Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
Andreas Kutika
Arsita Kakinsale
Stensia Bisandorong
Hendrik William
A. DEFINISI
Infark Miokard (IM) adalah suatu proses dimana jaringan miokard mengalami kerusakan (nekrosis)
dalam region jantung yang mengurangi suplai darah adekuat karena penurunan aliran darah koroner.
Infark Miokard akut oleh orang awam disebut serangan jantung yaitu penyempitan atau penyumbatan
pembuluh darah koroner sehingga aliran darah ke otot jantung tidak cukup sehingga menyebabkan otot
jantung mati.
Arterosklerosis koroner menimbulkan gejala dan komplikasi sebagai akibat penyempitan lumen arteri
dan penyumbatan aliran darah ke jantung. Sumbatan aliran darah yang tidak adekuat(iskemia) yang
ditimbulkannya akan membuat sel-sel otot kekurangan komponen darah yang sangat dibutuhkan untuk
hidup.
Kerusakan sel akibat iskemia terjadi dalam berbagai tingkat. Manifestasi uatma iskemia miokardium
adala nyeri dada. Angina pectoris adalah nyeri dada yang hilang timbul,tidak disertai kerusakan
ireversible akan mengalami degenerasi dan kemudian diganti dengan jaringan parut. Bila kerusakan
jantung sangat luas, jantung akan mengalami kegagalan, artinya ia tidak akan mampu lagi memenuhi
kebutuhan tubuh akan darah dengan membeerikan curah jantung yang adekuat.
B. ETIOLOGI
A.
Faktor penyebab :
C.
Aktifitas berlebihan
Emosi
Makan terlalu banyak
Hypertiroidisme
1. Faktor predisposisi
Hiperlipidemia
Hipertensi
Merokok
Diabetes
Obesitas
Diet tinggi lemak jenuh, kalori
Minor:
a. Aktifitas fisik
b. Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif).
c. Stress psikologis berlebihan.
C. TANDA DAN GEJALA
DATA DASAR PENGKAJIAN PASIEN
AKTIVITAS
Gejala : Kelemahan,kelelahan,tidak dapat tidur.
Pola hidup menetap,jadwal olahraga tak teratur.
Tanda : Takikardi,dispnea pada istirahat/aktivitas.
SIRKULASI
Gejala : Riwayat IM sebelumnya,penyakit arteri koroner,GJK,masalah TD,diabetes
mellitus.
Tanda : TD: dapat normal atau naik/turun; perubahan postural dicatat dari tidur sampai
duduk/berdiri.
Nadi : dapat normal; penuh/tak kuat,atau lemah/kuat kualitasnya dengan
pengisian kapiler lambat; tidak teratur (distritmia) mungkin terjadi.
Bunyi jantung : bunyi jantung ekstra : S3/S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung/penurunan kontraktilitas atau complain ventrikel.
Murmur : bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot papilar.
Friksi : dicurigai perikarditis.
Irama jantung : dapat teratur atau tak teratur.
Edema : distensi vena juguler,edema dependen/perifer,edema umum,krekels
mungkin ada dengan gagal jantung/ventrikel.
Warna : pucat atau sianosis/kulit abu-abu,kuku datar,pada membran mukosa dan
bibir.
INTEGRITAS EGO
Gejala : Menyangkal gejala penting/adanya kondisi
Takut mati,perasaan ajal sudah dekat.
Marah pada penyakit/perawatan yang tak perlu.
Kuatir tentang keluarga,kerja,keuangan.
Tanda : Menolak,menyangkal,cemas,kurang kontak mata.
Gelisah,marah,perilaku menyerang.
Fokus pada diri sendiri/nyeri.
ELIMINASI
Tanda : Normal atau bunyi usus menurun.
MAKANAN/CAIRAN
Gejala : Mula,kehilangan nafsu makan,bersendawa,nyeri ulu hati/terbakar.
Tanda : Penurunan turgor kulit; kulit kering/berkeringat.
Muntah.
Perubahan berat badan.
HIGIENE
Gejala/Tanda : Kesulitan melakukan tugas perawatan.
