Você está na página 1de 11

Kontraktor Pelaksana

Kontraktor Pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk


untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam
definisi lain menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima dan
telah diberi surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian
pemborongan kerja dengan pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan proyek.
Pada Proyek tempat penulis kerja praktek ini, pemilik proyek (owner)
memberikan kepercayaan secara langsung kepada kontraktor pelaksana untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi. Peraturan dan persetujuan tentang hak dan
kewajiban masing-masing pihak diatur dalam dokumen kontrak.
Kontraktor bertanggung jawab secara langsung pada pemilik proyek
(owner) dan dalam melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh tim pengawas dari
owner serta dapat berkonsultasi secara langsung dengan tim pengawas terhadap
masalah yang terjadi dalam pelaksanaan. Perubahan desain harus segera
dikonsultasikan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
Kontraktor sebagai pelaksana proyek tentunya mempunyai tugas dan
tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya, antara lain adalah sebagai berikut.
1.

Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi


yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak perjanjian pemborongan.

2.

Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan harian,


mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat antara lain:

3.

Pelaksanaan pekerjaan.
Prestasi kerja yang dicapai.
Jumlah tenaga kerja yang digunakan.
Jumlah bahan yang masuk.
Keadaan cuaca dan lain-lain.

Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat
pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang telah
ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan keamanan
pekerjaan.

4.

Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode pelaksanaan


pekerjaan di lapangan.

5.

Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadual (time schedule) yang telah


disepakati.

6.

Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaan terhadap kehilangan dan


kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan.

7.

Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap kerusakan jalan


yang diakibatkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan material
ke tempat pekerjaan.

8.

Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek sehubungan


dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan memberikan
alasan yang logis dan sesuai dengan kenyataan di lapangan yang memerlukan
tambahan waktu.

9.

Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu


pelaksanaan pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan
pertama pada kecelakaan.
Pengorganisasian merupakan suatu tindakan yang harus dilaksanakan oleh
setiap perusahaan dan merupakan salah satu fungsi manajemen dalam pembagian
tugas, wewenang dan tanggung jawab serta penentuan hubungan antara satuan
organisasi. Pengorganisasian ini bertujuan agar tugas dapat dilaksanakan dengan
lancar, tertib dan dapat terwujud hubungan antara pimpinan dengan karyawan
secara harmonis.
Dengan kata lain struktur organisasi dapat tergambar secara jelas tugas,
wewenang dan tanggung jawab serta hubungan bagian-bagian dalam perusahaan.
Struktur organisasi diperlukan untuk tercapainya suatu tujuan perusahaan dan
tercapainya suatu sistem pengendalian yang efektif dengan memberdayakan
semua unsur sumber daya yang dimiliki proyek (5 M) yaitu Man, Material,
Machine, Methods, Money dalam satu gerak dan arah untuk mewujudkan tujuan
proyek.

Tugas dan wewenang dalam struktur organisasi pada perusahaan


kontraktor:
1. Direktur

Sebagai pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab atas kelancaran dan


pelaksanaan kegiatan perusahaan, mengkoordinir serta membimbing
kegiatan perusahaan sehari-hari.

Mempertanggungjawabkan semua kewajiban yang menyangkut rugi laba


perusahaan, produksi, keuangan dan pemasaran.

2. Finance Direktur
Menangani semua masalah yang menyangkut segi dana, dengan cara
merencanakan, mengatur dan mengawasi penerimaan dan pengeluaran
dana sehubungan dengan transaksi-transaksi yang terjadi.
Menyediakan informasi kepada bagian-bagian yang lain mengenai
kedudukan keuangan perusahaan.
Mengevaluasi laporan tahunan.
3. General Manager
General Manager diangkat oleh Direktur untuk memimpin langsung
proyek induk dan tetap stand by di site office. General Manager juga berfungsi
sebagai wakil dari pihak pemilik untuk memimpin dan mengawasi pelaksanaan
proyek.
4. Manager
Tugas seorang manager adalah bagaimana mengintegrasikan berbagai
macam variabel (karakteristik, budaya, pendidikan dan lain sebagainya) kedalam
suatu tujuan organisasi yang sama dengan cara melakukan mekanisme
penyesuaian sebagai berikut:

Pengarahan

(direction)

yang

mencakup

pembuatan

keputusan,

kebijaksanaan, supervisi, dan lain-lain.


Rancangan organisasi dan pekerjaan.
Seleksi, pelatihan, penilaian, dan pengembangan.
Sistem komunikasi dan pengendalian.
5. Marketing

Menyusun program dan strategi pemasaran, baik jangka pendek maupun


jangka panjang sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh
perusahaan.

Menawarkan produk perumahan melalui media elektronik, media cetak,


maupun presentasi ke instansi-instansi baik pemerintah maupun swasta
serta pameran.

