Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KONSEP MEDIK
A. PENGERTIAN
Penyakit arteri koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner,
arteri yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung
tak mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri
dada yang disebut angina. Bila satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama
sekali, akibatnya adalah serangan jantung (kerusakan pada otot jantung).
B. ETIOLOGI
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling
tinggi ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan
merupakan bourgeois penting dalam gaya hidup seseorang. Secara spesifik, faktorfaktor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri koroner adalah :
1. Berusia lebih dari 45 tahun (bagi pria).
Sangat penting bagi kaum pria mengetahui usia rentan terkena penyakit jantung
koroner. Pria berusia lebih dari 45 tahun lebih banyak menderita serangan jantung
ketimbang pria yang berusia jauh di bawah 45 tahun.
2. Berusia lebih dari 55 tahun atau mengalami menopause dini sebagai akibat
operasi (bagi wanita).
Wanita yang telah berhenti mengalami menstruasi (menopause) secara fisiologis
ataupun secara dini (pascaoperasi) lebih kerap terkena penyakit janting koroner
apalagi ketika usia wanita itu telah menginjak usila (usia lanjut).
3. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil
kolesterol yang tidak normal, dalam artian terdapat kebiasaan yang "buruk" dalam
segi diet keluarga.
4.
Diabetes.
Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya level
gula darah, namun karena kondisi komplikasi ke jantung mereka.
5.
1
Merokok.
Merokok telah disebut-sebut sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit jantung
koroner. Kandungan nikotin di dalam rokok dapat merusak dinding (endotel)
pembuluh darah sehingga mendukung terbentuknya timbunan lemak yang akhirnya
terjadi sumbatan pembuluh darah.
Stress.
Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa bila menghadapi situasi yang
Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit.
Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam
aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma tersebut.
Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung
(miokardium) memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri
koroner.
Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi
(berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung.
Penyebab utama dari iskemi miokardial adalah penyakit arteri koroner.
Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina dan serangan jantung
(infark miokardial).
D. PATOFISIOLOGI
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar.
Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrient
oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan
menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah.
3
Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi
jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah
terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung
terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya
koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan
komplikasi tersering aterosklerosis.
Berbagai
teori
mengenai
bagaimana
lesi
aterosklerosis
terjadi
telah
diajukan,tetapi tidak satu pun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang
mungkin, adalah pembentukan thrombus pada permukaan plak dan penimbunan
lipid terus menerus. Bila fibrosa pembungkus plak pecah, maka febris lipid akan
terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler di sebelah distal plak
yang
pecah.
Struktur
anatomi
arteri
koroner
membuatnya
rentan
terhadap
mekanisme
2. Sesak napas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung.
Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di
paru-paru (kongesti pulmoner atau edema pulmoner).
3. Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran
darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan
penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk
mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap
atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan.
4. Palpitasi (jantung berdebar-debar).
5. Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama
jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa
menyebabkan pusing dan pingsan.
F.
4
PEMERIKSAAN DIGNOSTIK
1. ECG menunjukan: adanya elevasi yang merupakan tanda dari iskemi, gelombang T
inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang
mencerminkan adanya nekrosis.
2. Enzym dan Isoenzym Pada Jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan
mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai
puncak pada 36 jam.
3. Elektrolit: ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi
jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.
4. Whole Blood Cell: leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah
serangan.
5. Analisa Gas Darah: Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru
yang kronis atau akut.
6. Kolesterol atau Trigliseid: mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan
terjadinya arteriosklerosis.
7. Chest X-Ray: mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma
ventrikiler.
8. Echocardiogram: Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau
kapasitas masing-masing ruang pada jantung.
9. Exercise Stress Test: Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu
stress/ aktivitas.
G. PENGOBATAN
Pengobatan penyakit jantung koroner tergantung jangkauan penyakit dan gejala
yang dialami pasien.
1. Perubahan Gaya Hidup.
Pola makan sehat dan seimbang, dengan lebih banyak sayuran atau buahbuahan, penting untuk melindungi arteri jantung kita. Makanan yang kaya lemak,
khususnya lemak jenuh, dapat mengakibatkan kadar kolesterol tinggi, yang
merupakan komponen utama kumpulan yang berkontribusi terhadap penyempitan
arteri jantung.
5
Olah raga teratur berperan penting untuk menjaga kesehatan jantung. Olah raga membantu
kita untuk menjadi fit dan membangun system sirkulasi yang kuat. Ini juga membantu kita
menurunkan berat badan. Obesitas biasanya tidak sehat, karena mengakibatkan insiden
hipertensi, diabetes mellitus, dan tingkat lemak tinggi menjadi lebih tinggi, semua yang
dapat merusak arteri jantung.