NEUROSENSORI
Gejala : Pusing,berdenyut selama tidur atau saat bangun ( duduk atau istirahat ).
Tanda : Perubahan mental.
Kelemahan.
NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Gejala : Nyeri dada yang timbulnya mendadak ( dapat/tak berhubungan dengan aktivitas )
tidak hilang dengan istitahat atau nitrogliserin. ( meskipun kebanyakan
nyeri
dalam dan visceral, 20% IM ada nyeri).
Lokasi: Tipikal pada dada anterior,substernal,prekordia; dapat menyebar ke
tangan,rahang,wajah.
Tidak
tertentu
lokasinya
seperti
epigastrium,siku,rahang,
abdomen,punggung,leher.
Kualitas: chrusing,menyempit,berat,menetap,tertekan,seperti dapat dilihat.
Intensitas: biasanya 10 pada skala 1-10; mungkin pengalaman nyeri paling buruk
yang pernah dialami.
Catatan: nyeri mungkin tak ada pada pasien pascaoperasi,dengan diabetes
mellitus atau hipertensi atau lansia.
Tanda : Wajah meringis,perubahan postur tubuh.
Menangis,merintih,meregang,menggeliat.
Menarik diri,kehilangan kontak mata.
Respon otomatik: perubahan frekuensi/irama jantung,TD,pernapasan,warna
kulit/kelembaban,kesadaran.
PERNAPASAN
Gejala : Dispnea dengan/tanpa kerja,dispnea nokturnal.
Batuk dengan/tanpa produksi sputum.
Riwayat merokok,penyakit pernapasan kronis.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan,napas sesak/kuat.
Pucat atau sianosis.
Bunyi napas: bersih atau krekels/mengi.
Sputum: bersih,merah muda kental.
INTERAKSI SOSIAL
D. PATOFISIOLOGI
Infark miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau lebih faktor
risiko,seperti obesitas, merokok, hipertensi dan lain-lain. Faktor ini disertai dengan proses
kimiawi terbentuknya lipoproteindi tunika intima yang dapat menyebabkan interaksi febrin
dan patelet sehingga menimbulkan cedera endotel pembuluh darah koroner. Interaksi
tersebut menyebabkan invasi dan akumulasi lipid yang akan membentuk plak fibrosa.
Timbunan plak menimbulkan lesi komplikkata yang dapat menimbulkan tekanan pada
pembuluh darah dan apabila ruptur dapat terjadi trombus.
Trombus yang menyumbat pembuluh darah menyebabkan aliran darah berkurang
sehingga suplai oksigen yang diangkut darah ke jaringan miokardium berkurang yang
berakibat penumpukkan asam laktat. Asam laktat yang meningkat menyebabkan nyeri dan
perubahan pH endokardium yang menyebabkan perubahan elektrofisiologi endokardium,
yang pada akhirnya menyebabkan perubahan sistem konduksi jantung sehingga jantung
mengalami distrimia. Iskemik yang belangsung lebih dari 30 menit menyebabkan kerusakan
otot jantung yang ireversibel dan kematian otot jantung(infark).
Miokardium yang mengalami kerusakan kerusakan otot jantung atau nekrosis tidak dapat
memenuhi fungsi dan kontraksi dan menyebabkan keluarnya enzim dari intrasel ke
pembuluh darah yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium. Otot jantung yang
infark mengalami perubahan selama penyembuhan. Mula-mula otot jantung megalami
infark mengalami memar dan sianotik dan karena darah di daerah sel tersebut berhenti.
Dalam waktu 24 jam timbul edema sel dan terjadi respons peradangan yang disertai
infiltrasi leukosit.
Infark miokardium akan menyebabkan fungsi ventrikel terganggu karena otot kehilangan
daya kontraksi, sedangkan otot yang iskemik disekitarnya juga mengalami gangguan dalam
daya kontraksi. Secara fungsional, infark miokardium akan mengakibatkan pada daya
kontraksi, gerakan dinding abnormal, penurunan stroke volume, pengurangan ejeksi,
peningkatan volume akhir sistolik dan volume akhir diastolik ventrikel. Keadaan tersebut
menyebabkan kegagalan jantung dalam memompa darah ( dekompensasi kordis ). Ketika
darah tidak lagi dipompa, suplai darah dan oksigen sistemik menjadi tidak adekuat sehingga
menimbulkan gejala kelelahan. Selain itu, dapat terjadi akumulasi cairan di paru (edema
paru) dengan manifestasi sesak napas.
