terhadap
sampel asal.
V. HASIL dan PEMBAHASAN
HASIL PENGAMATAN
1. Larutan A (n-heksan)
2.
3.
4.
5.
Larutan E (Fenol)
Larutan E + H2O = tidak larut
Larutan E + H2O + NaOH 5% = tidak larut
Larutan E + H2O + NaOH 5% + NaHCO3 = tidak larut
6.
Larutan F (toluen)
Larutan F + H2O = tidak larut
Larutan F + H2O + NaOH 5% = tidak larut
Larutan F + H2O + NaOH 5% + H2SO4 pekat = tidak larut, namun lapisan
teratas bewarna putih keruh sedagkan lapisan bawah putih bening.
7.
PEMBAHASAN
Senyawa Organik merupakan senyawa kimia yang mengandung
karbon (C). Kelarutan menyatakan secara kulaitatif dari proses larutan. Yaitu
menyatakan jumlah maksiang dapat terlarut dalam sejumlah tertentu zat
terlarut atau larutan. Uji kelarutan senyawa organik ini bertujuan untuk
mengetahui mengapa suatu senyawa dapat larut dan dapat menentukan
apakah suatu senyawa termasuk basa kuat, asam lemah, asam kuat atau
suatu zat netral. Prinsip uji kelarutan ini dengan panambahan aquades.
Sampel yang digunakan dalam uji kelarutan ini ada 7, diantaranya :
n-heksana, asam asetat, asam salisilat, fenol, toluena, alkohol, dan asam
oksalat. Mula-mula sampel A yang berupa larutan n-heksan. Heksana
mempunyai Rumus fungsi CH3(CH2)4CH3) di uji kelarutannya untuk
menentukan termasuk senyawa apa. N-heksana ditambahkan dengan H2O
tidak larut, dan terbentuk dua fasa. Dibagian atas adalah n-heksana dan
dibagian bawah adalah air. Hal ini terjadi karena air merupakan senyawa polar
sedangkan n-heksana adalah senyawa non-polar sehingga terjadi pemisahan.
Selain itu dari berat jenis, berat jenis Air lebih bersar dari pada n-heksana
sehingga air berada di bagian bawah. Air = 1 g/mL sedangkan n-heksana
0,6548 g/mL. setelah itu ditambahkan dengan NaOH terbentuk buih namun
tetap tidak larut. Dan ketika di tambahkan HCl dan H2SO4 tetap tidak larut.
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna
yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Ketika
ditambahkan air fenol tidak larut dan ketika ditambahkan NaOH 5%, sedikit
larut. Karena, Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100
ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan
ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion
fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air. Pelepasan ini diakibatkan
pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem
aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan
menstabilkan anionnya. Namun ketika ditambahkan dengan NaHCO3 5%
tidak larut. Hal ini menunjukan bahwa fenol berada di dalam senyawa asamasam lemah.
Toluen merupakan senyawa dengan rumus molekul C7H8 (C6H5CH3)
dan memiliki kelarutan dalam air Kelarutan dalam air 0,47 g/L (20-25 C).
Dengan Densitas 0,8669 g/mL, zat cair. Dibandingkan dengan densitas air, air
lebih besar dari pada toluen sehingga toluen tidak larut ketika ditambahkan
dengan air. ketika ditambahkan dengan NaOH 5% tidak larut. Namun ketika
ditambahkan dengan H2SO4 terbentuk 2 fasa. Yang paling atas berwarna putih
sedangkan yang bawah bening(tidak larut). Hal ini menunjukan bahwa toluen
termasuk senyawa inert aromatik.
Asam salisilat merupakan senyawa dengan rumus molekul
C7H6O3, Densitas 1,44 g/L. Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat)
merupakan asam yang bersifat iritan lokal. Ketika ditambahkan dengan air,
asam salisilat tidak larut dan terbentuk endapan putih. Namun ketika
ditambahkan lagi NaOH endapan putih hilang. Dan ketika ditambahkan
dengan NaHCO3 menjadi larut. Hal ini menunjukan bahwa asam salisiat
termasuk Asam Karboksilat.
