Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan nasional dalam dimensi kehidupan secara kehidupan
secara faktual berorientasi terhadap pembangunan secara menyeluruh sejalan
dengan itu langkah pembangunan dilaksanakan oleh masyarakat dan
pemerintah. Masyarakat sebagai aktor pembangunan dan pemerintah
berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing serta menciptakan suasana
saling menunjang, saling melengkapi dalam suatu kesatuan langkah menuju
tercapainya tujuan pembangunan nasional, yaitu mewujudkan suatu masyarakat
adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan damai (Kamaluddin,
1999:167).
Pembangunan yang ingin dilaksanakan adalah pembangunan yang
berkelanjutan dimana manusia berinteraksi sedemikian rupa dengan sistem
ekologi secara dinamis sehingga pilihan-pilihan bagi generasi yang akan datang
masih tetap terbuka dan bertambah luas untuk meningkatkan kesejahteraan
mereka. Pembangunan yang berkelanjutan ini menuntut bahwa keputusan
manusia dalam jangka pendek harus dengan resiko sekecil mungkin kerusakkan
lingkungan dimasa depan (Hasibuan, 1996:81).
maka dengan jumlah penduduk yang besar telah memiliki model sumber daya.
Tinggal lagi diusahakan agar jumlah penduduk yang besar telah memiliki model
sumber daya. Tinggal lagi diusahakan agar jumlah penduduk yang sedemikian
besar itu, dapat digerakkan agar menjadi sumber daya yang produktif,
sebagaimana dikehendaki oleh pembangunan Indonesia adalah manusia yang
menghargai kerja.
Untuk menunjang keberhasilan pembnagunan, juga untuk menangani
permasalahan penduduk antara lain meliputi jumlah, komposisi dan distribusi
penduduk maka diperlukan danya upaya pengendalian jumlah penduduk.
Pengendalian fertititas merupakan salah satu cara untuk mengendalikan jumlah
penduduk. Dan pengendalian jumlah penduduk lainnya adalah mortalitas
(kematian) dan mingrasi (perpindahan tempat).
atau merencanakan angka kelahiran atau jumlah anak yang di inginkan rendah
dan fertilitas rendah menuju norma keluarga kecil yang sejahtera.
Kepadatan penduduk di pengaruhi fertilitas atau kelahiran hidup,
sedangkan faktor- faktor yang mempengaruhi dan rendahnya fertilitas usia kawin
pertama, penggunaan alat kontrasepsi, pendapatan keluarga dan perbaikn status
perempuan (Mantra, 2003:167). Para peneliti banyak berpendapat bahwa
perkawinan muda atau perkawinan remaja banyak memiliki sisi negatif, seperti
semakin muda umur perkawinan pertama, makin memungkinkan terjadinya
perceraian dan kawin ulang memiliki dampak negatif bagi kehidupan anak. Makin
muda umur perkawinan maka makin panjang pula masa reproduksinya sekalipun
terjadi perceraian (Supratilah dan Suradji, 1979). Lama penggunaan alat
kontrasepsi juga akan menentukan jumlah anak yang dilahirkan. Wanita yang
menggunakan alat kontrasepsi dalam waktu yang lama akan membatasi jumlah
anak yang di lahirkan. Dan sebaliknya wanita yang tidak menggunakan alat
kontrasepsi akan memiliki banyak anak. Usia kawin pertama juga mempengaruhi
tingkat fertilitas. Usia kawin pertama dalam pernikahan berarti memulai
hubungan kelamin antara individu wanita dengan pria yang terikat dalam suatu
perkawinan. Apabila usia perkawinan pertama cendreung muda maka ingkat
fertilitasnya akan semakin tinggi dengan kata lain, semakin cepat usia kawin
pertama, semakin besar kemungkinan mempunyai anak (Singarimbun, 1987:69)
Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Samarinda dan perkembanganya
Tahun 2010-2014
Tahun
Jumlah
Pertambahan
Pertumbuhan
Penduduk
Penduduk
(%)
(Jiwa)
(Jiwa)
2010
2011
2012
2013
2014
727.500
755.630
781.184
805.688
830.676
28.130
25.554
24.504
24.988
3,72 %
3,27 %
3,04 %
3,08 %
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fertilitas
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang
nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini
menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fertilitas mencangkup peranan
kelahiran pada perubahan penduduk.
Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live brith), yaitu
terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda
(belum selesai)
Pm
Dimana :
CBR
Pm
karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak yang dilahirkan dan
jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Sedangkan kelemahan dari
perhitungan CBR ini adalah tidak memisahkan penduduk laki-laki dan penduduk
perempuan yang masih kanak-kanak dan berumur 50 tahun keatas, jadi angka
yg dihasilkan sangat kasar.
b. Angka Kelahiran Umum atau Ganeral Fertility Rate (GFR)
Angka kelahiran umum adalah kebanyakan kelahiran tiap seribu wanita
yang berumur 15-49 tahun atau 15-44 tahun. Dapat ditulis dengan rumus
sebagai barikut :
GFR = Bx k
(belum selesai)
Pf (15-49)
Dimana :
GFR
: Jumlah kelahiran
Pf(15-49)
Kebaikan dari perhitungan GFR ini adalah perhitungan ini lebih cermat dari pada
CBR karena hanya memasukkan wanita yang berumur 15-49 tahun atau sebagai
penduduk yang exposed to risk. Kelemahan dari perhitungan GFR ini adalah
tidak membedakan risiko melahirkan dari berbagai kelompok umur, sehingga
wanita yang berumur 40 tahun dianggap mempunyai resiko melahirkan yang
sama besarnya dengan wanita yang berumur 25 tahun.
c. Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur atau Age Specific Fertilitiy Rate
(ASFR)
Terdapat variasi mengenai besar kecilnya kelahiran antar kelompok penduduk
tertentu, karena tingkat fertilitas penduduk ini dapat pula dibedakan menurut:
Jenis kelamin, umur, status prkawinan, atau kelompok-kelompok penduduk yang
lain.
Diantara kelompok perempuan usia reproduksi (15-49) terdapat variasi
kemampuan melahirkan, karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas perempuan
pada tiap-tiap kelompok umur Age Specific Fertility Rate (ASFR). Sehingga,
ASFR dapat diartikan sebagai banyaknya kelahiran tiap seribu wanita pada
kelompok umur tertentu, dengan rumus sebagai berikut:
ASFRi=Bi x k
(belum selesai)
Pfi
Dimana :
ASFR : Age Specific Fertility Rate
Bi
Pfi
dari GFR karena sudah membagi penduduk yang exposed to risk ke dalam
berbagai kelompok umur. Dengan ASFR dimungkinkan pembuatan analisis
perbedaan fertilitas (current fertility) menurut berbagai karakteristik wanita.
Dengan ASFR dimungkinkan dilakukannya studi fertilitas menurut kohor. ASFR
ini merupakan dasar untuk perhitungan ukuran fertilitas dan reproduksi
selanjutnya (TFR,GRR, dan NRR).
Kelemahan dari perhitungan ASFR ini adalah membutuhkan data yang
terinci yaitu banyaknya kelahiran untuk kelompok umur. Sedangka data tersebut
belum tentu ada di tiap negara/daerah, terutama di negara yang sedang
berkembang. Jadi pada kenyataannya sukar sekali mendapat ukuran ASFR.
Kemudian pada perhitungan ini tidak menunjukan ukuran fertilitas untuk
keseluruhan wanita umur 15-49 tahun.
(belum selesai)
Dimana :
ASFR = Angka kelahiran menurut kelompok umur.
