Você está na página 1de 7

PAPER ANALISIS SWOT

PENGANTAR AGROINDUSTRI
Dosen Pengampu
Dr. Ir. Wignyanto, MS.

Disusun oleh:
Choirudin Hamzah

145100300111042

Riska Widya Novita S.

145100300111044

Yudhi Hasprian W.

145100300111046

Martasari Beti P.

145100300111048

Chintya C.

145100300111050

Ummi K. A. Jusuf

145100300111052

Pradika Galang Amara

145100300111054

Helmi Arif Asmajuna

145100300111056

Hanun Ari Wulandari

145100300111058

Kartika Firdaus D.

145100300111060

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

A. Pengertian, Fungsi dan Langkah-Langkah Analisa SWOT


Analisa SWOT (SWOT Analysis) adalah suatu metode perencanaan
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi
kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities), dan
Ancaman (Threats) yang mungkin terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari
kegiatan proyek/kegiatan usaha atau institusi/lembaga dalam skala yang lebih
luas. Untuk keperluan tersebut diperlukan kajian dari aspek lingkungan baik yang
berasal dari lingkungan internal maupun eskternal yang mempengaruhi pola
strategi institusi/lembaga dalam mencapai tujuan.
Dilihat dari sejarahnya dan penggunaannya saat ini, metode SWOT banyak
dipakai di dunia bisnis dalam menetapkan suatu perencanaan strategi perusahaan
(strategic planning) sehingga literatur mengenai metode ini banyak berkaitan
dengan aspek penerapan di dunia bisnis meskipun pada beberapa analisa
ditemukan pula penggunaan SWOT untuk kepentingan public policy. Metode
SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey yang melakukan penelitian
di Stamford University pada tahun 1960-1970 dengan analisa perusahaan yang
bersumber dalam Fortune 500. Meskipun demikian, jika ditarik lebih ke belakang
analisa ini telah ada sejak tahun 1920-an sebagai bagian dari Harvard Policy
Model yang dikembangkan di Harvard Business School. Namun pada saat
pertama kali digunakan terdapat beberapa kelemahan utama di antaranya analisa
yang dibuat masih bersifat deskripstif dan belum/tidak menghubungkan dengan
strategi-strategi yang mungkin bisa dikembangkan dari analisa kekuatankelemahan yang telah dilakukan.
Analisis SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan. Hal utama
yang ditekankan adalah bahwa dalam proses perencanaan tersebut, suatu institusi
membutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang
mempengaruhi proses pencapaian tujuan institusi. Dengan analisa SWOT akan
didapatkan karakteristik dari kekuatan utama, kekuatan tambahan, faktor netral,
kelemahan utama dan kelemahan tambahan berdasarkan analisa lingkungan
internal dan eksternal yang dilakukan.
Dari analisa tersebut potensi dari suatu institusi untuk bisa maju dan
berkembang dipengaruhi oleh bagaimana institusi memanfaatkan pengaruh dari
luar sebagai kekuatan tambahan serta pengaruh lokal dari dalam.
1. Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang bisa
digunakan untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan/strenghth
(distinctive competence) hanya akan menjadi competitive advantage bagi suatu
institusi apabila kekuatan tersebut terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya
apakah kekuatan itu dibutuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan di
sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat kekuatan yang dan institusi

tersebut memiliki core competence yang sama, maka kekuatan harus diukur dari
bagaimana kekuatan relatif suatu institusi dibandingkan dengan institusi yang lain.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki
institusi harus dipaksa untuk dikembangkan karena adakalanya kekuatan itu tidak
terlalu penting jika dilihat dari lingkungan yang lebih luas. Hal-hal yang menjadi
opposite dari kekuatan adalah kelemahan. Sehingga sama dengan kekuatan, tidak
semua kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk halhal yang tidak berpengaruh pada lingkungan sekitar.
2. Peluang dan Ancaman
Peluang adalah faktor yang di dapatkan dengan membandingkan analisa
internal yang dilakukan di suatu institusi (strenghth dan weakness) dengan analisa
internal dari kompetitor lain. Sebagaimana kekuatan peluang juga harus diranking
berdasarkan success probbility, sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam
target dan strategi institusi. Peluang dapat dikatagorikan dalam tiga tingkatan :
a. Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang
pencapaiannya juga kecil.
b. Moderate : jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun
peluang pencapaian kecil atau sebaliknya.
c. Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang
tercapaianya besar.
Ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend perkembangan
(persaingan) dan tidak bisa dihindari. Ancaman juga bisa dilihat dari tingkat
keparahan pengaruhnya (serousness) dan kemungkinan terjadinya (probability of
occurance). Sehingga dapat dikatagorikan :
a. Ancaman utama (major threats), adalah ancaman yang kemungkinan
terjadinya tinggi dan dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini,
diperlukan beberapa contingency planning yang harus dilakukan institusi
untuk mengantisipasi.
b. Ancaman tidak utama (minor threats), adalah ancaman yang dampaknya
kecil dan kemungkinan terjadinya kecil
c. Ancaman moderate, berupa kombinasi tingkat keparahan yang tinggi
namun kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya.

