Você está na página 1de 26

| Trinoval Yanto Nugroho

TRINOV
AL
YANTO
NUGRO
HO

ASKEP
DERMATITI
S

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dermatitis merupakan suatu reaksi peradangan kulit. Dermatitis kontak
adalah dermatitis karena kontak eksternal yang menimbulkan fenomena
sensitisasi (alergik) atau toksik (iritan).
Dermatitis merupakan epiderma-dermatitis dengan gejala subjektif
pruritus, obyek tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi dan
pembentukan sisik.
Dermatitis kontak sering terjadi pada tempat tertentu dimana alergen
mengadakan kontak dengan kulit.

B. MAKSUD dan TUJUAN PENULISAN


Adapun maksud dan tujuan penulisan Laporan pendahuluan ini adalah:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 yang
diberikan oleh dosen pengampu Ibu Widjijati, MN.
2. Menambah dan memperluas pengetahuan tentang penyakit Dermatitis
Kontak bagi penulis.
3. Memberikan informasi kepada pembaca tentang penyakit Dermatitis
Kontak bagi penulis.

C. METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan berbagai sumber
dengan metode pustaka. Dengan metode ini, penulis dapat melengkapi

www.trinoval.web.id

Halaman 2

makalah sesuai dengan bahan bahan yang penulis ambil dari buku buku
referensi sebagai bahan pendukung dan pelengkap materi.

BAB II
ISI
DERMATITIS KONTAK
A. Definisi
Dermatitis kontak adalah dermatitis karena kontak eksternal yang
menimbulkan fenomena sensitisasi (alergik) atau toksik (iritan).
Dermatitis merupakan epiderma-dermatitis dengan gejala subjektif
pruritus, obyek tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi dan
pembentukan sisik.
(Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jil. 2. Jakarta:
Media Aesculapius)
Dermatitis kontak sering terjadi pada tempat tertentu dimana alergen
mengadakan kontak dengan kulit.
(Price, Sylvia Anderson. 1991. Patofisiologi. Jakarta: EGC)
Dermatitis kontak adalah suatu dermatitis (peradangan kulit) yang disertai
dengan adanya spongiosis/edeme interseluler pada epidermis karena kulit
berinteraksi dengan bahan bahan kimia yang berkontak atau terpajan
kulit .Bahan- bahan tersebut dapat bersifat toksik ataupun alergik.
(Harahap Mawarli Prof.Dr. 2006.Ilmu Penyakit Kulit.Jakarta:Hipokrates)

www.trinoval.web.id

Halaman 3

B. Etiologi
Dermatitis kontak bisa ditimbulkan oleh bahan-bahan irritan primer atau
penyebab alergic primary irritant contact dermatitis merupakan reaksi non
alergik dari pada kulit yang disebabkan karena terkena irritantia. Zat diterjen
( seperti lisol ) desinfektan dan zat warna ( untuk pakaian, sepatu dan lain
lain ) dapat mengakibatkan dermatitis.
a) Irritantia ringan, relatif atau marginal, memebutuhkan kontak berulangulang dan atau kontak yang lama untuk menimbulkan peradangan atau
termasuk di sini adalah sabun, deterjen dan kebanyakan jenis bahan
pelarut.Dermatitis pekerjaan tampak pula fisura ,skuama,dan paronikima
sebagai akibat iritasi kronik.dermatitis juga dapat terdapat pada rumah
tangga yang terjadi karena insektisida dan pelbagai salep yang di jual
secara bebas yang mengandung sulfonamid,penisilin,merkuri,atau sulfur.
b) Irritantia keras atau absolut merupakan zat-zat perusak yang keras
sehingga akan melukai kulit dengan seketika jika mengenainya (asam kuat
dan basa kuat).