2. Pengendalian Faktor Resiko Utama Penyakit Jantung Koroner.
Diabetes melitus, merokok, tingkat kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi adalah
empat faktor utama yang mengakibatkan resiko penyakit jantung koroner lebih tinggi.
Pengendalian keempat faktor resiko utama ini dengan baik melalui perubahan gaya hidup
dan/atau obat-obatan dapat membantu menstabilkan progresi atherosklerosis, dan
menurunkan resiko komplikasi seperti serangan jantung.
3. Terapi Medis.
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang paling umum
diantaranya:
a. Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan darah
terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi resiko serangan
jantung.
b. Beta-bloker (e.g. Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).
Obatan-obatan ini membantu untuk mengurangi detak jantung dan tekanan darah, sehingga
menurunkan gejala angina juga melindungi jantung.
c. Nitrates (e.g. Isosorbide Dinitrate).
Obatan-obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian meningkatkan aliran
darah ke otot jantung dan mengurangi gejala nyeri dada.
Bentuk nitrat bereaksi cepat, Gliseril Trinitrat, umumnya diberikan berupa tablet atau
semprot di bawah lidah, biasa digunakan untuk penghilang nyeri dada secara cepat.
d.
Angiotensin-Converting
Enzyme
Inhibitors
(e.g.
Enalapril,
Perindopril)
and
6
Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein Densitas-Rendah), yang
merupakan salah satu penyebab umum untuk penyakit jantung koroner dini atau lanjut.
Obat-obatan tersebut merupakan andalan terapi penyakit jantung koroner.
4. Intervensi Jantung Perkutan.
Ini adalah metode invasif minimal untuk membuka arteri jantung yang menyempit.
Melalui selubung plastik ditempatkan dalam arteri baik selangkang atau pergelangan, balon
diantar ke segmen arteri jantung yang menyempit, dimana itu kemudian dikembangkan
untuk membuka penyempitan.
Kemudian, tube jala kabel kecil (cincin) disebarkan untuk membantu menahan arteri
terbuka. Cincin baik polos (logam sederhana) atau memiliki selubung obat (berlapis obat).
Metode ini seringkali menyelamatkan jiwa pasien dengan serangan jantung akut. Untuk
penyakit jantung koroner stabil penyebab nyeri dada, ini dapat meringankan gejala angina
dengan sangat efektif. Umumnya, pasien dengan penyakit pembuluh darah single atau
double mendapat keuntungan dari metode ini. Dengan penyakit pembuluh darah triple, atau
keadaan fungsi jantung buruk, prosedur bedah dikenal dengan Bedah Bypass Arteri Jantung
sering merupakan alternatif yang baik atau pilihan pengobatan yang lebih baik.
5. Operasi.
a. Bedah Bypass Arteri Jantung (CABG).
CABG melibatkan penanaman arteri atau vena lain dari dinding dada, lengan, atau kaki
untuk membangun rute baru untuk aliran darah langsung ke otot jantung. Ini menyerupai
membangun jalan tol parallel ke jalan yang kecil dan sempit.
Ini adalah operasi yang aman, dengan rata-rata resiko kematian sekitar 2%. Pasien
tanpa serangan jantung sebelumnya dan melakukan CABG sebagai prosedur elektif, resiko
dapat serendah 1 persen.
Operasi biasanya dilakukan melalui sayatan di tengah dada, ahli bedah memilih untuk
melakukan prosedur dengan jantung masih berdetk, menggunakan alat khusus yang dapat
menstabilkan porsi jantung yang dijahit.
b. Operasi Robotik.
Sebagai tambahan, NHCS juga mulai melakukan CABG melalui program operasi robotic.
Penggunaan instrument ini sekarang membolehkan operasi untuk dilakukan menggunakan
sayatan kecil keyhole di dinding dada.
Metode ini menghasilkan pemulihan lebih cepat, mengurangi nyeri, dan resiko infeksi
luka lebih rendah. Namun, ini sesuai untuk bypass hanya satu atau dua pembuluh darah.
c. Revaskularisasi Transmiokardia.
Untuk pasien dengan pembuluh darah yang terlalu kecil untuk melakukan CABG,
prosedur disebut Revaskularisasi Transmiokardia juga tersedia di NHCS.
Pada prodesur ini, laser digunakan untuk membakar banyak lubang kecil pada otot
jantung. Beberapa lubang ini berkembang ke pembuluh darah baru, dan ini membantu
mengurangi angina.