VI. KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.
3.
jawaban:
1. Suatu senyawa dapat larut karena polaritas suatu senyawa atau molekul didasarkan pada
sifat dipol yang dimilikinya. Polaritas molekuler tergantung pada perbedaan
elektronegativitas antara atom-atom yang ada dalam suatu senyawa dan adanya
ketidaksimetrisan struktur dari suatu senyawa , berdasarkan sifat polar ini kelarutan dapat
diketahui sesuai dengan azas "like dissolves like", di mana larutan yang bersifat
polar akan larut dengan larutan yang bersifat polar juga, begitu pula
sebaliknya.
2. Sampel yang digunakan yakni fenol ( C6H5OH ) ,
fenol
3. Senyawa inert adalah senyawa yang sukar melepas electron sehingga sulit untuk bereaksi .
contoh Nitrogen (N2), asam salisilat .
asam salisilat
http://praktikum-organik.blogspot.com/2012/10/uji-kelarutan-senyawaorganik.html
A. PELAKSANAA PRAKTIKUM
1. Tujuan : a. Mengetahui kelarutan zat organik dalam beberapa pelarut.
b. Menentukan golongan suatu zat organik berdasarkan kelarutannya.
2. Waktu : Kamis, Oktober 2010.
3. Tempat : Labotaorium Kimia Dasar Lantai III Fakultas MIPA
Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak disebut zat pelarut. Kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah maximum
yang terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu. Dalam konteks kualitatif,
ada zat-zat yang dapat larut, sedikit larut atau tidak larut. Zat yang dikatakan
tidak larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan air, jika
tidak zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut.
Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak
sama( Chang, 2004 : 345).
Latinen mengusulkan empat jenis pelarut, pelarut emiprotik mempunyai baik
sifat asam maupun basa seperti halnya air. Mereka mengalami otoprotolisis dan
derajat sampai dimana reaksi titrasi berlangsung sempurna yang merupakan
fungsi dari reaksi ini. Sebagina, seperti etanol dan mettanol memlki sifat asam
basa yang mirip dengan air dan bersama dengan air disebut pelarut netral.
Lainnya disebut pelarut asam, seperti asam asetat, asam format, dan asam
sulfat adalh asam basa yang jauh lebih llemah daripada air. Pelarut basa seperti
amonia cair dan etildiamina mem[unyai yang lebih besar dan keasaman yang
jauh ebih kecil daripada keasaman daripada air (Underwood, 2004 : 15-16).
Eter adalah senyawa yang tak berwarna dengan bau enak yang khas. Tiitik
didihnya rendah dibandingkan dengan etanol, dengan jumlah atom karbon sama,
dan dinyatakan mempunyai titik didih sama dengan hidrokarbon. Eter dengan
bobot molekul rendah seperti dietil eter benar-benar larut dalam air. Kelarutan
dietil eter dalam air adalah 7 gram per 100 ml air, makin tinggi jumlah atom
karbon suatu eter, kelarutannnya dalam air makin rendah(Hart, 2003 : 271).
Asam benzoat dapat didegradasi dengan cara fotokatalik. Degradasi dilakukan
dengan cara menyinari larutan asam benzoat dengan sinar UV didalam kolom
gas yang di dinding bagian dalamnya dilapisi dengan katalis
. Dalam
percobaan ini aju alir asam bezoat dengan wakti irridasi dibuat bervariasi.
Degradasi asam benzoat dilakukan dengan cara mengukur konsentrasi asam
benzoa dan waktu irridasi seblum dan sesudah irridasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa asam benzoat mengalami degradasi 60,70% pada laju air 60
ml/ menit dan waktu irridasi selama tujuh jan( Darwin Yunus N, 2005 : 34).
