Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak :
Artikel ini bertujuan untuk membahas lemahnya mutu pendidikan karena kurangnya
penataan guru di daerah terpencil. Sampai pada saat ini masalah yang belum terpecahkan
oleh pendidikan di Indonesia adalah penataan guru yang tidak merata sampai ke suatu
wilayah. Di daerah kota yang memiliki fasilitas memadai terjadi penumpukan guru,
sedangkan di daerah terpencil yang hampir saja pemerintah tidak pernah
memperhatikannya masih kekurangan guru. Keadaan seperti ini yang menyebabkan
lemahnya mutu pendidikan negara Indonesia. Untuk itu penulis mengusulkan agar kebijakan
pemerintah tentang penataan guru di daerah terpencil segera diatasi dengan memberikan
fasilitas yang dapat membantu proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan
kualitas pendidikan negara Indonesia untuk berkembang dan lebih maju sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
Kata Kunci :
PENDAHULUAN
Berdasarkan visi yang ingin di bangun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) adalah terbentuknya insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan
yang berkarakter. Di jalankan lewat tiga startegi yaitu : (1) penguatan pelaku pendidikan
dan kebudayaan, (2) peningkatan mutu dan akses, (3) peningkatan efektivitas birokasi
melalui perbaikan tata kelola dan pelibatan publik. Strategi yang dibuat pemerintah dapat
berjalan jika tersedianya pelaku pendidikan yaitu guru yang tersebar merata di seluruh
daerah sehingga visi yang dibangun akan cepat tercapai. Apabila tidak tersedianya guru di
salah satu wilayah saja maka strategi tersebut tidak akan tercapai secara nyata.
Kebanyakan pemerintah hanya mengutarakan janji-janji untuk meningkatkan kualitas
pendidikan khususnya di daerah terpencil, namun kenyataannya sekolah-sekolah di daerah
terpencil tidak ada sarana dan prasarana pendukung untuk proses pembelajaran dan banyal
yang tidak layak untuk digunakan. Misalnya atap sekolah yang sudah hampir roboh, dinding
sekolah yang sudah retak, meja dan bangku yang di gunakan peserta didik hampir patah,
serta kurangnya tenaga pengajar. Banyak sekolah di daerah-daerah terpencil kesulitan
mendapatkan guru yang berkualitas, yaitu guru yang memiliki kompetensi-kompetensi
unggul di bidangnya.
Menurut Syaikhu, dkk (Philip Suprastowo, 2013) menemukan bahwa absensi guru di
sekolah terpencil di Indonesia cenderung menurunkan kinerja belajar siswa. Masalah
tersebut disebabkan karena profesionalisme guru yang kurang dan tidak adanya
pengawasan dari pemerintah tentang hal tersebut. Seharusnya gurulah yang mencerdaskan
anak bangsa, bukan malah melemahkan anak bangsa. Guru yang berada di daerah
terpencil berkewajiban mengajar minimal 24 jam dikarenakan kekurangan guru untuk bidang
studi tertentu sehingga satu guru mengajar beberapa kelas dalam satu hari. Salah satunya
di NTT, seorang Ibu yang bernama Lastri, guru kelahiran Kampung Ruteng, Desa Ligur Lai,
Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur yang mengabdikan dirinya di salah satu
sekolah di daerah terpencil di kampung halamannya. Di desa tersebut mereka hanya
menggunakan kapela sebagai tempat proses belajar mengajar dengan fasilitas apa adanya.
Dengan fenomena seperti itu seharusnya pemerintah harus benar-benar mengadakan
penataan guru untuk daerah terpencil.
PEMBAHASAN
Kondisi pendidikan saat ini sangatlah berjalan dengan pesat dan mengalami kemajuan yang
benar-benar membuat Indonesia semakin berani bersaing dengan dunia. Banyak temuantemuan anak bangsa yang berhasil menerobos beberapa negara luar. Tahun ini, Indonesia
sudah melakukan UN berbasis computer dan sebanyak 167.000 peserta telah mengikuti UN
berbasis computer. Tetapi seperti yang kita ketahui bahwa computer hanya bisa di akses
didaerah perkotaan saja, sehingga di daerah terpencil computer belum bisa menjangkau.
Juga karena banyak guru di daerah terpencil yang belum bisa menggunakan computer.
