Você está na página 1de 3

Analis Kualitatif Golongan II A

Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi


komponenkomponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis
kualitatif, sedangkan langkah estimasinya adalah langkah kuantitatif. Analisis
kualitatif dapat dikatakan lebih sederhana, sedangkan analisis kuantitatif agak
lebih rumit. Analisis kualitatif bertujuan mengidentifikasi penyusun-penyusun
suatu zat, campuran-campuran zat, atau larutan-larutan yang biasanya rseni-unsur
penyusunnya bergabung antara yang satu dengan yang lain. Sedangkan analisis
kuantitatif bertujuan untuk menentukan banyaknya penyusun-penyusun suatu zat
atau persenyawaan. Biasanya identifikasi zat dilakukan dengan penambahan zat
lain yang susunannya telah diketahui, sehingga terjadi perubahan (reaksi kimia).
Zat yang susunannya telah diketahui dan yang menyebabkan terjadinya reaksi
disebut pereaksi (reagen).Dalam analisis kualitatif sistematis, kation-kation
diklasifikasikan dalam lima golongan, berdasarkan sifat-sifat kation itu terdapat
beberapa reagensia. Reagensia yang umum dipakai diantaranya : asam klorida,
Hidrogen rsenic, Amonium rsenic, dan Amonium karbonat. Klasifikasi kation
berdasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia, reagensia ini
dengan membentuk endapan atau tidak boleh dikatakan bahwa klasifikasi kation
yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, rsenic, dan
karbonat dari kation tersebut.
Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu reaksi
kering dan reaksi basah. Cara kering biasanya digunakan pada zat padat,
sedangkan cara basah digunakan pada zat cair (larutan) yang kebanyakan
menggunakan pelarut air. Cara kering hanya menyediakan informasi yang
diperlukan dan informasi tersebut bersifat jangka pendek. Sedangkan cara basah
dapat digunakan untuk analisis makro, sem imakro, dan mikro sehingga banyak
keuntungan yang didapat, misalnya reaksi terjadi dengan cepat dan mudah
dikerjakan. Perubahan yang terjadi pada cara basah adalah terjadinya endapan,
perubahan warna larutan, dan timbulnya gas.
Penambahan suatu elektrolit yang mengandung ion sejenis ke dalam larutan jenuh
suatu garam akan menurunkan kelarutan garam tersebut karena konsentrasi
ion bertambah dan kesetimbangan bergeser rsenic pembentukan garamnya. Untuk
mempermudah dalam reaksi identifikasi kation-anion, maka digunakan metode
analisis kualitatif sistematik.metode ini merupakan pengklasifikasian kationkation ke dalam 5 golongan. Penggolongan kation-kation ini didasarkan pada
produk hasil reaksi dengan suatu reagensia.

Reagen yang umum digunakan adalah HCl, H2S, (NH4)2S, (NH4)2CO3.


Kation biasanya bereaksi dengan reagen tertentu yang ditandai dengan
terbentuknya endapan atau tdak. Jadi, bisa dikatakan bahwa klasifikasi kation
yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, rsenic dan
karbonat dari kation tersebut.
Kation Golongan II
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan arsenic arsenic dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion
golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, arsenic(III), arsenic(V), stibium(III),
stibium(V), timah(II), timah(III), dan timah(IV).
Reagensia golongan : rsenic rsenic ( gas atau larutan jenuh )
Reaksi golongan
: endapan dengan berbagai warna : merkurium(II), rsenic,
HgS(hitam), timbel(II) Sulfida, PbS(hitam), Tembaga(II), CuS(hitam), Kadmium
rsenic, CdS(kuning), rsenic(III) rsenic, Bi2S3(coklat), Arsenik(III)rsenic,
As2S3(kuning), rsenic(V) rsenic(kuning), stibium(III).
Kation golongan II dibagi menjadi dua bagian sub golongan, yaitu sub golongan
tembaga dan sub golonngan arsenic. Dasar pembagian ini adalah kelarutan
endapan sulfide dalam ammonium polysulfide. Sementara sulfide dari sub
golongan tembaga tak larut dalam reagensia ini, sulfide dari sub golongan arsenic
melarut dengan membentuk garam tio.
Sub golongan tembaga terdiri dari merkurium(II), timbel (II), bismuth(III),
tembaga(II) dan cadmium(II). Meskipun bagian terbesar ion timbel(II)
diendapkan dengan asam klorida encer bersama ion-ion lain dalam kation
golongan I, pengendapan ini agak kurang sempurna disebabkan oleh kelarutan
timbel(II)klorida yang relative tinggi. Kloroda, nitrat dan sulfat dari kation kation
sub golongan tembaga, sangat mudah larut dalam air. Sulfide, hidroksi dan
karbonatnya tak larut. Beberapa kation dari sub golongan tembaga ( merkurium
(II), tembaga(II) dan cadmium(II) cenderung membentuk kompleks (ammonia,
ion sianida dst).
Sub golongan arsenic terdiri dari ion arsenic (III), arsenic (V), stimbium (III),
stimbium (V), timah (II) dan timah (IV). Ion-ion ini mempunyai sifat amfoter,
oksidanya membentuk garam baik dengan asam manapun dengan basa. Jadi
arsenic (III) oksida dapat larut dalam asam klorida (6M) dan terbentuk kation
arsenic (III) :

As2O3 + 6HCl 2As3+ + 6Cl + 3H2O


Disamping itu rsenic(III) oksida larut pula dalam natrium hidroksida(2M) yang
membentuk ion arsenic :
As2O3 + 6OH 2AsO33 + 3H2O

Você também pode gostar