Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KELOMPOK 4
NAMA KELOMPOK :
Yohanes Pangihutan (1511060004)
Desi Ratna Sari (1511060012)
Achmad Taufik (1511060020)
Dwi Putra Dharmawan (1511060028)
Secara umum, definisi cloud computing (komputasi awan) merupakan gabungan pemanfaatan
teknologi komputer (komputasi) dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis
internet (awan) yang mempunyai fungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui
komputer komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama, tetapi tak semua yang
terkonekasi melalui internet menggunakan cloud computing.
Teknologi komputer berbasis sistem Cloud ini merupakan sebuah teknologi yang menjadikan
internet sebagai pusat server untuk mengelola data dan juga aplikasi pengguna. Teknologi ini
mengizinkan para pengguna untuk menjalankan program tanpa instalasi dan mengizinkan
pengguna untuk mengakses data pribadi mereka melalui komputer dengan akses internet.
Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing" Cloud
Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di
internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya
adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor,
monitor dan lain-lain. "Cloud computing sistem pada dasarnya adalah menggunakan Internetbased service untuk mensupport business process. Kata-kata Cloud sendiri merujuk kepada
simbol awan yangdi dunia TI digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet
cloud ).
1. Service level, artinya kemungkinan service performance yang kurang konsisten dari
provider. Inkonsistensi cloud provider ini meliputi, data protection dan data recovery.
2. Privacy, yang berarti adanya resiko data user akan diakses oleh orang lain karena hosting
dilakukan secara bersama-sama.
3. Compliance, yang mengacu pada resiko adanya penyimpangan level compliance dari
provider terhadap regulasi yang diterapkan oleh user.
4. Data ownership, mengacu pada resiko kehilangan kepemilikan data begitu data disimpan
dalam cloud.
5. Data mobility, yang mengacu pada kemungkinan share data antar cloudservice dan cara
memperoleh kembali data jika suatu saat usermelakukan proses terminasi terhadap layanan
cloud Computing.
mengeluarkan investasi tambahan di sisi TI. Terlebih hanya untuk mendapatkan layananlayanan yang mungkin hanya dibutuhkan sewaktu-waktu saja. Sehingga untuk melihat
perkembangan cloud computing di Indonesia yang benar-benar teruji masih harus harus
menunggu beberapa tahun kedepan. Perlu sebuah vendor atau penyedia layanan yang
terpercaya publik agar para pebisnis percaya dengan layanan dan jaminan dari teknologi
cloud computing.
Salah satu perusahaan yang fokus pada pelayanan Cloud Computing adalah Huawei. Menurut
CEO Huawei Indonesia, Vincent Li, seiring dengan tren Cloud Computing yang kian
berdampak terhadap perusahaan dan keseharian, perlu adanya pertimbangan, penerapan dan
pengoptimalan penggunaan Cloud dan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi. Selain
itu, pertumbuhan internet yang tinggi di Indonesia menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaanperusahaan untuk menggunakan pelayanan Cloud Computing.
Contohnya, jika sebuah perusahaan membutuhkan aplikasi CRM (Costumer Relationship
Management). Perusahaan itu harus membeli aplikasi itu, membeli hardware buat server dan
harus menyewa tenaga ahli TI khusus untuk menjaga server dan aplikasi itu. Disinilah cloud
computing itu berperan. Dalam contoh di atas, perusahaan Microsoft telah menyediakan
aplikasi CRM yang dapat langsung digunakan oleh perusahaan yang membutuhkan tadi.
Perusahaan yang membutuhkan itu tinggal menghubungi perusahaan Microsoft untuk
menyambungkan perusahaannya (dalam hal ini melalui internet) dengan aplikasi CRM &
tinggal memakainya. Dan pembayaran dilakukan per bulan, per triwulan, per semester, per
tahun atau sesuai kontrak yang dibuat. Jadi, perusahaan yang membutuhkan aplikasi CRM
tadi, tidak perlu melakukan investasi awal untuk pembelian hardware server dan tenaga ahli
TI. Itulah salah satu manfaat dari cloud computing yang dapat menghemat anggaran suatu
perusahaan.
