Você está na página 1de 78

Analisa Pendahuluan (Kimia Kualitatif)

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan utama kimia analisis adalah terkait dengan penentuan komposisi suatu
senyawa dalam suatu bahan/sampel yang lazim disebut dengan kimia analisis
kualitatif. Dalam kimia analisis modern, aspek-aspeknya tidak hanya mencakup
kimia analisis kuantitatif baik dengan menggunakan metode konvensional maupun
dengan metode modern. Latar belakang percobaan ini ialah : pemeriksaan
pendahuluan dari sampel yang akan dianalisis dapat memberikan petunjukpetunjuk yang sangat penting, yang akan memudahkan pemeriksaan lebih lanjut.
Oleh karena itu sebelum mencoba melakukan reaksi analitis berbagai kation dan
anion, ia harus kenal akan operasi yang lazim dilakukan dalam analisis kualitatif,
yakni akan teknik laboratorium yang dilibatkan.
Karena teknik laboratorium seperti melarutkan, menguapkan, mengendapkan,
menyaring, mendekantasi, menyuling, dan teknik laboratorium lainnya telah
dipelajari pada saat praktikum kimia dasar, maka hal itu sudah cukup memberikan
dasar teknik laboratorium untuk praktikum kimia analitik.
Berbagai macam teknik dan metode analisis saat ini telah tersedia yang
penggunaanya tergantung pada tujuan dan jenis sampel yang akan dianalisis.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering diterapkan untuk analisis zat-zat padat, sedangkat reaksi kering
digunakan untuk analisis zat-zat dalam larutan. Pada reaksi kering ini meliputi :
pemanasan, uji nyala, uji manik boraks, uji manik fosfat (atau garam
mikroskomik), dan uji manik natrium karbonat. Sedangkan pada reaksi basah
analisis dilakukan terhadap zat dalam bentuk larutan yang akan diketahui reaksi
itu berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas, dan
dengan perubahan warna. Teknik ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi
dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan
metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang

digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu
golongan.
Tujuan Percobaan
Tujuan Umum
Mengidentifikasi dan menganalisis serta mendeteksi keberadaan unsur kimia dalam
suatu sampel atau cuplikan yang tidak diketahui.
Mempelajari karakteristik kation dan anion dalam larutan tertentu.
Mengidentifikasi dan mendeteksi jenis anion dan kation pada sampel tertentu.
Memberikan Keterampilan kepada Mahasiswa dalam melakukan teknik analisis
kualitatif yang benar.
Tujuan Khusus
Percobaan secara organoleptik adalah untuk mengidentifikasi kation dan anion secara
langsung dari sampel yang diambil.
Percobaan dengan Tes Nyala adalah untuk mengetahui warna-warna yang dihasilkan
sampel pada nyala api Bunsen, baik secara langsung atau melalui kaca kobal.
Percobaan dengan Manik Boraks adalah untuk mengetahui warna sampel pada manik
boraks yang dipanaskan pada nyala oksidasi dan reduksi dalam keadaan panas dan
dingin.
Pemeriksaan dengan H2SO4 pekat adalah untuk mengetahui adanya H2SO4dalam suatu
sampel berdasarkan perubahan warna, bau dan bentuk.
Prinsip Percobaan
Prinsip Percobaan secara Organoleptik
Prinsip berdasarkan pengamatan pada warna, abu dan bentuk sampel akan
menunjukkan kandungan kation atau anion dalam suatu zat.
Prinsip Percobaan tes Nyala
Percobaan Tes Nyala dengan pengunaan sumber panas dari pembakar
Bunsen. Prinsipnya adalah pengamatan warna nyala yang dihasilkan oleh sampel
yang dipanaskan diatas nyala api Bunsen, baik secara langsung atau melalui kaca
kobal. Warna api akan berubah bila reaksi yang terjadi dalam analisis ini.
Prinsip percobaan manik boraks

Pemeriksaan pendahuluan dengan menggunakan tes pemeriksaan dengan


manik boraks mempunyai prinsip yaitu pengamatan warna nyala sampel pada
manik boraks yang dipanasi diatas nyala api oksidasi dan reduksi baik dalam dingin
ataupun panas. Sehingga diperoleh warna yang menunjukkan apakah zat itu
mengandung kation atau anion.
Prinsip pemeriksaan H2SO4 pekat
Prinsipnya adalah pengamatan terhadap perubahan warna larutan, gas, bau,
dan bentuk yang disimpan diatas sampel yang dipanaskan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis Kualitatif
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya
dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa
pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini
dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.
Definisi dari analisis kualitatif adalah pemeriksaaan kimiawi tentang jenis
unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran beberapa zat
(Ir. C.Poliling.1982)
Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensiareagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang
digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan
bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Reaksi Basah
Uji-uji dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung
dengan terbentuknya endapa, dengan pembebasan gas, dan dengan perubahan
warna. Untuk reaksi basah berkaitan dalam penggolongan kation (G.Svehla, 1979).

Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya
Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion
golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. ( PbCl2, HgCl2, AgCl ).
Reaksi kation
Golongan I
Ag+
1. Ag+ + HCL AgCL putih + H2. 2Ag+ + 2 NaOH 2AgOH + 2Na+ coklat
3. 2Ag+ + 2NH4 OH 2 AgOH NH+
Pb2+
1. Pb2+ + 2NaOH Pb(OH)2 putih + 2 Na+
Pb(OH)2 + 2NaOH Na2Pb(OH)4
2. Pb2+ +2 NH4OH Pb(OH)2 putih + 2 NH4+
3. Pb2+ + 2KI PbI2
Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan
ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
Golongan II
Hg2+
1. Hg2+ + 2KI HgI2 merah + 2k+
HgI2 +2 KI K2 HgI2
2. Hg2+ + 2 NaOH Hg(OH)2 kuning +2 Na+
3. Hg2+ +2 NH4OH Hg(OH)2 putih + 2NH4+
4. Hg2+ + 2CUSO4 Hg(SO4 )2 + 2 CU2+
CU2+
1. CU2+ + 2KI CUI2 + 2K+
2. CU2+ + 2 NaOH CU(OH)2 biru + 2nA+
3. CU2+ + 2NH4 OH CU (OH)2 biru + 2NH
Cd2+
1. Cd2+ + KI

2. Cd2+ + 2NaOH Cd(OH)2 + 2 Na+


Cd (OH)2 + NaOH Cd(OH04 putih
3. Cd2+ + 2 NH4OH Cd(OH)2 + 2 NH+
Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini
membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal.
Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
Golongan III A
Fe2+
1. Fe2+ + 2NaOH Fe(OH)2 hijau kotor + 2Na+
2. Fe2+ + 2NH4OH Fe(OH)2 hijau kotor + 2NH4+
3. Fe2+ + 2K4Fe(CN)6 K4 {Fe(CN)6} biru + 4k+
4. Fe2+ + KSCN Fe(SCN)2 + 2K+
Fe3+
1. Fe3+ + 3 NaOH Fe(OH)3 kuning + 3Na+
2. Fe3+ + 3 NH4 OH Fe(OH)3 Kuning + 3NH4+
3. Fe3+ + 3K4Fe(CN)6}2 K4{Fe(CN)6}2 biru +3k+
4. Fe3+ + 3KCNS Fe(SCN)3 + 3K+
Al3+
1. Al3+ + 3NaOH Al(OH)3 putih + 3Na+
2. Al3+ + 3NH4OH Al(OH)3 putih + 3NH4+
3. Al3+ + KSCN
Golongan III B
Zn21. Zn2- + NaOH Zn(OH)2 putih + 2Na+
2. Zn2- + Na2CO3 ZN(CO3)2 putih + 2Na+
3. Zn2- + K4Fe(CN )6 Zn4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
Ni2+
1. Ni2+ + 2NaOH Ni(OH)2 hijau + 2Na+
2. Ni2+ + NH4OH Ni(OH)2 hijau + 2NH4+
3. Ni2+ + 2Na2CO3 Ni(CO3)2 hijau muda + 2Na

4. Ni2+ + K4Fe(CN)6 Ni4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+


CO21. CO2- + NH4OH CO(OH)2 hijau + 2NH4
2. CO2- + 2NaOH CO9OH)2 biru + 2Na+
3. CO2- + K4Fe(CN)6 CO4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
4. CO2- + 2Na2CO3 CO(CO3)2 hijau muda + 2Na
Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium
klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
Golongan IV
Ba21. Ba2- + k2 CrO4 BaCrO4 kuning
2. Ba2- + Na2CO3 BaCO3 putih
Uji nyala
Ba kuning kehijaun
Ca2+
1. Ca2+ + K2CrO4 CaCrO4 Lart. Kuning +2K+
2. Ca2+ + Na2 CO3 CaCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Ca merah kekuningan.
Sr2+
1. Sr2+ + K2CrO4 SrCrO4 Lart. Kuning + 2K
2. Sr2+ + Na2CO3 SrCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Sr merah karmin
Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia
golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan
ini meliputi : Mg, K, NH4+.
Golongan V
Mg2+
1. Mg2+ + 2 NaOH Mg(OH)2 putih + 2Na+

2. Mg2+ + 2 NH4OH Mg(OH)2 tetap + 2NH4+


3. Mg2+ + Na3CO(NO2)6 Mg3{CO(NO2)6} Lart. Merah darah + 3Na
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :

Anion sederhana seperti : O2-, F-, CN- , I, Cl, Br,

Anion okso diskret seperti : NO3-, SO42-, CO3, NO2,

Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi

Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang


berbasis bangat seperti oksalat .
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersamasama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering danreaksi
basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat
dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis
semimikro dengan hanya modifikasi kecil.
Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah

Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca
arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata kecil yang
telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi.
Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala
oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi
berwarna hijau.
Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam
sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap.
Apabila ada borat akan timbul warna hijau.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang
digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang
kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.

Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.


Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion
berbasa banyak seperti oksalad
Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan
reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi
asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat.
Reaksi Anion
Anion golongan A
Cl1. Cl- + AgNO3 AgCl putih + NO3AgCl + 2NH3 Ag(NH3)2 + Cl2. Cl- + Pb(CH3COO)2 PbCl2 putih + 2 CH3COO3. Cl- + CuSO4 I1. I- + AgNO3 AgI putih + NO32. I- + Ba(NO3)2
3. 2I- + Pb(CH3COO)2 PbI2 + 2 CH3COOSCN1. SCN- + AgNO3 AgSCN putih + NO3
2. SCN- + Pb(CH3 COO)2 Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO3. SCN- + Pb(CH3 COO)2 Pb(SCN)2 putih + 2CH3COOGolongan B
S21. S2- + AgNO3 Ag2S hitam + 2NO3
Ag2S + HNO3
2. S2- + FeCl3 FeS hitam + HNO3
3. S2- + Pb(CH3COO)2 PbSO4 hitam + 2CH3COOGolongan C
CH3 COO1. CH3COO- + H2SO4 CH3 COOH + SO4
2. CH3COO- + Ba(NO3)2
3. CH3COO- + 3FeCl3 + 2H2O (CH3COO)6 + 2HCL + 4H2O

3Fe (OH)2
CH3COO- merah + 3CH3COOH +HCL
Golongan D
SO321. SO32- + AgNO3 Ag2SO3 putih + 2 NO3
Ag2SO3 + 2HNO3 2AgNO3 + H2SO4
2. SO32- + Ba(NO3 )2 BaSO3 putih + 2NO3
BaSO3 + 2HNO3 Ba(NO3)2 + H2SO3
3. SO32- + Pb(CH3COO)2 PbSO3 putih + 2CH3 COOPbSO3 + 2HNO3 Pb(NO3) 2 + H2SO3
CO321. CO32- + AgNO3 Ag2CO3 putih + 2NO3Ag2CO3 + 2NO3- 2AgNO3 + H2CO3
2. CO32- + Mg(SO4)2 MgCO3 putih + 2SO42Golongan E
S2O3
1. S2O32- + FeCl3 Fe(S2O3 )3 Cl + 2Cl2. Pb(CH3COO)2 PbS2O3 putih + 2CH3COOGolongan F
PO431. PO43- + Ba(NO3 )2 Ba3(PO4 )2 putih + 2NO32. PO43- + FeCl3 FePO4 putih kuning + 3 ClGolongan G
1. Anion NO32- coklat tipis + FeSO4 + H2SO4 P.
2. NO32- + 4H2SO4 + 6FeSO4 6Fe + 2NO + 4SO4 + 4H2O
Reaksi kering
Yakni reaksi uji tanpa melarutkan sampel. Reaksi ini terdapat beberapa
macam jenis, diantaraknya :
Uji Manik fosfat
Digunakan garam mikroskomik, natrium ammonium hydrogen fosfat tetrahidrat,
manik tembus cahaya tak berwarna mengandung natrium metafosfat.

Uji nyala
Bagian terpanas nyala adalah pada zona pelelhan yang terletak pada kira-kira
sepertiga ketinggian nyala, daerah ini dimanfaatkan untuk menguji kedapat
lelehan zat dan juga mlelngkapi dalam menguji keatsirian relative dari zat-zat
atau campuran zat.
Uji Spektroskopi
Untuk memisahkan cahaya atau rona-rona komponennya dan mengidentifikasikan
kation yang ada oleh perangkat rona yang khas itu.
Pemanasan
Yaitu teknik dengan cara zat disimpan dalam sebuah tabung pengapian yang dibuat
dari pipa kaca lunak, dan dipanasi dalam sebuah nyala Bunsen, mula-mula dengan
lembut nda kemudian dengan lebih kuat.
Uji Manik natrium karbonat, manik natrium karbonak disiapkan dengan melelehkan
sedikit natrium karbonat pada lingkaran kawat pt dalam nyala Bunsen, diperoleh
pantulan kecil tak tembus cahaya, jika dibasahi, maka akan dibenamkan dala
kalium nitrat dan sedikit manga, sehingga terbentuk manik hijau natrium
mangannat (G.Svehla, 1979)
Uji Pipa Tiup
Suatu nyala mengoksid diperoleh dengan memegang mulut pipa dengan pipa itu
kira-kira sepertiga kedalam nyala dan meniup dengan lebih kuat dalam arah
sejajar dengan puncak pemabkar.
Uji Manik Borak
Manik dan zat yang menempel mula-mula dipanasi dalam nyala mereduksi bawah,
dibiarkan dingin dan warnanya diamati. Kemudian manik itu dipanasi dalam nyala
mengoksid bawah, biarkan dingin dan warnanya diamati lagi.

