Você está na página 1de 6

Rafflesia Arnoldii

Oleh :
Arif Alfarizi
( 121810401027 )

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016

Bunga Raflessia (Rafflesia arnoldii)


Bunga bangkai atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk
fase vegetatif), Rafflesia arnoldii merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan
(Araceae) endemik dari Sumatera, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan
dengan bunga terbesar di dunia,.. Adapun klasifikasinya adalahsebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Divisi

:Magnoliophyta

Kelas

:Magnoliopsida

Ordo

:Rafflesiales

Famili

:Rafflesiaceae

Genus

:Rafflesia

Spesies

: Rafflesia arnodii

Gambar : Bunga Rafflesia


1.Morfologi
Pada Rafflesia, organ vital seperti daun, batang dan akar tereduksi hingga
menyisakan bagian bunga saja sebagai organ reproduksi penerus keturunannya
Rafflesia memiliki haustorium yang berfungsi untuk menempel pada inang
sekaligus menyerap nutrisi yang dibutuhkan. (Zuhud et. al 1998). Bunga jantan
dan betinanya terpisah pada individu yang berbeda. Knop dan bunga jantan
memiliki anter, sedangkan knop dan bunga betina tidak memiliki anter. Bunga

betina lebih pendek dan luas dibanding bunga jantan (Kooders, 1918).
Batang Rafflesia sangat pendek, memiliki beberapa sisik pada bagian
bawah sedangkan pada bagian atasnya terdapat bunga yang ukurannya sangat
besar. Sebagai contoh R. arnoldi diameter bunga saat mekar mencapai 1 meter.
Bunga merupakan satu-satunya bagian tumbuhan yang dapat dilihat oleh
mata. Perhiasan bunga baik kelopak maupun mahkota umumnya berwarna merah
kecoklatan. Bunga jantan dan bunga betina terdapat pada individu berlainan
(Dioecious). Pembentukan bunga umumnya diawali dengan pembengkakkan
dalam akar tumbuhan inangnya, sedangkan kuncup bunga terbentuk pada bagian
permukaan akar tumbuhan inang. Lamanya perkembangan kuncup tergantung
pada jenis Rafflesia.) pada R. arnoldi lamanya kuncup diperkirakan 310 hari.
(Anwar, 1984).
Buah dan bijinya jarang ditemukan sedangkan ukuran bijinya sangat
kecil, panjangnya lebih dari 1 mm dan lebarnya kurang dari 0,5 mm. Secara alami
biji-biji Rafflesia dapat tumbuh dengan cara menyisipkan biji tersebut pada
akar Tetrasigma sp. yang luka akibat injakan hewan berkuku.
Penyerbukan dan penyebaran Rafflesia diduga dilakukan oleh hewan.
penyerbukannya diduga dilakukan oleh lalat hijau (Lucilia sp.) dan lalat abu-abu
kehitaman (Sarchopaga sp.), sedangkan penyebarannya diduga dilakukan oleh
hewan berkuku (landak), atau oleh hewan pengerat (tupai).
2.

Reproduksi
Rafflesia merupakan spesies tumbuhan yang penuh misteri, karena masih

banyak sisi kehidupannya yang belum diketahui, terutama aspek reproduksinya.


Hikmat (1988). R. arnoldii merupakan tumbuhan berumah dua (dioecus) (Zuhud
et al., 1998), oleh karena itu untuk terjadinya penyerbukan pada R. arnoldii,
diperlukan paling sedikit dua bunga dari dua jenis kelamin yang berbeda (jantan
dan betina) harus mekar secara bersamaan. Keadaan ini, memperkuat dugaan
bahwa R.arnoldii mempunyai cara reproduksi lain disamping cara generatif
melalui perkawinan bunga jantan dan bunga betina.

3.

Lokasi Penyebaran
Daerah penyebaran Rafflesia terbatas hanya di benua Asia. Meskipun

anggota familia Rafflesiaceae dapat tumbuh dan tersebar di darah tropik maupun
subtropik namun khusus untuk genus Rafflesia penyebarannya terbatas di daerah
tropik dan umumnya dijumpai di hutan hujan tropik (tropical rain forest).
Indonesia memiliki hutan hujan tropik cukup luas yang berfungsi sebagai
habitat alami Rafflesia, tersebar di Sumatera Barat dan Utara, Jawa Barat, Tengah
dan Timur serta Kalimantan Barat dan Timur. Disamping itu Rafflesia dapat
dijumpai di Semenanjung Malayasia, Serawak dan Philipina. Akan tetapi
keanekaragaman jenisnya lebih banyak ditemukan di Indonesia (Afrizal,1986).
Beberapa lokasi yang sering ditemui tumbuh bunga Rafflesia arnoldi
antara lain di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan (TNBBS), Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Seblat (kabupaten
Bengkulu Utara), dan Padang Guci Kabupaten Kaur. TNBBS sendiri telah
ditetapkan sebagai pusat konservasi tumbuhan ini.
4.