C. VIRTUALISASI
Virtualization adalah penciptaan sebuah versi virtual (bukan sebenarnya) suatu entitas,
seperti sistem operasi, server, perangkat penyimpanan atau sumber daya jaringan.
Anda mungkin tahu sedikit tentang virtualisasi jika Anda pernah membagi hard disk menjadi
beberapa partisi. Partisi pembagian satu hard disk menjadi dua hard disk secara logik.
Virtualisasi sistem operasi adalah penggunaan perangkat lunak untuk memungkinkan satu
perangkat keras untuk menjalankan beberapa sistem operasi pada saat yang sama. Teknologi
ini dimulai pada mainframe beberapa dekade yang lalu agar administrator untuk menghindari
pemborosan daya proses mahal atau dengan kata lain meningkatkan efisiensi.
Pada tahun 2005, perangkat lunak virtualisasi diadopsi lebih cepat daripada yang
dibayangkan, termasuk para ahli. Tiga bidang IT di mana virtualisasi paling berkembang
adalah virtualisasi jaringan, virtualisasi penyimpanan dan virtualisasi server:
Virtualisasi jaringan (Network virtualization) adalah metode menggabungkan sumber daya
yang tersedia dalam jaringan dengan cara membagi bandwidth yang tersedia ke dalam
beberapa channel, yang masing-masing saling independen satu dengan yang yang lain, dan
masing-masing yang dapat ditugasi (atau dialih-tugaskan) ke dalam beberapa server atau
perangkat secara real time. Idenya adalah bahwa virtualisasi menyembunyikan kompleksitas
jaringan dengan cara membagi jaringan menjadi bagian-bagian lebih mudah dikelola, sangat
mirip dengan konsep mempartisi harddisk untuk memudahkan untuk pengelolaan file.
Virtualisasi penyimpanan adalah penggabungan penyimpanan fisik dari jaringan beberapa
perangkat penyimpanan ke dalam apa yang tampaknya menjadi satu perangkat penyimpanan
yang dikelola oleh konsol pusat Penyimpanan virtualisasi yang umum digunakan di storage
area networks (SAN).
Virtualisasi server (Server virtualization) adalah penyembunyian sumber daya server
(termasuk jumlah dan identitas individu server fisik, prosesor, dan sistem operasi) dari server
pengguna. Tujuannya adalah untuk menghindarkan pengguna dari keharusan untuk
memahami dan mengatur rincian rumit sumber daya server dengan tetap memungkinkan
resource sharing untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan memelihara kapasitas
untuk expansion.
Virtualisasi dapat dilihat sebagai bagian dari trend secara keseluruhan di perusahaan IT yang
meliputi autonomic computing, sebuah skenario di mana lingkungan TI akan mampu
mengelola dirinya sendiri didasarkan pada aktivitas yang dihadapi, dan utility computing, di
mana kekuatan pemrosesan komputer dianggap sebagai utilitas yang hanya dibayar oleh klien
jika diperlukan atau digunakan. Tujuan umum virtualisasi adalah sentralisasi tugas
administratif dengan dan meningkatkan skalabilitas dan beban kerja.
Istilah virtualisasi (virtualization) memiliki banyak pengertian. Jika merujuk pada kamus
Oxford, istilah virtualization merupakan turunan dari kata virtualize yang memiliki makna
Convert (something) to a computer-generated simulation of reality. Dalam terjemahan
bebas, virtualisasi berarti Mengubah sesuatu (mengkonversi) ke bentuk simulasi dari bentuk
nyata yang ada.