I
Kebaikan dari perhitungan TFR ini adalah TFR merupakan ukuran untuk seluruh
wanita usia 15-49 tahhun, yang dihitung berdasarkan angka kelahiran menurut
kelompok umur (Hatmadji, 2004 : 63).
2. Reproductive History (cummulative fertility)
a. Children Ever Born (CEB) atau jumlah anak yang pernah dilahirkan
CEB mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok atau beberapa
wanita selama reproduksinya, dan disebut juga paritas. Kebaikan dari
perhitungan CEB ini adalah mudah didapatkan informasinya (di sensus dan
survey) dan tidak ada referensi waktu.
Kemudian kelemahan dari perhitungan ini adalah angka paritas menurut
kelompok umur akan mengalami kesalahan karena kesalahan pelaporan umur
penduduk, terutama di negara sedang berkembang. Kemudian ada
kecenderungan semakin tua semakin besar kemungkinannya melupakan jumlah
anak yang dilahirkan. Dan kelemahan fertilitas wanita yang telah meninggal
dianggap sama dengan yang masih hidup.
b. Child Woman Ratio (CWR)
CWR adalah hubungan dalam bentuk ratio antara jumlah anak di bawah 5
tahun dan jumlah penduduk wanita usia reproduksi. Kebaikan dari perhitungan
CWR ini adalah untuk mendapatkan data yang diperlukan tidak usah membuat
pertanyaan khusus dan brguna untuk indikasi fertilitas di daerah kecil sebab di
Negara yang registrasinya cukup baik pun, statistic kelahiran tidak ditabulasikan
untuk daerah yang kecil-kecil.
Kelemahan dari CWR ada tiga, pertama langsung di pengaruhi oleh
kekurangan pelaporan tentang anak, yang sering terjadi di Negara sedang
berkembang. Walaupun kekurangan pelaporan pada anak-anak jauh lebih besar.
Kedua, dipengaruhi oleh tingkat mortalitas, dimana tingkat mortalitas anak,
khususnya di bawah satu tahun juga lebih besar dari orang tua, sehingga CWR
selalu lebih kecil dari pada tingkat fertilitas yang seharusnya. Ketiga, tidak
memperhitungkan distribusi umur dari penduduk wanita.
Dimana hal inilah yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini,
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel lainnya seperti
PDRB perkapita, Angka Harapan Hidup, Indeks Tingkat Pendidikan, Wanita
berumur 15-49 tahun yang menggunakan Alat Kontrasepsi dan Tingkat
Urbanisasi dapat mempengaruhi tingkat fertilitas di Samarinda.
2.2 Teori-teori Kependudukan
Penduduk dunia berkembang secara lambat sampai pertengahan abad
ke 17. Pada sekitar tahun 1665 penduduk dunia diperkirakan sebesar 500 juta
atau Milyar. Penduduk dunia kemudian menjadi dua kali lipat dalam jangka
waktu 200 tahun yaitu pada tahun 1850. Dalam jangka waktu 80 tahun kemudian
penduduk dunia menjadi dua kali lipat lagi, yaitu pada tahun 1930. Sedangkan
untuk mencapai 4 Milyar kemudian, hanya diperlukan waktu 45 tahun.
Pertumbuhan penduduk yang makin cepat ini dapat dimengerti apabila
kita melihat adanya penemuan Penicillin pada tahun 1960-an. Dengan
perkembangan teknologi obat-obatan maka angka kematian menurun sedangkan
angka kelahiran masih tetap tinggi sehingga mmbuat selisih antara kedua angka
tersebut makin besar. Dengan kata lain, pertumbuhan penduduk makin cepat.
Pengaruh pertemuan Penicillin dan program kesehatan masyarakat
sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Sebagai contoh tahun 18501930, untuk mencapai jumlah penduduk sebesar 1 Milyar, diperlikan waktu 80
tahun. Sedangkan periode 1960-1975 hanya memerlukan waktu 15 tahun saja.
