Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
JURNAL ILMIAH
KONSERVASI SUMBERDAYA AIR
Diajukan untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Teknik
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2015
ABSTRAK
Pada siklus hidrologi, hujan yang jatuh ke tanah membentuk limpasan dan beberapa
diantaranya masuk ke dalam tanah (infiltrasi). Penelitian ini ditekankan pada infiltrasi
terhadap tanah menggunakan alat rainfall simulator yang bertujuan untuk mengetahui model
infiltrasi terbaik jika mengaplikasikan Model Kostiyacov dan Model Horton terhadap laju
infiltrasi pada alat simulator hujan.
Tanah yang akan diuji pada alat simulator hujan akan divariasikan 3 macam kepadatan
yaitu d1, d2, dan d3. Setiap 1 kepadatan memiliki 3 macam kemiringan yaitu 2%, 3%, dan 4%.
Setiap percobaan pada alat simulator hujan memiliki intensitas hujan sebesar 2lt/menit.
Dari hasil analisa, menunjukan laju infiltrasi sangat dipengaruhi oleh kepadatan dan
kemiringan. Kepadatan tanah dan kemiringan yang semakin tinggi membuat nilai laju infiltrasi
semakin kecil. Sebaliknya, kepadatan tanah dan kemiringan yang semakin rendah membuat
nilai laju infiltrasi semakin besar. Rata rata kesalahan relatif pada Model Horton 20,365%
lebih kecil dibandingkan pada Model Kostiyacov 29,498%, dan nilai korelasi pada Model
Horton 0,884 lebih besar dari Model Kostiyacov 0,594. Hasil ini menunjukan Model Horton
lebih baik dari Model Kostiyacov pada penelitian di alat rainfall simulator.
Kata Kunci: Laju Infiltrasi, Kepadatan, Kemiringan, Kesalahan Relatif, dan Nilai Korelasi
ABSTRACT
The hydrological cycle of rain that falls to the ground forming a runoff and some of which
gores into the ground named infiltration. This research is emphasized in the infiltration to
land using the rainfall simulator aims to find out the best model infiltration if apply Model
Kostiyacov and Model Horton of infiltration rate on the rainfall simulator.
The land that will be tested on the rainfall simulator to be varried 3 kinds of desinty that
is d1, d2, and d3. Every 1 density has 3 kinds of slope that is 2%, 3%, and 4%. Any experiments
on the rainfall simulator has an itensity of 2lt/minute.
From the Results of analysis, showed the infiltration rate is highly influenced By the
density Any slope. The density and slope the higher of making value the infiltration rate is
getting smaller. In contrast, the density and slope the lower of making value the infiltration
rate is getting bigger. The relative error on average Model Horton 20,365% smaller than on
Model Kostiyacov 29,498% and the value correlation Model Horton 0,884 bigger than Model
Kostiyacov 0,594. The results indicate the Model Horton is better than Model Kostiyacov on
the research rainfall simulator.
Keywords: Infiltration Rate, Density, Slope, Relative Error, and Value Correlation.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan berkembang sangat
pesat yang disebabkan meningkatnya
pertumbuhan penduduk yang tinggi,
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan
parawisata, menyebabkan lahan-lahan
yang tertutup oleh bangunan-bangunan
kedap air (beton, aspal, dan sejenisnya)
yang menyebabkan berkurangnya resapan
air hujan ke dalam tanah, dan bertambah
besarnya aliran permukaan (surface run
off).
Perubahan tata guna tanah di daerah
resapan akibat pembangunan untuk
pengembangan permukiman, industri dan
fasilitas perkotaan diperkirakan telah
mengganggu rantai siklus hidrologi.
Berdasarkan siklus hidrologi, Soemarto
(2008) menyatakan bahwa proses daur atau
siklus hidrologi adalah air laut menguap
karena adanya radiasi matahari, dan awan
yang terjadi oleh uap air, bergerak di atas
daratan didesak oleh angin. Desakan angin
dan tabrakan diantara butir-butir uap air
akan menjadi hujan. Hujan yang jatuh ke
tanah membentuk limpasan (runoff) yang
mengalir kembali ke laut. Beberapa
diantaranya masuk ke dalam tanah
(infiltrasi) dan bergerak terus ke bawah
(perkolasi) ke dalam daerah jenuh
(saturated zone) yang terdapat di bawah
permukaan air tanah atau permukaan
phreatik. Air dalam tanah ini bergerak
perlahan-lahan melewati akuifer masuk
sungai atau kadang-kadang langsung ke
laut.
=
= 1
Gambar 2. Diagram
Pengoperasian Alat
Alir
Skema
Ukuran Butiran
Tanah ()
Sand Silt
Clay
(%)
(%)
(%)
Lokasi
Tlogomas
18,0
46,8
35,2
Berat
Jenis
(Gs)
2,223
Gs
d1
d2
d3
2,223
kepadatan
(yd)
(gr/cm3)
kadar
air
(%)
0,83
19,00
0,96
22,53
1,09
28,75
kemiringan
(%)
2
3
4
2
3
4
2
3
4
Berikut
ini
contoh
analisis
perhitungan parameter - parameter
misalnya pada D1 sebagai berikut :
Berat jenis (Gs)
= 2,223 (diperoleh dari uji berat jenis
di laboratorium)
Kadar air (w)
= 19,00 % ( kadar air rata-rata )
5
kemiringan
(%)
d1
d1
d1
d2
d2
d2
d3
d3
d3
2
3
4
2
3
4
2
3
4
Kepadatan
( yd )
(gr/cm3 )
0,83
0,96
1,09
laju infiltrasi
konstan
(mm/mnt)
0,3692
0,2769
0,0923
0,2307
0,1846
0,0923
0,1846
0,1384
0,0923
Dari
perhitungan
keseluruhan
percobaan maka di dapat kurva sebagai
berikut :
(0,18460,1552)
0,1846
(0,18460,1847)
0,1846
Nilai Korelasi
Model
Model
Kostiyacov Horton
0,669
0,859
Nama
Percobaan
f D1 2%
f D1 3%
33,489%
23,969%
0,590
0,826
f D1 4%
35,448%
24,853%
0,549
0,902
f D2 2%
35,218%
30,255%
0,586
0,858
f D2 3%
39,987%
27,199%
0,560
0,877
f D2 4%
27,087%
19,341%
0,572
0,914
f D3 2%
18,740%
8,980%
0,619
0,882
f D3 3%
28,116%
5,857%
0,588
0,847
f D3 4%
29,002%
20,481%
0,612
0,988
29,498%
20,365%
0,594
0,884
Rata - Rata
100 %
= 15,920 %
KR f Horton (%)
(f pengukuranf horton)
=
100 %
f pengukuran
=
Kesalahan Relatif
Model
Model
Kostiyacov
Horton
18,399%
22,347%
No
100 %
= 0,050 %
Dari perhitungan kedua model diatas,
mendapatkan kurva perbandingan antara
model horton dan model kostiyacov
terhadap f pengukuran sebagai berikut :
5.2 Saran
Dalam pengukuran laju infiltrasi di
laboratorium,
sebaiknya
percobaan
dilakukan dengan memperbanyak variasi
kemiringan (%), kepadatan (d) dan bisa
ditambahkan intensitas hujan yang
bervariasi untuk memperkuat hasil yang
diinginkan. Untuk model infiltrasi bisa
ditambahkan untuk membandingkan
dengan model lainnya sehingga dapat
memperkuat
hasil
model
dengan
pengukuran di laboratorium. Pada
penelitian dibutuhkan ketelitian dalam
menghitung dan mengukur untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
10