Naftalen adalah salah satu komponen yang termasuk benzena aromatik, tetapi
tidak termasuk polisiklik. Naftalen memilki kemiripan sifat yang memungkinkan
zat aditif bensin untuk menigatkan nilai oktan. Sfat-sifat tersebut antara lain:
sifat pembakaran yang baik, mudah menguap sehingga tidak meninggalkan
getah padat pada bagian-bagian mesin. Pengunaan naftalen sebagai aditif
memang belum terkenalkarena msih dalam tahap penelitian. Sampai saat ini
memang belum diketahui akibat buruk penggunaan aftalen terhadap lingkungan
dan kesehatan, namun ia relatf aman digunakan( Djainudin dan Widjoeseno,
2003: 27).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Rak tabung reaksi
- Bulb
- Penjepit tabung
- Pipet volum
2. Bahan
- Aquades
- NaOH 5%
- NaHCO3 5%
- Dietil eter
- HCl 5 %
- H2SO4 pekat
- Kertas lakmus
- Asetaldehid
- Butanol
- Asam benzoat
- Naftalen
- Anilin
D. SKEMA KERJA
E. HASIL PENGAMATAN
Keterangan :
() Larut
() Tidak Larut
() Tidak Dilakukan
F. ANALISIS DATA
Asetaldehida :
Butanol :
Butanol tidak dapat bereaksi dengan air, NaOH, HCl, HSO. Reaksi yang
seharusnya adalah :
Asam Benzoat :
C. PEMBAHASAN
Campuran zat-zat homogen disebut larutan, yang memiliki komposisi merata
atau serba sama seluruh bagian volmenya. Suatu larutan mengandung satu zat
terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang
jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam
jumlah banyak. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh,
dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan.
Kelarutan suatu zat bergatung sifat zat itu, molekul pelarut, temperatur, dan
tekanan(Hiskia ahmad, 2001 : 23).
Pada percobaan uji larutan yang bertujuan untuk mengetahui kelarutan zat
organik dalam beberapa pelarut dan golongan suatu zat organik berdasarkan
kelarutannya. Ada beberapa zat organik yang akan kkita uji diantaranya
asetaldehid, butanol, anilin, asam benzoat, dan naftalen. Semua zat organik
tersebut di uji dengan air, dimana air didini bertindak sebagai penentu kepolaran
suatu senyawa/ zat organik yang diuji.
Percobaan uji kelarutan ini terdiri dari lima percobaan yang pengujian kelarutan
asetaldehid, pengujian kelarutan butanol, pengujian kearutan asam benzoat,
pengujian kelarutan anilin, dan terakhir pegujian kelarutan naftalen.
Pada percobaann pertama kita menguji kelarutan asetaldehid, dimana pada
pengujian asetaldehid ini ditambahkan dengan air ternyata asetaldehid larut
dalam air ini disebabkan oleh interaksi antar molekul yang berikatan dengan
kepolaran gugus karbonil mengakibatkan titik didih asetaldehid lebih daripada
titik didih hidrokarbon berbobot molekul sebanding. Asetaldehid merupakan
senyawa yang mudah menguap dan mempunyai bobot molekul rendah dan larut
benar dalam air, sehingga asetaldehid dapat larut dalam air. Oleh karena
asetaldehid larut dalam air maka kta akan melanjutkan pengujiannya dengan
penambahan eter pada larutan asetaldehid, eter biasanya tidak bereaksi dengan
asam encer, karena eter memiliki titik didih lebih rendah dibandingkan dengan
titik didih alkohol walaupun jumlah atom karbonnya sama. Karena kelarutan eter
didalam campuran lebih tinggi daripada kelarutan asetaldehid, sehingga
asetaldehid dapat larut dalam eter. Dari pengujian dengan kertas lakmus merak
tidak terjadi perubahan warna dan indikator universalnya dalah Ph 4, dari
beberpa pengujian di atas maka asetaldehid digolongkan kedalam golongan
S1(Fesseden JR, 2010 : 425).