PENYEBAB YANG BAKU DARI DERMATITIS KONTAK


PADA BERBAGAI BAGIAN TUBUH
Bagian Tubuh
Muka
Cuping telinga

Penyebab
Kosmetik, hairspray, semir rambut.
Nikel, perhiasan imitasi
Kosmetik, transfer oleh tangan, tangkai kaca

Kelopak mata
mata
Bagian Tubuh
Hidung, bibir dan sekitarnya
Leher
Aksila
www.trinoval.web.id

Penyebab
Pasta gigi, lipstick
Parfum, pakaian (bahan wool)
Deodoran, pakaian, parfum
Halaman 4

Dada
Lengan dan kaki
Tangan

Bahan kuningan
Deterjen, bahan pembersih, sepatu
Sarung tangan, deterjen

C. Manifestasi Klinis
Gejala dari dermatitis kontak adalah:
a) Fase akut

: merah,edema,papula,vesikula,berair,kusta, dan gatal

b) Fase kronik

:kulit tebal/likenifikasi,kulit pecah pecah skuama,kulit


kering,dan hiperpigmentasi.

c) Gejala subyektif : Iritan primer akan menyebabkan kulit terasa kaku, rasa
tidak enak karena kering, gatal-gatal sebab peradangan
dan rasa sakit karena fisura, vesikula, ulcus.
d) Gejala obyektif : - Erythema
- Mikrovesikulasi dan keluarnya
- Kulit menebal, kering, retak
- Pengelupasan kulit
- Vesikulasi, erosi,ulcus, fisura
- Edema muka dan tangan
- Ruam-ruam dan lesi

D. Predisposisi
Penyakit dermatitis ini biasanya dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, yang
antara lain:
a) Obat-obatan

: obat kumur, balsem dan salep yang mengandung


sulfanamid, penisilin, insektisida, neomisin, benzokain
dan etilendiamin.

www.trinoval.web.id

Halaman 5

b) Karet atau nilon : sandal karet, kaos kaki nilon, pakaian nilon.
c) Kunyit, kapur sirih, merkuri dan sulfur.

E. Klasifikasi
Dermatitis kontak ditimbulkan oleh fenomena alergik atau toksik.
Dermatitis kontak dapat berupa:
a) Tipe dermatitis kontak alergi, merupakan manifestasi Delayed
Hypersesitivity; hipersensitifitas yang tertunda dan merupakan
terkena oleh alergen kontak pada orang yang sensitif.
b) Tipe dermatitis kontak iritan, terjadi karena irritant primer dimana
reaksi non alergik terjadi akibat pejanan terhadap substansi iritatif.
Perbedaan dermatitis kontak iritan dan alergi:
Faktor
Penyebab
Permulaan
Penderita
Lesi

Dermatitis Kontak Iritan


Iritan primer
Pada kontak pertama
Semua orang
Batas lebih jelas, eritema

Dermatitis Kontak Alergi


Alergen kontak sensitizer
Pada kontak ulang
Orang yang alergik
Batas tidak begitu jelas,

Faktor

Dermatitis Kontak Iritan


sangat jelas
Sesudah ditempel 24 jam

eritema
Dermatitis Kontak Alergi
kurang jelas
Bila sesudah 24 jam bahan

bila iritan diangkat, reaksi

alergen diangkat, reaksi

akan segera
Sabun, deterjen

menetap/meluas berhenti
Pemakaian terlalu lama, jam,

Uji tempel

Contoh

sandal jepang, kalung imitasi


F. Patofisiologi

www.trinoval.web.id

Halaman 6

Dermatitis Kontak termasuk reaksi hipersensitivitas tipe IV, yaitu reaksi


hipersensitivitas tipe lambat. Patogenesisnya melalui dua fase:
1) Fase Induksi (sensitisasi)
Saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai limfosit mengenal
dan memberi respons, perlu waktu 2-3 minggu.
Hapten (protein tidak lengkap) berpenetrasi ke dalam tubuh dan
berikatan dengan protein karier membentuk ,antigen yang lengkap.
Antigen ditangkap dan diproses oleh macrofag dan sel langerhans
kemudian memicu reaksi limfosit T yang belum tersensitisasi di kulit,
Kontak alergen dengan kulit
sehingga terjadi sensitisasi limfosit T melalui saluran limfe.
2) FaseRespon
Eksitasi
limfosit
Yaitu saat terjadinya kontak ulang dengan hapten yang sama atau serupa.
Hapten berpenetrasi ke kulit
Sel efektor yang telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu
menarik berbagai sel radang sehingga timbul gejala klinis.
Berikatan dengan protein karier
Antigen lengkap

G. Pathway

Limfosit T bermigrasi ke daerah


parakortikal kelenjar getah bening

Diproses oleh sel langerhans


dan makrofag
Sensitisasi limfosit T

Deferensiasi dan berpoliferasi

Pejanan ulang dengan


alergen sama

Sel efektor tersensitisasi secara


spesifik dan sel memori terbentuk
(peristiwa imunologik)