Kebanyakan klien mencari pengobatan karena manifestasi nyeri dada seperti angina
tetapi lebih hebat. Serangan tersebut terjadi ketika klien dalam keadaan istirahat, sering
terjadi di dini hari. Paling nyata dirasakan di daerah substernal kemudian menjalar ke kedua
lengan, kerongkongan atau dagu atau abdomen sebelah atas (sering kali mirip dengan kolik
kolelitiasis,kolesistisis akut, ulkus peptikum akut, atau pankreatitis akut). Mual dan muntah
sering kali menyertai nyeri.
E. PATHFLOW
Merokok
Hipertensi
Diabetes Melitus
Proses kimiawi
Plak fibrosa
Aterosklerosis
trombus
Aliran darah tersumbat
iskemia
Dx : Nyeri
Perubahan pH
endokardium
Infark
Takut Mati
Gangguan kontraksi
dan keluarnya enzim
intrasel
Perubahan
sistem konduksi
Dx : Cemas
Distritmia
Aliran darah ke
jantung menurun
Edema paruparu
Suplai oksigen
sistemik menurun
Dx : Intoleransi
aktivitas
Jaringan
miokard
Nekrose lebih
dari 30 menit
Sesak napas
Dx : gangguan
pertukaran gas
Supply dan
kebutuhan oksigen
ke jantung tdk
seimbang
Supply Oksigen ke
Miokard turun
Seluler hipoksia
Integritas membran sel
berubah
Dx : Penurunan Curah
Jantung
F. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi infark miokard bergantung pada luasnya infark, kondisi fisik sebelum serangan,
dan apakah pernah infark sebelumnya. Manifestasi ini dari mati mendadak akibat aritmia
atau rupture ventrikel, sampai tanpa gejala sama sekali. Sering ada nyeri substernal akut,
diaphoresis (keringat), dispnea (sesak napas),mual dan muntah, sangat gelisah, dan mungkin
aritmia.
G. PENATALAKSANAAN
Perubahan EKG
Anterior
Inferior
Lateral
Posterial
Ventrikel kanan
b. Laboratorium
Pemeriksaan enzim jantung
a. CPK (Creatinin foksfakinase)
Isoenzim ini meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali
normal dalam 36- 48 jam setelah serangan. Isoenzim ini dikeluarkan jika terjadi
kerusakan otot jantung. Normalnya 0-1 m U/ Ml.
b. LDH (Lactic de-hyroginase)
c. LDH normal kurang dari 195 m U/ Ml. Kadar enzim ini baru naik biasanya
sesudah 48jam, akan kembali ke nilai normal antara hari ke-7 dan 12.
d. SGOT (serum glutamic oxalotransaminase test)
e. SGOT normal kurang dari 12 m U/Ml. Kadar enzim ini biasanya baru meningkat
pada 12- 48 jam sesudah seranagn dan akanm kembali ke nilai normal pada hari
ke 4 hingga hari ke-7
f. Pemeriksaan lainnya
g. Ditemukan peningkatan LED, Leukositosis ringan dan terkadang hiperglikemia
ringan.
3 . Kateterisasi
Angiografi koroner untuk mengetahui derjat obstruksi.
4. Radiologi
Hasil radiologi tidak menunjukan secaraspesifik adanya infark miokardium,
hanya menunjukan adanya pembesaran dari jantung.
I. KOMPLIKASI
1. Gagal jantung kongestif
2. Syok kardiogenik
3. Disfungsi otot papilaris
4. Ventrikel septum defek
5. Ruptur jantung
6. Tromboemboli
7. Perikarditis
8. Sindrom Dressler
9. Aritmia
A. Identitas Klien
Nama
: Tn. H.S
Umur
: 45 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Kristen
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Kombos Timur
Register
: 1234567
Tanggal MRS
: 18 Maret 2015
Diagnosa Medis
: IM
Tanggal Pengkajian
: 18 Maret 2015
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
2. Riwayat Keperawatan
: Infark Miokard .
