Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANALISIS MASALAH
1. Mengapa pasien mengeluhkan kurang pendengaran?
Penurunan pendengaran disebabkan karena adanya kelainan fungsi pada
sistem pendengaran. Secara fisiologis, Getaran suara ditangkap oleh daun telinga
yang diteruskan ke liang telinga dan mengenai membran timpani sehingga
membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang tulang pendengaran
yang berhubungan satu sama lain. Selanjutnya stapes menggerakkan foramen
ovale yang juga menggerakkan perilimfe dalam skala vestibuli. Getaran
diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfe dan membran
basalis ke arah bawah dan perilimfe dalam skala timpani akan bergerak sehingga
foramen rotundum terdorong ke arah luar. Pada waktu istirahat, ujung sel rambut
Corti berkelok, dan dengan terdorongnya membran basal, ujung sel rambut itu
menjadi lurus. Rangsangan fisik ini berubah menjadi rangsangan listrik akibat
adanya perbedaan ion Natrium dan Kalium yang diteruskan ke cabang-cabang N.
VIII, kemudian meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran di otak
melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis.
Pada keadaan patologis, suara bising dapat merusak sel rambut karena getaran
yang secara terus menerus terjadi dan mempengaruhi kekakuan silia rambut.
Kerusakan sel rambut luar mengurangi sensitifitas dari bagian koklea yang rusak.
Kerusakan ini berhubungan dengan tip links pada sel rambut yang pada akhirnya
tidak dapat menghantarkan impuls listrik dengan baik dan menurunkan
kemampuan pendengaran. Pada stimulasi yang lebih tinggi, dapat terjadi fraktur
daerah basal membran yang menyebabkan kematian sel dan pada akhirnya
mengakibatkan hilangnya sensitifitas saraf akibat bising (Rambe, 2003).
Selain itu terdapat bebrbagai macam faktor penyebab penyakit akibat kerja.
Faktor-faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja (PAK) tergantung pada bahan yang
digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja. Pada
umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:
a)
(db)
85 db
87.5 db
8 jam
6 jam
90 db
4 jam
92.5 db
3 jam
95 db
2 jam
100 db
1 jam
105 db
1/2 jam
110 db
1/4 jam
(Hiperkes medis).
b) Perlindungan tenaga kerja atas pengaruh buruk pekerjaan dan atau
lingkungan
kerja
(Hiperkes
ergonomis).
3. Bagaimanakah definisi, tugas, pelayanan, ruang lingkup, tujuan dan komponen
Kesehatan Kerja?
Definisi
Kesehatan
kerja
didefinisikan
sebagai
spesialisasi
dalam
ilmu
preventif
dan
kuratif
terhadap
penyakit-penyakit/gangguan-
Tujuan
a) Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan kesehatan kerja dasar secara optimal di Klinik
Perusahaan terhadap masyarakat pekerja sehingga mampu meningkatkan
produktivitas kerja.
b) Tujuan Khusus
1) Terlaksanya pelayanan kesehatan baik Promotif, Preventif, kuratif, dan
rehabilitatif dan rujukan di klinik perusahaan.
2) Terlaksanya pencatatan dan pelaporan khususnya tentang penyakit akibat kerja,
penyakit akibat hubungan kerja, dan kecelakaan akibat kerja di klinik
perusahaan.
3) Tersedianya tenaga, sarana dan prasarana di klinik perusahaan sesuai dengan
standar.
Komponen
Keganasan
Adanya presentase yang signifikan menunjukan kasus Kanker yang
parut
(silikosis,
antrakosilikosis,
asbestosis)
dan
Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan
tertentu, maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting
untuk diteliti lebih lanjut dan membandingkannya dengan kepustakaan yang
ada untuk dapat menentukan diagnosis penyakit akibat kerja.
e) Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi.
Apakah ada keterangan dari riwayat penyakit maupun riwayat
pekerjaannya, yang dapat mengubah keadaan pajanannya, misalnya
penggunaan APD, riwayat adanya pajanan serupa sebelumnya sehingga
risikonya meningkat. Apakah pasien mempunyai riwayat kesehatan
(riwayat keluarga) yang mengakibatkan penderita lebih rentan/lebih sensitif
terhadap pajanan yang dialami.
f) Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit
Apakah ada faktor lain yang dapat merupakan penyebab penyakit?
Apakah penderita mengalami pajanan lain yang diketahui dapat menjadi
penyebab penyakit. Meskipun demikian, adanya penyebab lain tidak selalu
dapat digunakan untuk menyingkirkan penyebab di tempat kerja.
g) Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya
Sesudah menerapkan ke enam langkah di atas perlu dibuat suatu
keputusan berdasarkan informasi yang telah didapat yang memiliki dasar
ilmiah. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak selalu pekerjaan
merupakan penyebab langsung suatu penyakit, kadang-kadang pekerjaan
hanya memperberat suatu kondisi yang telah ada sebelumnya. Hal ini perlu
dibedakan pada waktu menegakkan diagnosis. Suatu pekerjaan/pajanan
dinyatakan sebagai penyebab suatu penyakit apabila tanpa melakukan
pekerjaan atau tanpa adanya pajanan tertentu, pasien tidak akan menderita
penyakit tersebut pada saat ini.