BAB III
BAHAN, ALAT DAN METODE
3.1. Bahan Percobaan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu : Sampel zat sebanyak 5
jenis, 4 jenis berbentuk cairan dan satu jenis berbentuk serbuk.
Digunakan pula Boraks, NH4, CH3COO-, dan NH3 dalam proses percobaan ini.

3.2. Alat Percobaan


Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu : Tabung reaksi, gelas ukur,
plat tetes, pipet tetes, batang pengaduk, pembakar Bunsen, kawat kasa, penjepit
tabung, dan rak tabung reaksi.
3.3 Metode Percobaan
3.3.1. Pemeriksaan secara Organoleptik
Periksa wujud zat dengan cermat, amati apakah mempunyai bau, warna atau
rasa yang khas.
Beberapa senyawa berwarna yang biasa dijumpai :
Merah : Pb3O4, As2S2, HgO, HgS, Sb2S3, CrO3, K3 (Fe(CN)6)
Jingga-merah : bikromat
Ungu kemerahan : permanganate
Kemerah-merahan : garam-garam mangan dan kobal terhidrasi.
Kuning : Cds, As2S3, SnS2, Pbl2, HgO, garam-garam fero, garamgaram nikel dll
Biru : garam-garam kobal anhidris, garam-garam kupri
terhidratasi, biru berlin
Coklat : PbO2, CdO, Fe2O3 dll
Hitam : PbS, CuS, CuO, HgS, dll
3.3.2. Pemeriksaan Secara Tes Nyala
Sedikit zat (+ 50 mg) diletakkan dalam plat tetes, kawat Pt atau Ni/Cr,
sebelum digunakan dicelupkan dulu ke dalam HCl pekat lalu bakar untuk
membersihkannya dari kotoran yang menempel lalu celupkan ke dalam sampel
kemudian bakar dalam api oksidasi Bunsen. Amati warna nyala api yang terjadi.
Nyala Na dapat menutupi nyala unsur lainnya, untuk menanggulanginya dapat
dilakukan dengan melihat nyala melalui kaca kobal, dimana warna nyala Na
diserap sehingga warna unsur lainnya tampak lebih jelas.
Unsur
Na
K
Ca
Sr
Ba, Mo

Warna nyala langsung


Kuning Emas
Violet
Merah bata
Merah padam
Hijau kekuningan

Warna nyala melalui kaca kobal


Merah padam
Hijau terang
Violet
Hijau kebiruan

Cu, Borat
Pb, As, Sb, Bi

Hijau
Biru pucat

Tabel 1. Pemeriksaan Tes Nyala


3.3.3. Pemeriksaan dengan mutiara boraks (manik boraks)
Buat manik boraks dalam lingkaran/cincin kecil pada ujung kawat Pt atau
Ni/Cr dengan mencelupkan kawat panas dan bersih kedalam boraks padat,
panaskan dalam api Bunsen, didapat manik yang tidak berwarna dan transparan.
Celupkan manik panas ke dalam sampel dan panaskan dalam nyala oksidasi Bunsen.
Amati warna manik tersebut, dalam keaadaan panas dan dingin. Panaskan lagi
manik tersebut dalam nyala reduksi dan amati pula warnanya dalam keadaan panas
dan dingin.
Logam
Cu
Fe
Cr
Mn

Oksidasi
Panas
Dingin
Hijau
Biru
Coklat
Kuning
kuning
Kuning
Hijau
gelap
Violet
Violet

Co
Ni

Biru
-

Biru
Coklat
merah

Reduksi
Panas
Dingin
Tidak berwarna
Merah
Hijau
Hijau
Hijau

Hijau

Tidak Berwarna

Tidak
berwarna
biru
Abu-abu

Biru
-

Tabel 2. Pemeriksaan dengan Mutiara Boraks


3.3.4. Reaksi dengan H2SO4 pekat
+ 0,1 g sampel dalam tabung ditambahkan 1-2 ml H 2SO4 pekat, panaskan.
Periksa gas yang terbentuk. Lihat table dibawah ini.
No

Warna Gas

Bau Gas

1.
2.
3.

Merah
Violet

Menusuk
Menusuk
Menusuk

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Coklat
Kuning
Hijau kekuningan
Ungu

Menusuk
Meslu
Merangsang
Menusuk
-

Gas yang
terjadi
HCl
HBr & Br
HI & I2
HNO3 & HNO2
ClO2
Cl2
HF

Mn2O7

Asal
Klorida
Bromida
Iodida
Nitrat
Klorat
Klorida
Fluoresein
MnO4
Formiat

10. Tbw
11. -

Bau cuka

12. 13. D. kuning

14. Merah

CO
CO + CO2

HOAC
O2
COS, SO2,
Br2 + O2

Oksalat
Sianida,
fero/fe
Risianida
Oksalat
Asetat
Feroksida
Tiosianat
Bromat

Tabel 3. Pemeriksaan dengan Reaksi H2SO4 pekat

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Percobaan
Pemeriksaan Secara Organoleptik
Hasil pengamatan dari percoban secara organoleptik diperoleh data sebagai
berikut :
Sampel
I
II
III
IV
V

Warna
Kuning
Bening
Ungu Kemerahan
Bening
Bening

Bau
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak

Berbau
Berbau
Berbau
Berbau
Berbau

Bentuk
Serbuk
Cair
Cair
Cair
Cair

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Secara Organoleptik


Pemeriksaan secara Kering
Tes Nyala
Hasil pengamatan dari percoban pada tes nyala diperoleh data sebagai
berikut :
Sampel
I
II
III
IV
V

Warna
Kuning emas
Hijau Kekuningan
Biru Pucat
Hijau
Violet

Keterangan
Perkiraan Na
Perkiraan Ba, Mo
Perkiraan Pb, AS, Sb, Bi
Perkiraan Cu/borat
Perkiraan K

Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Secara Tes Nyala


Tes Pemeriksaan dengan Mutiara Boraks (Manik Boraks)
Hasil pengamatan dari percoban pada pemeriksaan dengan manik boraks
diperoleh data sebagai berikut :
Sampel

Oksidasi

Reduksi

Keterangan

Dingin

Panas

Dingin

Kuning

Hijau

Hijau

Perkiraan Fe

Hijau

Hijau

Hijau

Perkiraan Cr

III
IV

Panas
Coklat
Kuning
Kuning
Gelap
Biru
Hijau

Biru
Biru

Biru
Merah

Perkiraan Co
Perkiraan Cu

Coklat
Merah

Biru
Tidak
Berwarna
-

Abu-abu

Perkiraan Ni

I
II

Tabel 6. Hasil Pemeriksaan dengan Mutiara Boraks (Manik Boraks)


Reaksi dengan H2SO4 pekat
Hasil pengamatan dari percoban dengan H 2SO4 diperoleh data sebagai
berikut :
Sampel

Warna Gas

Bau Gas

Coklat

Menusuk

II
III

Menusuk
-

IV

Kuning

Meslu

Merah

Reaksi

Keterangan

Perkiraan
HNO3 danHNO2
Terjadi letupan-letupan Perkiraan HCl
Terjadi letupan kecil
Perkiraan
CO+CO2
Terjadi letupan agak Perkiraan ClO2
besar
Terjadi letupan besar
Perkiraan
Br2+O2
Terjadi letupan-letupan

Tabel 7. Hasil Pemeriksaan dengan H2SO4 pekat

http://mayblogsukasuka.blogspot.com/2013/01/analisa-pendahuluan-kimiakualitatif.html

Tahapan analisis kualitatif


Posted on Maret 14, 2012 by julialinahapsari

Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu carayang paling
efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam
metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan
dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu
larutan. Dalam analisa kualitatif ada 2 macam uji/tes yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi
kering digunakan untuk zat padat dan reaksi basah digunakan untuk zat-zat dalam larutan. Pada
umumnya analisa kualitatif dilakukan dalam bentuk larutan. Secara sistematis, setiap analisa
kualitatif dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
1. ANALISA PENDAHULUAN
Awalnya sampel yang akan kita lakukan uji kualitatif sebaiknya kita lakukan beberapa hal
berikut ini :
Pertama : kerucutkan masalahnya terlebih dahulu dengan cara mengidentifikasi larutan sampel
tersebut dari warna agar kita tak perlu mengetes atau mereaksikan larutan sampel dengan
reagen satu per satu.
Kedua : setelah permasalahan kita kerucutkan, kemudian kita lakukan uji organoleptis yang
meliputi bentuk, warna, bau, dan rasa secara fisik, tapi WARNING :untuk zat yang berbahaya
jangan sekali-kali untuk merasainya karena akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Ketiga : lakukanlah uji keasaman larutan sampel dengan cara yang palig mudah adalah dengan
menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. INGAT : Kertas lakmus biru akan
berubah menjadi merah dalam suasanaasam, dan kertas lakmus merah akan berubah warna
menjadi biru dalam suasana basa.
Keempat : lakukanlah uji bentuk kristal dengan menggunakan alat yaitu mikroskop, karena pada
uji ini kita akan melihat bentuk kristal apa yang ada di dalam sampel tersebut. Agar kita bisa
mengetahui kandungan zat sampel.

Kelima : uji nyala atau flame test. Uji ini berguna agar kita bisa tahu LOGAM apa yang ada di
dalam sampel tersebut. Uji ini termasuk uji spesifik, karena hanya logam saja yang memiliki
warna nyala api yang menarik untuk dilihat.
Keenam : uji kelarutan. Pada uji kelarutan ini kita bisa menggunakan cairan pelarut apa saja
termasuk air karena rata-rata garam bisa larut dalam air, air merupakan senyawa polar dan tidak
menutup kemungkinan jika sampel yang kita uji mengandung garam ataupun senyawa polar
yang lain.
Ketujuh : uji spesifik. Pada pengujian ini kita mereaksikan sampel yang sedang kita uji dengan
reagensia yang ada di laboratorium. Dan pada uji ini akan kita dapatkan suatu perubhan
misalnya pengendapan, timbulnya gas atau gelembung, timbulnya bau, dan timbulnya
perubahan suhu yang awalnya dingin menjadi panas .

2.ANALISA PEMASTIAN Analisa ini berguna untuk kita dapat memastikan senyawa atau unsur
(anion dan kationnya) apa yang ada di dalam sampel tersebut. Analisa ini juga yang akan
memastikan semua tahapan uji pendahuluan yang sudah kita lakukan sebelumnya. Maka kita
harus berusaha agar kita tidak salah sedikitpun atau yaaaaaaa sedikit mendekati sempurna
dalam melakukan uji pendahuluan agar dalam uji pemastian kita tidak salah atau hasil sampel
yang kita uji salah kita identifikasi senyawa atau unsurnya (kation dan anionnya).

http://julialinahapsari.wordpress.com/2012/03/14/27/

Analisis Pendahuluan
IN KIMIA ANALISIS, UJI PENDAHULUAN / BY S HAMDANI /

Analisis kualitatif merupakan sebuah rangkaian pekerjaan yang saling berkaitan


Sangat jarang sebuah penetapan kualitatif (manual) bisa dilakukan hanya dengan menggunakan
satu metoda saja, kecuali dengan instrument walau untuk beberapa pekerjaan dengan
instrument pun harus dilakukan secara berantai.
Skema umum untuk analisis kualitatif melalui dua tahap yaitu:
1.

Uji pendahuluan

2.

Uji pemastian
Sepertinya yang penting adalah uji pemastian dan uji pendahuluan tidaklah penting. Kalau saya
bilang tidak juga bahkan ujii pendahuluan sangat penting, alasannya karena bila uji pendahuluan
dilewati, maka uji pemastian akan memakan waktu karena akan lebih banyak meraba-raba.
Uji pendahuluan tidak untuk memastikan, tapi sebagai arah pasti untuk uji selanjutnya atau uji
pemastian.
Yang termasuk dalam uji pendahuluan adalah:

Uji fisik senyawa, bahasa kerennya disebut uji organoleptis. Diantaranya bentuk, warna,
bau dan rasa dari senyawa/sampel

Uji keasaman. Tentunya dari sini bisa ditentukan senyawa asam, basa atau netral

Bentuk Kristal. Uji ini cukup akurat untuk senyawa-senyawa yang memiliki bentuk Kristal
yang spesifik tentunya harus menggunakan mikroskop.

Uji warna nyala (flame test). Yang ini khusus untuk logam dan akurat

Uji kelarutan. Dilakukan terhadap pelarut terutama air, kalau larut air bisa berupa garam
tertentu atau merupakan senyawa polar.
Akan lebih baik kalau analisis pendahuluan dikerjaan semuanya, karena biasanya dari hasil
dapat memberikan gambaran yang hampir nyata dari senyawa yang diuji, sehingga nantinya
hanya diperlukan uji pemastian yang pendek saja, kalau sudah begitu tahap reaksi menjadi lebih
pendek.
Maksudnya, dari uji pendahuluan bisa diperoleh data seperti keasaman, kelarutan , bentuk, rasa,
bau dari sampel, dari data itu saja bisa ada dugaan senyawa yang dicari atau ada senyawasenyawa yang tidak mungkin terdapat. Contoh bila sampel berwarna putih, maka tidak mungkin
terdapat kromat atau bikromat, atau senyawa lain yang memiliki warna, sehingga pencarian jadi
lebih sempit. Kemudian cek apakah senyawa berbentuk Kristal atau tidak? Bila Kristal

kemungkinan besar adalah garam, dari kelarutan bisa dicek senyawanya larut atau tidak.
Sehingga dari uji pendahuluan ini arah pengujian bisa dipersempit.
Jadi intinya:
Analisis kualitataif adalah pencarian di sebuah lautan, dari uji pendahuluan kita persempit
wilayah sampai kalau bisa sesempit-sempitnya., sehingga hanya perlu beberapa uji pemastian
untuk benar-benar meyakinkan hasil.
Beres.

http://catatankimia.com/catatan/analisis-pendahuluan.html

Here we go, ini adalah tugas kedua saya yaitu analisis kualitatif.
oke..tetap semangat
fighting.
mari kita mulai..

pertama itu ada yang namanya kimia analitik adalah cabang ilmu
kimia yang berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi,
struktur, dan fungsi kimiawinya.
kimia analitik juga dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif.
tujuan dari analisis kualitatif sendiri yaitu: untuk mengetahui keberadaan suatu
unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun an organik.