Manfaat
Sampai sekarang cara hidup dan manfaat jenis-jenis Rafflesia belum

diketahui secara pasti dan masih menjadi misteri. Meskipun demikian


pemanfaatannya untuk pengobatan tradisional telah diketahui sejak lama terutama
oleh orang-orang yang hidup di sekitar lokasi ditemukannya Rafflesia. Di jawa
dan Kalimantan tunas Rafflesia digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan
ramuan dan jamu tradisional. Tunas tersebut dikumpulkan dan dikeringkan,
kemudian dibuat ramuan jamu yang umumnya dikonsumsi oleh wanita. Di Jawa
ramuan atau jamu tersebut disebut Patmosari karena bahanaya berasal dari
tunas R. patma. Sedangkan

di

Sumatera,

khusunya

suku

Sakai

telah

memanfaatkan bagian tumbuhan Rafflesia untuk menolong dan mengembalikan


kesehatan wanita. Para ahli pengobatan menduga bahwa Rafflesia berkhasiat
untuk melancarkan siklus menstruasi serta menghentikan pendarahan dini.
Manfaat lain yang tidak kalah pentingnya adalah Rafflesia sebagai objek
penelitian dan pendidikan bagi generasi muda dalam rangka memupuk kesadaran
terhadap pentingnya usaha pelestarian lingkungan. Rafflesia juga merupakan aset

negara yang berpotensi sebagai objek wisata berupa wisata flora langka yang
umumnya sangat menarik minat wisatawan mancanegara untuk mengamatinya.
Tentu saja pengelolaanya harus secermat mungkin supaya kegiatan wisata
tersebut jangan sampai mengganggu apalagi merusak habitat alminya

5.

Status Konservasi dan Cara Konservasi


Rafflesia arnoldii merupakan satu dari tujuh jenis Rafflesia yang ada di

Indonesia dan dapat dijumpai di hutan Taman Nasional Meru Betiri. Saat ini
Rafflesia termasuk ke dalam jenis tumbuhan yang dilindungi berdasarkan PP No.
7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. International
Union Conservation Nature (IUCN) tahun 1997 memasukkan Rafflesia arnoldii
ke dalam tumbuhan yang berstatus genting (endangered).

Rafflesia arnoldii menjadi salah satu perhatian pemerintah karena sifatnya


yang langka dan endemik. Program Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam Kementerian Kehutanan terhadap jenis flora dan fauna yang
termasuk langka adalah menaikkan jumlah populasi sebesar 3 % dari jumlah
populasi tahun 2008. Untuk mendukung program tersebut perlu dilakukan upayaupaya pelestarian melalui kegiatan pembinaan habitat, eksplorasi, monitoring
maupun perbanyakan populasi.
Tujuan konservasi ini adalah untuk mendapatkan data-data lokasi Rafflesia
arnoldii sehingga dapat dilakukan upaya-upaya pelestarian melalui kegiatan
pembinaan habitat, eksplorasi dan monitoring.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 1986. Aspek Pelestarian Rafflesia arnoldi R.Br. di Cagar Alam Batang
Palupuh. Skripsi Sarjana Kehutanan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor.
Anwar, J., Sengli J.D., Nazaruddun H. Anthony J.W. 1984. Ekologi Ekosistem
Sumatera. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Backer, C.A. 1921. Groeiplaatsen van Rafflesia patma. De Tropische Natuur:124
127
Caughley, G. 1985. Problema in wildlife management. In: The study of
populations. (H. Messel, ed). Ch. 13. Pergamon Press, Sydney : 15-22.
Heyne, K.

1987.

Tumbuhan Berguna Indonesia III.

Balai Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan, Jakarta.


IUCN SSC. 2001. IUCN Red List Categories and Criteria Version 3.1. IUCN-The
World Conservation Union. Switzerland.
Koorders, S.H. 1918. Botanish Overzicht Der Rafflesiaceae Van NederlanschIndie, G.Kolff & Co., Batavia
Martawijaya,A.,I.Kartasujana, K.Kadir dan S.A. Prawira. 2005. Atlas Kayu
Indonesia. Jilid I. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan,
Departemen Kehutanan. Bogor.
Mentri Kehutanan Republik Indonesia. 1997. Keputusan Menteri Kehutanan No:
277/Kpts-VI/1997:Petunjuk TN Meru Betiri Seluas 58.000 ha. Jakarta:
Menteri Kehutanan.
Zuhud EAM, Hikmat A & Jamil N. 1998. Rafflesia Indonesia: Keanekaragaman,
Ekologi dan Pelestariaannya. Bogor: Yayasan Suaka Alam dan Suaka
Margasatwa Indonesia dan Laboratorium Konservasi Tumbuhan Jurusan
Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

Você também pode gostar