Itulah yang menjadi lemahnya mutu pendidikan Indonesia yang tidak peduli dengan nasib
para penerus bangsa yang berada di daerah terpencil.
A. MASALAH-MASALAH YANG MEMPENGARUHI LEMAHNYA MUTU PENDIDIKAN
DI DAERAH TERPENCIL DI INDONESIA
Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting untuk perkembangan suatu
negara. Pendidikan menyiapkan sumber daya manusia yang nantinya akan meneruskan
dan memajukan suatu negara. Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia memang
tiada henti-hentinya. Mulai dari prestasi-prestasi peserta didik di tingkat nasional maupun
internasional hingga lemahnya kualitas dan mutu pendidikan di daerah terpencil.
Lemahnya kualitas dan mutu pendidikan di daerah terpencil di sebabkan karena adanya
permasalahan-permasalahan di dunia pendidikan. Permasalahan pendidikan merupakan
suatu kendala yang menghalangi tercapainya tujuan pendidikan. Adapaun masalah
pendidikan di daerah-daerah terpencil di Indonesia :
1. Rendahnya sarana dan prasarana fisik di Indonesia
Sekarang ini masih banyak kasus sekolah-sekolah yang tidak layak pakai,
misalnya, atap sekolah yang sudah hampir roboh, dinding sekolah yang sudah
retak, meja dan bangku yang di gunakan peserta didik hampir patah. Hal ini
sangat ironis bila melihat anggaran pendidikan yang ada di Indonesia sekarang
ini jauh melebihi cukup untuk mendukung sarana dan prasarana di sekolahsekolah untuk menjadikan sekolah-sekolah khususnya di daerah terpencil
menjadi lebih baik dan sempurna. Permasalahan lainnya adalah kurangnya
ketersediaan alat-alat dan sarana yang mendukung pendidikan, seperti
perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah dan ruang kelas yang cukup. Jika di
bandingkan dengan keadaan sekolah yang berada di perkotaan yang dengan
bangga berdiri kokoh dan sangat megah, sedangkan sekolah-sekolah di daerah
terpencil sama sekali tidak
diperhatikan.
pemerintah pusat menuntut agar nilai-nilai yang di capai harus sesuai dengan
yang di tentukan, lantas bagaimana peserta didik di daerah terpencil sanggup
untuk mencapai nilai-nilai yang telah di tentukan. Sedangkan sarana dan
prasarana pendidikan mereka tidak di dukung sama sekali.
2. Kurangnya pemerataan pendidikan di Indonesia
Tidak semua daerah di Indonesia memiliki gedung sekolah, pengajar, dan sarana
pendidikan yang sama, maksud dari sama disini adalah dari segi kualitas dan
kuantitasnya. Bagi sebagian orang pendidikan merupakan hal yang biasa, namun
berbeda dengan orang-orang yang tinggal di daerah terpencil di Indonesia,
pendidikan merupakan kebutuhan yang mewah dan sangat berharga. Hal ini
karena sistem yang ada di Indonesia memfokuskan pendidikan di wilayahwilayah yang potensial saja atau di wilayah-wilayah yang dapat di jangkau
pemerintah pusat maupun daerah. Hal ini yang kemudian mengakibatkan
kesenjangan di dalam pendidikan itu sendiri dan membuat dunia pendidikan di
Indonesia semakin melemah. Sehingga semakin tahun pertambahan jumlah
anak yang putus sekolah di daerah terpencil meningkat. Berdasarkan Undang
Undang Dasar Negara Indonesia yang sudah secara jelas mengatur masalah ini
yaitu UUD No. 11 tahun 2003 dinyatakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminas. Terlebih
lagi dalam Undang Undang No. 20 tahun 2003 pasal 5 ayat 3 lebih dikhususkan
lagi untuk masyarakat desa terpencil yang menyebutkan bahwa Setiap warga
negara Indonesia yang berada di daerah terpencil atau terbelakang berhak
mendapatkan pendidikan layanan khusus. Akan tetapi kita menyadari bahwa hal
ini belum sepenuhnya tercapai apalagi pendidikan layanan khusus bagi
masyarakat desa terpencil jumlahnya masih sangat terbatas yang masih belum
sepenuhnya
bisa
menampung
masyarakat
yang
berkeinginan
untuk
meningkatkan pendidikannya.
Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat sekolah dasar
(SD) karena tingkat pendidikan paling tinggi hanya itu yang tersedia di daerah-
daerah terpencil. Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat
terbatas, karena
Keadaan tersebut berbanding terbalik dengan sekolah di kota, lebih dari 50%
sekolah kota justru kelebihan guru. Tidak bisa disangkal bahwa guru pada
umumnya tidak akan mau mengajar di tempat yang sangat terpencil, karena
sulitnya medan dan jauh dari pusat keramaian. Hanya sebagian guru yang benar
benar memiliki tujuan atau ingin mengabdi untuk mencerdaskan anak anak
bangsa.
5. Lebih Utamakan Proyek
Rendahnya mutu pendidikan, sesungguhnya bermuara pada politik pendidikan.
Kebijakan pendidikan nasional lebih sering didekati dengan pendekatan proyek
daripada pendekatan konseptual dan program berkelanjutan untuk proses
pendidikan didaerah terpencil. Indonesia seolah tidak punya panduan yang jelas
kemana mutu pendidikan akan dibawa dan dikembangkan. anggaran pendidikan
yang demikian besar harus lebih diprioritaskan untuk pembangunan sarana dan
prasarana sekolah yang merata hingga daerah pelosok dan terpencil,
peningkatan mutu dan kesejahteraan guru pada level pembelajaran di kelas dan
lapangan, dan bukan pada program-program artificial.
B. SOLUSI MASALAH LEMAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL
DI INDONESIA
Adapun solusi dari masalah pendidikan di Indonesia terutama di daerah terpencil
sebagai berikut:
secara
bersama-sama
antara
pemerintah,
pemerintah
daerah,
dan
menawarakan
solusi
untuk
menyediakan
akses
pendidikan
dan
Guru merupakan acuan dalam mengajar agar peserta didiknya dapat berprestasi
dengan baik di masa yang akan datang. Agar guru dapat fokus pada tugasnya,
tentunya harus meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan gaji dan
tunjangan yang sesuai sehingga guru tidak mencari profesi lain untuk memenuhi
kebutuhannya.
4. Kurangnya penataan guru
Proses penempatan guru merupakan hal yang sangat penting. Karena perlu diingat,
bahwa pendidikan begitu penting. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) punya solusi baru untuk mengatasi kesenjangan pendidikan antara
daerah terpencil. Mulai tahun depan, peminat guru PNS wajib mengikuti program
sarjana mengajar di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal dan (SM3T) serta
pendidikan asrama dahulu. Dengan sistem itu, menjadi guru pegawai negeri sipil
alias PNS hampir mirip dengan menjadi dokter karena sama-sama harus mengabdi
di daerah terpencil dahulu. Seperti diketahui, untuk menjadi dokter PNS, calon dokter
harus mengikuti program pegawai tidak tetap (PTT) di daerah terpencil. Program
SM3T ini adalah Program yang dipelopori Mendikbud Mohammad Nuh itu sudah
menerjunkan 2.400 calon guru PNS untuk kali pertama pada November 2011 ke
berbagai pelosok negeri. Kini SM3T telah memasuki angkatan kelima.
5. Lebih Utamakan Proyek
Pemberian bantuan, arahan, motivasi, nasihat dan penyuluhan agar siswa mampu
mengatasi, memecahkan masalah, menanggulangi kesulitan sendiri. Berfokus pada
proyek pendidikan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan seperti pelatihan,
maka dengan adanya pelatihan sama dengan pengajaran, khususnya untuk
mengembangkan kerampilan tertentu. Menekankan pada pembanguna proyek yang
lebih menguntungkan untuk pendidikan daerah terpencil bukan untuk kepentingan
sendiri.
menunda
pemecahan
masalah
tersebut.
Sebagai
ilustrasi
betapa
sulitnya
Langkah diatas saja tidak cukup, artinya diperlukan pendekatan baru dalam
menangani pendidikan didaerah terpencil ini. Diperlukan berbagai terobosan atau
penanganan khusus tentu dalam rangka menuju sistem pendidikan nasional.
Setiap terobosan memiliki arah yang jelas dan berakhir apabila tujuan utamanya
tercapai.
Tujuan utama pendidikan di daerah terpencil, kepulauan dan perbatasan dalam
jangka pendek dan jangka menengah ialah mengangkat kualitas manusia yang
lebih layak., sehingga dapat ikut serta secara aktif dalam proses pembangunan.