Analisis kualitatif adalah identifikasi suatu


senyawa berdasarkan sifat kimia dan sifat fisika.
lalu untuk mengetahui, menentukan, dan
memastikan suatu sampel yang belum diketahui.
Jenis analisis:
Analisis makro

kuantitas zat 0,5 1 g

volume yang dipakai sekitar 20 ml

Analisis semimikro

kuantitas zat sekitar 0,05 g

volume yang dipakai 1 ml

Analisis mikro

kuantitas zat kurang dari 0,01 g


volume yang dipakai < 1 ml

keuntungan analisis semimikro:


1.

penggunaan zat yang sedikit

2.

kecepatan analisis tinggi

3.

ketajaman pemisahan yang meningkat

4.

penggunaan asam sulfida lebih sedikit

5.

penghematan peralatan

Dalam metode analisis kualitatif ada istilah yang disebut dengan reaksi spesifik.
Reaksi ini dilakukan bertujuan untuk pemastian benar atau tidaknya senyawa
tersebut dan mengetahui unsur yang terdapat dalam senyawa dengan cara
pemberian sampel zat, kemudian dilihat, dengan apakah senyawa tersebut dapat
bereaksi atau menghasilkan reaksi.
TAHAP ANALISIS
Analisis kualitatif melalui dua tahap yaitu:
1.

Uji pendahuluan

2.

Uji pemastian

Yang termasuk dalam uji pendahuluan adalah:


Uji fisik senyawa, bahasa kerennya disebut uji organoleptis.
- Diantaranya bentuk, warna, bau dan rasa dari senyawa/sampel ( sifat fisik tidak
akan dimiliki oleh dua zat senyawa yang berbeda)

Uji keasaman. Tentunya dari sini bisa ditentukan senyawa


asam, basa atau netral

Mikroskopis. Melihat bentuk Kristal. Uji ini cukup akurat


untuk senyawa-senyawa yang memiliki bentuk Kristal yang
spesifik tentunya
harus menggunakan mikroskop.

uji warna nyala yang ini khusus untuk logam dan akurat ( uji
logam dibakar pada api oksidasi memberikan warna api yang
khas)

Uji kelarutan. Dilakukan terhadap pelarut terutama air,


kalau larut air bisa berupa garam tertentu atau merupakan
senyawa polar.

Jenis uji dibagi dua yaitu:


1.

Reaksi kering
Pemanasan

Uji Pipa tiup

Uji Nyala

Uji spektroskopi

Uji Manik Boraks

Uji manik fosfat

Uji Manik natrium karbonat


2. Reaksi basah
Uji dilakukan dengan zat-zat dalam larutan.

Suatu reaksi diketahui berlangsung bila:

Terbetuknya endapan

Larutan jenuh merupakan suatu sistem kesetimbangan, contoh :


AgCl Ag+ + ClIni merupakan kesetimbangan heterogen karena AgCl dalam
bentuk padat, sedangkan Ag+ dan Cl- dalam bentuk larutan
Hasil kali kelarutan :
Ks = [Ag+] [Cl-]
Bila Ks terlewati artinya kesetimbangan bergeser kearah kanan,
akan terbentuk endapan AgCl

Pembebasan gas

Perubahan warna

- Suatu ion (atau molekul) kompleks terdiri dari suatu atom (ion)
pusat dan sejumlah ligan
- Ion pusat adalah ion logam
- Ligan adalah ion atau melekul yang memiliki pasangan elektron
bebas
contoh : CN- , NO2- , H2O , NH3 dll
- Fenomena penting yang sering terjadi bila kompleks terbentuk
adalah kenaikan kelarutan
- Banyak endapan bisa melarut karena pembentukan kompleks
Contoh :
AgCN(s) + CN- [Ag(CN)2]Penambangan CN berlebih menyebabkan endapan berubah
menjadi ion yang larut

http://annayunisa.wordpress.com/2012/03/05/analisis-kualitatif/

Analisis Kualitatif
Posted on Maret 6, 2012 by niequeeni

Kimia analisis kulitatif adalah cabang ilmu kimia analisis yang mempelajari dan menentukan zat
apa yang ada dalam suatu cuplikan atau bahan yang di anlisis. Analisis kualitatif merupakan
salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya
dalam larutan.
Langkah-langkah dalam analisis kualitatif:
1. Pemeriksaan Pendahuluan
2. Pemeriksaan secara sistemis kation dann anion
Pengujian pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kemungkinankemungkinan zat yang ada dalam sampel. Jadi tidak menentukan, tetapi dari
pemeriksaan ini dapat dibuat kesimpulan-kesimpulan yang berharga dan memudahkan tahap
pemeriksaan selanjutnya, karena dari hasil tersebut telah dapat ditentukan zat-zat apa saja yang
terkandung dalam sampel.
Bingungkan dengan pemahaman ini?
Cara gampangnya kita umpamakan saja
Misalnya suatu kotak berisi berbagai macam buku dari yang fiksi maupun non-fiksi. Sebernya
kita cman mau cari novel, karna kta emang suka benget novel. Biasa kalo novel tuh sampulnya
menarik dari pada buku pelajaran yang dipenuhi dengan angka dan rumus. Kita pisahkan buku
yang sampulnya menarik, dengan yang enggak. Trus kta pilih lagi. Kta tau bahwa kebayakan
novel tuh gak tebel. Pokoknya singkirin aja deh buku yang tebelnya segede gabag (kata orang
sunda). Nah setelah kta mengkatagorikan beberapa buku kita bisa memprediksikan apakan buku
yang kita pilih ada yang berupa novel atau tidak
Sebenernya Pengujian pendahuluan dalam analisis kimia pun begitu. Dan banyak sekali cara
dan ragamnya:
1. Pemeriksaan Organoleptis, merupakan pemeriksaan langsung dengan menggunakan
pancaindra yaitu dengan melalui penglihatan (warna Zat) dan merasakan dengan jari.

2. Pemeriksaan kelarutan dalam air. Apabila zatnya sukar larut dalam air maka pasti . bukan
garam-garam dari Na, K, atau Amonium. Bukan garam-garam nitrat, kecuali garam nitrat dari Sb,
Bi yang oleh air terhidrolisis parsil. Bukan logam atau oksida logam, kecuali oksida-ksida dari Na,
K, Ba, Sr dan Ca.

3. Pemeriksaan dengan nyala Bunsen. Beberapa kation dapat memberikan nyala spesifik pada
nyala Bunsen.
Caranya gampang:
1. Celupkan kawat platina kedalam HCl pekat pada zat yang akan diperiksa.
2. Masukan kawat tersebut kedalam nyala bunsen.
3. Perhatikan perubahan warna nyalanya.
Ket: fungsi HCl pekat untuk membuat zat yang diperiksa menjadi garam klorida sehingga mampu
menguap dan uap inilah yang yang menyebabkan nyala bunsen mempunyai warna tertentu.
Misalnya;
1.
2.
3.
4.

Litium memiliki warna nyala merah


Natrium memiliki warna nyala kuning
Kalium memiliki warna nyala pink
Rubidiummemiliki merah lembayung

http://niequeeni.wordpress.com/2012/03/06/analisis-kualitatif/

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kimia analisa adalah ilmu yang mempelajari cara cara penganalisaan zat kimia
yang terdapat didalam suatu senyawa atau larutan yang akan dianalisa baik
jenis maupun kadarnya :
1. Analisa Kualitatif Adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion
yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
2. Analisa Kuantitatif Adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion
yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
Reaksi pengendapan telah digunakan secara meluas dalam kimia analisis dalam
titrasi-titrasi, dalam penetapan gravimetri, dan dalam memisahkan suatu sampel
menjadi komponen-komponennya (Underwood, 1986). Analisa kimia adalah
penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunanpersenyawaan atau
campuran persenyawaan di dalam suatu sampel.
Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation. Analisa anion dan
kation bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sample. Analisa Anion
dominan menggunakan cara yang lebih mudah dibanding analisa terhadap
kation dan berlangsungnya juga sangat singkat sehingga kita dapat secara cepat
mendapatkan hasil percobaan.
Analisa anion - kation dapat juga digunakan dalam berbagai bidang kehidupan,
seperti dalam pemeriksaan darah, urine, dan sebagainya.
1.2Perumusan Masalah
Menganalisa adanya anion dalam sampel dengan langkah-langkah pendahuluan,
yaitu dengan pemberian karbon aktif untuk adsorbsi warna tambahan, uji logam
berat, lalu dilakukan identifiksi anion. Dan bagaimana kelarutan ion-ion Pb2+,
Hg+, Ag+, Cd2+, dan Cu2+ setelah direaksikan dengan HCl encer dan gas H2S
jenuh.
1.3Tujuan Percobaan

Mengidentifikasi anion anion sulfat, phospat, khromat, dan halida dengan


pereaksi spesifik membentuk endapan. Dan memisahkan kation-kation Pb+2,
Hg+, Ag+, Cd+2 dan Cu+2, berdasarkan kelarutannya dengan HCl encer dan
gas H2S (jenuh). Dan selanjutnya diidentifikasi dengan reaksi spesifik.
1.4Manfaat Percobaan
Agar mahasiswa mengerti dan mampu mengaplikasikan analisa anion dan kation
dalam dunia kerja.
1.5Ruang Lingkup percobaan
Praktikum Kimia Analisa Kualitatif ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa,
Fakultas Teknik, Departemen Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara.
Menggunakan bahanbahan antara lain Fanta hijau, You C1000, Na2CO3,
HNO3, HCl, Ba(OH)2, BaCl2, NH4OH, AgNO3, Hac, K2CrO4, KI, dan H2S. Dan
dalam percobaan ini digunakan alat-alat seperti tabung reaksi, rak tabung, pipet
tetes, gelas ukur, beaker glass, batang pengaduk, corong, pipa kapiler, bunsen,
penjepit tabung, sentrifuse dan, penganas air.

BAB II
TEORI ANALISA KUALITATIF

2.1 Metode Analisis Kualitatif


Analisa kualitatif atau disebut juga analisa jenis adalah untuk menentukan
macam atau jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam
melakukan analisa kita mempergunanakan sifat-sifat zat atau bahan, baik sifatsifat fisis maupun sifat-sifat kimianya. Misalnya ada suatu sampel cairan dalam
gelas kimia. Bila kita ingin tahu apa sampel cair itu maka kita lakukan analisa
kualitatif terhadap sampel cairan itu. Caranya ialah kita tentukan sifat-sifat fisis

sampel tersebut. Misalnya bagaimanakah warna, bau, indeks bias, titik didih,
massa jenis serta kelarutan. Begitu pula bila sampel berupa padatan, kita
tentukan bagiamanakah warna, bau, warna nyala, titik leleh, bentuk kristal,
serta kelarutannya. Harus disadari bahwa untuk melakukan analisa kualitatif
yang cepat dan tepat diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai sifat fisis
bahan-bahan yang dianalisa.
Pengetauan ini sangat diperlukan dalam manarik kesimpulan yang tepat. Data
tentang sifat-sifat fisis ini dapat ditemukan dalam suatu Hand Book, misalnya
dalam Physical and Chemical Data Hand Book. Berdasarkan metodenya, analisa
kualitatif dapat dikelompokkan dalam dua kelompok. Pertama, analisis bahan
berdasarkan karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis dan keasaman. Kedua,
analisis bahan berdasarkan metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis anion.
Pada bab ini akan diuraikan bagaimana cara melakukan analisa kualitatif
tersebut.
2.1.1 Analisis kualitatif berdasarkan sifat fisis bahan
Sebelum kita melakukan penentuan sifat fisis berupa penentuan titik leleh dan
bentuk kristal untuk sampel padat dan penentuan titik didih dan indeks bias
untuk sampel cair, lakukanlah terlebih dahulu analisis pendahuluan. Untuk
sampel padat analisis pendahuluan meliputi: warna, bau, bentuk, kelarutan,
pemanasasan dalam tabung uji serta tes nyala. Sedangkan untuk sampel cair
analisis penaduluan meliputi: warna, bau, kelarutan serta keasaman.
2.1.2 Idetifikasi kation berdasarkan H2S
Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan melakukan uji
menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit
mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu
umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation. Sebelum dilakukan
pengendapan golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah cuplikan
padat harus dilarutkan dahulu. Supaya mendapatkan larutan cuplikan yang baik,
zat yang akan dianalisis dihomogenkan dahulu sebelum dilarutkan. Sebagai
pelarut dapat dicoba dahulu secara berturut-turut mulai dari air, HCl encer, HCl
pekat, HNO3 encer, HNO3 pekat, air raja (HCl : HNO3 = 3 : 1). Mula-mula
dicoba dalam keadaan dingin lalu dalam keadaan panas. Bila pelarutnya HCl
pekat larutan harus diuapkan sampai sebagaian besar HCl habis. Bila larutan
HNO3 atau air raja, maka semua asam harus dihilangkan dengan cara
menguapkan larutan sampai hampir kering, kemudian ditambahkan sedikit HCl,
diuapkan lagi sampai volumenya sedikit lalu encerkan dengan air.
Analisa kualitatif merupakan analisa yang mendasarkan pada adanya hubungan
semantis antar variabel yang sedang diteliti. Tujuannya ialah agar peneliti
mendapatkan makna hubungan variabel-variabel sehingga dapat digunakan
untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar
semantis sangat penting karena dalam analisa kualitatif, peneliti tidak
menggunakan angka-angka seperti pada analisa kuantitatif.
Prinsip pokok teknik analisa kualitatif ialah mengolah dan menganalisa data-data
yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan
mempunyai makna. Prosedur analisa data kualitatif dibagi dalam lima langkah