Butanol tidak dapat larut dalam air karena butanol bersifat tidak suka dengan
air, ini dsebabkan karena asam benzoat mengandung gugus -OH dengan sendiri
dapat membentuk ikatan idrogen dengan air, karena dengan adanya ikatan
hidroogen, maka asam benzoat tidak dapat larut dalam air. Asam benzoat hanya
dapat laruut dalam basa seperti NaOH sehingga asam benzoat dimasukan atau
diklasifikasikan dalam golongan A2( Fesseden, JR, 2010). Butano merupakan
gugus homolog pertama yang tidak larut dalam air (hanya larut sedikit dalam
air), karena semakin panjang hidrokarbonnya maka kelarutannya dalam air
semakin rendah seperti yang diketahui perbedaan butanol dengan alkohol,
alkohol dengan 1 sampai 3 karbon sehingga larut sempurna dalam air sedangkan
butanol dengan 4 atom carbon hanya larut sedikit dalam air. Butanol masuk
golongan N1 karena dapat larut dalam H 2so4 dan H3PO4 karena butanol dapat
mudah larut dalam asam.
percobaan selanjutnya adalah tentang pengujian anilin. Anilin tidak dapat larut
dalam air tetapi larut dalam asam sulfat, seperti yang kita tahu bahwa anilin
tidak dapat larut dalam air dan basa kuat, tetapi anili larut dalam asam kuat.
Anilin mempunyai pH < 7 sehingga bersifat asam, yang seharusnya bersifat
basa, anilin merupakan contoh dari basa lemah dan basa aromatik sehingga
anilin juga termasuk dalam senyawa aromatik. Karena hanya dapat larut dalam
asam kuat maka anili termasuk golongan N.
Percobaan terakhir tentang pengujian kelarutan naftalen. Naftalen merupakan
senyawa murni pertama yang diperoleh dari fraksi titik didih lebih tinggi dari tar
batubara. Naftallen mudah diisolaso karena senyawa ini menyublim dari tar
menjadi padatan kristal tidak berwarna yang indah, denag titik leleh 80 oC.
naftalen
merupak
senyawa
polisiklik
dengan
dua
cincin
benzena
yang
bergabung. Telah kita ketahui bahwa benzena dan turunannya tidak dapat larut
dalam air, hal ini yang menyebabkan naftalen yang merupakan turunan dari
benzena tidak dapat lariut dalam air karena bersifat non polar atau tidak dapat
larut dalam pelarut.
H. KESIMPULAN
1. larutan adalah campuran yang homogen dari dua zat atau lebih zat, diman
jumlah pelarut lebih banyak daripada zat terlarut.
2. air merupakan pelarut yang sagat efektif untuk menentukan kepolaran
suatu senyawa.
3. asetaldehid hanya dapat larut dalam air dan eter karena asetaldehid
bersifat polar.
4. butanol, anili, asam benzoat, dan naftalen tidak dapat larut dalam air
karean bersifat non-polar.
5. anili dan butanol hanya dapat larut dalam asam kuat, sedangkan asam
benzoat hanya dapat larut dalam asam kuat.
6. berdasarkan kelarutan senyawa-senyawa organik didalam air, eter, NaOH,
dan H2SO4,maka asetaldehid termasuk golongan S1, butanol termasuk
golonga N1, asam benzoat digolongkan dalam golongan A 2, dan anilin
termasuk dalam golongan N.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar dan konsep Inti Edisi Keempat. Jakarta :
Erlangga.
Day, Underwood. 2002. Analisis Kima Kuantitatif
Edisi Keenam.
Jakarta :
Erlangga.
Hart. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Yunus, Darwin. 2006. Pengaruh Waktu Irridiasi dan Laju Air Terhadap Degradasi
Fotokatalistik Larutan Asam Benzoat Dengan Titanium Dioksida (TiO 2) Sebagai
katalis. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Wijdoseno, Djainuddin. 2005. Pengaruh Penambahan Adiktif Oktan Booster AOB17 Sampai AOB31 Terhadap Perubahan Angka Oktan dan Sifat Fisika Kimia
bensin Premium 88. Jakarta : Universitas Indonesia.
http://rifnotes.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-organik-ujikelarutan.html