Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pemangku Kepentingan
Pemangku kepentingan:
Karyawan
Karakteristik Kekuatan
Pemangku
kepentingan
berharap untuk:
Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Menerima
penghargaan yang
sewajarnya
untuk
prestasi yang diraih
Bekerja
tanpa
adanya diskriminasi
Mempertahankan
pekerjaan
yang
stabil
dalam
perusahaan
Mendapat
pembagian
dari
keuntungan
perusahaan (dalam
bentuk
dividen,
diinvestasikan
kembali
dalam
perusahaan
maupun ke dalam
perusahaan
lain
dan ditahan oleh
perusahaan)
Mendapat
gaji,
Karakteristik kekuatan
Pemangku
kepentingan
mempengaruhi
perusahaan melalui:
-
Kekuatan
tawar
serikat pekerja
Pemberitaan
melalui
media
elektronik
Pemogokan kerja
Melaksanakan hak
voting dalam RUPS
Mempunyai
fasilitas
serta
tunjangan lain
Direksi
Konsumen
Pemerintah
Daerah
pusat
dan
Kreditor
Komunitas
Mendapat insentif
finansial baik dalam
bentuk
tunai
maupun
kepemilikan saham
perusahaan
dan
opsi saham
Menerima
pertukaran
yang
adil dari PT PLN
sebagai
penyedia
energi listrik
Mendapat manfaat
pengembangan
produktifitas
dan
kualitas kehidupan
sebagai masyarakat
Menerima
pajak
dari PT PLN
Mendorong
pembangunan
ekonomi
Menerima
pembayaran
kembali
pinjamannya
Mendapat
perlindungan
terhadap
lingkungan sekitar
Memastikan bahwa
wilayah
lokal
dibangun
wewenang
untuk
meberikan
saran
dan
pendapat
tertulis
terhadap
usul direksisebelum
diajukan ke RUPS
Usul yang diajukan
dalam
RUPSbuat
piagam pe
Melaksanakan
pengawasan intern
(membentuk
satuan
pengawasan intern
serta
membuat
piagam
pengawasan intern)
Memboikot
perusahaan
yang
produknya
tidak
memuaskan
atau
kebijakan
yang
tidak
dapat
diterima
Menggunakan
otoritas hukum
Mengadopsi
regulasi dan hukum
Menarik
kembali
utang
Menggunakan
otoritas hukum
Me-lobby
pemerintah
KASI
PENGERTIAN
TEORI
STAKEHOLDER
DAN
SHAREHOLDER
https://ridwan8814.blogspot.co.id/2014/09/teory-stockholder-teory.html
di:
Corporate Governance dalam Pedoman ini adalah suatu "proses dan struktur
yang digunakan oleh organ PT PLN (Persero) untuk meningkatkan keberhasilan
usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham
dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.
Stakeholders dalam Pedoman ini adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan
dengan PT PLN (Persero). baik langsung maupun tidak langsung yaitu
Pemegang Saham, Komisaris, Direksi dan Karyawan serta Pemerintah, Kreditur,
dan pihak berkepentingan lainnya.
CHALLENGES TERBESAR:
Mensinergikan Kepentingan Shareholder dan Stakeholder
Mengutamakan kepentingan pemegang saham tanpa mempertimbangkan
kepentingan stakeholder yang mempunyai risiko dalam kelangsungan hidup
perusahaan juga tidak sepenuhnya benar. Seluruh saham PT PLN (Persero) dimiliki
oleh Negara Republik lndonesia. Pemegang Saham adalah stakeholder terpenting
PT PLN (Persero), karena hak dan kewenangan yang dimilikinya untuk membentuk
keputusan-keputusan krusial bagi Perusahaan melalui RUPS. Di PT PLN (Persero)
sendiri dewan komisaris dipilih oleh RUPS dan menjadi Organ Pengurus tertinggi
dibawah RUPS. Komisaris bertugas untuk mengawasi dan memberi nasihat kepada
direksi serta menjalankan kekuasaan yang diberikan kepadanya oleh Anggaran Dasar
Perusahaan atau yang didelegasikan oleh RUPS. Komisaris PT PLN (Persero) harus
bersifat independen terhadap Direksi dan Manajemen. Komisaris tidak berwenang
untuk membuat keputusan manajemen sehari-hari seperti keputusan-keputusan
mengenai pengangkatan dan pemberhentian karyawan, atau penandatanganan
perjanjian kerja sama atau kontrak-kontrak yang bersifat rutin.
Perusahaan juga harus menjaga kepentingan dari stakeholder lainnya demi
kelangsungan bisnisnya dalam jangka panjang. Seperti bila perusahaan tidak
memperhatikan kepentingan karyawan, mungkin karyawan tidak akan bekerja dengan
sepenuh hati sehingga produktivitas perusahaan berkurang. Perusahaan memandang
pekerja PLN bukan faktor produksi melainkan manusia bermartabat dengan potensi
yang dapat mewujudkan keberhasilan Perusahaan. Kegiatan usaha dan proses kerja
di Perusahaan dilakukan bukan sekedar untuk mengejar efisiensi tetapi dimaksudkan
untuk selalu menghasilkan pembaruan dalam penyelenggaraan Perusahaan secara
etis. Singkatnya, perusahaan yang memaksimalkan nilai tetap harus memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya. Tanpa perhatian kepada kepentingan stakeholder
lainnya, bukan tidak mungkin kepentingan perusahaan dalam jangka panjang akan