yaitu:
1.Mengorganisasi data: Cara ini dilakukan dengan membaca berulang kali data
yang ada sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan
penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai
2.Membuat kategori, menentukan tema, dan pola: langkah kedua ialah
menentukan kategori yang merupakan proses yang cukup rumit karena peneliti
harus mampu menglompokkan data yang ada kedalam suatu kategori dengan
tema masing-masing sehingga pola keteraturan data menjadi terlihat secara
jelas
3.Menguji hipotesa yang muncul dengan menggunakan data yang ada: setelah
proses pembuatan kategori maka peneliti melakukan pengujian kemungkinan
berkembangnya suatu hipotesa dan mengujinya dengan menggunakan data
yang tersedia
4.Mencari eksplanasi alternatif data: proses berikutnya ialah peneliti
memberikan keterangan yang masuk akal data yang ada dan peneliti harus
mampu menerangkan data tersebut didasarkan pada hubungan logika makna
yang terkandung dalam data tersebut; dan
5.Menulis laporan: penulisan laporan merupakan bagian analisa kualitatif yang
tidak terpisahkan. Dalam laporan ini peneliti harus mampu menuliskan kata,
frasa dan kalimat serta pengertian secara tepat yang dapat digunakan untuk
mendeskripsikan data dan hasil analisanya.
Model lain untuk melakukan analisa data kualitatif ialah dengan menggunakan:
1.Analisa Domain,
2.Analisa Taksonomi,
3.Analisa Komponensial,
4.Analisa Tema Kultural dan
5.Analisa Komparasi Konstan.
Dalam mengaplikasikan teknik-teknik analisa di bawah ini, penulis menggunakan
contoh bidang ilmu Desain Komunikasi Visual.
1. Analisa Domain: Analisa domain berguna untuk mencari dan memperoleh
gambaran umum atau pengertian yang bersifat secara mneyeluruh. Hasil yang
diharapkan ialah pengertian di tingkat permukaan mengenai domain tertentu
atau kategori-kategori konseptual.
2. Analisa Taksonomi: analisa taksonomi didasarkan pada focus terhadap salah
satu domain (struktur internal domain) dan pengumpulan hal-hal / elemen yang
sama.
3. Analisa Komponensial: analisa komponensial menekankan pada kontras antar
elemen dalam suatu domain; hanya karakteristik-karaktersitik yang berbeda
saja yang dicari.
4. Analisa Tema Kultural: cara melakukan analisa tema kultural ialah dengan
mencari benang merah yang ada yang dikaitkan dengan nilai-nilai, orientasi
nilai, nilai dasar / utama, premis, etos, pandangan dunia dan orientasi kognitif.
Analisa berpangkal pada pandangan bahwa segala sesuatu yang kita teliti pada
dasarnya merupakan suatu yang utuh (keseluruhan), tidak terpecah-pecah; oleh
karena itu peneliti dalam menganalisa data sebaiknya menggunakan pendekatan

yang utuh (holistic approach).


5. Analisa Komparasi Konstan (Grounded Theory Research) cara melakukan
analisa komparasi konstan adalah sebagai berikut:
a.Mengumpulkan data untuk menyusun / menemukan suatu teori baru.
b.Berkonsentrasi pada deskripsi yang rinci mengenai sifat atau cirri dari data
yang dikumpulkan untuk menghasilkan pernyataan teoritis secara umum.
c.Membuat hipotesa jalinan hubungan antara gejala yang ada, kemudian
mengujinya dengan bagian data yang lain.
d.Didasarkan dari akumulasi data yang telah dihipotesakan, peneliti
mengembangkan suatu teori baru.
http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com/2009/11/kimia-analisa-kualitatif.html

Uji Nyala
Kata Kunci: ion logam, uji nyala
Ditulis oleh Jim Clark pada 13-10-2007

Halaman ini menguraikan bagaimana melakuan sebuah uji nyala untuk berbagai ion
logam, dan secara ringkas menjelaskan bagaimana warna nyala bisa terbentuk.
Uji nyala digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam dalam jumlah yang
relatif kecil pada sebuah senyawa. Tidak semua ion logam menghasilkan warna nyala.
Untuk senyawa-senyawa Golongan 1, uji nyala biasanya merupakan cara yang paling
mudah untuk mengidentifikasi logam mana yang terdapat dalam senyawa. Untuk logamlogam lain, biasanya ada metode mudah lainnya yang lebih dapat dipercaya meski
demikian uji nyala bisa memberikan petunjuk bermanfaat seperti metode mana yang
akan dipakai.
Melakukan uji nyala
Rincian prosedur
Bersihkan sebuah kawat platinum atau nichrome (sebuah alloy nikel-kromium) dengan
mencelupkannya ke dalam asam hidroklorat pekat dan kemudian panaskan pada
Bunsen. Ulangi prosedur ini sampai kawat tidak menimbulkan warna pada nyala api
Bunsen.
Jika kawat telah bersih, basahi kembali dengan asam dan kemudian celupkan ke dalam
sedikit bubuk padatan yang akan diuji sehingga ada beberapa bubuk padatan yang
menempel pada kawat tersebut. Setelah itu pasang kembali kawat pada nyala Bunsen.
Jika warna nyala memudar, masukkan kembali kawat ke dalam asam dan pasang
kembali pada nyala seolah-olah anda sedang membersihkannya. Dengan melakukan ini,
anda akan sering melihat kilasan warna yang sangat singkat namun intensif.
Warna
Warna-warna yang ada pada tabel berikut hanya merupakan panduan. Hampir setiap
orang yang melakukan uji nyala berbeda dalam mengamati dan menjelaskan warna yang
terjadi. Sebagai contoh, beberapa orang menggunakan kata "merah" beberapa kali
untuk menunjukkan beberapa warna yang bisa sangat berbeda satu sama lain.

Disamping itu, ada juga yang menggunakan kata seperti "merah padam" atau "merah
tua" atau "merah gelap", tapi tidak semua orang mengetahui perbedaan antara katakata yang dipakai untuk menunjukkan warna ini.

warna nyala
Li

merah

Na

orange cemerlang terus menerus

lilac (pink)

Rb

merah (lembayung kemerah-merahan)

Cs

biru lembayung

Ca

orange-merah

Sr

merah

Ba

hijau pucat

Cu

biru-hijau (sering disertai percikan berwarna putih)

Pb

putih keabu-abuan

Apa yang akan anda lakukan jika anda mengamati warna nyala merah untuk sebuah
senyawa yang tidak diketahui dan anda tidak tahu variasi warna merah tersebut?
Ambil sampel senyawa lithium, strontium (dll) dan ulangi uji nyala, bandingkan warna
yang dihasilkan oleh salah satu dari senyawa yang diketahui dengan senyawa yang tidak
diketahui secara bergantian sampai anda mendapatkan pasangan yang cocok.
Asal-usul warna nyala
Warna nyala dihasilkan dari pergerakan elektron dalam ion-ion logam yang terdapat
dalam senyawa.
Sebagai contoh, sebuah ion natrium dalam keadaan tidak tereksitasi memiliki struktur
1s22s22p6.
Jika dipanaskan, elektron-elektron akan mendapatkan energi dan bisa berpindah ke
orbital kosong manapun pada level yang lebih tinggi sebagai contoh, berpindah ke
orbital 7s atau 6p atau 4d atau yang lainnya, tergantung pada berapa banyak energi
yang diserap oleh elektron tertentu dari nyala.
Karena sekarang elektron-elektron berada pada level yang lebih tinggi dan lebih tidak
stabil dari segi energi, maka elektron-elektron cenderung turun kembali ke level dimana
sebelumnya mereka berada tapi tidak musti sekaligus.
Sebuah elektron yang telah tereksitasi dari level 2p ke sebuah orbital pada level 7
misalnya, bisa turun kembali ke level 2p sekaligus. Perpindahan ini akan melepaskan
sejumlah energi yang dapat dilihat sebagai cahaya dengan warna tertentu.
Akan tetapi, elektron tersebut bisa turun sampai dua tingkat (atau lebih) dari tingkat
sebelumnya. Misalnya pada awalnya di level 5 kemudian turun sampai ke level 2.

Masing-masing perpindahan elektron ini melibatkan sejumlah energi tertentu yang


dilepaskan sebagai energi cahaya, dan masing-masing memiliki warna tertentu.
Sebagai akibat dari semua perpindahan elektron ini, sebuah spektrum garis yang
berwarna akan dihasilkan. Warna yang anda lihat adalah kombinasi dari semua warna
individual.
Besarnya lompatan/perpindahan elektron dari segi energi, bervariasi dari satu ion logam
ke ion logam lainnya. Ini berarti bahwa setiap logam yang berbeda akan memiliki pola
garis-garis spektra yang berbeda, sehingga warna nyala yang berbeda pula.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/unsurunsur_golongan_1/uji_nyala/

REAKSI NYALA KATION ALKALI DAN


ALKALI TANAH
Bab 1
Pendahuluan
I.

Landasan Teori
Logam alkali dan alkali tanah memberikan warna nyala yang khas, warna
nyala dari logam alkali tanah dapat digunakan sebagai salah satu cara
mengidentifikasi adanya unsur logam alkali dan alkali tanah dalam suatu bahan.
Dalam percobaan ini akan diselidiki warna nyala dari senyawa logam alkali dan
alkali tanah. Salah satu ciri khas dari suatu unsur ialah spektrum emisinya.
Spektrum emisi teramati sebagai pancaran cahaya dengan warna tertentu, tapi
sesungguhnya spektrum itu terdiri atas beberapa garis warna yg khas bagi stiap
unsur.
Alkali

Unsur

Warna nyala

Litium

Merah

Natriu
m

Kuning

Kalium

Ungu

Rubidiu
m

Merah

Sesium

Biru

Alkali Tanah

Unsur

Warna nyala

Magnesiu
m

Putih

Kalsium

Jingga-Merah

Strontium

Merah

Barium

Hijau

Reaksi nyala digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam


dalam jumlah yang relatif kecil pada sebuah senyawa. Tidak semua ion logam
menghasilkan warna nyala. Untuk warna nyala unsur unsur logam alkali dan
alkali tanah, uji nyala merupakan cara yang paling mudah untuk mengidentifikasi
logam mana yang terdapat dalam senyawa. Untuk logam-logam lain, biasanya
ada metode mudah lainnya yang lebih dapat dipercaya meski demikian uji
nyala bisa memberikan petunjuk bermanfaat seperti metode mana yang akan
dipakai. Dasar teori yang ada dalam percobaan kali ini yaitu
teori spectrum diskontinu. Spektrum diskontinu atau spektrum garis adalah
radiasi yang dihasilkan oleh atom yang tereksitasi yang hanya terdiri dari
beberapa warna garis yang terputus putus.
Suatu unsur memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda-beda seperti
halnya untuk logam-logam golongan alkali dan golongan alkali tanah yang
memberikan warna-warna yang khas bila dibakar karena salah satu hal yang
mempengaruhi adalah konfigurasi atom-atom tersebut sebab setiap atom
memiliki konfigurasi yang berbeda-beda serta karakteristik atau sifat-sifat khas
dari golongan tersebut. Warna nyala dihasilkan dari pergerakan elektron dalam
ion-ion logam yang terdapat dalam senyawa. Masing-masing perpindahan
elektron ini melibatkan sejumlah energitertentu yang dilepaskan sebagai energi
cahaya, dan masing-masing memiliki warna tertentu. Sebagai akibat dari semua
perpindahan elektron ini, sebuah spektrum garis yang berwarna akan dihasilkan.
Besarnya lompatan/perpindahan elektron dari segi energi, bervariasi dari satu
ion logam ke ion logam lainnya. Ini berarti bahwa setiap logam yang berbeda
akan memiliki pola garis-garis spektra yang berbeda, sehingga warna nyala yang
berbeda pula.

II.

Tujuan

Mengamati dan mengidentifikasikan warna nyala kation alkali dan alkali tanah.

III.

Manfaat Penelitian

1.

Dapat meningkatkan pengetahuan siswa mengenai reaksi nyala dan


perubahan- perubahan yang terjadi selama proses tersebut berlangsung

2.

Meningkatkan daya pikir yang kritis

3.

Menumbuhkan semangat para siswa untuk menciptakan inovasi terutama yang


berhubungan dengan proses reaksi nyala

IV.

Hipotesis

Apakah warna nyala api pada masing- masing kation alkali dan alkali tanah ?

V.

Variabel

Variabel bebas
1.

Cawan porselen yang digunakan

2.

Jumlah spiritus yang diteteskan

3.

Jumlah masing- masing zat yang dituangkan

4.

Pipet tetes

Variabel terikat
1.

NaCl

2.

KOH

3.

CaCl2

4.

SrCl2

5.

Ba (OH)2

6.

Pita Magnesium

Variabel kontrol
1.

Perubahan warna nyala api pada setiap kation alkali dan alkali tanah

Bab 2
Metodologi
I.

Alat dan Bahan


Alat

:
cawan porselin
pipet tetes
pembakar spiritus
kaki empat

Bahan
NaCl
KOH
CaCl2
SrCl3
Ba(OH)2
pita magnesium
spiritus
penjepit
lidi

II.

III.

Tempat dan Waktu penelitian

Tempat

: Lab kimia SMA N 2 Semarang

Hari

: Selasa

Tanggal

: 06 November 2012

Waktu

: 07.00 08.30

Cara Kerja

1.

Siapkan peralatan yang akan digunakan, seperti cawan porselen, pipet tetes,
kaki tiga, pembakar spiritus, dan lain sebagainya.

2.

Nyalakan pembakar spiritus dengan korek api

3.

Masukkan kurang lebih seperempat sendok teh NaCl ke dalam cawan porselen

4.

Kemudian masukkan dua klai pipet spiritus ke dalam cawan tersebut

5.

Setelah itu letakkan cawan porselen di atas kaki tiga

6.

Ambillah lidi, kemudian nyalakan dengan menggunakan pembakar spiritus

7.

