Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paper ini dibuat oleh penulis karena zakat merupakan salah satu bentuk ibadah
individual bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat berdasarkan syariyah yang
berlaku. Dalam pelaksanaannya, zakat menggunakan sistem self assessment, yaitu muzakki
menghitung dan menetapkan sendiri besarnya zakat yang wajib ditunaikannya.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat, pasal 14 menyebutkan bahwa:
1. Muzakki melakukan perhitungan hartanya dan kewajibann zakatnya berdasarkan
hukum agama.
2. Dalam hal tidak menghitung sendiri harta dan kewajiban zakatnya sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (1), muzakki dapat meminta kepada lembaga amil zakat atau
badan amil zakat memberikan bantuan kepada muzakki untuk menghitungnya.
Selain dengan ketentuan agama, zakat juga harus atau diperlukan pedoman
pelaksanaannya, karena itulah akuntansi dapat dijadikan dasar untuk menghitung kewajiban
zakat itulah pada makalah ini penulis tertarik untuk membahas akuntansi zakat lebih banyak,
terlebih untuk zakat kekayaan kontemporer, karena memang seiring dengan perkembangan
zaman banyak hal-hal yang berkembang dan dibutuhkan pengelolaan zakatnya
B. Rumusan Masalah
1. Apakah akuntansi zakat itu?
2. Apakah akuntansi penting dalam islam?
3. Apa saja syarat dan yang wajib dizakati dalam kekayaan?
4. Bagaimana penghitungan zakat dengan berbagai metode?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akuntansi Zakat
Akuntansi (accountancy) berasal dari kata to account, yang salah satu artinya adalah
menghitung. Secara teknis, akuntansi diartikan sebagai proses pencatatan (recording),
pengklasifikasian (classifiyying) peringkasan (summarizing) transaksi keuangan yang diukur
dalam satuan uang. Serta pelaporan (reporting) hasil-hasilnya. Dalam pengertian ini termasuk
di dalamnya proses perhitungan. Kemudian juga zakat itu menjadikan suci, bersih.
Sebagaimana fiman Allah swt dalam surat al-Taubah: 103 yang artinya:
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Zakat kekayaan kontemporer disebut juga zakat kontemporer, merupakan zakat dari
hasil proses pandangan pengembangan terhadap objek atau subjek zakat, yang pada zaman
nabi belum dijelaskan secara ekspilit. Maka yang dimaksud dengan akuntansi zakat adalah
bingkai pemikiran dan aktivasi yang mencakup dasar-dasar akuntansi dan prose-proses
operasional yang berhubungan dengan penentuan, penghitungan dan penilaian harta dan
pendapatan yang wajib di zakati. Menetapkan kadar zakatnya dan pendistribusian hasilnya
kepada pos-posnya sesuai dengan hukum dan dasar-dasar Syariat Islam.
Tujuan dari akuntansi adalah memberikat informasi kepada para pemakai dalam
rangka pengambilan keputusan. Tujuan umum dari akuntansi memberikan gambaran kepada
para pemakai tentang kinerja usaha, posisi keuangan, dan arus kas sebagai organisasi dalam
periode tertentu. Dari tujuan umum ini, informasi akuntansi dapat digunakat untuk tujuan
khusus, misalkan untuk menghitung kewajiban pajak, dan kemudian dapat dijadikan dasar
untuk menghitung kewajiban zakat.
Dan
janganlah
penulis
enggan
menuliskannya
sebagaimana
Allah
telah
mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis , dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), sedikitpun daripada hutangnya. Jika orang yang
berhutang itu lemah akalnya atau lemah (keadaanya) atau dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur, dan periksalah dengan
dua orang saksi dari orang-orang lelaki diantaramu. Jika tidak ada dua orang lelaki, maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhoi, supaya
jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan
(memberi keterangan) apabila mereka dipanggil, dan jangalah kamu jemu menulis utang itu,
baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya . Yang demikian itu lebih Adil
disisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu
perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
tidak menulisnya . Dan periksalah apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis dan saksi
saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu
suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertaqwalah kepada Allah, Allah mengajarmu, dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.
Sesungguhnya Allah SWT mewajibkan untuk berlaku ihsan (baik/professional) dalam segala
hal (Hadits). Berdasarkan penjelasan tersebut maka akuntasi dalam perspektif Islam, adalah:
1. Ditujukan untuk orang-orang beriman
2. Pencatatan transaksi sangat penting
3. Harus ada saksi (bukti)
4. Pentingnya transparansi
5. Asas keadilan
No. Keterangan
Jumlah (Rp)
2000
1.
