Você está na página 1de 5

1.

Shleifer and Vishny (1997) berargumentasi bahwa: "Corporate governance


deals with the ways in which suppliers of finance to corporations assure
themselves of getting a return on their investment"
Definisi dari Shleifer dan Vishny lebih mengutamakan hubungan antara
manajemen perusahaan dengan investor. Jadi, definisi yang dikemukakan
Shleifer dan Vishny bersifat lebih sempit dan hanya menekankan pada
akuntabilitas manajemen perusahaan kepada para pemegang sahamnya.

2. Analisis Pemangku Kepentingan


a.
b.
c.
d.

Siapakah kelompok-kelompok pemangku kepentingan yang relevan?


Apa kepentingan dari tiap-tiap pemangku kepentingan?
Apa kekuatan dari tiap-tiap pemangku kepentingan?
Bagaimana koalisi pemangku kepentingan dapat terbentuk?

Identifikasi Pemangku Kepentingan yang Relevan

Pemangku Kepentingan

Pemangku kepentingan:
Karyawan

Karakteristik Kekuatan
Pemangku
kepentingan
berharap untuk:

Pemegang Saham

Dewan Komisaris

Menerima
penghargaan yang
sewajarnya
untuk
prestasi yang diraih
Bekerja
tanpa
adanya diskriminasi
Mempertahankan
pekerjaan
yang
stabil
dalam
perusahaan
Mendapat
pembagian
dari
keuntungan
perusahaan (dalam
bentuk
dividen,
diinvestasikan
kembali
dalam
perusahaan
maupun ke dalam
perusahaan
lain
dan ditahan oleh
perusahaan)
Mendapat
gaji,

Karakteristik kekuatan
Pemangku
kepentingan
mempengaruhi
perusahaan melalui:
-

Kekuatan
tawar
serikat pekerja
Pemberitaan
melalui
media
elektronik
Pemogokan kerja

Melaksanakan hak
voting dalam RUPS

Mempunyai

fasilitas
serta
tunjangan lain

Direksi

Konsumen

Pemerintah
Daerah

pusat

dan

Kreditor

Komunitas

Mendapat insentif
finansial baik dalam
bentuk
tunai
maupun
kepemilikan saham
perusahaan
dan
opsi saham

Menerima
pertukaran
yang
adil dari PT PLN
sebagai
penyedia
energi listrik
Mendapat manfaat
pengembangan
produktifitas
dan
kualitas kehidupan
sebagai masyarakat
Menerima
pajak
dari PT PLN
Mendorong
pembangunan
ekonomi
Menerima
pembayaran
kembali
pinjamannya
Mendapat
perlindungan
terhadap
lingkungan sekitar
Memastikan bahwa
wilayah
lokal
dibangun

wewenang
untuk
meberikan
saran
dan
pendapat
tertulis
terhadap
usul direksisebelum
diajukan ke RUPS
Usul yang diajukan
dalam
RUPSbuat
piagam pe
Melaksanakan
pengawasan intern
(membentuk
satuan
pengawasan intern
serta
membuat
piagam
pengawasan intern)
Memboikot
perusahaan
yang
produknya
tidak
memuaskan
atau
kebijakan
yang
tidak
dapat
diterima

Menggunakan
otoritas hukum
Mengadopsi
regulasi dan hukum
Menarik
kembali
utang
Menggunakan
otoritas hukum
Me-lobby
pemerintah

KASI
PENGERTIAN
TEORI
STAKEHOLDER
DAN
SHAREHOLDER
https://ridwan8814.blogspot.co.id/2014/09/teory-stockholder-teory.html

di:

Corporate Governance dalam Pedoman ini adalah suatu "proses dan struktur
yang digunakan oleh organ PT PLN (Persero) untuk meningkatkan keberhasilan
usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham
dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.
Stakeholders dalam Pedoman ini adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan
dengan PT PLN (Persero). baik langsung maupun tidak langsung yaitu
Pemegang Saham, Komisaris, Direksi dan Karyawan serta Pemerintah, Kreditur,
dan pihak berkepentingan lainnya.
CHALLENGES TERBESAR:
Mensinergikan Kepentingan Shareholder dan Stakeholder
Mengutamakan kepentingan pemegang saham tanpa mempertimbangkan
kepentingan stakeholder yang mempunyai risiko dalam kelangsungan hidup
perusahaan juga tidak sepenuhnya benar. Seluruh saham PT PLN (Persero) dimiliki
oleh Negara Republik lndonesia. Pemegang Saham adalah stakeholder terpenting
PT PLN (Persero), karena hak dan kewenangan yang dimilikinya untuk membentuk
keputusan-keputusan krusial bagi Perusahaan melalui RUPS. Di PT PLN (Persero)
sendiri dewan komisaris dipilih oleh RUPS dan menjadi Organ Pengurus tertinggi
dibawah RUPS. Komisaris bertugas untuk mengawasi dan memberi nasihat kepada
direksi serta menjalankan kekuasaan yang diberikan kepadanya oleh Anggaran Dasar
Perusahaan atau yang didelegasikan oleh RUPS. Komisaris PT PLN (Persero) harus
bersifat independen terhadap Direksi dan Manajemen. Komisaris tidak berwenang
untuk membuat keputusan manajemen sehari-hari seperti keputusan-keputusan
mengenai pengangkatan dan pemberhentian karyawan, atau penandatanganan
perjanjian kerja sama atau kontrak-kontrak yang bersifat rutin.
Perusahaan juga harus menjaga kepentingan dari stakeholder lainnya demi
kelangsungan bisnisnya dalam jangka panjang. Seperti bila perusahaan tidak
memperhatikan kepentingan karyawan, mungkin karyawan tidak akan bekerja dengan
sepenuh hati sehingga produktivitas perusahaan berkurang. Perusahaan memandang
pekerja PLN bukan faktor produksi melainkan manusia bermartabat dengan potensi
yang dapat mewujudkan keberhasilan Perusahaan. Kegiatan usaha dan proses kerja
di Perusahaan dilakukan bukan sekedar untuk mengejar efisiensi tetapi dimaksudkan
untuk selalu menghasilkan pembaruan dalam penyelenggaraan Perusahaan secara
etis. Singkatnya, perusahaan yang memaksimalkan nilai tetap harus memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya. Tanpa perhatian kepada kepentingan stakeholder
lainnya, bukan tidak mungkin kepentingan perusahaan dalam jangka panjang akan

terganggu. Perusahaan dapat menghasilkan keuntungan maksimal secara langgeng


jika mendapatkan dukungan penuh dari seluruh stakeholder. Yang diperlukan adalah
bagaimana mensinergikan kepentingan shareholder dengan kepentingan stakeholder
lainnya, sehingga memberikan manfaat optimal bagi semua pihak. Namun tentu saja
tidak berarti bahwa perusahaan harus memikirkan kepentingan stakeholder lainnya
diatas kepentingan pemegang saham.
Penciptaan nilai sangat membutuhkan keselarasan antara anggota Perusahaan,
sistim, dan proses. Komitmen Komisaris dan Direksi saja tidak cukup tanpa
dukungan penuh dari karyawan, sistim, dan proses di lingkungan PT PLN
(Persero). Oleh sebab itu, implementasi Good Corporate Governance di lingkungan PT
PLN (Persero) harus dilakukan secara menyeluruh, menyangkut perubahan pada sikap
mental anggota Perusahaan, penyelerasan sistim dan proses yang ada agar benarbenar
mencerminkan tata nilai, falsafah, visi, misi, target, dan strategi yang
ditempuh Perusahaan. Tentu saja model yang digunakan perlu disesuaikan dengan
sistem hukum, perbedaan kepentingan, karakter bisnis, kondisi lingkungan, serta
kultur bangsa. Model tersebut harus tetap menjaga keberadaan pengendalian risiko
dalam setiap proses bisnis juga mampu menangkap peluang bisnis. Kita perlu
mendefinisikan apa sebenarnya kepentingan stakeholder, komponen didalamnya,
serta bobot yang wajar dari setiap komponen. Dengan demikian kepentingan
stakeholder bisa dipastikan dapat bersinergi dengan kepentingan pemegang saham.
Dalam melakukan sinergi, kepentingan berbagai pihak diselaraskan dengan tujuan
perusahaan. Salah satu cara adalah dengan menerapkan Corporate Social
Responsibility (CSR) menjadi bagian integral strategi perusahaan. CSR disini
memasukkan berbagai komponen tanggung jawab perusahaan terhadap stakeholder
dan juga tanggung jawab perusahaan dalam meningkatkan keuntungan. Selain itu,
sebenarnya tugas untuk menyeimbangkan ini seharusnya dilakukan oleh pemerintah
atau regulator. Pemerintah atau regulator seharusnya mengatur keadaan sehingga
perusahaan tidak beroperasi dalam lingkungan monopoli yang bisa menyebabkan
maksimalisasi nilai perusahaan dengan kerugian pada masyarakat luas. Untuk itulah
dibuat undang-undang anti monopoli. Bila fungsi kontrol dari pemerintah berjalan
dengan baik, perusahaan tidak akan mampu memaksimalkan nilai perusahaan (firm
value) dengan mengorbankan kepentingan grup lainnya atau masyarakat luas.
Tindakan perusahaan yang menyebabkan kerugian kepada grup lainnya harus dibayar
perusahaan dengan membayar ganti rugi ke pihak yang dirugikan maupun melalui
denda yang diterapkan pemerintah.
https://ridwan8814.blogspot.co.id/2014/09/teory-stockholder-teory.html
LINK PLN: http://www.pln.co.id/dataweb/GCG/GCGManual.pdf

LINK UU BUMN MENGATUR HAK DAN KEWAJIBAN TIAP PIHAK TERKAIT:


http://www.lmfeui.com/data/Peraturan%20Menteri%20BUMN%20No.%20PER-01-MBU2011.pdf

Você também pode gostar