Masukkan nyala api pada lidi ke dalam cawan yang berisi NaCl dan sejumlah
spiritus tersebut

8.

Amati perubahan warna nyala api

9.

Ulangi langkah- langkah di atas, dengan mengganti NaCl


denganKOH,CaCl2,SrCl2, dan Ba (OH)2

10. Catatlah perubahan tersebut


11. Setelah itu, bakarlah pita magnesium dengan pembakar spiritus, jangan lupa
menggunakan penjepit, lalu fotolah nyala api pita magnesium itu.

Bab 3
Hasil dan Pembahasan
I.

Hasil pengamatan
No

Nama Senyawa

Rumus kimia

Unsur yang
Diamati

Warna Nyala

Natrium klorida

NaCl

Na

Kuning

Kalium hidroksida

KOH

Ungu

Kalsium Klorida

CaCl2

Ca

Oranye

Stronsium klorida

SrCl2

Sr

Merah

Barium hidroksida

Ba (OH)2

Ba

Hijau

Pita magnesium

Warna terang seka


seperti kembang a
( putih )

II.

Pembahasan

Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa, yang stabil dalam udara
kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk
oksida atau hidriksida. Barium melebur pada 710C. Pada uji kering (pewarnaan
nyala) , garam garam barium bila dipanaskan pada nyala spiritus yang tak
cemerlang (yakni kebiru-biruan), memberi warna hijau-kekuningan kepada nyala.
Karena kebanyakan garam barium, kecuali kloridanya, tak mudah menguap.
Stronsium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa. Stronsium melebur
pada 771C. Sifat sifatnya serupa dengan barium senyawa senyawa
stronsium yang mudah menguap, terutama kloridanya, memberi warna merah
yang khas pada nyala spiritus yang tak cemerlang.
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845C.
Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab, pada reaksi ini terbentuk
kalsium oksida atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan
membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen. Pada uji kering atau pewarnaan
nyala senyawa senyawa kalsium yang mudah menguap, memberi warna ungu
kepada nyala spiritus.
Natrium adalah logam putih-perak yang lunak, melebur pada 97,5C. natrium
teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab,maka harus disimpan terendam
seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air.
Untuk uji kering (pewarnaan nyala) nyala spiritus yang tak cemerlang akan
diwarnai kuning kuat oleh uap garam natrium.
Kalium adalah logam putih perak yang lunak. Logam ini melebur pada
63,5C. ia tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi
dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru. Nyala pita
magnesium adalah putih cemerlang seperti kembang api.
Suatu unsur memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda-beda seperti halnya
untuk logam-logam golongan alkali dan golongan alkali tanah yang memberikan
warna-warna yang khas bila dibakar karena salah satu hal yang mempengaruhi

adalah konfigurasi atom-atom tersebut sebab setiap atom memiliki konfigurasi


yang berbeda-beda serta karakteristik atau sifat-sifat khas dari golongan
tersebut. Warna nyala dihasilkan dari pergerakan elektron dalam ion-ion logam
yang terdapat dalam senyawa. Masing-masing perpindahan elektron ini
melibatkan sejumlah energi tertentu yang dilepaskan sebagai energi cahaya, dan
masing-masing memiliki warna tertentu. Sebagai akibat dari semua perpindahan
elektron ini, sebuah spektrum garis yang berwarna akan dihasilkan. Warna yang
anda lihat adalah kombinasi dari semua warna individual. Besarnya
lompatan/perpindahan elektron dari segi energi, bervariasi dari satu ion logam
ke ion logam lainnya. Ini berarti bahwa setiap logam yang berbeda akan memiliki
pola garis-garis spektra yang berbeda, sehingga warna nyala yang berbeda pula.

Bab 4
Penutup
Kesimpulan

Warna nyala api pada masing- masing zat adalah sebagai berikut

1.

NaCl ( Natrium klorida ) warna nyalanya adalah kuning

2.

KOH ( Kalium hidroksida ) warna nyalanya adalah ungu

3.

CaCl2 ( Kalsium klorida ) warna nyalanya adalah oranye

4.

SrCl2 (Stronsium klorida ) warna nyalanya adalah merah

5.

Ba (OH)2 ( Barium hidroksida ) warna nyalanya adalah hijau

6.

Pita magnesium warna nyalanya adalah putih terang seperti kembang api
http://bungasakuraatin.blogspot.com/2013/10/reaksi-nyala-kation-alkali-danalkali.html

Reaksi Nyala
Uji nyala api adalah uji yang dilakukan untuk melihat perbedaan warna
pada yang ditimbulkan oleh setiap unsur melalui pembakaran dengan nyala api
Bunsen.
Logam alkali dan alkali tanah adalah logam golongan utama yang unsureunsurnya terdapat pada golongan I A dan II Adalam system periodic.
Logam alkali terdiri atas enam buah unsure , yaitu Litium (Li), Natrium
(Na), Kalium (K),Rubidium (Rb), sesium (Cs) dan Fransium (Fr). Hal itu karena
unsure logam alkali sangat reaktif. Disebut dengan logam alkali karena dapat
membentuk basa kuat.

Warna Nyala Logam Alkali


Logam alkali bila dipanaskan dapat menghasilkan warna nyala api yang
khas untuk masing-masing jenis logam alkali. Litium ( Li ) menghasilkan warna
nyala api merah, natrium ( Na ) menghasilkan warna nyala api kining atau
oranye, kalium ( K ) menghasilkan warna nyala api ungu, rubidium ( Rb )
menghasilkan warna nyala api biru kemerahan dan cesium ( Cs ) menghasilkan
warna nyala api biru.

Warna nyala logam alkali adalah sebagai berikut :


Logam Alkali

Warna

Li

Merah

Na

Kuning

Ungu

Rb

Merah

Cs

Biru

Logam alkali tanah terdiri dari enam unsure, yaitu berilium


(Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Strontium (Sr), Barium (Ba), dan Radium
(Ra). Unsur logam alkali tanah terdapat dalam bentuk senyawa yang tidak larut
didalam tanah. Seperti halnya logam alkali, logam alkali tanah juga membentuk
basa kuat namun lebih lemah disbanding alkali.

Warna nyala logam alkali tanah adalah sebagai berikut:


Logam Alkali Tanah

Warna

Be

Putih

Mg

Putih

Ca

Orange

Sr

Merah Tua

Ba

Hijau

http://d-ncur.blogspot.com/2013/01/reaksi-nyala.html

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


PERCOBAAN IV
UJI NYALA

A. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1.

Melakukan uji logam menggunakan nyala api

2.

Membedakan logam satu dengan logam yang lain berdasarkan


warna yang dipancarkan masing-masing logam
B. KAJIAN TEORI
Uji nyala digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam dalam
jumlah yang relatif kecil pada sebuah senyawa. Tidak semua ion logam
menghasilkan warna nyala.

Untuk warna nyala unsur unsur logam alkali dan alkali tanah, uji nyala
merupakan cara yang paling mudah untuk mengidentifikasi logam mana
yang terdapat dalam senyawa. Untuk logam-logam lain, biasanya ada
metode mudah lainnya yang lebih dapat dipercaya meski demikian uji
nyala bisa memberikan petunjuk bermanfaat seperti metode mana yang
akan dipakai.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1.

Alat :

1.

Kawat nichrome

2.

Pembakar Busen

2.

Bahan :

1.

HCl pekat

2.

Senyawa NaCl, KCl, CaCl2, SrCl2, BaCl2,


D. PROSEDUR KERJA

1.

Bersihkan sebuah kawat nichrome dengan mencelupkannya ke


dalam HCl pekat dan kemudian panaskan pada Bunsen. Ulangi prosedur
ini sampai kawat tidak menimbulkan warna pada nyala api Bunsen.

2.

Jika kawat telah bersih, basahi kembali dengan asam dan kemudian
celupkan ke dalam sedikit bubuk padatan yang akan diuji sehingga ada
beberapa bubuk padatan yang menempel pada kawat tersebut. Setelah
itu pasang kembali kawat pada nyala Bunsen.

E. HASIL PENGAMATAN.

SrC

F. PEMBAHASAN
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa, yang stabil dalam udara
kering. Barium bereaksi denganair dalam udara yang lembab, membentuk
oksida atau hidriksida. Barium melebur pada 710C. Pada uji kering
(pewarnaan nyala) , garam garam barium bila dipanaskan pada nyala
Bunsen yang tak cemerlang (yakni kebiru-biruan), memberi warna hijaukekuningan kepada nyala. Karena kebanyakan garam barium, kecuali
kloridanya, tak mudah menguap.
Stronsium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa. Stronsium
melebur pada 771C. sifat sifatnya serupa dengan barium senyawa
senyawa stronsium yang mudah menguap, terutama kloridanya, memberi
warna merah-karmin yang khas pada nyala Bunsen yang tak cemerlang.
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada
845C. Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab; pada reaksi
ini terbentuk kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium
menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen.
Pada uji kering atau pewarnaan nyala senyawa senyawa kalsium yang
mudah menguap, memberi warna merah-kekuningan kepada nyala
Bunsen.
Natrium adalah logam putih-perak yang lunak, melebur pada 97,5C.
natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab,maka harus
dismpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini
bereaksi keras dengan air. Untuk uji kering (pewarnaan nyala) nyala
Bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam
natrium.
Kalium adalah logam putih perak yang lunak. Logam ini melebur pada
63,5C. ia tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat
teroksidasi dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan
biru. Logam itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil melepaskan
hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung :
Ads by Webexp EnhancedAd Options

Bila suatu atom atau molekul diberikan suatu energi berupa energi panas,
listrik, radiasi dan sebagainya maka atom- atom tersebut akan tereksitasi,
teroksidasi ataupun tereduksi tergantung dari seberapa besar energi yang

diberikan kepada atom-atom tersebut. Tereksitasi adalah proses


bagaimana inti elektron, atom, ion atau molekul memperoleh energi yang
dapat menaikkannya ke keadaan yang lebih tinggi. Dalam hal ini elektron
dalam atom tersebut tidak terlepas dari atom tersebut ataupun berkurang
dari atom tersebut melainkan hanya berpindah dari keadaan yang dasar
ke keadaan yang lebih tinggi lain halnya dengan dengan proses oksidasi
atau reduksi pada keadaan ini elektron dari suatu atom akan mengalami
pengurangan atau penambahan. Pada keadaan oksidasi yaitu
penambahan bilangan oksidasi, elektron dari suatu atom akan bertambah
senyawa yang mengalami oksidasi disebut oksidasi disebut reduktor yang
menyebabkan zat lain mengalami reduksi sedangkan ia sendiri mengalami
oksidasi. Begitupun sebaliknya, pada keadaan reduksi terjadi penurunan
bilangan oksidasi, atau pengurangan elektron dari suatu atom; senyawa
yang mengalami reduksi disebut oksidator yang menyebabkan zat lain
terokdidasi sedangkan ia sendiri mengalami reduksi. Perlu diketahui jika
dalam suati reaksi kimia terjadi oksidasi maka akan terjadi pula reduksi.
Untuk mengeksitasi suatu atom dibutuhkan energi panas atau nyala api
yang besar, setiap atom memiliki suhu yang berbeda untuk mengalami
eksitasi. Untuk logamlogam alkali tanah (Na) dan beberapa logam
lainnya suhu yang digunakan berkisar (1770-4050C).
Asal-usul warna nyala
Suatu unsur memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda-beda seperti
halnya untuk logam-logam golongan alkali dan golongan alkali tanah yang
memberikan warna-warna yang khas bila dibakar karena salah satu hal
yang mempengaruhi adalah konfigurasi atom-atom tersebut sebab setiap
atom memiliki konfigurasi yang berbeda-beda serta karakteristik atau
sifat-sifat khas dari golongan tersebut. Ion dengan konfigurasi gas mulia
(kulit luar terdiri dari 18 elektron) atau konfigurasi 18 + 2 tidak
mempunyai peralihan electron pada daerah energi cahaya, sehingga
larutannya tidak berwarna. Seperti ion logam alkali dan alkali tanah.
Pemisahan medan kristal tingkat energi tinggi d, menghasilkan perbedaan
energi (Z) yang berhubungan dengan warna ion kompleks. Kenaikan
sebuah electron dari tingkat energi rendah ke tingkat energi tinggi
menyebabkan penyerapan komponen cahaya putih dan cahaya yang di
lewatkan berwarna.
Warna nyala dihasilkan dari pergerakan elektron dalam ion-ion logam
yang terdapat dalam senyawa. Sebagai contoh, sebuah ion natrium dalam

keadaan tidak tereksitasi memiliki struktur 1s22s22p6. Jika dipanaskan,


elektron-elektron akan mendapatkan energi dan bisa berpindah ke orbital
kosong manapun pada level yang lebih tinggi sebagai contoh, berpindah
ke orbital 7s atau 6p atau 4d atau yang lainnya, tergantung pada berapa
banyak energi yang diserap oleh elektron tertentu dari nyala.
Ads by Webexp EnhancedAd Options

Karena sekarang elektron-elektron berada pada level yang lebih tinggi dan
lebih tidak stabil dari segi energi, maka elektron-elektron cenderung turun
kembali ke level dimana sebelumnya mereka berada tapi tidak musti
sekaligus. Sebuah elektron yang telah tereksitasi dari level 2p ke sebuah
orbital pada level 7 misalnya, bisa turun kembali ke level 2p sekaligus.
Perpindahan ini akan melepaskan sejumlah energi yang dapat dilihat
sebagai cahaya dengan warna tertentu. Akan tetapi, elektron tersebut
bisa turun sampai dua tingkat (atau lebih) dari tingkat sebelumnya.
Misalnya pada awalnya di level 5 kemudian turun sampai ke level 2.
Masing-masing perpindahan elektron ini melibatkan sejumlah energi
tertentu yang dilepaskan sebagai energi cahaya, dan masing-masing
memiliki warna tertentu. Sebagai akibat dari semua perpindahan elektron
ini, sebuah spektrum garis yang berwarna akan dihasilkan. Warna yang
anda lihat adalah kombinasi dari semua warna individual. Besarnya
lompatan/perpindahan elektron dari segi energi, bervariasi dari satu ion
logam ke ion logam lainnya. Ini berarti bahwa setiap logam yang berbeda
akan memiliki pola garis-garis spektra yang berbeda, sehingga warna
nyala yang berbeda pula.
Mengapa dalam uji nyala digunakan kawat nikrom dan asam

1.

klorida?
Asam klorida (HCl) :

Dalam percobaan ini digunakan HCl untuk membersihkan kawat


nikrom karena HCl dapat melarutkan pengotor-pengotornya /zat
pengganggu yang mungkin menempel pada kawat nikrom sehingga
pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat, sehingga kawat

benar-benar bersih.
pembakaran HCl tidak memberikan warna sehingga tidak
mempengaruhi atau mengganggu warna nyala logam alkali dan alkali

tanah ketika diamati.