2.
3.
2001
145.000.000
85.000.000
No.
Keterangan
1.
2.
Jumlah (Rp)
2000
2001
145.000.000
145.000.000
40.000.000
85.000.000
85.000.000
125.000.000
125.000.000
20.000.000
60.000.000
2.000.000
2.000.000
Pendapatan
3.
4.
Zakat (10 %)
No. Keterangan
1.
2.
3.
Jumlah (Rp)
2000
2001
Pendapatan
Laba sebelum zakat
DikurangiBeban dibayar dimuka
145.000.000
40.000.000
20.000.000
145.000.000
40.000.000
20.000.000
Beban lainnya
85.000.000
85.000.000
105.000.000
4.000.000
105.000.000
4.000.000
Total Beban
4.
Zakat (10 %)
Uang dalam pos akuntansi keuangan termasuk dalam akun kas (cash), yaitu uang
tunai dan setara uang tunai baik yang ada di tangan maupun yang ada di Bank. Antara
akuntansi umum dan peraturan zakat tidak mempunyai perbedaan terhadap konsep uang atau
kas, yaitu sesuatu yang mempunyai sifat.
Uang yang diperhitungkan dalam zakat adalah uang yang benar-benar merupakan
wewenang dan tanggung jawab muzakki, bukan dibawah kekuasaan pihak lain. Perhitungan
nisab uang sebagai dasar penentuan zakat uang dilakukan dengan cara mengurangkan jumlah
utang yang mengakibatkan timbulnya uang tersebut, berikut ilustrasinya.
Sabrawi menghitung zakat kekayaannya pada setiap 31 Desember. Berikut keadaan sebagian
kekayaan dan kewajiban utangnya selama 2001.
Uang di tangan
Rp. 1.200.000,;
Rp. 23.450.000,-
Rp. 130.000.000,-
Utang dari Bank BII (digunakan untuk membeli kendaraan pribadi Rp 120.000.000,- dan
sisanya disimpan di Giro Bank BCA.
Total utang tersebut adalah:
Rp. 200.000.000,-
Rp. 12.500.000,-
Diminta: Hitung zakat atas uang yang dimiliki oleh Sabrawi untuk tahun 2001.
Penyelesaian:
Uang di tangan
Rp. 1.200.000,-
Rp. 23.450.000,-
Rp. 130.000.000,-
Total uang
Rp. 154.650.000,-
Rp. 80.000.000,-
Total Utang
Rp. 92.250.000,-
Rp. 62.400.000,-
Dalam kasus ini utang yang berasal dari bank BII hanya diperhitungkan sebesar
Rp.80.000.000,- bukan nilai Rp.200.000.000,- Ini karena uang senilai Rp. 120.000.000,- dari
nilai pinjaman dipergunakan untuk membeli aktiva tetap (kendaraan) untuk keperluan
pribadi, yang tidak wajib dizakati karena berasal dari utang, maka zakat uang adalah 2,5 % x
Rp.62.400.000,- = Rp. 1,560.000,-
Pada haul 2000 Tuan Bisri memberikan penjelasan tentang sebagian pos neraca sebagai
berikut:
1. Semua persediaan barang dagang dianggap telah memenuhi haul. Dalam proses
persediaan terdapat barabg konsinyasi (titipan) senilai Rp 3.500.000,2. Piutang tak tertagih dikumpulkan dalam cadangan piutang tak tertagih, yang melebihi
satu kali haul.
3. Utang usaha yang tercantum dalam neraca adalah termasuk utang pembelian
perlengkapan took senilai Rp 2.500.000,4. Utang Bank sebesar 20% (Rp 12.000.000) untuk menambah pembelian barang dagang
dan telah dipergunakan selama haul 2000. Haul ini, utang bank yang telah jatuh tempo
sebesar Rp 12.000.000,Berikut ini neraca dalam kertas kerja rekonsiliasi milik Tuan Bisri pada haul 2000.