Sel masuk ke kulit dan sirkulasi

www.trinoval.web.id

SensitisasiHalaman
di sel tubuh
7
Gejala klinis

H. Penanganan
Proteksi terhadap zat penyebab dan menghindarkan kontaktan merupakan
tindakan penting. Anti-hisatamin tidak diindikasikan pada stadium permulaan,
sebab tidak ada pembebasan hisatamin. Pada stadium berikutnya terjadi
pembebasan histamin secara pasif. Kortikosteroid diberikan bila penyakit
berat, misalnya prednison 20 mg/hari. Terapi topikal diberikan sesuai petunjuk
umum.
Dasar penyakit dermatitis adalah mencari etiologi dan menyingkirkan
penyebabnya.

www.trinoval.web.id

Halaman 8

Pada dermatitis akut


Dilihat adanya oedema, erasia, eksudasi, pustula, erythema.
1) Kompres
Cara kompres : - Rendam kain putih halus ke air
- Letakkan di lesi, 10-20 menit
- Ganti dengan kain dan air yang bersih
Perhatian

: - Pakai 2/3 obat lokal, ketahui seluk beluk obat


- Pada daerah tropis perlu dipertimbangkan faktor
penguapan. Sol Boric Acid 3 % bila dibalutkan pada
lesi maka konsentrasinya menjadi 20-50 % sehingga
melekat

pada

lesi

dan

terdapat

kristal

Boric

(BAHAYA).
2) Antibiotik
Biasanya infeksi sekunder disebabkan oleh Gram positif.
Diobati dengan penicillin/ampicillin untuk penderita yang tidak alergi,
buctrim, supristol, septrin (efek aplasticanemia).
3) Antihistamin
4) Obat- obat topical
Karena kulit mudah diakses maka mudah pula diobati maka obat obat
topical dapat sering digunakan,beberapa obat dengan konsentrasi yang
tinggi dapat dioleskan langsung pada kulit

yang sakit dengan sedikit

absorbsi sistemik sehingga efek samping sistemiknya juga sedikit.adapun


obat topikalnya antara lian:
a.Lotion

www.trinoval.web.id

Halaman 9

Lotion memeiliki dua tipe : suspensi yang terdiri atas serbuk dan
dalam air yang perlu di kocok sebelum di gunakan ,dan larutan
jernih yang mengandung unsur - unsur aktif yang bisa di larutkan
seluruhnya .
b.Bedak
Bedak biasanya memiliki

bahan dasar talk,zinkoksida,bentonit

atau pati jagung dan ditaburkan pada kulit dengan alat pengocok
atau spons katun.Meski kerja medisnya singkat ,bedak merupakan
preparat higroskopis yang menyerap serta menahan kelembaban
kulit dan seprei.
c.Krim
Krim dapat berupa suspensi minyak - dalam - air
atau emulsi air- dalam- minyak dengan unsur-unsur untuk
mencegah bakteri ataupun jamur (Mackie,1991).
d.Jel
Jel merupakan emulsi semisolid yang menjadi cair ketila dioleskan
pada kulit,bentuk preparat topikal ini

secara kosmetik dapat

diterima oleh pasien karena tidak terlihat setelah dioleskan dan


juga tidak terasa berminyak serta tidak meninggalkan noda.
e.Pasta
Pasta merupakan campuran bedak dengan salep dan digunakan
pada keadaan inflamasi,pasta melekat pada kulit tetapi sulit
dihilangkan tanpa menggunakan minyak seperti minyak zaitun
atau minyak mineral.

www.trinoval.web.id

Halaman 10

f.Salep
Salep bersifat menahan

kehilangan air dan melumasi serta

melindungi kulit, bentuk preparat topikal ini lebih disukai untuk


kelainan kulit yang kronis atau terlokalisasi.
g.Preparat spray dan aerosol
Dapat di gunakan untuk lesi yang luas,bentuk ini akan mengisat
ketika mengenai kulit sehinga harus digunakan dengan sering.
h.Korrtikosteroid
Banyak dipakai dalam pengobatan kelainan dermatologik untuk
memberikan

efek

anti

inflamasi,anti

priritus

dan

vasokontriksi(Litt,1993).