TINJAUAN KASUS
A.
PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a.
Identitas
1) Identitas Klien
Nama
: Tn. M
Umur
: 50 Tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan terakhir
: SLTA
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Suku / bangsa
: Sunda / Indonesia
Status marital
: Menikah
Tanggal masuk RS
: 11 April 2005
Tanggal Pengkajian
: 12 April 2005
No. Medrek
: 05018869
: Ny. A
Umur
: 45 Tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Perawat
: Istri
Alamat
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pinggang.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Lima bulan sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh nyeri pinggang yang terasa
panas dan menyebar ke dada. Nyeri dirasakan bertambah apabila klien terlalu banyak
aktivitas dan kurang minum, nyeri makin lama dirasakan semakin berat. Dan sehari sebelum
masuk rumah sakit klien mengeluh nyeri pinggang yang terasa panas dan menyebar ke dada
sehingga keluarga klien langsung membawa klien ke UGD RSHS dan dirawat di ruangan
CICU.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 12 April 2005, klien mengatakan nyeri
pinggang yang terasa panas tetapi tidak menyebar ke dada. Nyeri dirasakan bertambah
apabila klien terlalu banyak aktivitas dan kurang minum dan nyeri berkurang apabila klien
istirahat. Nyeri pada pinggang terasa panas yang dirasakan semakin lama semakin berat,
lamanya nyeri + 5 menit. Nyeri pinggang yang terasa panas tidak menyebar ke area dada.
Skala nyeri 2 dari skala 0-5. Nyeri dirasakan apabila klien sedang stress, terlalu banyak
aktivitas dan kurang minum.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien termasuk perokok berat. Klien merokok sejak SMP, sehari habis 2-3 bungkus,
jenis rokok dji sam tsu. Dan sejak klien di diagnosa memiliki penyakit jantung klien berhenti
merokok
secara
perlahan-lahan
atas
anjuran
dokter.
Klien
mempunyai
riwayat
Hiperkolesterol, pada tahun 2000 klien di pasang balon dan pada tahun 2004 klien di operasi
Coronary Artery Bypass Graft (CABG).
4) Riwayat kesehatan keluarga
Di keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit jantung namun ayak klien
mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Dalam keluarga klien tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis.
c.
Pola Aktivitas
Nutrisi
a. Makan
Frekuensi
Jenis
Pantangan
Di Rumah
3 x/hari
Nasi, lauk pauk, sayuran
Makanan berlemak dan gorengan
Tidak ada keluhan
Keluhan
b. Minum
Frekuensi
Jenis
Keluhan
2
Eliminasi
a. BAB
Frekuensi
Konsistensi
Keluhan
b. BAK
Frekuensi
Warna
Keluhan
3
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Personal Hygiene
Mandi
Gosok gigi
Keramas
Ganti pakaian
Gunting kuku
Keluhan
Intirahat Tidur
Tidur siang
Tidur malam
Keluhan
5 6x/.hari
Kuning jernih
Tidak ada keluhan
2 x/hari
2 x/hari saat mandi
2 x seminggu
2 x/hari
1 x seminggu
Tidak ada masalah
Jarang
5 7 jam
Tidak ada keluhan
Pola aktivitas
d. Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Pencernaan
Mukosa bibir kering, lesi (-), warna gigi kuning gading, ada caries,
3112
2212
2112
2111
warna lidah merah muda, tak ada lesi, mukosa mulut lembab. Bentuk abdomen datar, asites
(-), tidak teraba pembesaran hepar dan lien. Bising usus 8 x/menit. Pada palpasi abdomen
tidak teraba distensi.
b) Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, septum nasi terletak ditengah, lesi (-), PCH (-), mukosa rongga
hidung kering, tidak ada nyeri pada palpasi sinus. Bentuk leher simetris, bentuk thorak
simetris, tidak ada retraksi otot interkostalis, ekspansi kedua paru sama, bunyi paru resonan,
frekuensi nafas cepat 20 x/menit, tidak ada clubing finger.
c) Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada oedema kelopak mata, tidak terdapat peningkatan JVP, bunyi jantung S1 dan S2
murni regular, terdengar agak melemah, apek kordis teraba di ICS ke 5 midklavikula kiri,
CRT kembali kurang dari 3 detik,
d) Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid dan getah bening, pertumbuhan badan sesuai
dengan usia, tidak ada tremor pada anggota tubuh, tidak ada hiper atau hipopigmentasi pada
area tubuh tertentu.
e) Sistem Perkemihan
Tidak teraba pembengkakan pada ginjal kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan pada kedua
ginjal. Blas teraba penuh, tidak terpasang kateter.
f)
Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas Atas :
Bentuk simetris, tidak terdapat oedema, tidak terdapat luka, tidak terpasang infus. Reflek
bisep +/+, reflek tricep +/+, ROM (+), kekuatan otot 5/5.