Teori Malthus
Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, seorang pendeta
inggris, hidup pada tahun 1766 hingga tahun 1834. Pada permulaam tahun 1798
lewat karangannya yang berjudul : Essai on Principle of Populations as it Affect
the Future Improvement of Society, with Remarks on the Speculation of Mr.
Godwin, M. Condorcet, and Other Writers, menyatakan bahwa penduduk
(seperti juga tumbuh-tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatas, akan
berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian
dari permukaan bumi ini (Mantra, 2003 : 50).
Tinggi pertumbuhan penduduk ini disebabkan karena hubungan kelamin
antara laki-laki dan perempuan tidak bisa di hentikan. Disamping itu Malthus
berpendapat bahwa manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan,
sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan
dengan laju pertumbuhan penduduk. Maka manusia akan mengalami
kekurangan bahan makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan kemiskinan
manusia. Hal ini jelas diuraikan oleh Malthus sebagai berikut:
... Human species would increase as the number 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64,
128, 256, and the substance as 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, In two centuries the
population would be to the means of subsistance as 236 to 9; in three centuries
Positive Checks
(pengekangan
pengurangan
pencabutan
(keadaan
diri)
kelahiran)
nyawa)
yang
menyebabkan
kematian)
Segala
usaha
Penggug
uran
yang
an
n
Homosek
mic
Benca
na
an orang-
sual
Promiscui
ty
Adultery
Penguna
Epide
anak
Pembunuh
-
alam
Pepera
cacat
Pembunuh
ngan
Kelapa
an orang-
ran
Kekura
g nafsu
seksual
Perunding
an anak-
kandunga
mengekan
Pembunuh
orang
-
perkawian
an alat
orang tua
ngan
an
kontrasep
panga
si
Belum selesai
Sumber : Mantra, Ida Bagoes : 52
Positive Checks adalah pengukuran penduduk melalui proses kematian.
Apabila satu wilayah jumlah penduduk melebihi jumlah persediaan bahan
pangan, maka tingkat kematian akan meningkat mengakibatkan terjadinya
kelaparen, wabah penyakit dan lain sebagainya. Proses ini akan terus
berlangsung sampai jumlah penduduk seimbang dengan persediaan bahan
pangan.
Positive checks dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu: vice dan misery. Vice
(kejahatan) ialah segala jenis pencabutan nyawa sesama manusia seperti
pembunuhan anak-anak (infancitide), pembunuhan orang-orang cacat, dan
orang-orang tua. Misery (kemelaratan) ialah segala keadaan yang menyebabkan
kematian seperti berbagai jenis penyakit dan epidemic, bencana alam,
kelaparan, kekurangan pangan dan peperangan.
tetapi sekarang beberapa orang percaya bahwa hal itu terjadi dengan
mengatakan it has come true:it is happening.
Di tahun 1960-an dan 1970-an photo-photo yang diambil dari ruang
angkasa menunjukkan bahwa bumi kita terlihat seperti sebuah kapal yang
berlayar di ruang angkasa dengan persediaan bahan bakar dan bahan makanan
yang terbatas. Pada suatu saat, kapal ini akan kehabisan bahan bakar dan
bahan makanan. Sehingga akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut.
Paul Ehrlich dalam bukunya The Population Bomb pada tahun 1971,
menggambarkan penduduk dan lingkungan yang ada di dunia dewasa ini
sebagai berikut. Pertama, dunia ini sudah terlalu banyak manusia; kedua,
keadaan bahan makanan sangat terbatas; ketiga, karena terlalu banyak manusia
di dunia ini lingkungan sudah banyak yang rusak dan tercemar. Pada tahun 1990
Ehrlich bersama istrinya merevisi buku tersebut dengan judul yang baru The
Population Explotion yang isinya bahwa bom penduduk yang dikhwatirkan tahun
1968, kini sewaktu-waktu akan dapat meletus. Kerusakan dan pencemaran
lingkungan yang parah karena sedah terlalu banyaknya penduduk sangat
merisaukan mereka. Selanjutnya Ehrlich menulis;
...the poor are dying of hunger, while rich and poor alike are dying from
the by-products of affluence-pollution and ecological disaster (Weeks, 1992).