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN DERMATITIS KONTAK

I. PENGKAJIAN
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling terlihat, bila terjadi
cedera akut dari dermatitis kontak eksim pasien sulit untuk mengabaikan
atau menyembunyikanya dari orang lain.Sangat penting untuk mengetahui
faktor penyebabnya agar dapat mencegah kontak ulang atau terhadap
perubahan data yang harus dikumpulkan sejak awal adalah:

www.trinoval.web.id

Halaman 11

1) Pengetahuan tentang faktor penyebab dan metode kontak.


2) Kemungkinan bisa kontak dengan menimbulkan iritasi di rumah,
tempat pekerjaan/pada waktu kegiatan rekreasi.
3) Bagaimana kelainan kulit yang timbul dimulai.
4) Riwayat tentang infeksi yang berulang, kemungkinan kurangnya
respon imunitas.
5) Respon obat baru, terutama penicillin/sulfanilamide.
6) Peningkatan stress yang dicatat pasien.
7) Faktor-faktor yang membuat lebih parah (resep dokter/pengobatan
pribadi).
8) Luasnya pruritis dan faktor yang membuat lebih parah.
Lesi diperiksa setiap hari untuk diketahui apakah pasien masih suka
menggaruk lesi, periksa apakah terdapat perubahan atau ada infeksi.

a.DIAGNOSA
1) Resiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
perubahan fungsi barier kulit.
2) Nyeri dan rasa gatal berhubungan dengan adanya lesi kulit.
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya pruritus.
4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang
tidak bagus.
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan salah tanggap informasi.
6) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya lesi pada kulit.

www.trinoval.web.id

Halaman 12

b.

PERENCANAAN
1) Resiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
perbahan fungsi barier kulit.
Intervensi:
1. Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi ( hidrasi
stratum korneum yang berlebihan ) ketika memasang kompres
basah.
2. Hilangkan kelembaban dari kulit dengan menutulkan untuk
menghisap dan menghindari friksi.
3. Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya cedera termal akibat
penggunaan kompres hangat dengan suhu yang terlau tinggi dan
akibat cedera panas yang tidak terasa ( bantalan pemanas, radiator )
4. Nasehati pasien untuk menggunakan kosmetik dan preparat tabir
surya.
Rasional:
1.

Maserasi pada kulit yang sehat dapat menyebabkan pecahnya


kulit dan perluasan kelainan primer.

2.

Friksi dan maserasi memainkan peranan yang penting dalam


proses terjadinya sebagian penyakit kulit.

3.

Penderita Dermatitis dapat mengalami penurunan sensitifitas


terhadap panas.

4.

Banyaknya masalah kosmetika pada hakekatnya semua


kelainan malignitas kulit dapat dikaitkan dengan kerusakan kulit
kronik.

www.trinoval.web.id

Halaman 13

2) Nyeri dan rasa gatal berhubungan dengan adanya lesi kulit.


Intervensi:
1. Periksa daerah yang terlibat
a.

Upayakan untuk menemukan penyebab gangguan rasa


nyaman.

b.

Mencatat hasil-hasil observasi secara rinci dengan


memakai terminologi deskriptif

c.

Mengantisipasi reaksi alergi yang mungkin terjadi ,


mendapatkan riwayat pemakaian obat.

2. Kendalikan faktor faktor iritan.


a.

Pertahankan kelembaban kira-kira 60%;gunakan alat


pelembab

b.

Pertahankan lingkungan dingin

c.

Gunakan sabun ringan atau sabun yang dibuat untuk


kulit sensitif.

d.

lepaskan kelebihan pakaian atau peralatan di tempat


tidur.

e.

Cuci linen tempat tidur dan pakaian dengan sabun


ringan .

f.

Hentikan pemajanan berulang terhadap


deterjen,pembersih,dan pelarut.