(dalam ribuan rupiah)
Pos Neraca
Saldo
Koreksi *)
Saldo Zakat
Akuntansi
Kurang
Kas
Tambah
7.400
13.670
670
670
23.900
3.500
20.400
2.400
2.400
12.000
12.000
Piutang usaha
7.400
13.670
Persed Barang
Perlengkapan
Peralatan took
Akumulasi Penyusutan
4.000
4.000
85.000
85.000
17.000
17.000
122.770
81.900
40.800
27.800
2.500
25.300
60.000
57.600
2.400
87.800
60.100
27.700
34.900
34.900
Akumulasi penyusutan
TOTAL HARTA
Utang Usaha
Utang Bank
TOTAL UTANG
Modal Bisri
13.100
Utang bank senilai Rp 2.400.000,- adalah utang bank yang dipergunakan untuk
membeli barang dagangan dan telah jatuh tempo, yaitu 20% x Rp 12.000.000,- sama dengan
10
Rp 2.400.000,- sehingga dapat mengurangi nilai harta yang akan di zakati, sedangkan sisa
utang bank yang sudah jatuh tempo senilai 80% x Rp 12.000.000,- sama dengan Rp
9.600.000,- tidak mengurangi harta yang akan di zakati karena dipergunakan untuk membeli
aktiva tetap, yang dalam usaha dagang tidak wajib dizakati.
d) Akuntansi Investasi/ usaha jasa:
Akuntansi zakat untuk usaha jasa dilakukan atas dasar pendekatan rugi-laba (income
statement approach), dimana perhitungan zakat didasarkan pada pendapatan kotor (revenue)
atau berdasarkan pada laba bersih (net income). Pendapatan kotor merupakan pendapatan
yang diterima atau diperoleh muzakki dalam satu haul, sedangkan laba bersih adalah
pendapatan kotor dikurangi biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan biaya penyusutan aktiva
tetap yang berpengaruh langsung terhadap pendapatan yang bersangkutan. Akuntansi zakat
disini menganut accrual bases dimana pendapatan dan beban diakui baik yang sudah
dilakukan pembayarannya maupun masih harus diterima atau dibayar, bersifat utang biaya
atau piutang pendapatan.
Akuntansi zakat untuk usaha jasa tidak banyak perbedaannya dengan akuntansi
umum, karena pada prinsipnya dalam peraturan zakat. Harta yang dizakati adalah harta yang
dikuasainya. Jika harta tersebut sudah diberikan kepada pihak lain, dan bukan milik muzakki
diperlakukan sebagai biaya, sehingga harta tersebut tetap dapat dikurangkan dari penghasilan.
Berikut contoh kertas kerja yang sederhana perhitungan dasar pengenaan zakat atas dasar
laporan laba-rugi untuk usaha penginapan.
34.000.000,Beban gaji bagian pemasaran yang belum dibayar sebesar Rp 1.300.000,- dan gaji
bagian administrasi yang belum dibayar sebesar Rp 2.450.000,
Pos
Saldo
Koreksi *)
Saldo zakat
Akuntansi
11
Kurang
Tambah
123.000
. .
34.000
157.000
12.500
1.300
. .
13.900
5.700
. .
. .
5.700
5.300
. .
. .
5300
34.000
2.450
. .
36.450
5.000
. .
. .
5.700
6.700
. .
. .
6.700
24.000
. .
. .
24.000
. .
. .
2.000
95.200
3.750
36.000
96.050
27.800
3.750
36.000
60.050
Pendapatan
Beban Pemasaran
Gaji
Promosi
Perlengkapan dll
Beban
Administrasi
Umum-
dan
Gaji
Kerugian Piutang
Beban pemeliharaan
2.000
TOTAL BEBAN
LABA BERSIH
12
Berdasarkan kertas kerja diatas maka dasar pengenaan zakat adalah sebesar Rp
60.050.000,- Jika ditelusuri nilai sebesar ini adalah jumlah kekayaan yang berkembang
selama haul 2000 yang diperoleh muzakki ditambah dengan cadangan penyusutan, yaitu
sebesar Rp 24.000.000,- Cadangan penyusutan ini tidak dizakati karena dipergunakan untuk
dapat mengganti aktiva tetap yang tetap dapat dipergunakan mengganti aktiva tetap yang
using untuk memperoleh pendapatan di kemudian hari.
Dalam menghitung zakat untuk usaha yang berdasarkan pendekatan laporan laba-rugi perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Semua pengeluaran dan utang yang berhubungan dengan biaya operasional usaha
dapat dikurangkan, termasuk biaya pemeliharaan gedung, peralatan dan perabotan
usaha.
