Você está na página 1de 11

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakhea
dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. ( Smelzer, Suzanne
: 2001)
Asma adaah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikarakteristikkan dengan
bronkospasme yang reversible ( Joyce M Black : 1996)
Asma adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh keadaan saluran nafas yang
sangat peka terhadap berbagai rangsangan, baik dari dalam tubuh maupun dari luar
tubuh. Akibat dari kepekaan yang berlebihan ini terjadiah penyempitan
1.1 Tujuan Penulisan
Setelah membaca dan mempresentasikan makalah ini,diharapkan pembaca dapat :
1. Mengetahui pengertian preklamsia berat.
2. Mengerti etiologi preklamisa berat.
3. Mengetahui manifestasi klinis preklamisa berat.
4. Mengetahui penatalaksanaan medis
5. Mengetahui asuhan keperawatan gawat darurat pada preklamsia berat.

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY S DENGAN DIAGNOSA MEDIS ASMA DI


RUANG IGD RSU dr M ASHARI PEMALANG
Nama Mahasiswa

: Farida Zuhriana

NIM

: 131420130030051

Tanggal pengkajian

: Rabu, 10 Agustus 2016

Waktu

: 06.00

A. PENGKAJIAN
I.
Identitas pasien
No RM
Nama
Umur
Agama
Pekerjaan
Alamat
Respon
Triage
Diagnosis medis
Jenis Kelamin
Pendidikan
Status
Sumber Informasi
II.

: 21-72-03
: Ny S
: 42 tahun
: Islam
: Ibu Rumah Tangga
: Taman
:
:
: Asma
: Perempuan
:: Menikah
: Pasien

Primary Survey
a. General Impression
Keluhan utama
Mekanisme cidera

: Sesak nafas
: Pasien datang ke IGD RSU dr M Ashari pada
tanggal 10 Agustus 2016 pukul 06.00 dengan
keluhan sesak nafas sejak yang lalu. Pasien
terlihat gelisah dan sesak nafas serta bernafas

menggunakan otot bantu pernafasan.


Riwayat penyakit dahulu : Pasien menderita asma pada tahun 2010-2013
kemudian kambuh lagi tahun 2016 saat lebaran
Tanda-tanda Vital

dan saat ini.


: TD : 140/100 mmHg
N : 124
S : 36,5

Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Haidir.
2009).Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema
pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa
dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan
preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia
umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus
ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.
2.1 Etiologi
Sampai saat ini, etiologi pasti dari pre-eklampsi/eklampsia belum diketahui. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya:
1. Jumlah primigravi, terutama primigravida muda
2. Distensi rahim berlebihan : hidramnion, hamil ganda, mola hidatidosa
3. Penyakit yang menyertai hamil : diadetes melitus, kegemukan
4. Jumlah umur ibu diatas 35 tahun
Ada beberapa faktor ;
1. Ibu
a

Usia kehamilan 37 minggu atau lebih

Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapi


konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan
desakan darah atau setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala
status quo (tidak ada perbaikan).

2. Janin
a. Hasil fetal assesment jelek (NST & USG)
b. Adanya tanda IUGR

3. Laboratorium
a. Adanya HELLP syndrome (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar,
trombositopenia).

2.2 Manifestasi klinis


Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan :
1. Pertambahan berat badan yang berlebihan
2. Diikuti edema
3. Hipertensi
4. Akhirnya proteinuria.
Pada pre eklampsia berat didapatkan :
1. Sakit kepala terutama di daerah frontal
2. Gangguan mata, penglihatan kabur
3. Rasa nyeri di daerah epigastrium
4. Mual atau muntah
5. Gangguan pernapasan sampai sianosis
6. Terjadinya gangguan kesadaran.
2.3 Penatalaksanaan medis
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklampsia berat
selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi :
A. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah
pengobatan medisinal.