3. Menggunakan tindakan perawatan kulit untuk mempertahankan


integritas kulit dan meningkatkan kenyamanan pasien.

www.trinoval.web.id

Halaman 14

a. Melaksanakan kompresi penyejuk dengan air suam suam


kuku, atau kompres dingin guna meredakan rasa gatal.
b. Mengatasi kekeringan sebagaimana di preskripsikan .
c. Mengoleskan losion dan krim kulit segera setelah mandi.
d. Menjaga agar kuku selau terpangkas.
e. Menggunakan terapi tropikal seperti yang preskiripsikan.
f. Membantu pasien menerima terapi yang lama, yang diperlukan
pada beberapa kelainan kulit.
g. Menasehati pasien untuk menghindari pemakaian salep atau
losion yang di beli tanpa resep dokter
Rasional:
1. Pemahaman tentang luas dan karakteristik kulit meliputi bantuan
dalam menyusun rencana interfensi
a. Membantu menidentifikasi tindakan yang tepat untk
memberikan kenyamanan.
b. Deskripsi yang akurat tentang erupsi kulit diperlukan untuk
diagnosa dan pengobatan. Banyak kondisi kulit tampak serupa
tetapi memepunyai etiologi yang berbeda, respon inflamasi
kutan mungjin mati pada pasien lansia.
c.

Ruang menyeluruh terutama dengan awitan yang


mendadak dapat menunjukan reaksi alergi terhadap obat.

2. Rasa gatal diperburuk oleh panas, kimia dan fisik.


a. Dengan kelembaban yang rendah, kulit akan kehilangan air.
b. Kesejukan mengurangi gatal.

www.trinoval.web.id

Halaman 15

c. Upaya ini mencakup tidak adanya larutan diterjen, zat pewarna


atau bahan pengeras.
d. Meningkatkan lingkungan yang sejuk.
e. Sabun yang keras dapat menimbulkan iritasi kulit.
f. Setiap substansi yang menghilangkan air, lipid atau protein dari
epidermis akan mengubah fungsi barier kulit.
3. Kulit merupakan barier yang penting yang harus dipertahankan
keutuhanya agar berfungsi dengan benar.
a. Pengisatan air yang bertahap dari kasa kompres akan
menyejukan kulit dan meredakan pruritus.
b. Kulit yang kering dpat menimbulkan daerah dermatitis dengan
gejala kemerahan, gatal, deskuamasi dan pada bentuk yang
lebih berat, pembengkakan, pembentukan lepuh, keretakan dan
eksudat.
c. Hidrasi yang efektif pada stratum korneum mencegah
gangguan lapisan barier pada kulit.
d. Pemotongan kuku akan mengurangi kerusakan kulit karena
garukan.
e. Tindakan ini membantu meredakan gejala.
f. Tindakan koping biasanya akan meningkatkan kenyamanan.
g. Masalah pasien dapat disebabkan oleh iritasi atau sensitisasi
pengobatan sendiri.
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya pruritus.
Intervensi:

www.trinoval.web.id

Halaman 16

1. Cegah dan obati kulit yang kering.


a. Menasehati pasien untuk menjaga kamar tidur agar tetap
memiliki fentilasi dan kelembaban yang baik.
b. Menjaga agar kulit selalu lembab.
c. Mandi hanya diperlukan jika kulit sangat kering.
d. Jangan gunakan sabun atau gunakan sabun yang lembut
oleskan losion segera sesudah mandi sementara kulit masih
lembab.
2. Nasehati pasien untuk melakukan hal berikut yang dapat
membantu meningkatkan tidur
a. Menjaga jadwal tidur yang teratur pergi tidur pada saat yang
sama dan bangun pada sat yang sama.
b. Menghindari minuman yang mengandung kafein menjelang
tidur dimalam hari.
c. Melaksanakan gerak badan secara teratur.
d. Mengerjakan hal hal yang rirual dan rutin menjelang tidur.

Rasional:
1. Pruritus nokturnal mengganggu tidur yang normal.
a. Udara yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang
nyaman meningkatkan relaksasi.

www.trinoval.web.id

Halaman 17

b. Tindakan ini mencegah kehilangan air, kulit yang kering dan


gatal biasanya tidak dapat disembuhkan, tapi bisa di
kendalikan.
c. Semua tindakan ini kan memelihara kelembaban kulit.
2.
a. Dengan kelembaban yang rendah kulit akan kehilangan air.
b. Kafein memiliki efek puncak 2 4 jam sesduah di konsumsi.
c. Gerak badan memberikan efek yang menguntungkan untuk
tidur jika dilaksanakan pada sore hari.
d. Tindakan ini memudahkan peralihan dari keadaan terja menjadi
tertidur.
4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang
tidak bagus.
Intervensi:
1. Kaji adanya gangguan pada citra diri pasien ( Menghindari kontak
mata, merendahkan diri sendiri,Ekspresi muak terhadap kondisi
kulitnya ).
2. identiffikaasi stadium psikososial tahap perkembangan.
3.