Untuk itu perlu dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Penataan dan penempatan guru.
kompetensi
maupun
pemerataannya
untuk
menjamin
keberlangsungan pendidikan.
Kedua, pemerintah provinsi wajib memenuhi kebutuhan guru PNS, baik
jumlah, kualifikasi, kompetensi maupun pemerataannya untuk menjamin
keberlangsungan pendidikan menengah negeri dan pendidikan khusus negeri
sesuai
dengan
SNP
(Standar
Nasional
Pendidikan)
di
wilayah
kewenangannya masing-masing.
Ketiga, pemerintah Kabupaten/Kota wajib memenuhi kebutuhan guru PNS,
baik jumlah, kualifikasi, kompetensi maupun pemerataannya untuk menjamin
keberlangsungan pendidikan dasar negeri dan pendidikan anak usia dini jalur
formal sesuai dengan SNP di wilayah kewenangannya masing-masing.
Keempat, penyelenggara satuan pendidikan atau satuan pendidikan dasar,
menengah, atau anak usia dini jalur formal yang diselenggarakan oleh
masyarakat wajib memenuhi kebutuhan guru tetap, baik jumlah, kualifikasi,
maupun kompetensinya untuk menjamin keberlangsungan pendidikan formal
sesuai dengan SNP. Jika hal ini diikuti secara konsisten oleh pihak-pihak
yang bersangkutan, masalah manajemen guru akan dapat dipecahkan. Tentu
saja hal itu harus ditunjang oleh sistem pengangkatan dan penempatan guru
dilakukan secara obyektif dan transparan.
Penataan dan penempatan guru merupakan satu paket. Artinya tenaga guru
untuk daerah tersebut harus dipersiapkan dalam suatu program secara
cermat , baik dalam jumlah maupun kualifikasi akademik maupun fisik dalam
suatu program khusus. Pelaksanannya oleh LPTK yang terdekat. Yang tak
kalah pentingnya adalah system intensif yang menyertainya agar calon guru
tersebut tertarik, dan apabila sudah bertugas merasa kerasan ditempat
tugasnya. Selain tunjangan khusus perlu dikembangkan juga :
a. Rotasi tugas dalam kabupaten sesudah mengabdi 3 tahun.
b. Kenaikan pangkat istimewa setiap mengabdi selama 5 tahun ditempat
yang sama di daerah terpencil.
2. Profesionalisme guru
Profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan
para anggota penyandang suatu profesi untuk mencapai kriteria standar ideal
dari penampilan atau perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu.
Profesionalisasi mengandung makna dua dimensi utama, yaitu peningkatan
status dan peningkatan kemampuan praktis. Peningkatan status dan
peningkatan kemampuan praktis ini harus sejalan dengan tuntutan tugas
yang dijalani sebagai guru. Sebagi tenaga profesional, guru dituntut
mengembangkan ilmunya, baik melalui belajar sendiri maupun melalui
program
pembinaan
dan
pengembangan
yang
dilembagakan
oleh
tua
siswa
dan
masyarakat.
Kompetensi
professional
adalah
dan
pengambilan
keputusan
partisipatif.
Artinya
MPMBS
akan
lebih
tahu
kelebihan
usaha
itu
dan
tertarik
untuk
pemasaran.
Penggunaan
alat-alat
pertukangan
modern
dan
untuk
meningkatkan
taraf
hidup
masyarakat,
meningkatkan
PENUTUP
Kesimpulan
Penjelasan tentang artikel ini merupakan bagian terkecil realitas yang ada di bangsa kita
yang perlu diberikan ruang khusus dan perhatian dari pemerintah pusat hingga ke daerah,
juga seluruh lapisan masyarakat. Karena bagaimanapun generasi-generasi muda berikutnya
juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan di daerah terpencil memang
masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di daerah-daerah yang
mudah terpantau langsung oleh pemerintahan pusat maupun daerah. Hal-hal yang
menyebabkan lemahnya kualitas dan mutu pendidikan di daerah terpencil di Indonesia yaitu,
Rendahnya sarana dan prasarana fisik,
diri,
mengembangkan
profesionalitas
diri
dan
mengembangkan
pengetahuan mereka secara terus menerus dan berkelanjutan ketika sudah terjun ke
lapangan.