Ekstremitas Bawah :
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak terdapat odema, refleks patella +/+, ROM (+), kekuatan
otot 5/5.
g) Sistem Integumen
Distribusi rambut merata, warna hitam, tidak rontok, kulit kepala bersih, kuku tangan dan
kaki pendek dan cukup bersih, suhu tubuh 36,70 C.
h) Sistem Persyarafan
(a) Kesadaran
Kompos mentis dengan nilai GCS E4 M6 V5, orientasi terhadap tempat, orang dan waktu
sangat baik.
(b) Memori
Memori klien tidak terganggu, klien dapat mengingat tanggal, bulan dan tahun kelahirannya.
(c) Tes Fungsi Kranial
N. Olfaktorius
Fungsi penciuman klien baik, klien dapat membedakan bau kayu putih dan bau alkohol
dengan tepat.
N. Optikus
Klien dapat membaca papan nama mahasiswa dengan benar dari jarak kurang lebih 30 cm.
N. Okulomotoris, trochlearis dan abdusen
Klien dapat menggerakan bola matanya ke lateral, samping kiri kanan dan oblique, refleks
pupil terhadap cahaya +/+, tidak ada strabismus.
N. Trigeminus
Klien dapat merasakan usapan kapas pada dahi, pipi dan mandibula sambil matanya ditutup.
Teraba kontraksi otot masseter pada saat klien mengunyah.
N. Fasialis
Klien dapat mengangkat alis secara simetris, dapat tersenyum dengan bibir simetris. Klien
dapat merasakan rasa manis, asin dan asam pada saat makan.
N. Akustikus
Klien dapat mendengarkan pertanyaan-pertanyaan dengan suara yang tidak terlalu keras dan
dapat menjawabnya sesuai dengan apa yang ditanyakan.
N. Glosofaringeus dan Vagus
Uvula terletak ditengah, ovula bergetar saat klien mengatakan ah, refleks menelan baik.
N. Assesorius
Klien dapat mengangkat kedua bahu secara simetris, dapat menoleh kearah kiri dengan
melawan tahanan tangan perawat.
N. Hipoglosus
Klien dapat menjulurkan lidahnya secara simetris dan dapat menggerakannya ke atas dan ke
bawah, samping kiri dan kanan secara simetris.
e.
Data Psikologis
1) Status emosi
Saat dikaji emosi klien tampak stabil, ekspresi wajah klien sesuai dengan apa yang
dibicarakannya. Klien mengatakan ingin cepat pulang, klien mengatakn tidak mau terlalu
lama dirawat karena klien tidak mau menambah beban keluarganya.
2) Konsep diri
a) Gambaran diri
Klien menerima keadaan kondisi fisiknya sekarang, klien mengatakan tidak ada yang
istimewa pada anggota tubuhnya dan klien menyenangi semua anggota tubuhnya.
b) Harga diri
Klien mersa bangga pada istrinya walaupun istrinya sibuk bekerja sebagai perawat tetapi
setiap hari setelah selesai bekerja selalu menemaninya.
c) Ideal diri
Klien berharap cepat sembuh dan cepat pulang. Walaupun setelah pulang klien hanya diam di
rumah karena klien tidak bekerja.
d) Identitas diri
klien mengatakan sebagai kepala keluarga bagi anggota keluarganya, ia tetap dianggap ayah
sekaligus suami oleh anak dan istrinya.
e) Peran diri
Semenjak klien sering sakit klien tidak bekerja lagi karena kondisi klien tidak
memungkinkan, tetapi anggota keluarganya sudah menerima keadaan dirinya tetapi klien
merasa tidak dapat berperan seutuhnya sebagai kepala keluarga yang seharusnya memberikan
nafkah pada keluarganya.
3) Gaya komunikasi
Klien berbicara jelas dan santai, klien mengurangi banyak bicara agar tidak terlalu capek.
4) Pola koping
Bila ada masalah dalam keluarga, klien suka membicarakannya dengan istrinya dengan
harapan dapat terpecahkan masalahnya.
f.