Berikan kesempatan untuk pengungkapan, dengarkan,( dengan


cara yang terbuka, tidak menghkimi ). Untuk mengekspresikan
berduka/ ansietas tentang perubahan citra tubuh

4. Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan pasien, bantu pasien yang


cemas dalam mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan
mengenali serta mengatasi masalah.

www.trinoval.web.id

Halaman 18

5. Mendukung upaya pasien untuk memperbaiki citra diri ( turut


berpartisippasi dalam penanganan kulitnya, merias atau merapikan
diri )
6. Membantu pasien ke arah penerimaan diri.
7. Mendorong sosialisasi dengan orang lain.
8. Memberikan nasehat kepada pasien mengenai cara cara
perawatan kosmetik untuk menyembunyikan kondisi kulit yang
abnormal.
Rasional:
1. Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit atau keadaan
yang nyata bagi pasien. Kesan seseorang terhadap dirinya sendiri
akan berpengaruh pada konsep diri.
2. Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan
reaksi serta pemahaman pasien terhadap kondisi kulitnya.
3. Pasien membutuhkan pengalaman, didengarkan dan dipahami.
4. Tindakan ini memeberikan kesempatan kepada petugas kesehatan
untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan
memulihkan realitas situasi. Ketakutan merupakan unsur yang
merusak adaptasi pasien .
5. (Untuk nomor 5 s/d 8). Pnedekatan dan sasaran yang positif
tentang tekhnik tekhnik kosmetik seringkali membantu dalam
meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan salah tanggap informasi.
Intervensi:

www.trinoval.web.id

Halaman 19

1. Tentukan apakah pasien mengetahui ( memahami dan salah


mengerti ) tentang kondisi dirinya.
2. Jaga agar pasien mendapatkan informasi yang benar, memperbaiki
kesalahan konsepsi / informasi.
3. Peragakan penerapan terapi yang di programkan ( kompres basah;
terapi topikal )
4. Berikan nasehat pada pasien untuk menjaga agar kulit tetap lembab
dan fleksibel dengan tindakan hidrasi dan pengolesan krim serta
losion kulit.
5. Dorong pasien utnuk mendapatkan status nutrisi yang sehat.
Rasional:
1.

Memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana


penyuluhan.

2.

Pasien harus memiliki perasaan bahwa ada yang harus


diperbuat, kebanyakan pasien merasakan manfaat yang lebih.

3.

Memungkinkan pasien untuk memperoleh kesempatan untuk


menunjukan cara yang tepat untuk melakukan terapi.

4.

Stratum korneum memerlukan air agar fleksibilitas kulit tetap


terjaga. Pengolesan krim atau losion untuk melembabkan kulit
akan mencegah agar kulit tidak menjadi kering, kasar, retak dan
bersisik.

5.

Penampakan kulit mencerminkan kesehatan umum seseorang.


Perubahan pada kulit akan menandakan status nutrisi yang ab
normal.

www.trinoval.web.id

Halaman 20

6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya lesi pada kulit.


Intervensi:
1.

Memiliki indeks kecurigaan yang tinggi terhadap suatu infeksi


pada pasien yag sistem kekebalanya ter ganggu.

2.

berikan petunjuk yang jelas dan rinci kepada pasien


mengenai program terapi.

3.

Laksanankan pemakaian kompres basah seperti yang


diprogramkan untuk mengurangi intensitas inflamasi

4.

Sediakan terapi rendaman separti yang diprogramkan .

5.

Berikan preparat anibiotik yang diresepkan dokter.

6.

Gunakan obat-obat topikal yang mengandug kortikosteroid


seperti yang diresepkan dokter dan menurut indikasinya
a. Observasi lesie secara periodik untuk peribahan respon
terhadap terapi.
b. Instruksikan pasien tentang kemungkinan efek samping
penggunaan jangka panjang kortikosteroid, topikal,
difluorinasi.

7.

Nasihati pasien untuk menghentukan pemakaian obat kulit


yang yang memperburuk masalah.

Rasional:
1.

Setiap keadaan yang mengganggu status imune akan


memperbesar resiko terjadinya infeksi kulit.

www.trinoval.web.id

Halaman 21

2.

Pendidikan pasien yang efektif bergantung kepada ketrampilan,


keterampilan interpresonal, profesional kesehatan dan pada
pemberian instruksi yang jelas yang diperkuat instruksi tertulis.

