Você está na página 1de 6

Tugas Penganti Pratikum Sidang HAP

Analisis Kasus Pembunuhan

Disusun Oleh :
NAMA

: EDWIN PRASETYO UTOMO

NIM

: (201410110311217)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH MALANG
TAHUN 2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Kronologi Kasus
Kejadian diawali dengan cekcok mulut saat dagangan mulai dipersiapkan. Ketika
itu, A Hiang sedang duduk di kedai kopi. Dari kejauhan A Hiang melihat Tjiang Ming
alias A Bak sedang memindahkan kayu untuk menggantung kantong plastik miliknya. A
Hiang mendatangi A Bak dan menanyakan tentang pemindahan gantungan kantong
plastik tersebut, A Bak mengungkapkan bahwa gantungan kantong plastik itu mengenai
gantungan plastik miliknya.
Cekcok mulut pun terjadi hingga A Bak mengeluarkan bahasa kotor dalam bahasa Cina.
Mendengar bahasa kotor tersebut, A Hiang naik darah dan mengambil parang yang
berada di dekatnya dan mendaratkan ke batang leher sebelah kiri A Bak hingga
mengeluarkan darah segar. A Bak berusaha melarikan diri dengan membalikkan
badannya.
Tapi tebasan kedua kalinya hinggap di kepalanya dan lalu tersungkur di lantai. Setelah
menebas leher A Bak dan meninggalkannya dalam kondisi bersimbah darah, A Hiang
mendatangi Polsek Tanjungpinang Timur yang berada di depan Pasar Bestari. A Hiang
mengatakan ke petugas jaga bahwa ia baru saja membunuh orang dengan parang yang
masih berada di tangannya.
B. Rumusan Masalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pembunuhan?
2. Bagaimana analisa dari kasus tersebut, beserta pasal-pasal yang terkait didalamnya?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembunuhan
Seperti

diketahui

bahwa

pembunuhan,

merupakan

suatu

kesengajaan

menghilangkan nyawa orang lain. Pembunuhan merupakan suatu perbuatan atau tindakan
yang tidak manusiawi dan atau suatu perbuatan yang tidak berperikemanusiaan, karena
pembunuhan merupakan suatu tindak pidana terhadap nyawa orang lain tanpa
mempunyai rasa kemanusiaan. Pembunuhan juga merupakan suatu perbuatan jahat yang
dapat mengganggu keseimbangan hidup, keamanan, ketentraman, dan ketertiban dalam
pergaulan hidup bermasyarakat. Oleh karena itu, pembunuhan merupakan suatu
perbuatan yang tercela, ataupun tidak patut.
Pengertian pembunuhan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, adalah perkara
membunuh ; perbuatan (hal dan sebagainya) membunuh.
B. Analisa Kasus
Berdasarkan kasus, pelaku termasuk melakukan tindak pidana pembunuhan
berencana (moord). Moord adalah salah satu jenis pembunuhan dimana memuat unsur
yang memberatkan (gequalificeerde doodslag) yaitu yang berupa unsur perencanaan
(voorbedachte raad). Maka, pelaku dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan
berencana.
Pasal 340 KUHP : Barangsiapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas
nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana
mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh
tahun
Unsur-unsur yang terdapat dalam pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana
tersebut adalah :
1. Unsur Subjektif:
a. Dengan sengaja
b. Dan dengan rencana terlebih dahulu
2. Unsur Objektif
a. Perbuatan Menghilangkan nyawa
b. Objeknya ; nyawa orang lain
Pembunuhan berencana terdiri dari Pembunuhan dalam arti pasal 338 KUHP ditambah
dengan adanya unsur dengan rencana terlebih dahulu (mengandung 3 syarat/unsur yaitu:
a. Memutuskan kehendak dalam suiasana tenang
b. Ada tersedia waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak sampai dengan pelaksanaan;
c. Pelaksanaan kehendak (perbuatan) dalam suasana tenang

1. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) KUHP : (Asas Legalitas)


Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam
perundang-undangan yang telah ada, sebelum perbuatan dilakukan
Berdasarkan pasal tersebut, Tidak ada suatu tindak pidana yang dapat dipidana tanpa ada
peraturan tertulis yang mengaturnya terlebih dahulu. Dalam pasal 1 ayat (1) tersebut
mengandung asas-asas hukum pidana. A Hiang diancam dengan hukuman 14 tahun
penjara atas perbuatannya terhadap A Bak.
Antara unsur subjektif sengaja dengan wujud perbuatan menghilangkan nyawa terdapat
syarat yang harus juga dibuktikan adalah pelaksanaan perbuatan menghilangkan nyawa
orang lain harus tidak lama setelah timbulnya kehendak (niat) untuk menghilangkan
nyawa orang lain itu. Oleh karena apabila terdapat tenggang waktu yang cukup lama
sejak timbulnya atau terbentuknya kehendak untuk membunuh dengan pelaksanaannya,
dimana dalam tenggang waktu yang cukup lama itu petindak dapat memikirkan tentang
berbagai hal, misalnya memikirkan apakah kehendaknya itu akan diwujudkan dalam
pelaksanaan ataukah tidak, dengan cara apa kehendak itu akan diwujudkan. Maka
pembunuhan itu masuk kedalam pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP), dan bukan
lagi pembunuham biasa.
Unsur dengan sengaja (dolus/opzet) merupakan suatu yang dikehendaki dan diketahui.
Dalam doktrin, berdasarkan tingkat kesengajaan terdiri dari 3 bentuk, yakni:
1. Kesengajaan sebagai maksud (opzet als oogmerk)
2. Kesengajaan sebagai kepastian (opzet bij zakerheids bewustzijn)
3. Kesengajaan sebagai kemungkinan (opzet bij mogelijkheids bewustzijn atau dolus
eventualis).
Berdasarkan pandangan bahwa unsur opzettelijk bila dicantumkan dalam rumusan tindak
pidana, maka pengertian opzettelijk itu harus diartikan termasuk kedalam 3 bentuk
kesengajaan tersebut. Pandangan ini sesuai dengan praktik hukum yang dianut selama
ini. Rumusan Pasal 338 KUHP dengan menyebutkan unsur tingkah laku sebagai
menghilangkan nyawa orang lain, menunjukkan bahwa kejahatan pembunuhan adalah
suatu tindak pidana materil. Tindak pidana materil adalah suatu tindak pidana yang
melarang menimbulkan akibat tertentu (akibat yang dilarang).

BAB III
KESIMPULAN
Dalam kasus di atas orang tersebut maka pelaku dijerat dengan pasal 340 KUHP
tentang pembunuhan berencana:
Pasal 340 KUHP : Barangsiapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas
nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana
mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua
puluh tahun
Unsur-unsur yang terdapat dalam pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana
tersebut adalah :
1. Unsur Subjektif:
a. Dengan sengaja :
Unsur sengaja ini bisa diliat dari sisi sipelaku (A Hiang) yang bahwasanya
melakukan pembunuhan pada saat ,A Hiang naik darah dan mengambil parang
yang berada di dekatnya dan mendaratkan ke batang leher sebelah kiri A Bak
hingga mengeluarkan darah segar. A Bak berusaha melarikan diri dengan
membalikkan badannya.
b. Dan dengan rencana terlebih dahulu
Unsur dengan rencana terlebih dahulu dapat dilihat pada saat si pelaku(A Hiang)
Melakukan tebasan kedua kalinya hinggap di kepalanya dan lalu tersungkur di
lantai. Setelah menebas leher A Bak dan meninggalkannya dalam kondisi
bersimbah darah
2. Unsur Objektif
a. Perbuatan Menghilangkan nyawa
Unsur ini dapat dilihat dari :
a.Unsur ini disyaratkan adanya orang mati. Dimana yang mati adalah orang
lain dan bukan dirinya sendiri si pembuat tersebut.
Pengertian orang lain adalah semua orang yang tidak termasuk

b.

dirinya sendiri si pelaku.


c.Dalam rumusan tindak pidana Pasal 338 KUHP tidak ditentukan
bagaimana cara

tetapi Undang-Undang hanya menggariskan

bahwa akibat dari perbuatannya itu yakni menghilangkan jiwa orang lain
atau matinya orang lain.
d.
Kematian tersebut tidak perlu terjadi seketika itu atau sesegera itu,
tetapi mungkin kematian dapat timbul kemudian.
e.Untuk memenuhi unsur hilangnya jiwa atau matinya orang lain tersebut
harus sesuatu perbuatan, walaupun perbuatan itu kecil yang dapat
mengakibatkan hilangnya atau matinya orang lain.

b. Objeknya ; nyawa orang lain


Adapun kasus yang disebutkan diatas terdapat syarat-syarat yang merupakan
perbuatan menghilangkan nyawa orang lain yang harus dipenuhi yaitu:
1.

Adanya wujud perbuatan

2.

Adanya suatu kematian (orang lain)

3.

Adanya hubungan sebab dan akibat (causal verband) antara perbuatan dan
akiat kematian (orang lain)
Pembunuhan berencana terdiri dari Pembunuhan dalam arti pasal 338 KUHP
ditambah dengan adanya unsur dengan rencana terlebih dahulu (mengandung
3 syarat/unsur yaitu:
a.

Memutuskan kehendak dalam suiasana tenang

b.

Ada tersedia waktu yang cukup sejak timbulnya kehendak.

c.

Pelaksanaan kehendak (perbuatan) dalam suasana tenang

Maka orang tersebut dapat dikenai pasal 340 KUHP , tentang pembunuhan
berencana, karena apabila terdapat tenggang waktu yang cukup lama sejak
timbulnya atau terbentuknya kehendak untuk membunuh dengan pelaksanaannya,
dimana dalam tenggang waktu yang cukup lama itu petindak dapat memikirkan
tentang berbagai hal, misalnya memikirkan apakah kehendaknya itu akan
diwujudkan dalam pelaksanaan ataukah tidak, dengan cara apa kehendak itu akan
diwujudkan. Maka pembunuhan itu masuk kedalam pembunuhan berencana
(Pasal 340 KUHP), dan bukan lagi pembunuham biasa.

Você também pode gostar