B. Fungsi Analisis SWOT


Ketika suatu perusahan mengorbitkan suatu produk tentunya pasti telah
mengalami proses penganalisaan terlebih dahulu oleh tim teknis corporate plan.
Sebagian dari pekerjaan perencanaan strategi terfokus kepada apakah perusahaan
mempunyai sumber daya dan kapabilitas memadai untuk menjalankan misinya
dan mewujudkan visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan
membantu perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluangpeluang baru. Sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan

yang ada akan memberikan bobot realisme pada rencana-rencana yang akan
dibuat perusahaan.
Maka, fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa mengenai
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah
terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan
ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap
kondisi eksternal perusahaan.
Terdapat empat langkah utama yang harus dilakukan, yaitu :
1. Mengidentifikasi existing strategy yang telah ada dalam institusi
sebelumnya. Strategi ini bisa jadi bukan merupakan strategi yang disusun
berdasarkan kebutuhan institusi menghadapi gejala perubahan lingkungan
eskternal yang ada melainkan merupakan strategi turunan yang telah ada
sejak lama dipegang institusi.
2. Mengidentifikasi perubahan-perubahan lingkungan yang dihadapi institusi
dan masih mungkin terjadi di masa mendatang.
3. Membuat cross tabulation antara strategi yang ada saat ini dengan
perubahan lingkungan yang ada.
4. Menentukan katagorisasi kekuatan dan kelemahan berdasarkan penilaian
apakah strategi yang saat ini ada masih sesuai dengan perubahan
lingkungan di masa mendatang: Jika masih sesuai strategi tersebut menjadi
kekuatan/peluang, dan sudah tidak sesuai merupakan kelemahan.
C. Analisis SWOT
Analisis SWOT ini kami membuat sebuah produk Mie Ijo yang
terbuat dari sayur bayam.
1. Kekuatan (Strength)
a. Bahan baku
Dari segi bahan baku, dalam pembuatan mie ijo dari bahan baku
bayam sangat mudah pengadaannya, karena bayam bukan termasuk
sayuran musiman yang hanya terdapat di bulan bulan tertentu saja. Bayam
pun termasuk sayuran yang banyak orang suka, dan dengan hubungannya
dengan target penjualan yaitu anak-anak kecil yang kurang suka makan
sayur, bayam pun bisa menjadi alternatif karena rasa bayam yang tidak
terlalu kuat dan bau tanah yang tidak terlalu menyengat jika dibandingkan
dengan jenis sayuran lain seperti sawi hijau dan selada air. Dan dalam segi
gizi, terdapat vitamin A, vitamin C, vitamin K, asam folat, 13 macam
flavonoid, magnesium, kalium,dan zat besi yang berguna melawan zat
kanker, anti inflamasi, melawan penyakit kardiovaskular, menurunkan
tekanan darah tinggi, mencegah penyakit tulang, mencegah diabetes,
mencegah anemia dll.