HCl digunakan untuk membuat sampel menjadi kental sehingga
mudah menempel dalam kawat nikrom.

2.

Mengapa digunakan garam-garam kloridanya?


Karena ketika dibakar, garam-garam klorida ini mampu mengeluarkan
warna yang spesifik.

3.

Kenapa suatu unsur ketika dilakukan uji nyala bisa


menghasilkan warna nyala tertentu (khas)?
Pada dasarnya, apabila suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan
terurai menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau
uap. Kemudian, atom-atom dari unsur logam tersebut mampu menyerap
sejumlah energi tinggi (keadaan tereksitasi). Pada keadaan energi tinggi,
atom logam tersebut sifatnya tidak stabil sehingga mudah kembali ke
keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara memancarkan energi
yang diserapnya dalam bentuk cahaya. Besarnya energi yang diserap
atau yang dipancarkan oleh setiap atom unsur logam bersifat khas. Hal ini
dapat ditujukkan dari warna nyala atom-atom logam yang mampu
meneyerap radiasi cahaya didaerah sinar tampak.

A. Teori Dasar
A.1 Definisi Alkali
Ads by Webexp EnhancedAd Options

Logam alkali adalah unsur- unsur golongan IA (kecuali hidrogen), yaitu


litium, natrium, kalium, rubidium, sesium, dan fransium. Kata alkali
berasal dari bahas Arab yang berarti abu. Air abu bersifat basa. Oleh
karena logam-logam golongan IA membentuk basa-basa kuat yang larut
air, maka disebut logam alkali. Kecenderungan sifat logam alakali
sangatlah beraturan. Dari atas ke bawah, jari-jari atom, dan massa jenis
(rapatan) bertambah, sedangkan titik cair dan titik didih berkurang.

Sementara itu energi pengionan dan keelektronegatifan berkurang.


Logam alkali merupakan golongan logam yang paling reaktif. Kereaktifan
meningkat dari ats ke bawah (dari litium ke fransium). Hampir semua
senyawa logam alkali bersifat ionic dan mudah larut dalam air.
Unsur-unsur Golongan ALKALI ( I A)
Nama Unsur Lambang Nomor Atom Konfigurasi Elektron

Litium Li 3 1s2 2s1

Natrium Na 11 [Ne] 3s1

Kalium K 19 [Ar] 4s1

Rubidium Rb 37 [Kr] 5s1

Sesium Cs 55 [Xe] 6s1

Fransium Fr 87 [Rn] 7s1

Sifat-sifat logam alkali secara umum:


1) Unsur logam sangat aktif
2) Meripakan Reduktor kuat
3) Bersifat Basa
4) Mengkolat,lunak,dapat ditempa yang artinya cara pembuatannya atau
pengolahannya
dengan dipukul-pukul ( besi ) untuk dibuat perkakas seperti pisau
5) Dibandingkan dengan golongan lain titik lelehnya sangat rendah
6) Suhu lebur diatas suhu kamar
7) Pada suhu kamar berupa zat padat
8)

Dalam

satu

golongan

dari

atas

kebawah,titik

lebur,kereaktifannya

didih,titik
bertambah

Keberadaaan logam ALKALI


Logam alkali ditemukan dibumi dalam bentuk senyawa seperti
senyawa NaCl dan KCl yang ditemukan pada air laut. Selain itu logam
ALKALI seperti Na dan K juga ditemukan di kulit bumi sebagai
natron,kriolit,albit,silvit,karnalait,

dan

feldspar.

Adapun

logam0logam

seperti Li,Cs, dan Rb terdapat dalam mineral fosfat trifilit, dan pada
mineral silikat lepidolit dapat ditemukan Litium yang bercampur dengan
Alumunium.
Reaksi Logam-logam ALKALI diantaranya:

1) Bereaksi dengan Clor membentuk senyawa klorida yang stabil, 2L (s) +


Cl2 (g) menjadi 2LCl (s) + Energi
2) Bereaksi dengan Air dan membebaskan banyak energi. Reaksinya dengan
Air makin kebawah makin kuat ( sifatnya semakin aktif ) sehingga logam
ALKALI, biasanya disimpan dalam minyak tanah dan minyak parafin. Di
alam tidak tredapat dalam keadaan bebas.
3)

Dapat

bereaksi

dengan

O2

membentuk

Oksida,Peroksida

atau

Superoksida 4Li (s) + O2 (g) menjadi 2Li2O (s) (Oksida biasa) 2Na (s) +
O2 (g) menjadi Na2O2 (s) (Peroksida) K (s) + O2 (g) menjadi KO2 (s)
(Superoksida)
4) Dengan Hidrogen membentuk Hidrida 2L (s) + H2 (g) menjadi 2LH (s)
5) Dengan Nitrogen, hanya Li yang dapat bereaksi 6Li (s) + N2 (s) manjadi
2Li3N (s)
6) Reaksi logam ALKALI dan Halogen 2L (s) + X2 manjadi 2LX
7) Reaksi logam ALKALI dan belerang 2L (s) + S (g) menjadi L2S (s)
Pembuatan logam ALKALI
Reaksi pembuatan logam alkali dari senyawanya merupakan reaksi
reduksi. Logam-logam alkali dapat diperoleh dari elektrolisis leburan
garam-garamnya.
Kegunaan Logam ALKALI
a)

NaCl, garam dapur ( garam meja );pengawet makanan ; bahab baku


pembuatan NaOH,Na2CO3,logam Na dan gas klorin

b) Na2CO3, soda cuci ; pelunak kesadahan air ; zat pembersih peralatan


rumah tangga ; pembuat gelas ; industri kertas ; sabun ; deterjen ;
minuman botol.
c) NaHCO3,soda kue ; campuran pada minuman dalam botol agar
menghasilkan CO2 ; bahan pemadam api ; obat-obatan ; bahan pembuat
kue ; sebagai larutan penyangga.
d) NaOCl,zat pengelantang untuk kain.
e) NaNO3,pupuk ; bahan pembuatan senyawa nitrat yang lain.
f) Na2SO4,garam glauber atau garam inggris ; obat pencahar ; zat pengering
untuk senyawa organik.
g) KBr digunakan sebagai obat penenang saraf (sedatif) ; pembuat plat
fotografi
h) KIO3 untuk campuran garam dapur
i) K2Cr2O7 digunakan sebagai zat pengoksidasi
A.2 Definisi Alkali Tanah.

Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA.
Yang termasuk ke dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium
(Mg), Calcium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Di
sebut logam karena memiliki sifat sifat seperti logam.
Disebut alkali karena mempunyai sifat alkali atau basa jika direaksikan
dengan air. Dan istilah tanah karena oksidasinya sukar larut dalam air,
dan banyak ditemukan dalam bebatuan di kerak bumi. Oleh sebab itu,
istilah alkali tanah biasa digunakan untuk menggambarkan kelompok
unsur golongan II A. Berbeda dengan golongan IA, golongan IIA banyak
yang sukar larut dalam air. Unsur-unsur golongan IIA umumnya ditemukan
dalam tanah berupa senyawa tak larut. Oleh karena itu disebut logam
alkali tanah(alkaline earth metal).
Di logam alkali tanah berilium ke barium jari-jari atom bertamabh
besar, sehingga energy ionisasi serta keelektronegatifan berkurang.
Akibat, kecenderungan untuk melepas electron membentuk senyawa ion
makin besar.
A.3 Reaksi Nyala Logam Alkali dan Alkali Tanah
Ads by Webexp EnhancedAd Options

Salah satu cirri khas dari suatu unsru ialah spectrum emisinya. Unsur
yang tereksitasi, karena pemanasan ataupun karena sebab lainnya,
memancarkan radiasi elektromagnetik yang disebut spektrum emisi.
Spektrum emisi teramati sebagai pancaran cahaya dengfan warna
tertentu, akan tetapi sesunggunya spectrum itu terdiri atas beberapa
garis warna (panjang gelombang) yang khas bagi setiap unsure. Karena
keunikan, spectrum emisi dapat digunakan untuk mengenali suatu unsure.
Unsur-

unsure

logam

dapat

dieksitasikan

dengan

memanaskan/membakar senyawanya apada nyala api, mislanya pada


pembakar Bunsen atau pembakar spiritus. Akan lebih baik jika yang
digunakan garam klorida karena relatif lebih mudah menguap.
Warna Nyala Unsur-Unsur Alkali dan Alkali Tanah
UNSUR

WARNA NYALA

UNSUR

WARNA NYALA

Litium

Merah

Berilium

Putih

Natrium

Kuning

Magnesium

Putih

Kalium

Ungu

Kalsium

Jingga-Merah

Rubidium

Merah

Stronsium

Merah

Sesium

Biru

Barium

Hijau

A.4 Pengertian Unsur-Unsur Alkali dan Alkali Tanah


Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil
dalam udara kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang
lembab, membentuk oksida atau hidriksida. Barium melebur pada 710C.
pada uji kering (pewarnaan nyala) , garam garam barium bila
dipanaskan pada nyala Bunsen yang tak cemerlang (yakni kebiru-biruan),
memberi warna hijau-kekuningan kepada nyala. Karena kebanyakan
garam barium, kecuali kloridanya, tak mudah menguap, kawat platinum
harus dibasahi asam klorida pekat sebelum dielupkan ke dalam zat itu.
Sulfat

mula-mula

direduksi,

lalu

sibasahi

asmklorida

pekat,

dan

dimasukkan kembali ke dalam nyala.


Stronsium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat.
Stronsium melebur pada 771C. sifat sifatnya serupa dengan barium
senyawa

senyawa

stronsium

yang

mudah

menguap,

terutama

kloridanya, memberi warna merah-karmin yang khas pada nyala Bunsen


yang tak cemerlang.
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada
845C. Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab; pada reaksi
ini terbentuk kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium
menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen.
Pada uji kering atau pewarnaan nyala senyawa senyawa kalsium yang
mudah menguap, memberi warna merah-kekuningan kepada nyala
Bunsen.
Kalium adala logam putih perak yang lunak. Logam ini melebur pada
63,5C. ia tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat
teroksidasi dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan
biru. Logam itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil melepaskan
hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung :
2K+ + 2H20

2K+ + 2OH- + H2

Kalium biasanya disimpan dalam pelarut nafta. Garam garam kalium


mengandung kation monovalen K+. Garam-garam ini biasanya larut dalam
membentuk

larutan

yang

tak

berwarna,

kecuali

bila

anionnya

berwarna.pada uji kering (pewarnaan nyala) senyawa-senyawa kalium,


sebaiknya kloridanya, mewarnai nyala Bunsen yang tak cemerlang
menjadi ungu. Nyala kuning yang dihasilkan oleh natriun dalam jumlah

sedikit, mengganggu warna lembayung itu, tetapi dengan memandang


nyala melalui dua lapisan kaca kobalt yang warna biru, sinar-sinar natrium
yang kuning akan diserap sehingga nyala kalium yang lembayung
kemerahan jadi terlihat. Larutan tawas krom (310 -1) setebal 3 cm, juga
merupakan penyaring yang baik.
Natrium adalah logam putih-perak yang lunak, melebur pada 97,5C.
natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab,maka harus
dismpann terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini
bereaksi keras dengan air. Untuk uji kering (pewarnaan nyala) nyala
Bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam
natrium. Warna ini tak terlihat bila di pandang melalui dua lapisan
lempeng kaca kobalt yang biru. Garam natrium dalam jumlah sedikit
sekali memberi hasil posotif pada uji ini, dan hanya warna natrium
terdapat dalam jumlah yang berarti (Setiono, 1990)
Telah diketahui bersama bahwa akan dihasilkan warna jika suatu
campuran yang mengandung logam diuapkan dalam nyala api. Seperti
pada percobaan pembakaran garam Na dengan nyala Bunsen akan
dihasilkan nyala kuning, pembakaran garam Ca akan menghasilkan nyala
api merah bata dan pembakaran garam Ba akan menghasilkan nyala api
hijau. Warna nyala api dari setiap unsur tersebut memiliki panjang
gelombang tertentu

B.

Alat dan Bahan


B.1 Alat

Plat Tetes

Jarum Ose

Gelas Kimia 100 mL

Pembakar Spirtus

B.2 Bahan

BaCl2

SrCl2

NaCl

MgCl2

KCl

C.
1.

Langkah/ Prosedur Kerja


Jarum ose dibersihkan dan dicelupkan kedalam HCl pekat kemudian

dibakr hingga bersh


2.

Zat yang akan diuji nyalanya ditempelkan pada ose dan dicelupkan ke
dalam sedikit HCl

3.

Bakar di atas api pembakar

4.

Warna yang yang muncul, diamati dan dicatat dalam table pengamatan

D.

Hasil Pengamatan

D.1 Tugas Pra Praktikum


SOAL
Carilah warna nyala yang diberikan oleh unsur alkali dan alkali tanah!
JAWAB
UNSUR

WARNA NYALA

UNSUR

Litium

Merah

Berilium

Natrium

Kuning

Magnesium

Kalium

Ungu

Kalsium

Rubidium

Merah

Stronsium

Sesium

Biru

Barium

D.2 Tabel Pengamatan

E.