1. Ibu
a. Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
b. Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapi
konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan
desakan darah atau setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala
status quo (tidak ada perbaikan)
2. Janin
a. Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG)
b. Adanya tanda IUGR (janin terhambat)
3. Laboratorium

a. Adanya HELLP Syndrome (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar,


trombositopenia)
B. Pengobatan mediastinal
Pengobatan mediastinal pasien preeklampsia berat adalah :
1. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit,
reflex patella setiap jam.
2. Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60125
cc/jam) 500 cc.
3. Antasida
4. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
5. Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat
6. Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru,
payah
jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40
mg/im.
7. Antihipertensi diberikan bila :
a. Desakan darah sistolis lebih 180 mmHg, diastolis lebih 110 mmHg
atau MAP lebih 125 mmHg.
Sasaran

pengobatan

adalah

tekanan

diastolis

kurang

105

mmHg (bukan kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi


plasenta.
b. Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada
umumnya.

c. Bila dibutuhkan penutunan tekanan darah secepatnya, dapat


diberikan obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu). Dosis
yang dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus.
d. Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet
antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5
kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang
sama mulai diberikan secara oral.
8. Kardiotonika
Indikasinya bila ada tanda-tanda menjurus payah jantung, diberikan
digitalisasi cepat dengan cedilanid D.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1. Airway
a. Bersihkan jalan nafas.
b. Adanya / tidaknya sumbatan jalan nafas.
c. Distress pernafasan
d. Tanda tanda perdarahan di jalan nafas,muntahan,edema laring
2. Breathing

a. Frekuensi nafas,usaha nafas dan pergerakan dinding dada.


b. Suara pernafasan melalui hidung atau mulut.
c. Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas.
3. Circulation
a. Denyut nadi karotis.
b. Tekanan darah
c. Warna kulit,kelembaban kulit.
d. Tanda tanda perdarahan eksternal dan internal.
4. Disability
a. Kaji GCS
5. Exposure
a. Kaji pemeriksaan fisik
b. Pengkajian sekunder
1. Data Subyektif
a. Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35
tahun
b. Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema,
pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
c. Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler
esensial, hipertensi kronik, DM.
d. Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,
hidramnion serta riwayat kehamilan dengan eklamsia sebelumnya.
e. Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan.
f. Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya.
2. Data objektif
a. Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam.
b. Palpasi : untuk mengetahui TFU (tinggi fundus uteri), letak janin, lokasi
edema.
c. Auskultasi : mendengarkan DJJ (denyut jantung janin) untuk mengetahui
adanya fetal distress.
d. Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM
(jika refleks + )
3. Pemeriksaan penunjang ;
a. Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali
dengan interval 6 jam.

b. Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream (biasanya


meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif), kadar
hematokrit menurun, berat jenis urine meningkat, serum kreatini
meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml.
c. Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu.
d. Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada
otak.
e. USG ; untuk mengetahui keadaan janin.
f. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

3.2 Diagnosa kepeawatan dan intervensi


1. Ketidakefekfitan bersihan jalan nafas berhubungan dengan aktivitas kejang.
Intervensi :
1. Anjurkan pasien untuk mengosongkan mulut dari benda atau zat tertentu atau
2.

alat yang lain untu menghindari rahang mengatup jika kejang terjadi.
Letakkan pasien pada posisi miring, permukaan datar, miringkan kepala selama

serangan kejang.
3. Tanggalkan pakaian pada daerah leher atau dada dan abdomen.
4. Lakukan penghisapan sesuai indikasi.
5. Berikan tambahan oksigen atau ventilasi manual sesuai kebutuhan.
2. Risiko sindrom kematian bayi mendadak
Intervensi :
1. Monitor DJJ sesuai indikasi
2. Kaji tentang pertumbuhan janin
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim
tegang, aktifitas janin turun )
4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM (Reaksi terapi dapat menurunkan
pernafasan janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin )
5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera bilogis (kontraksi uterus dan
pembukaan jalan lahir).
Intervensi :
1. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien
2. Jelaskan penyebab nyerinya
3. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul
4. Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri

4. Cemas berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan.
Intervensi :
1. Kaji tingkat kecemasan ibu
2. Jelaskan mekanisme proses persalinan
3. Gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
4. Beri support system pada ibu

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Sampai saat
ini, etiologi pasti dari pre-eklampsi/eklampsia belum diketahui,ada beberapa faktor yang
mempengaruhi diantaranya adalah jumlah primigravi, terutama primigravida muda.
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan seperti pertambahan berat
badan yang berlebihan,diikuti edema,dan hipertensi.Penatalaksanaan medis yang
dilakukan yaitu dengan perawatan aktif dan pengbatan mediastinal.

DAFTAR PUSTAKA

10

Brunner & Suddarth.2008.Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta : EGC
Prawirohardjo,Sarwono.2006.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Persis Mary Hamilton.2008.Dasar-dasar Keperawatan Maternitas.Jakarta : EGC
www.eprints.undip.ac.id.
www.jurnalkesmas.org.
www.isjd.pdii.lipi.go.id.
www.pasca.unhas.ac.id.

11

Você também pode gostar