3.

Kompres basah akan menghasilkan pendinginan lewat


pengisatan yang menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah kulit
dan dengan demikian mengurangi eritema serta produksi serum.
Kompres basah akan membantu tindakan debridemen fesikel serta
krusta dan mengendalikan proses inflamasi.

4.

Melepaskan eksudat dan krusta.

5.

Membunuh atau mencegah pertumbuhan mikrorganisme


penyebab infeksi.

6.

Kortikosteroid memiliki kerja anti inflamasi yang menjelaskan


sebagian kemampuanya untuk menimbuklan vasokontriksi pada
pembuluh - pembuluh kecil dalam dermis lapisan atas. Pemakaian
kortikosterod topikal yang ekstensif dalam waktu yang lama dapat
menimbulkan efek anti proliferatif pada sel sel epidermis
( kerontokan rambut pada daerah yang dioleskan ).

7.

Dermatitis kontak atau reaksi alergi dapat terjadi setiap unsur


yang ada dalam obat tersebut.

c.EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan hasil yang di harapkan adalah sebagai berikut:
1) Resiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
perbahan fungsi barier kulit.
1. Memepertahankan integritas kulit.

www.trinoval.web.id

Halaman 22

2. Tidak adanya maserasi.


3. Tidak ada tanda tanda cedara termal.
4. Tidak ada infeksi.
5. Memberikan obat topikal yang diprogramkan.
6. Menggunakan obat yang dirersepkan sesuai jadwal.
2) Nyeri dan rasa gatal berhubungan dengan adanya lesi kulit.
1. Mencapai peredaran gangguan rasa.
2. Mengutarakan dengan kata kata bahwa gatal telah reda.
3. Memeperlihatkan tidak adanya gejala ekskoriasi kulit karena
garukan.
4. Mematuhi terapi yang diprogramkan.
5. Pertahankan keadekuatan hidrasi dan lubrikasi kulit.
6. Menunjukan kulit utuh; kulit menunjukan kemajuan dalam
penampilan yang sehat.
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya pruritus.
1. Mencapai tidur yang nyenyak.
2. Melaporkan peredaran rasa gatal.
3. Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat.
4. Menghindari konsumsi kafein pada sore hari dan menjelang tidur
malam hari.
5. Mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur.
6. Mengalami pola tidur / istirahat yang memuaskan.
4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang
tidak bagus.

www.trinoval.web.id

Halaman 23

1. Mengembangkan peningkatan kemampuan untuk menerima diri


sendiri.
2. Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan
mandiri.
3. Melaporkan perasaan dalam mengendalikan situasi.
4. Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri
5. Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang sehat.
6. Tampak tidak begitu memperhatikan kondisi.
7. Menggunakan tekhnik menyembunyikan kekurangan dan
menekankan teknik untuk meningkatkan penampilan.
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan salah tanggap informasi.
1. Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.
2. Mengikuti terapi seperti yang diprogramkan dan dapat
mengungkapkan rasional tindakan yang dilakukan.
3. Menjalankan mandi, pencucian, barutan basah sesuai yang
diprogramkan.
4. Gunakan obat tropikal dengan tepat.
5. Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit.
6) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya lesi pada kulit.
1. Tetap bebas dari infeksi.
2. Mengungkapkan tindakan perawatan kulit yang meningkatkan
kebersihan dan mencegah kerusakan.
3. Mengidentifikasikan tanda dan gejala infeksi untuk dilaporkan.

www.trinoval.web.id

Halaman 24

4. Mengidentifikasi efek merugikan dari obat yang harus dilaporkan


ke petugas perawatan kesehatan.
5. Berpartisipasi dalam tindakan perawatan kulit ( misalnya mandi,
dan penggantian balut ).

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

www.trinoval.web.id

Halaman 25

Harahap, Marwali, dkk. 1984. Pedoman Pengobatan Penyakit Kulit.


Bandung: Alumni)
-----------------------------.2006. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jil. 2. Jakarta:
Media Aesculapius.
Price, Sylvia Anderson. 1991. Patofisiologi. Jakarta: EGC.
NANDA.2006.Pedoman Diagnosa Keperawatan NANDA 2005
2006. .........................: Primamedika.

www.trinoval.web.id

Halaman 26

Você também pode gostar