- Psikologis : Akibat nyeri dada yang di alami klien merasa cemas sampai ketakutan akan kematian.
- Sosial
- Spiritual
5. Pengkajian Fisik
1)
-
Aktifitas
Kelelahan
Takikardia
Dispnea pada istirahat/aktivitas
2) Sirkulasi :
-
TTV :
TD : 130 / 100 mmHg
N : 96 x / menit
P : 26 x / menit
S : 350C
Bunyi jantung : S3/S4
Murmur
Urin < 600 ml/hari
3)
Integritas Ego
-
4)
Takut Mati
Cemas
Gelisah
Nyeri/Ketidaknyamanan
-
Dada kirinya terasa nyeri lalu menjalar ke lengan kiri sehingga tangan kiri terasa kram, nyeri
semakin parah jika beraktivitas.Dengan skala nyeri 7.
5)
Pernapasan
-
Dispnea.
Peningkatan frekuensi pernapasan.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan Curah Jantung b/d perubahan frekuensi, irama, dan konduksi elektrikal.
2. Cemas b/d takut akan kematian
Analisa Data
Nama/Umur
: H. S/41 tahun
Ruang/Kamar
: Irina B/2
No
Data
1.
DS :
-
Klien mengeluh
kelelahan dan tidak
dapat tidur karena sesak
napas
Etiologi
Masalah
Diagnosa
Keperawatan
Aterosklerosis
Penurunan
Curah Jantung
Penurunan
Curah Jantung
b/d perubahan
frekuensi, irama,
dan konduksi
elektrikal.
Trombosis
Konstriksi arteri
koronaria
DO :
TTV :
Aliran darah ke
jantung menurun
Oksigen dan
nutrisi turun
Jaringan
Miocard Iskemik
Nama
Nekrose lebih
dari 30 menit
Supply dan
kebutuhan
oksigen ke
jantung tidak
seimbang
Supply Oksigen
ke Miocard
turun
Seluler hipoksia
Integritas
membran sel
berubah
Kontraktilitas
turun
Penurunan
curah jantung
No
2.
Data
DS :
-
Klien mengatakan
cemas dan takut mati
DO :
-
Etiologi
Masalah
Diagnosa
Keperawatan
Aterosklerosis
Cemas
Cemas b/d
ancaman
kehilangan/kema
tian
Trombosis
Konstriksi arteri
koronaria
Skala Nyeri 7
(+) Gelisah.
(+) Kelelahan
(+) Ketakutan
Aliran darah ke
jantung menurun
TTV :
-
TD : 130/100 mmHg
Oksigen dan
Nama
N : 96x/mnt
P : 26 x / menit
S : 350C
nutrisi turun
Jaringan
Miocard Iskemik
Nekrose lebih
dari 30 menit
Supply dan
kebutuhan
oksigen ke
jantung tidak
seimbang
Supply Oksigen
ke Miocard turun
Penimbunan
asam laktat
Nyeri
Takut Mati
Cemas
: H.S/41 tahun
Ruang/Kamar
: Irina B/2
No
Data
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
DS :
-
Klien mengeluh
kelelahan dan
tidak dapat tidur
karena sesak
napas
DO :
Komposmentis
TTV :
TD : 130 / 100
mmHg
N : 96 x / menit
P : 26 x / menit
S : 350C
Distritmia
Takikardi
Bunyi jantung
ekstra (S3,S4)
tidak terdengar.
Urin < 600
ml/hari
Perubahan
gambaran pola
EKG ( ST
konveks, T
negative dan
simetrik, Q lebar
dan dalam )
Penurunan
Curah Jantung
b/d perubahan
frekuensi,
irama, dan
konduksi
elektrikal.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2x24 jam
terjadi
peningkatan
curah jantung
Dengan Kriteria
Hasil :
Mandiri
Mandiri
1. Auskultasi TD.
Bandingkan kedua
lengan, ukur dalam
keadaan
berbaring,duduk,atau
berdiri bila
memungkinkan.