Data Sosial
1) Hubungan Sosial
Klien tinggal dalam satu kamar bersama dengan 5 klien lainnya, hubungan klien dengan
anggota keluarga sangat baik. Klien cukup kooperatif terhadap perawat, mahasiswa dan
dokter. Klien tidak menarik diri dari lingkungan. Klien tidak mengikuti organisasi masyarakat
di tempat tinggalnya.
2) Gaya hidup
Setiap harinya klien hanya tinggal di rumah karena klien tidak bekerja. Semenjak mempunyai
penyakit jantung klien mempunyai pantangan minum kopi dan juice alpukat serta pantangan
makan gorengan dan makanan berlemak karena klien tidak mau memperberat penyakitnya.
g. Data Spiritual
1) Falsafah Hidup
Klien seorang muslim, menyadari bahwa setiap orang ada saatnya sakit dan saatnya sehat,
sakit yang dialaminya sekarang merupakan ujian dari Allah.
2) Konsep ketuhanan
Klien selalu berdoa dan berharap kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan, ia pasrah
dengan keadaannya sekarang
h. Data Penunjang
1) Laboratorium
Tanggal 8 April 2005
Jenis pemeriksaan
Hasil
Nilai rujuk
13,1
6100
40
201.000
37,1
13 18 gr/dl
3,8 10.6 ribu
40 42
150 440 ribu
22,4 42,4 detik
29
10
15 50 mg/dl
0,6 1,1 mg/dl
Haematologi
Hb
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
APTT
Kimia darah
Ureum
Kreatinin
Glukosa puasa
75
70 110 mg/dl
23 (CN, 26,8)
CN +/-10 detik
2) Terapi
Plavix 1 x 1 tablet
Tromboaspilet 2 x 1 tablet
Cedocard 5
ISDN 3 x 10
2. Analisa Data
No
Data
DS :
Klien mengatakan
nyeri pada pinggang
tersa panas dan
dirasakan semakin
berat
Klien mengatakan
nyeri dirasakan ber (+)
jika klien terlalu
banyak aktivitas dan
kurang minum dan ber
(-) jika klien istirahat
DO :
Klien dengan CAD
Angina Pektoris Akut
Nyeri tidak menyebar
ke area dada
Masalah
Gangguan
rasa
nyaman
Metabolisme anaerob
nyeri
Thalamus
Cortex cerebri
Nyeri dipersepsikan
2
DS :
Klien mengatakan
pada malam hari sering
banyak minum
Klien mengatakan
ketika tidur sering
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan
istirahat
tidur
Poliuria
Simpatis terangsang
RAS teraktivasi
REM menurun
DS :
Klien mengatakan
ingin cepat pulang
karena tidak mau
membebani
keluarganya
Klien mengatakan
selama klien sakit klien
tidak bekerja lagi
Klien mengatakan
tidak dapat
Gangguan
konsep diri :
peran
menjalankan seutuhnya
peran sebagai kepala
keluarga
DO :
Klien menderita CAD
+ sudah 5 tahun
Klien sejak sakit tidak
bekerja lagi
Istrinya bekerja
sebagai perawat
Gangguan konsep diri : peran berhubungan dengan tidak dapat berperan seutuhnya
sebagai kepala keluarga
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
1. Kaji
2. Atur
3. Tena
diras
meng
4. Kaji
5. Beri
klien
sebe
6. Laku
7. Beri
dalam
8. Kaji
karak
9. Kola
Tupan:
Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi
1. Anju
Tupan :
1.
Kebutuhan peran klien terpenuhi
Tupan
2.
Setelah penjelasan selama 2 hari klien dapat
mengerti akan perubahan peran akibat penyakit
3.
yang dideritanay, dengan kriteria :
Klien tampk lebih tenang
Klien mengerti akan perubahan peran yang
4.
dialami selama klien sakit
2. Anju
Tupen :
Setelah diberikan penjelasan selama 2 hari,
poliuria klien berkurang dengan kriteria evaluasi :
Klien dapat membatasi minum pada malam hari 3.
Klien mengatakan tidak kencing terus pada malam
hari
Klien mengatakan tidurnya nyenyak
4.
Beri
juml
ruan
Laku
5. Cipt
Bant
Bri k
Ber
perh
Iden
sakit
5. Anju
meng
DP
Waktu
Tindakan Kepera
Marni
Marni
Marni
12 - 4 - 05
Marni
Marni
Marni
Marni
14 - 4 - 05
Marni
Marni
Marni
Marni
Marni
Marni
Marni
10.00
Marni
Hasil :
Plavix 1 tablet / oral
Tromboaspilet 1 tablet / oral
Cedocard / oral
ISDN / oral
Marni
Marni
Marni
Marni