SENYAWA

WARNA

SrCl2

Merah

BaCl2

Putih

KCl

Ungu

MgCl2

Putih

CaCl2

Merah

Pembahasan
Dari hasil percobaan pembakaran SrCl 2 menghasilnya warna merah,
BaCl2 menghasilkan warna putih pada pembakaran, pada percobaan ini
tidak membuktikan bahwa Barium menghasilkan warna nyala hijau. Hal ini
disebabkan karena kurang ketelitian dalam penglihatan penguji dan pada

saat penguji melakukan percobaan adanya gangguan dari api yang


dihasilkan oleh spirtus menjadikan warna nyala pada unsure barium tidak
maksimal.
KCl menghasilkan warna ungu, kalium biasanya disimpan dalam
pelarut nafta. Garam garam kalium mengandung kation monovalen K +.
Garam-garam ini biasanya larut dalam membentuk larutan yang tak
berwarna, kecuali bila anionnya berwarna.pada uji kering (pewarnaan
nyala) senyawa-senyawa kalium, sebaiknya kloridanya, mewarnai nyala
Bunsen yang tak cemerlang menjadi ungu. MgCl 2 menghasilkan warna
putih pada pembakaran dan CaCl 2 menghasilkan warna merah pada
percobaan, pada uji kering atau pewarnaan nyala senyawa senyawa
kalsium yang mudah menguap, memberi warna merah-kekuningan
kepada nyala Bunsen. Warna nyala api dari setiap unsur tersebut memiliki
panjang gelombang tertentu.
F.

Kesimpulan
Uji nyala dilakukan dengan mengsterilkan jarum ose mengunakan HCl
lalu

Ba,

Sr,

K,

Mg, Ca dibakar

diatas

spirtus

dan

nantinya

akan

menghasilkan warna masing-masing.

Unsur-unsur alkali dan alkali tanah memberikan warna yang berbeda


beda hal ini disebabkan karena perbedaan panjang gelombang setiap
unsur.

Pada uji nyala, unsur Barium memberikan nyala api hijau, unsur
Kalium memberikan nyala api ungu, unsur Stronsium memberikan nyala
api merah, unsure Magnesium memberikan nyala api putih, unsur Kalsium
memberikan nyala api merah.

DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
21

November

2010. Percobaan

Logam

Alkali

dan

Alkali

Tanah. http://opukadafi.blogspot.com
21

November

2010. Warna

Nyala

Alkali

dan

Alkali

Tanah. http://www.scribd.com
24

November

Praktikum. http://aatunhalu.wordpress.com

2010. Kumpulan

http://aryasalaka.blogspot.com/2013/01/laporan-uji-nyala_22.html

Kelarutan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Hubungan kelarutan dan suhu untuk beberapa jenis garam.Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan
suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent)[1]. Kelarutan
dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan.
Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap
suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya
disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran. Zat yang
terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari selalu larut
seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble)
sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus
yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan
dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh(supersaturated) yang
metastabil.
Istilah Kelarutan

Jumlah bagian pelarut di perlukan


NO
1
2
3
4
5
6
7

Istilah Kelarutan
Sangat mudah larut
Mudah larut
Larut
Agak sukar larut
Sukar Larut
Sanagat Sukar Larut
Praktis Tidak larut

untuk malarytkan 1 bagian air


kurang Dari 1
1 - 10
10 - 30
30-100
100-1.000
1.000-10.000
lebih dari 10.000

uji kelarutan senyawa organik


PERCOBAAN I
UJI KELARUTAN SENYAWA ORGANIK
I. Latar belakang
Dengan tes kelarutan, dapat ditentukan apakah suatu senyawa
adalah basa kuat (amina). Asam lemah (fenol), asam kuat (asam
karboksilat),atau suatu zat netral (aldehid, keton, alkohol, ester, eter). Pelarut
yang digunakan dalam tes kelarutan adalah HCl 5%, NaOH 5%, NaHCO 3 5%,
H2SO4pekat, air dan pelarut-pelarut organik.
II. tujuan
dapat menentukan suatu senyawa dengan menggunakan uji kelarutan

III. Dasar teori


Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang
molekulnya mengandung karbon,kecuali karbida, karbonat, dan oksida
karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Dari
dolongan besar itu senyawa organik dapat diklasifikasikan dalam keluarga
(families) dan kelas (class) yang berbeda. Senyawa organik dibagi kedalam
Sembilan kelas yang berbeda, digolongkan menurut sifat masing-masing
dalam senyawa tersebut. Secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi atau
kelas dari larutan digunakan uji kelarutan terhadap senyawa tersebut.
Suatu larutan dinyatakan merupakan larutan tidak jenuh jika solute
dapat ditambahkan untuk memperoleh berbagai larutan yang berbeda dalam
konsentrasinya. Dalam banyak hal, ternyata proses penambahan solute tidak
dapat berlangsung secara tidak terbatas. Suatu keadaan akan dicapai dimana
penambahan solute pada sejumlah solvent yang tertentu tidak akan
menghasilkan larutan lain yang memiliki konsentrasi lebih tinggi. Kelarutan
yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam
struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada

kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara
solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute
solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya
terik solute solvent lemah.
Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi
dalam solvent polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih
polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar.
-

Sifat solute
Penggantian solute berarti pengubahan interaksi-interaksi solute-solute
dan solute-solvent.

Suhu
Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan dinaikkan.
Gelembung-gelembung kecil yang dibentuk bila air dipanaskan adalah
kenyataan bahwa udara yang terlarut menjadi kurang larut pada suhu-suhu
yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan yang umum untuk
perubahan suhu terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-padatan.

Tekanan
Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang
terletak di atas larutan dinaikkan. Secara kuantitatif, hal ini dinyatakn dalam
hukum Henry, yang menyatakan bahwa pada suhu tetap perbandingan dari
tekanan saham dari solute gas dibagi dengan mol fraksi dari gas dalam
larutan adalah tetap.
Pengendapan merupakan metode yang sangat berharga untuk
memisahkan suatu sample menjadi komponen-komponennya. Proses yang
dilibatkan adalah proses dalam zat yang akan dipisahkan itu digunakan untuk
membentuk suatu fase baru endapan padat.
Pengujian mengenai kelarutan ini banyak digunakan untuk produkproduk instan seperti jahe instan, kopi instan, serta dapat pula digunakan
untuk tablet. Makin tinggi angka yang diperoleh menunjukkan kelarutan yang
meningkat pula.
kelarutan zat dapat dilihat dari tabel dibawah ini

IV. Metedologi praktikum

a.

Alat :

Tabung reaksi

Rak tabung

Pipet tetes

Spatula

b. Bahan :
-

NaOH 5%

HCl 5%

NaHCO3 5%

H2SO4

Zat unknown

c.

Prosedur kerja

1.

Dimasukan kira-kira 1ml akuades kedalam tabung reaksi

2.

Ditambahkan kira-kiraa 1-2 tetes cairan atau sedikit kristal zat unknown.

3.

Ketuk tabung reaksi dengan hati-hati sampai dapat dipastikan bawa zat
unknown larut atau tidak larut dalam air. Diamati apa yang terjadi dan dicatat!

4.

Jika zat larut, lanjutkan pekerjaan dengan menggunakan kertas lakmus


sesuai dengn diagram. Dicatat pengamatan!

5.

Jika tidak larut didalam air, pekerjaan dilakukan dengan penambahan NaOH
5% sesuai dengan diagram. Dicatat hasil pengamatan.
Catatan :
Penambahan NaOH 5%, HCl 5% atau H2SO4 pekat harus dilakukan terhadap
sampel asal.
V. HASIL dan PEMBAHASAN

HASIL PENGAMATAN
1. Larutan A (n-heksan)

Larutan A + H2O = tidak larut


Larutan A + H2O + NaOH = tidak larut, terbentuk 2 lapisan dan berbuih
Larutan A + H2O + NaOH+ HCl = tidak larut, buih bertambah banyak
Larutan A + H2O + NaOH + HCl + H2SO4 = tidak larut

2.

Larutan B (asam asetat)


Larutan B + H2O = larut
Larutan B + H2O diteteskan pada lakmus biru = lakmus biru berubah menjadi
merah
Larutan B + H2O diteteskan pada lakmus merah = lakmus merah berubah jadi
biru

3.

Larutan C (alkohol 20%)


Larutan C + H2O = larut
Larutan C + H2O diteteskan pada lakmus biru = warna tetap
Larutan C + H2O diteteskan pada lakmus merah = wara tetap

4.

Larutan D ( asam oksalat )


Larutan D + H2O = larut
Larutan D + H2O diteteskan pada lakmus biru = berubah jadi merah
Larutan D + H2O diteteskan pada lakmus merah = berubah jadi biru

5.

Larutan E (Fenol)
Larutan E + H2O = tidak larut
Larutan E + H2O + NaOH 5% = tidak larut
Larutan E + H2O + NaOH 5% + NaHCO3 = tidak larut

6.

Larutan F (toluen)
Larutan F + H2O = tidak larut
Larutan F + H2O + NaOH 5% = tidak larut
Larutan F + H2O + NaOH 5% + H2SO4 pekat = tidak larut, namun lapisan
teratas bewarna putih keruh sedagkan lapisan bawah putih bening.

7.

Larutan G (asam salisilat)


Larutan G + H2O = tidak larut dan terbentuk endapan putih,
Larutan G + H2O + NaOH = endapan putih hilang
Larutan Larutan G + H2O + NaOH + NaHCO3 = larut

PEMBAHASAN
Senyawa Organik merupakan senyawa kimia yang mengandung
karbon (C). Kelarutan menyatakan secara kulaitatif dari proses larutan. Yaitu
menyatakan jumlah maksiang dapat terlarut dalam sejumlah tertentu zat
terlarut atau larutan. Uji kelarutan senyawa organik ini bertujuan untuk
mengetahui mengapa suatu senyawa dapat larut dan dapat menentukan
apakah suatu senyawa termasuk basa kuat, asam lemah, asam kuat atau
suatu zat netral. Prinsip uji kelarutan ini dengan panambahan aquades.
Sampel yang digunakan dalam uji kelarutan ini ada 7, diantaranya :
n-heksana, asam asetat, asam salisilat, fenol, toluena, alkohol, dan asam
oksalat. Mula-mula sampel A yang berupa larutan n-heksan. Heksana
mempunyai Rumus fungsi CH3(CH2)4CH3) di uji kelarutannya untuk
menentukan termasuk senyawa apa. N-heksana ditambahkan dengan H2O
tidak larut, dan terbentuk dua fasa. Dibagian atas adalah n-heksana dan
dibagian bawah adalah air. Hal ini terjadi karena air merupakan senyawa polar
sedangkan n-heksana adalah senyawa non-polar sehingga terjadi pemisahan.
Selain itu dari berat jenis, berat jenis Air lebih bersar dari pada n-heksana
sehingga air berada di bagian bawah. Air = 1 g/mL sedangkan n-heksana
0,6548 g/mL. setelah itu ditambahkan dengan NaOH terbentuk buih namun
tetap tidak larut. Dan ketika di tambahkan HCl dan H2SO4 tetap tidak larut.

Berdasarkan tabel pada teori menunjukan bahwa n-heksan termasuk pada


senyawa alkana inert. Inert adalah tidak bereaksi dengan solute.
Asam asetat, mempunyai nama alternatif Asam metanakarboksilat,
Asetil hidroksida (AcOH), Hidrogen asetat (HAc), Asam cuka. Dengan rumus
molekul CH3COOH. Asam asetat ini diuji kelarutannya, mula-mula dengan
penambahan H2O. Penambahan air ini menyebabkan asam asetat larut. Hal
ini karena berat jenisnya lebih besar dari air yaitu 1,049 g/L.. Larutan asam
asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah artinya hanya terdisosiasi
sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-.
CH3COOH + H2O H+ + CH3COOSetelah itu asam asetat yang telah ditambahkan dengan air. diambil beberapa
tetes lalu ditetesi pada lakmus merah dan biru. Ternyata lakmus merah
berubah jadi biru dan sebaliknya. Karena, asetat dapat dilepaskan sebagai ion
H+ (proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam
lemah monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa konjugasinya adalah asetat
(CH3COO). Hal ini menunjukan bahwa asam asetat termasuk senyawa
asam karboksilat BM rendah.
Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau
lebih gugus fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat
dikenali dengan rumus umumnya R-OH. Alkohol merupakan salah satu zat
yang penting dalam kimia organik karena dapat diubah dari dan ke banyak
tipe senyawa lainnya. Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan 2 macam
senyawa. Reaksi bisa menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan R-O
atau dapat juga menghasilkan senyawa mengandung ikatan O-H . Alkohol
termasuk asam lemah, karena perbedaan keelektronegatifan antara Oksigen
dan Hidrogen pada gugus hidroksil, yang memampukan Hidrogen lepas
dengan mudah. Bila di dekat Karbon Hidroksi terdapat gugus penarik elektron
seperti fenil atau halogen, maka keasaman meningkat. Sebaliknya, semakin
banyak gugus pendorong elektron seperti rantai alkana, keasaman menurun.
Pada saat alkohol ditambahkan air, alkohol larut. Air dan alkohol juga
termasuk pelarut polar. Ketika di ambil beberapa tetes untuk ditetesi pada
lakmus merah dan biru tidak terjadi perubahan apapun. Hal ini menunjukan
alkohol termasuk senyawa netral BM rendah
Selanjutnya dengan asam oksalat. Mula-mula sampel ditambahkan
dengan air. larutan menjadi larut. Setelah itu ditetesi pada kertas lakmus biru,
dan warnanya berubah menjadi merah. Hal larutan ini termasuk senyawa
organik asam karboksilat BM rendah.

Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna
yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Ketika
ditambahkan air fenol tidak larut dan ketika ditambahkan NaOH 5%, sedikit
larut. Karena, Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100
ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan
ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion
fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air. Pelepasan ini diakibatkan
pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem
aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan
menstabilkan anionnya. Namun ketika ditambahkan dengan NaHCO3 5%
tidak larut. Hal ini menunjukan bahwa fenol berada di dalam senyawa asamasam lemah.
Toluen merupakan senyawa dengan rumus molekul C7H8 (C6H5CH3)
dan memiliki kelarutan dalam air Kelarutan dalam air 0,47 g/L (20-25 C).
Dengan Densitas 0,8669 g/mL, zat cair. Dibandingkan dengan densitas air, air
lebih besar dari pada toluen sehingga toluen tidak larut ketika ditambahkan
dengan air. ketika ditambahkan dengan NaOH 5% tidak larut. Namun ketika
ditambahkan dengan H2SO4 terbentuk 2 fasa. Yang paling atas berwarna putih
sedangkan yang bawah bening(tidak larut). Hal ini menunjukan bahwa toluen
termasuk senyawa inert aromatik.
Asam salisilat merupakan senyawa dengan rumus molekul
C7H6O3, Densitas 1,44 g/L. Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat)
merupakan asam yang bersifat iritan lokal. Ketika ditambahkan dengan air,
asam salisilat tidak larut dan terbentuk endapan putih. Namun ketika
ditambahkan lagi NaOH endapan putih hilang. Dan ketika ditambahkan
dengan NaHCO3 menjadi larut. Hal ini menunjukan bahwa asam salisiat
termasuk Asam Karboksilat.

VI. KESIMPULAN
1.

Larutan A adalah n-heksan ( senyawa inert)

2.

Larutan B adalah asam asetat (senyawa asam karboksilat BM rendah)

3.

Larutan C adalah alkohol (senyawa netral)

4.

Larutan D adalh asam oksalat (seyawa asam karboksilat BM rendah)

5.

Larutan E adalah Fenol (asam-asam lemah)

6.

Larutan F adalah toluen ( seyawa Inert)

7.

Larutan G adalah asam salisilat (asam-asam karboksilat)

VII. DAFTAR PUSTAKA


Nurbayti,siti Msi. 2012.penuntun praktikum Kimia Organik I. Jakarta : UIN
Syarif Hidayatullah
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat
http://id.wikipedia.org/wiki/alkohol
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_salisilat
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_oksalat
http://id.wikipedia.org/wiki/fenol
http://id.wikipedia.org/wiki/toluena
VIII. LAMPIRAN
Pertanyaan :
1.

Jelaskan kenapa suatu seyawa dapat larut?

2.

Berdasarkan uji kelarutan diatas, apakah senyawa sampel anda? Tuliskan


persamaan reaksi yang terjadi pada pengerjaan tersebut ( untuk tiap sampel
yang diberikan)

3.

Apakah yang dimaksud denga senyawa inert? Berika beberapa cotoh


struktur yang tergolong senyawa inert, lengkap dengan namanya?

jawaban:
1. Suatu senyawa dapat larut karena polaritas suatu senyawa atau molekul didasarkan pada
sifat dipol yang dimilikinya. Polaritas molekuler tergantung pada perbedaan
elektronegativitas antara atom-atom yang ada dalam suatu senyawa dan adanya
ketidaksimetrisan struktur dari suatu senyawa , berdasarkan sifat polar ini kelarutan dapat
diketahui sesuai dengan azas "like dissolves like", di mana larutan yang bersifat

polar akan larut dengan larutan yang bersifat polar juga, begitu pula
sebaliknya.
2. Sampel yang digunakan yakni fenol ( C6H5OH ) ,

fenol

3. Senyawa inert adalah senyawa yang sukar melepas electron sehingga sulit untuk bereaksi .
contoh Nitrogen (N2), asam salisilat .

asam salisilat

http://praktikum-organik.blogspot.com/2012/10/uji-kelarutan-senyawaorganik.html

Laporan Praktikum Organik : UJI KELARUTAN

Written By Syarif Hidayat on 08/06/2013 | 00:18

A. PELAKSANAA PRAKTIKUM
1. Tujuan : a. Mengetahui kelarutan zat organik dalam beberapa pelarut.
b. Menentukan golongan suatu zat organik berdasarkan kelarutannya.
2. Waktu : Kamis, Oktober 2010.
3. Tempat : Labotaorium Kimia Dasar Lantai III Fakultas MIPA
Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak disebut zat pelarut. Kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah maximum
yang terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu. Dalam konteks kualitatif,
ada zat-zat yang dapat larut, sedikit larut atau tidak larut. Zat yang dikatakan
tidak larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan air, jika
tidak zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut.
Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak
sama( Chang, 2004 : 345).
Latinen mengusulkan empat jenis pelarut, pelarut emiprotik mempunyai baik
sifat asam maupun basa seperti halnya air. Mereka mengalami otoprotolisis dan
derajat sampai dimana reaksi titrasi berlangsung sempurna yang merupakan
fungsi dari reaksi ini. Sebagina, seperti etanol dan mettanol memlki sifat asam
basa yang mirip dengan air dan bersama dengan air disebut pelarut netral.
Lainnya disebut pelarut asam, seperti asam asetat, asam format, dan asam
sulfat adalh asam basa yang jauh lebih llemah daripada air. Pelarut basa seperti
amonia cair dan etildiamina mem[unyai yang lebih besar dan keasaman yang
jauh ebih kecil daripada keasaman daripada air (Underwood, 2004 : 15-16).

Eter adalah senyawa yang tak berwarna dengan bau enak yang khas. Tiitik
didihnya rendah dibandingkan dengan etanol, dengan jumlah atom karbon sama,
dan dinyatakan mempunyai titik didih sama dengan hidrokarbon. Eter dengan
bobot molekul rendah seperti dietil eter benar-benar larut dalam air. Kelarutan
dietil eter dalam air adalah 7 gram per 100 ml air, makin tinggi jumlah atom
karbon suatu eter, kelarutannnya dalam air makin rendah(Hart, 2003 : 271).
Asam benzoat dapat didegradasi dengan cara fotokatalik. Degradasi dilakukan
dengan cara menyinari larutan asam benzoat dengan sinar UV didalam kolom
gas yang di dinding bagian dalamnya dilapisi dengan katalis

. Dalam

percobaan ini aju alir asam bezoat dengan wakti irridasi dibuat bervariasi.
Degradasi asam benzoat dilakukan dengan cara mengukur konsentrasi asam
benzoa dan waktu irridasi seblum dan sesudah irridasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa asam benzoat mengalami degradasi 60,70% pada laju air 60
ml/ menit dan waktu irridasi selama tujuh jan( Darwin Yunus N, 2005 : 34).
Naftalen adalah salah satu komponen yang termasuk benzena aromatik, tetapi
tidak termasuk polisiklik. Naftalen memilki kemiripan sifat yang memungkinkan
zat aditif bensin untuk menigatkan nilai oktan. Sfat-sifat tersebut antara lain:
sifat pembakaran yang baik, mudah menguap sehingga tidak meninggalkan
getah padat pada bagian-bagian mesin. Pengunaan naftalen sebagai aditif
memang belum terkenalkarena msih dalam tahap penelitian. Sampai saat ini
memang belum diketahui akibat buruk penggunaan aftalen terhadap lingkungan
dan kesehatan, namun ia relatf aman digunakan( Djainudin dan Widjoeseno,
2003: 27).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Rak tabung reaksi
- Bulb
- Penjepit tabung
- Pipet volum

2. Bahan
- Aquades
- NaOH 5%
- NaHCO3 5%
- Dietil eter
- HCl 5 %
- H2SO4 pekat
- Kertas lakmus
- Asetaldehid
- Butanol
- Asam benzoat
- Naftalen
- Anilin
D. SKEMA KERJA

E. HASIL PENGAMATAN

Keterangan :
() Larut
() Tidak Larut
() Tidak Dilakukan

F. ANALISIS DATA
Asetaldehida :

Butanol :
Butanol tidak dapat bereaksi dengan air, NaOH, HCl, HSO. Reaksi yang
seharusnya adalah :

Asam Benzoat :

C. PEMBAHASAN
Campuran zat-zat homogen disebut larutan, yang memiliki komposisi merata
atau serba sama seluruh bagian volmenya. Suatu larutan mengandung satu zat
terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang
jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam
jumlah banyak. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh,
dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan.
Kelarutan suatu zat bergatung sifat zat itu, molekul pelarut, temperatur, dan
tekanan(Hiskia ahmad, 2001 : 23).
Pada percobaan uji larutan yang bertujuan untuk mengetahui kelarutan zat
organik dalam beberapa pelarut dan golongan suatu zat organik berdasarkan
kelarutannya. Ada beberapa zat organik yang akan kkita uji diantaranya

asetaldehid, butanol, anilin, asam benzoat, dan naftalen. Semua zat organik
tersebut di uji dengan air, dimana air didini bertindak sebagai penentu kepolaran
suatu senyawa/ zat organik yang diuji.
Percobaan uji kelarutan ini terdiri dari lima percobaan yang pengujian kelarutan
asetaldehid, pengujian kelarutan butanol, pengujian kearutan asam benzoat,
pengujian kelarutan anilin, dan terakhir pegujian kelarutan naftalen.
Pada percobaann pertama kita menguji kelarutan asetaldehid, dimana pada
pengujian asetaldehid ini ditambahkan dengan air ternyata asetaldehid larut
dalam air ini disebabkan oleh interaksi antar molekul yang berikatan dengan
kepolaran gugus karbonil mengakibatkan titik didih asetaldehid lebih daripada
titik didih hidrokarbon berbobot molekul sebanding. Asetaldehid merupakan
senyawa yang mudah menguap dan mempunyai bobot molekul rendah dan larut
benar dalam air, sehingga asetaldehid dapat larut dalam air. Oleh karena
asetaldehid larut dalam air maka kta akan melanjutkan pengujiannya dengan
penambahan eter pada larutan asetaldehid, eter biasanya tidak bereaksi dengan
asam encer, karena eter memiliki titik didih lebih rendah dibandingkan dengan
titik didih alkohol walaupun jumlah atom karbonnya sama. Karena kelarutan eter
didalam campuran lebih tinggi daripada kelarutan asetaldehid, sehingga
asetaldehid dapat larut dalam eter. Dari pengujian dengan kertas lakmus merak
tidak terjadi perubahan warna dan indikator universalnya dalah Ph 4, dari
beberpa pengujian di atas maka asetaldehid digolongkan kedalam golongan
S1(Fesseden JR, 2010 : 425).
Butanol tidak dapat larut dalam air karena butanol bersifat tidak suka dengan
air, ini dsebabkan karena asam benzoat mengandung gugus -OH dengan sendiri
dapat membentuk ikatan idrogen dengan air, karena dengan adanya ikatan
hidroogen, maka asam benzoat tidak dapat larut dalam air. Asam benzoat hanya
dapat laruut dalam basa seperti NaOH sehingga asam benzoat dimasukan atau
diklasifikasikan dalam golongan A2( Fesseden, JR, 2010). Butano merupakan
gugus homolog pertama yang tidak larut dalam air (hanya larut sedikit dalam
air), karena semakin panjang hidrokarbonnya maka kelarutannya dalam air
semakin rendah seperti yang diketahui perbedaan butanol dengan alkohol,
alkohol dengan 1 sampai 3 karbon sehingga larut sempurna dalam air sedangkan
butanol dengan 4 atom carbon hanya larut sedikit dalam air. Butanol masuk
golongan N1 karena dapat larut dalam H 2so4 dan H3PO4 karena butanol dapat
mudah larut dalam asam.

percobaan selanjutnya adalah tentang pengujian anilin. Anilin tidak dapat larut
dalam air tetapi larut dalam asam sulfat, seperti yang kita tahu bahwa anilin
tidak dapat larut dalam air dan basa kuat, tetapi anili larut dalam asam kuat.
Anilin mempunyai pH < 7 sehingga bersifat asam, yang seharusnya bersifat
basa, anilin merupakan contoh dari basa lemah dan basa aromatik sehingga
anilin juga termasuk dalam senyawa aromatik. Karena hanya dapat larut dalam
asam kuat maka anili termasuk golongan N.
Percobaan terakhir tentang pengujian kelarutan naftalen. Naftalen merupakan
senyawa murni pertama yang diperoleh dari fraksi titik didih lebih tinggi dari tar
batubara. Naftallen mudah diisolaso karena senyawa ini menyublim dari tar
menjadi padatan kristal tidak berwarna yang indah, denag titik leleh 80 oC.
naftalen

merupak

senyawa

polisiklik

dengan

dua

cincin

benzena

yang

bergabung. Telah kita ketahui bahwa benzena dan turunannya tidak dapat larut
dalam air, hal ini yang menyebabkan naftalen yang merupakan turunan dari
benzena tidak dapat lariut dalam air karena bersifat non polar atau tidak dapat
larut dalam pelarut.
H. KESIMPULAN
1. larutan adalah campuran yang homogen dari dua zat atau lebih zat, diman
jumlah pelarut lebih banyak daripada zat terlarut.
2. air merupakan pelarut yang sagat efektif untuk menentukan kepolaran
suatu senyawa.
3. asetaldehid hanya dapat larut dalam air dan eter karena asetaldehid
bersifat polar.
4. butanol, anili, asam benzoat, dan naftalen tidak dapat larut dalam air
karean bersifat non-polar.
5. anili dan butanol hanya dapat larut dalam asam kuat, sedangkan asam
benzoat hanya dapat larut dalam asam kuat.
6. berdasarkan kelarutan senyawa-senyawa organik didalam air, eter, NaOH,
dan H2SO4,maka asetaldehid termasuk golongan S1, butanol termasuk
golonga N1, asam benzoat digolongkan dalam golongan A 2, dan anilin
termasuk dalam golongan N.

DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar dan konsep Inti Edisi Keempat. Jakarta :
Erlangga.
Day, Underwood. 2002. Analisis Kima Kuantitatif

Edisi Keenam.

Jakarta :

Erlangga.
Hart. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Yunus, Darwin. 2006. Pengaruh Waktu Irridiasi dan Laju Air Terhadap Degradasi
Fotokatalistik Larutan Asam Benzoat Dengan Titanium Dioksida (TiO 2) Sebagai
katalis. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Wijdoseno, Djainuddin. 2005. Pengaruh Penambahan Adiktif Oktan Booster AOB17 Sampai AOB31 Terhadap Perubahan Angka Oktan dan Sifat Fisika Kimia
bensin Premium 88. Jakarta : Universitas Indonesia.

http://rifnotes.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-organik-ujikelarutan.html

Você também pode gostar