Pandangn mereka (Ehrlich dan Hardin)tentang masa depan dunia ini
sangat suram, namun demikian isu kependudukan ini sangat penting bagi
seluruh generasi terutama bagi penduduk di Negara maju (devel-oped world).
(Mantra,2003:53-54).
Pada tahun 1972 Meadow menerbitkan sebuah buku dengan judul The
Limit to Growth. Bagi penganut Malthus, buku ini meripakan karya yang terbaik
yang pernah diterbitkan, tetapi bagi penentang teori Malthus buku ini dapat
mempengaruhi manusia dalam melihat pesimisme. Tulisan Meadow memuat
hubungan antara variable lingkungan yaitu: penduduk, produksi pertanian,
produksi industri, sumber daya alam dan polusi.
2... Kaitan Pendapatan Per Kapita terhadap Fertilitas
Dalam analisis ekonomi fertilitas di bahas mengapa permintaan akan
anak berkurang bila pendapatan meningkat. New household economics
berpendpat dahwa (a) orang tua lebih menyukai anak-anak yang berkualitas
lebih tinggi dalm jumlah yang hanya sedikit sehingga harga beli meningkat; (b)
bila pendapatan dan pendidikan meningkat maka semakin banyak waktu
(khususnya waktu ibu) yang digunakan untuk merewat anak. Jadi anak menjadi
lebih mahal.
H. Leibenstein berpendapat bahwa anak dilihat dari 2 segi kegunaannya
(utility) dan biaya (cost). Kegunaannya ialah memberikan kepuasan, dapat
memberikan balas jasa ekonomi atau membantu dalam kegiatan berproduksi
serta merupakan sumber yang dapat menghidupi orang tua di masa depan.
Sedangkan pengeluaran untuk membesarkan anak adalah biaya dari mempunyai
anak tersebut.
Apabila ada kenaikan pendapatan, aspirasi orang tua akan berubah,
orang tua menginginkan anak dengan kualitas yang baik. Ini berarti biayanya
naik. Sedangkan kegunaannya turun sebab walaupun anak masih memberikan
kepuasan akan tetapi balas jasa ekonominya turun. Di samping itu orang tua
juga tak bergantung dari sumbangan anak. Jadi biaya membesarkan anak lebih
besar dari pada kegunaannya. Hal ini mengakibatkan demand terhadap anak
menurun atau dengan kata lain fertilitas turun (Mundiharno, 1997 : 5).
Robinson dan Harbinson menggambarkan kerangka analisis ekonomi
terhadap fertilitas. Pertimbangan ekonomi dalam menentukan fertilitas terkait
dengan income, biaya (langsung maupu tidak langsung), selera, modernisasi dan
sebagainya. Menurut Bulatao, modernisasi berpengaruh terhadap demand for
children dalam kaitan membuat latent demand menjadi efektif. Menurut Bulatao,
demand for children dipengaruhi (determined) oleh berbagai faktor seperti biaya
anak, pendapatan keluarga dan selera, seperti yang dapat dilihat pada Gambar
2.2 berikut ini :
Model Analisis Ekonomi tentang Fertilitas; Robinson
Belum selesai
Gambar 2.2
Model Robinson
Selain itu, Easterlin berpendapat bahwa begi negara-negara
berpendapatan rendah permintaan mungkin bisa sangat tinggi suplainya rendah,
karena terdapat pengekangan biologis terhadap kesuburan. Hal ini menimbulkan
suatu permintaan berlebihan (excess demand) dan juga menimbulkan sejumlah
besar orang yang benar-benar tidak menjalankan praktek-praktek pembatasan
keluarga. Di pihak lain, pada tingkat pendapatan yang tinggi, permintaan adalah
rendah sedangkan kemampuan suplainya tinggi, maka akan menimbulkan suplai
nama keluarga. Sering kali seorang wanita harus beranak enam atau lebih
supaya pasti bahwa satu anak laki-laki dapat hidup sampai dewasa. Sebuah
penelitian yang diadakan Harvard University di bawah pimpinan David Heer
menekankan betapa pentingnya kepastian anak-anak dapat hidup terus sampai
dewasa pada dorongan untuk membina keluarga kecil. Dinama angka kematian
sangat tinggi, disitu orang tua berusaha mempunyai anak sebanyak mungkin.