Lalu, dalam pembuatan mie, tentu diperlukan bahan pembentuk


dasar mie, seperti telur dan tepung terigu. Telur sendiri bisa dibilang aman,
karena tidak terdapat zat alergen dalam protein telur sehingga bisa
dikonsumsi sebagian besar orang. Begitu juga tepung terigu yang
digunakan memiliki protein tanpa zat alergen. Untuk pengadaannya
terbilang mudah karena tepung terigu bisa didapat dengan gampang di
pasar tradisional dan telur juga bisa ditemukan di pasar tradisional atau
datang ketempat peternakan ayam petelur langsung.
b. Lahan
Dalam pembuatan mie ijo, dibutuhkan lahan untuk tempat tumbuh
bayam. Dalam penumbuhan bayam, tidak dibutuhkan lahan yang luas.
Pertumbuhan bayam yang vertikal ke atas membantu penyediaan lahan.
Selain itu, dalam setangkai bayam bisa didapat 5-10 daun. Sehingga dalam
sepetak tanah pun sudah sangat cukup untuk satu kali produksi
homeindustri mie ijo
c. Sumber daya manusia
Bisa dibilang, soal sumber daya manusia tidak perlu dirisaukan.
Mengingat usaha mie ijo ini merupakan home industri, maka tidak
dibutuhkan tenaga intelektual seperti lulusan sarjana teknologi pertanian
atau pangan dalam bidang kerja kasar, contohnya pembuatan mie
tersebut dan penyajian. Tenaga yang dibutuhkan hanya tenaga terampil
seperti SMK walaupun masih harus mendapat pengarahan lebih lanjut.
Dari segi jumlah pekerja, usaha mie ijo tidak akan susah karena hanya
membutuhkan tidak lebih dari 20 orang untuk satu outlet. Dan mengingat
jumlah pengangguran terdidik di Indonesia yang masih besar, maka tidak
akan susah mencari pekerja untuk usaha ini. Dan justru, usaha kami secara
langsung mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan pada produk Mie Ijo yaitu pada motivasi
yang rendah. Motivasi ini seperti kecilnya inovasi akan
produk Mie Ijo. Selain itu juga pada pengadaan bahan baku
bayam yang tidak selalu mencukupi kebutuhan untuk
membuat Mie Ijo. Pada musim-musim tertentu, bayam
yang dihasilkan tidak maksimal dan produksinya terbatas.
Kelemahan yang lain yaitu rendahnya pengetahuan akan
proses pembuatan Mie Ijo yang akan mempengaruhi
tekstur dan kekenyalan mie. Serta tidak berkembangnya
teknologi pembuatan mie yang lebih berkualitas dan
memenuhi kandungan gizi dan higienitas. Sering kali mie
yang terbuat dari sayur tidak dapat bertahan lama.
3. Kesempatan (Opportunity)

Peluang dari produksi Mie Ijo dilihat dari target sasaran yang akan
mengonsumsinya. Mie Ijo yang berbahan dasar berasal dari bayam sangat
bagus untuk kesehatan. Kandungan bayam dalam Mie Ijo dapat
membantu melengkapi serat sayuran yang harus dikandung oleh tubuh.
Terutama bagi anak-anak yang tidak menyukai sayur, dapat ditawari
dengan mengonsumsi Mie Ijo ini. Dengan varian kuah yang beraneka
ragam, dapat dijamin rasa bayam yang dikandung oleh Mie Ijo tidak akan
terasa lagi. Target sasaran yang lain yaitu bagi konsumen-konsumen yang
gemar mengonsumsi mie tetapi menginginkan mie yang lebih bergizi dari
mie biasa.
Tentunya untuk memproduksi Mie Ijo harus dibutuhkan tenaga
kerja yang ahli dalam bidang ini. Dengan pelatihan untuk menambah skill
dalam pembuatan mie yang baik, juga akan menimbulkan ide-ide baru
untuk mengembangkan inovasi yang lebih maju. Seperti inovasi varian
rasa kuah yang akan dihidangkan dengan Mie Ijo ini serta toppingtopping tambahan pelengkap yang menggoda selera.
Untuk lebih meningkatkan produksi Mie Ijo, perlu adanya
pengembangan infrastruktur dalam hal penambahan alat produksi.
Sehingga pembuatan Mienya akan lebih mudah dan cepat. Seperti adanya
alat yang dapat megolah adonan sendiri dan sebagainya.
4. Ancaman (Threat)
Ancaman dari produk Mie Ijo ini yaitu adanya produk
sejenis berupa mie hijau instan dengan tampilan yang
menarik dan bermacam-macam. Mie instan lebih digemari
karena lebih praktis dalam proses pemasakannya. Mie
instan dapat dimasak sendiri di rumah masing-masing
konsumen, sedangkan Mie Ijo harus dikonsumsi langsung
setelah produk sudah jadi. Selain itu, sudah banyak produk
mie hijau instan yang mengunggulkan tentang kesehatan.
Mie instan tersebut juga diberi label halal dari MUI dan
bahkan telah diteliti di salah satu institut pertanian di
Indonesia. Ancaman yang lain yaitu berupa mie rainbow
yang memiliki beberapa warna yang menarik. Mie rainbow
dibuat dari beberapa sayur dan buah yang akan
menghasilkan warna pelangi. Warna pelangi pada mie
tersebut akan menarik perhatian banyak konsumen,
terutama anak-anak. Sehingga ini merupakan ancaman
yang besar untuk produk Mie Ijo.

DAFTAR PUSTAKA
Akdon. 2007. Strategic
Management
For Educational
Management
(Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan). Bandung:
Alfabeta.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/05/. Diakses tanggal 23 Desember
2014

Você também pode gostar