Inti dari virtualisasi adalah membuat sebuah simulasi dari perangkat keras, sistem operasi,
jaringan maupun yang lainnya. Di bidang teknologi informasi, virtualisasi digunakan sebagai
sarana untuk improvisasi skalabilitas dari perangkat keras yang ada.
Dengan virtualisasi, beberapa sistem operasi dapat berjalan secara bersamaan pada satu buah
komputer. Hal ini tentunya dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan. Di masa akan datang, teknologi virtualisasi akan banyak digunakan baik oleh
perusahaan yang bergerak dibidang teknologi informasi maupun yang tidak murni bergerak di
bidang teknologi informasi namun menggunakan teknologi informasi sebagai sarana untuk
memajukan usahanya.
Menurut Alan Murphy dalam papernya Virtualization Defined Eight Different Ways,
menyebutkan setidaknya terdapat delapan istilah dalam penerapan virtualisasi. Diantaranya
adalah operating system virtualization, application server virtualization, application
virtualization, management virtualization, network virtualization, hardware virtualization,
storage virtualization dan service virtualization.
Dalam hardware virtualization, perangkat lunak bekerja membentuk sebuah virtual machine
yang bertindak seolah-olah seperti sebuah komputer asli dengan sebuah sistem operasi
terinstall di dalamnya. Salah contoh yang mudah misalkan terdapat satu buah komputer yang
telah terinstall GNU/Linux Linux Mint. Kemudian dengan menggunakan perangkat lunak
virtualisasi misalnya Virtualbox, kita dapat menginstall sistem operasi lain sebagai contoh
Windows XP atau FreeBSD.
Sistem operasi yang terinstall di komputer secara fisik dalam hal ini Linux Mint disebut
sebagai host machine sedangkan sistem operasi yang diinstall diatasnya dinamakan guest
machine. Istilah host dan guest dikenalkan untuk memudahkan dalam membedakan antara
sistem operasi fisik yang terinstall di komputer dengan sistem operasi yang diinstall diatasnya
atau virtualnya.
Perangkat lunak yang digunakan untuk menciptakan virtual machine pada host machine biasa
disebut sebagai hypervisor atau Virtual Machine Monitor (VMM). Menurut Robert P.
Goldberg dalam tesisnya yang berjudul Architectural Principles For Virtual Computer
Systems pada hal 23 menyebutkan bahwa tipe-tipe dari VMM ada 2 yaitu:
Type 1 berjalan pada fisik komputer yang ada secara langsung. Pada jenis ini
hypervisor/VMM benar-benar mengontrol perangkat keras dari komputer host-nya. Termasuk
mengontrol sistem operasi-sistem operasi guest-nya. Contoh implementasi yang ada adalah
KVM dan OpenVZ. Adapun contoh yang lain seperti VMWare ESXi, Microsoft Hyper-V.
5. Mengurangi Biaya Space. Semakin sedikit jumlah server berarti semakin sedikit pula
ruang untuk menyimpan perangkat. Jika server ditempatkan pada suatu co-location
server/data center, ini akan berimbas pada pengurangan biaya sewa
6. Kemudahan Maintenance & Pengelolaan. Jumlah server yang lebih sedikit otomatis akan
mengurangi waktu dan biaya untuk mengelola. Jumlah server yang lebih sedikit juga
berarti lebih sedikit jumlah server yang harus ditangani
7. Standarisasi Hardware. Virtualisasi melakukan emulasi dan enkapsulasi hardware
sehingga proses pengenalan dan pemindahan suatu spesifikasi hardware tertentu tidak
menjadi masalah. Sistem tidak perlu melakukan deteksi ulang hardware sebagaimana
instalasi pada sistem/komputer fisik.
8. Kemudahan Replacement. Proses penggantian dan upgrade spesifikasi server lebih mudah
dilakukan. Jika server induk sudah overload dan spesifikasinya tidak mencukupi lagi, kita
bisa dengan mudah melakukan upgrade spesifikasi atau memindahkan virtual machine ke
server lain yang lebih powerful