Dimana pada angka kematian rendah dan angka harapan hidup atau umur
perkiraan 50 tahun atau lebih, disitu setiap menurunnya angka kematian disertai
menurunnya angka kelahiran. Lebih besar lagi, dan dengan demikian
memperlambat perkembangan penduduk secara keseluruhan (Brown,1986: 165166).
2... Indeks Tingkat Pendidikan
Adalah terdiri dari dua bagian, dimana bobot dua pertiganya untuk
kemampuan baca tulis dan bobot sepertiganya adalah untuk masa bersekolah
(Todaro,2004 : 69). Hal ini dapat dirumuskan, adalah:
Indeks Pendidikan = 2/3 (indeks kemampuan baca tulis orang dewasa) + 1/3
(indeks masa bersekolah bruto)
2..6.1 Indeks Angka Melek Huruf
Salah satu indikator yang dapat dijadika ukuran kesejahteraan sosial
yang merata adalah dengan melihat tinggi rendahnya persentase penduduk yang
melek huruf. Tingkat melek huruf atau sebaliknyan tingkat buta huruf dapat
dijadikan ukuran kemajuan suatu bangsa. Adapun kemampuan membaca dan
menulis yang dimiliki akan dapat mendorong penduduk untuk berperan lebih aktif
dalam proses pembangunan (BPS, Indikator Kesejahteraan Rakyat: 2007).
Masa bersekolah bruto dapat melebihi 100 persen hal ini dikarenakan
siswa yang tua dapat kembali bersekolah. Indeks Angka Melek Huruf ini dibatasi
hingga seratus persen (Todaro, 2004: 69). Rumusnya adalah:
Indeks kemampuan baca tulis orang dewasa = (kemampuan baca tulis (persen)-0_
(100-0)
Belum selesai
2.6.2 Rata-rata lama sekolah
Rata-rata perkiraan lamanya penduduk untuk menyelesaikan pendidikan
dari yang berusia sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah tingi lanjutan
terdaftar untuk belajar di sekolah yang satuannya dalam persen (Todaro,
2004:69) adapun rumusnya adalah :
Indeks masa bersekolah bruto = (rata-rata lama sekolah-0)
(100-0)
Belum selesai
2.6.3 Kaitan Indeks Tingkat Pendidikan terhadap Fertilitas
New household economics berpendapat bahwa bila pendapatan dan
pendidikan meningkat maka semakin banyak waktu (khususnya waktu ibu) yang
digunakan untuk merawat anak. Jadi anak menjadi lebih mahal. Sehigga hal ini
dapat menguragi angka kelahiran (Mundiharno, 1997 :7).
tua yang lain. Orang berpendidikan atau pandai baca-tulis lebih terbuka pada
pkran-pikiran baru dan lebih banyak mempunyai kesempatan untuk bertemu
muka dengan penyalur perubahan seperti para perencana bidang kesehatan
atau penasehat program keluarga berencana. Pendidikan yang makan waktu
lama kemungkinan besar akan menyebabkan perkawinan rertunda dan
membuka pilihan antara bekerja dan membesarkan anak. Penddikan yang lebih
tinggi mungkin pula berarti kehidupan ekonomi yang lebih terjamin, dan ini
biasanya berarti keluarga yang lebi kecil. Semua penjelasan ini menolong kita
memahami mengapan ada kaitan yang sangat erat antara kaitan pendidikan
wanita dan besar keluarga (Brown, 1986:162).