1. Hipotensi
dapat terjadi pada
disfungsi
ventrikel.
Hipertensi juga
fenomena umum
yang
berhubungan
dengan nyeri
cemas
pengeluaran
katekolamin.
2. Evaluasi kualitas
dan kesamaan nadi.
2. Penurunan
curah jantung
mengakibatkan
menurunnya
kekuatan nadi.
DS :
Klien akan
melaporkan
penurunan
episode dispnea,
berperan dalam
aktivitasyang
dapat
mengurangi
beban kerja
jantung.
DO :
-
TD : 120/80
mmHg
N:96x/menit
P :20x/menit
S: 360C
x/menit
Distritmia
hilang
Denyut
jantung dan
irama
jantung
teratur
Urin >
600ml/hari
3. Catat terjadinya
S3/S4
4. Catat Murmur
5. Pantau frekuensi
jantung dan irama
6. Berikan makanan
kecil/mudah di
kunyah,batasi
asupan kafein.
3. S3
berhubungan
dengan adanya
gagal jantung
kongestif atau
gagal mitral yang
disertai infark
berat.S4
berhubungan
dengan
iskemia,kekakuan
ventrikel,atau
hipertensi
pulmonal.
4. Menunjukkan
gangguan aliran
darah dlm
jantung (kelainan
katup,
kerusakakan
septum, atau
vibrasi otot
papilar)
5. Perubahan
frekuensi dan
irama jantung
menunjukkan
komplikasi
distritmia.
6. Makanan besar
dapat
meningkatkan
kerja
miokardium.
Kafein dapat
meransang
langsung ke
jantung, sehingga
meningkatkan
frekuensi
jantung.
No
Data
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Kolaborasi :
Kolaborasi :
7. Pertahankan cara
masuk heparin (IV)
sesuai indikasi.
7. Jalur yang
paten penting
untuk pemberian
obat darurat.
Intervensi
Rasional
2.
DS :
-
Klien
mengatak
an cemas
dan takut
mati
DO :
-
Skala
Nyeri 7
(+)
Gelisah.
(+)
Ketakutan
TTV :
TD :
130/100
mmHg
N :
96x/mnt
P : 26 x /
menit
S : 350C
Cemas b/d
ancaman
kehilangan/kematia
n
Tujuan :
Mandiri :
Mandiri :
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x24 jam
kecemasan klien
berkurang.
Dengan Kriteria
Hasil :
1. Bantu klien
mengekspresikan
perasaan
marah,kehilangan,
dan takut. Dengan
Melakukan
konseling
1. Cemas
berkelanjutan
memberikan
dampak serangan
jantung selanjutnya.
2. Kaji tanda
verbal dan
nonverbal
kecemasan, serta
dampingi klien
dan lakukan
tindakan bila
melakukan
perilaku merusak.
2. Reaksi
verbal/nonverbal
dapat menunjukkan
rasa agitasi, marah,
dan gelisah.
DS :
-
Klien
mengatakan
cemas dan
rasa takut
berkurang
DO :
-
Skala nyeri
4
TTV:
- TD : 120/80
mmHg
- N:96x/menit
- P :20x/menit
- S: 360C
x/menit
- Wajah rileks
3. Hindari
konfrontasi
4. Mulai
melakukan
tindakan untuk
mengurangi
kecemasan. Beri
lingkungan yang
tenang dan
suasana penuh
istirahat.
5. Berikan privasi
untuk klien dan
orang terdekat.
3. Konfrontasi dapat
meningkatkan rasa
marah, menurunkan
kerja sama, dan
mungkin
memperlambat
penyembuhan.
4. Mengurangi
ransangan eksternal
yg tidak perlu.
5. Adanya keluarga
dan teman-teman
yang dipilih klien
untuk melayani
aktivitas dan
pengalihan
(misalnya,membaca
) akan menurunkan
perasaan terisolasi.
Kolaborasi :
Kolaborasi :
6. Berikan
anticemas sesuai
indikasi diazepam.
Implementasi/Evaluasi
6. Meningkatkan
relaksasi dan
menurunkan
kecemasan.