2. Taksiran kerugian piutang usaha yang diakibatkan piutang tidak dapat ditagih atau
terima dapat dikurangkan dari penghasilan.
3. Biaya penyusutan aktiva tetap yang dapat dikurangkan adalah aktiva tetap yang
berhubungan langsung dengan usaha jasa atau pembuatan produk dalam usaha
manufaktur. Misalnya untuk usaha penginapan atau hotel adalah biaya penyusutan
bangunan hotel dn fasilitas lainnya; untuk usaha jasa angkutan adalah biaya
penyusutan kendaraan angkutan; untuk usaha jasa hiburan adalah penyusutan fasilitas
hiburan; untuk jasa telekomunikasi dsb.
4. Biaya yang ditangguhkan dapat diperlakukan sebagai biaya seluruhnya pada haul di
mana biaya tersebut terjadi (cash bases), atau berdasarkan accrual bases.
e) Akuntansi zakat hasil produksi (manufaktur)
Usaha manufaktur di sini adalah kegiatan dalam bidang menghasilkan barang jadi untuk
dijual kepada konsumen, yaitu merubah bahan baku menjadi barang yang siap untuk
dikonsumsi oleh pihak lain atau diperdagangkan. Kegiatan ini akan menimbulkan biaya
bahan, biaya tenaga kerja dan biaya pabrik tidak langsung (biaya overhead pabrik). Usaha ini
mengasumsikan barang hasil produksi langsung dijual atau disimpan dalam gudang dan
langsung dijual, tidak diperdagangkan melalui took, maka posisinya sebagai barang
dagangan; atau took dianggap sebagai gudang barang jadi.
Dasar perhitungan zakat usaha manufaktur didasarkan pada pendekatan rugi-laba, karena
usaha ini melibatkan penggunaan alat-alat, yang disamakan dengan zakat investasi peralatan
13
dan gedung. Untuk ini prinsip-prinsip yang ada dalam akuntansi zakat usaha jasa dapat
dipergunakan dalam perhitungan dasar pengenaan zakat usaha manufaktur.
Saldo zakat
Koreksi *)
Saldo
Pos
Akuntansi
Tambah
Kurang
230.000
. . . .
120.000
. .
. . 120.000
110.000
. .
. .
54.600
. .
. .
20.000
. .
2.400
. .
. .
57.000
20.000
. .
53.000
20.000
. .
5.300
Pos
Saldo
Koreksi *)
Saldo
Akuntansi
Zakat
Kurang
Tambah
72.000
. .
. .
72.000
15.000
. .
. .
15.000
Biaya
Operasional:-
15
Biaya pegawai
12.000
. .
. .
12.000
. .
. .
5.000
5.000
. .
. .
5.000
6.000
. .
. .
5.000
2.000
. .
. .
5.000
45.000
27.000
. .
. .
. .
. .
45.000
27.000
2.700
praktek
Biaya
transportasi
praktek
alat praktek
16
17
KETERANGAN
SUB-JUMLAH (Rp)
JUMLAH (Rp)
Penghasilan:
1. Gaji dan tunjangan setahun
2. Bonus
3. Royalty
Total Penghasilan
36.000.000
10.000.000
4.000.000
50.000.000
Pengeluaran:
1. Biaya Transportasi
2. Biaya makan dan kesehatan
3.000.000
6.000.000
9.000.000
6.000.000
18.000.000
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari isi makalah yang penulis paparkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan akuntansi zakat adalah aktifitas pencatatan, penggolongan, penghitungan
dan penilaian harta dan pendapatan yang wajib di zakati. Menetapkan kadar zakatnya dan
pendistribusian hasilnya kepada yang sesuai dengan syariat.
Dalam akuntansi zakat juga ada yang namanya syarat, yaitu: Milik penuh,
berkembang, cukup senisab, lebih dari kebutuhan biasa, bebas dari utang, dan berlalu
setahun.
B. Saran
Zakat adalah sesuatu yang sangat penting untuk umat islam dan termasuk dalam
ibadah. Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk umat muslim supaya memberikan
sebagian dari penhasilan atau harta untuk dizakati. Dan dalam penulisan paper ini penulis
tidak luput dari kesalahan. Kritik dan saran pembaca sangat diperlukan guna
menyempurnakan paper ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
A.
Buku:
Press,
2008.
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,
B.
2006.
Internet
http://islamattrigonal.blogspot.com/2010/12/dasar-
20