2.7 Wanita Usia 15-49 Tahun yang Menggunakan Alat Kontrasepsi
Usia antara 15-49 tahun merupakan usia subur bagi seseorang wanita
karena pada rentang usia tersebut kemungkinan wanita melahirkan anak cukup
besar. Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah
melalui program Keluarga Berencana (KB).
2.7.1
Kontrasepsi
Obat/alat untuk mencegah terjadinya konsepsin (kehamilan). Jenis
(Belum selesai)
Dimana:
U = besarnya jumlah penduduk urban (perkotaan)
P = populasi atau jumlah penduduk keseluruhan
Pu = persentase penduduk yang tinggal di perkotaan
2.8.1 Dampak positif urbanisasi
Sebagai akibat dari cepatnya pertambahan penduduk yang ditunjang
dengan perkembangan ekonomi, transportasi dan pendidikan, frekuensi mobilitas
yang semakin meningkat, urbanisasi memiliki implikasi terhadap berbagai sektor
kehidupan (Bintarto, 1986:36) yaitu sebagai berikut:
disektor pertanian, semakin rendah tingkat produktivitas tenaga kerja (Output per
tenaga kerja).
(belum selesai) rumus
pindah ke industri mendapat penghasilan yang lebih tinggi dari pada sewaktu
masih kerja di pertanian. Perpindahan ini secara tidak langsung akan
mengakibatkan penurunan penduduk pada pedesaan yang diakibatkan oleh
proses urbanisasi tersebut. Para kaum urban yang telah pindah dari desa ke kota
banyak mengalami perubahan dalam hal menginginkan anak yang akhirnya akan
mengakibatkan penurunan pada fertilitas.
2.9 Penelitian Terdahulu
Dalam bagian ini penelitian memuat barbagai penelitian yang telah
dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya mengenai permasalahan yang
sama yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas yang pernah
diangkat oleh bebrapa peneliti terdahulu melalui penelitian dalam bentuk jurnal
ataupun artikel. Dimana penelitian-penelitian tersebut menjadi inspirasi bagi
penulis untuk dalam penyusunan skripsi ini, sehingga penulis menjadikan
penelitian terdahulu tersebut menjadi kajian yang digunakan penulis di daftar
pustaka. Adapun para peneliti tersebut terdiri dari:
Penelitian yang dilakukan oleh Rujiman (2007) yang berjudul Analisis
Faktor-faktor Penentu Fertilitas di Negara-negara Asia. Dalam penelitian ini
dikatakan bahwa Pendapatan Perkapita, Tingkat Pendidikan , Pengunaan alat
kontasepsi bagi wanita kawin usia 15-49 tahun, dan tingkat urbanisasi
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fertilitas (TFR) di Asia. Sedangkan
tingkat kesehatan yang diwakili oleh angka harapan hidup saat lahir tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap fertilitas di Asia.
2.10 Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar 2.6
Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual di atas dapat di rumuskan hipotesis
penelitian bahwa independen yang terdiri dari Prndapatan (X1), Pendidikan (X2),
Penggunaan alat kontrasepsi wanita kawin umur 15-49 tahun (X3), dan Tingkat
urbanisasi (X4), mempengaruhi variabel dependen yaitu TFR (Y).
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang dilakukan dalam
mengumpulkan informasi empiris guna memecahkan masalah dan menguji
hipotesis dari penelitian.
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi fertilitas di Samarinda, yakni PDRB Perkapita, Angka Harapan
Hidup Saat Lahir, Indeks Tingkat Pendidikan, Wanita Kawin umur 15-49 Tahun
yang menggunakan Alat Kontrasepsi, dan Tingkat Urbanisasi di Samarinda pada
tahun (.......) di isi ya