Nama/Umur
: H .S/41 tahun
Ruang/Kamar
: Irina B/2
Hari/tg
l
Senin,
18-032015
Waktu
Nda/int
08.00
Diagnosa 1 :
Penurunan
Curah Jantung
Implementasi
Mandiri
1. Mengauskultasi
TD. Bandingkan
kedua lengan, ukur
dalam keadaan
berbaring,duduk,ata
u berdiri bila
memungkinkan.
Hari/tgl
Rabu,
20-032015
Waktu
08.00
Evaluasi
S:
-
O:
-
Hasil :
TD : 120/80
2. Mengevaluasi
kualitas dan
kesamaan nadi
N : 96x/mnt
3. Mencatat
terjadinya S3/S4
Hasil : Bunyi
jantung ekstra
(S3,S4) mulai terden
4. Mencatat Murmur
Hasil : Murmur
tidak terdengar
5. Memantau
frekuensi jantung
dan irama.
Hasil : Disritmia
(Gangguan irama
jantung)
6. Memberikan
makanan
kecil/mudah di
kunyah,batasi
asupan kafein.
Hasil : Pasien mau
makan makanan
kecil dan membatasi
asupan kafein
Kolaborasi :
7. Mempertahankan
Klien
mengataka
n sudah
lebih
rileks
Klien TD
120/80
mmHg
(Takikardi
)
N:
96x/mnt
Bunyi
jantung
S3/S4
mulai
terdengar
Murmur
hilang
Aritmia
Pasien
makan
makanan
kecil dan
membatasi
asupan
kafein
Pasien
minum
Heparin
dengan
dosis dan
diminum
1x24 jam
A:
Penurunan
curah jantung
mulai teratasi
P : Intervensi
lanjut
-
Memantau
Auskultasi
TD,kualita
s dan
kesamaan
nadi
Memberikan
Heparin sesuai
dosis dokter
Hari/tgl
Senin,18
-03-2015
Waktu
08.00
Diagnosa
2 : Cemas
Hasil : Perawat
menyuntik heparin
500 unit di bagian
yg sesuai indikasi
Nda/int
Implementas
i
Mandiri :
1.Membantu klien
mengekspresikan
perasaan
marah,kehilangan,da
n takut.
Hari/tgl
Selasa,1903-2015
Waktu
08.00
Evaluasi
S:
-
O:
Hasil :
2. Mengkaji tanda
verbal dan non verbal
kecemasan, serta
mendampingi klien
dan melakukan
tindakan bila
melakukan perilaku
merusak.
Hasil :
Klien kelihatan
tenang
3. Menghindari
konfrontosi
Hasil :
Klien punya
hubungan
komunikasi yang
baik dengan perawat
4. Memberi
lingkungan yang
tenang dan suasana
penuh istirahat
Hasil :
Klien merasa nyaman
dan bisa beristirahat
dengan penuh
5. Memberikan
privasi untuk klien
dan orang terdekat
Hasil :
Klien
mengatakan
sudah
merasa lebih
tenang
Klien TD
120/80
mmHg
(Takikardi)
N : 96x/mnt
Klien punya
hubungan
komunikasi
yang baik
dengan
perawat
Klien bisa
beristirahat
dengan
penuh
Klien
tampak
bahagia
ketika
bersama
dengan
keluarga
A:
Kecemasan dari
pasien dapat
teratasi
P:
-
Intervensi
lanjut
Terus
memberikan
tindakan untuk
membuat klien
tetap merasa
tenang.
-
Menghindari
Konfrontasi
Kolaborasi :
6. Memberikan
anticemas sesuai
indikasi diazepam.
Hasil : Pasien
meminum Diazepam
2 x 5 mg
DAFTAR PUSTAKA
Arif Muttaqin.2009. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi.
Jakarta: Salemba Medika.
Kasron,S.Kep,Ns. 2012. Kelainan dan Penyakit Jantung Pencegahan serta Pengobatannya. Yogyakarta:
Nuha Medika.
M.E.Doenges,M.F.Moorhouse,A.C.Geissler.1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.