6. Surveyor
Bertugas untuk melakukan pengukuran dan pemetaan tanah pada kawasan
yang akan dikembangkan, sehingga dihasilkan berbagai data yang diperlukan
dalam proses perencanaan baik berupa peta kontur tanah maupun bentuk kawasan
yang akan dikembangkan.
7. Arsitek
Bertugas untuk melakukan perancangan pengembangan kawasan sesuai
dengan spesifikasi dan batasan-batasan yang telah ditentukan diatas tanah yang
dikembangkan dengan menggunakan data-data yang dihasilkan dan telah diolah
oleh surveyor. Arsitek juga mempunyai tugas untuk membuat perancangan design
rumah sesuai konsep yang diinginkan oleh Developer.
8. Drafter
Bertugas untuk membantu arsitek merealisasikan hasil rancangan pengembangan
kawasan sehingga dapat berfungsi sesuai keinginan semua pihak.

9. Pelaksana
Pelaksana mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
- Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan yang menjadi kewajibannya.
- Mempelajari gambar dan spesifikasi proyek.
- Melakukan persiapan lapangan, termasuk pengukuran.
- Membuat laporan realisasi quantity pekerjaan yang telah dilaksanakan.
- Memberikan perintah kepada pembantu pelaksana / mandor.
- Dapat membuat opname borongan.
- Membuat rekapitulasi kebutuhan material di proyek.
Pelaksana juga berkewajiban memberikan usulan kepada pemilik apabila
menjumpai beberapa kesulitan dalam pelaksanaan.
10. Logistic
Uraian tugas seorang staf logistik proyek adalah :
- Mempelajari spesifikasi material dan jadual penggunaan material.
- Membuat jadual pengadaan material, berdasarkan jadual penggunaannya.
- Melakukan pengadaan material sesuai jadual.
11. Staf Gudang
Tugas staf gudang adalah :

Menyimpan barang yang telah dibeli dan mengaturnya dengan baik agar
barang dapat keluar secara teratur

Membuat laporan mengenai stock barang

Mengeluarkan barang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan proyek

Memberi informasi sedini mungkin atas produk yang sudah mencapai


persediaan yang minimum.

12. Pengawas

Mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

Mengawasi laju pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dari segi kualitas


bahan bangunan serta pelaksanaaannya.

Mengawasi ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan konstruksi


fisik.

Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan kepada Owner/pemilik proyek.

Memberikan persetujuan mengenai laporan harian, bulanan serta laporan


pekerjaan tambahan maupun pekerjaan kurang dan penyelesaian keuangan
yang diakibatkannya.

13. Administrasi
Tugasnya meliputi admin, logistic, dan lainnya yang mendukung
pelaksanaan administasi berjalan lancar.
Tugas detailnya yaitu :

Menjaga dan mengupdate informasi administasi mulai dari office supply,


stationaries.

Mempersiapkan

arrangement

meeting

detail,

absensi

staff,

melakukan hal-hal seperti surat menyurat dengan staf lainya.


14.Keuangan
Tugas bagian keuangan adalah :

Bertanggung jawab atas penerimaan dan pembayaran yang terjadi.

Melakukan dan membuat laporan perhitungan pajak.


HUBUNGAN KERJA ANTAR UNSUR PENGELOLA PROYEK

serta

Hubungan kerja/koordinasi dalam pengelolaan proyek sangatlah diperlukan


adanya suatu ketegasan didalam pembagian kerja sesuai dengan fungsi dan tugas
masing-masing, dimana satu sama lainnya harus dapat bekerjasama dengan baik.
Agar pelaksanaan pekerjaan dapat teratur dan berjalan lancar, maka dalam
pelaksanaan dilapangan dibuat uraian pekerjaan (job description) sehingga
masing-masing unsur dapat mengetahui tugasnya dengan jelas dan tidak ada tugas
yang tumpang tindih antar pihak yang terkait.
1. Owner dengan Kontraktor
Terdapat ikatan kontrak antara keduanya. Kontraktor berkewajiban
melaksanakan pekerjaan proyek dengan baik dan hasil yang memuaskan serta
harus mampu dipertanggung jawabkan kepada owner. Sebaliknya owner
membayar semua biaya pelaksanaan sesuai dengan yang tertera didalam dokumen
kontrak kepada Kontraktor agar proyek berjalan lancar sesuai dengan ketentuan
yang telah menjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak. Biasanya koordinasi
ini dilakukan secara rutin seminggu sekali, terutama jika terdapat perubahan
rencana baik bermula dari owner maupun sebaliknya.
2. Kontraktor dengan Konsultan Perencana
Kontraktor wajib melaksanakan pembangunan proyek tersebut dengan
mengacupada desain rencana yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Jika terjadi
hal-hal yang akan merubah perencanaan, maka dikonsultasikan kepada Konsultan
Perencana.
MANAJEMEN PELAKSANAAN DI LAPANGAN
Urutan pelaksanaan di lapangan sangat dibutuhkan, karena dengan adanya
manajemen yang baik akan mendukung kelancaran proyek sehingga proyek dapat
diselesaikan dengan baik. Adapun langkah-langkah yang diambil sebelum dan
pada saat dilaksanakan hingga pembayaran termin dilaksanakan:
1. Perijinan
Merupakan pengajuan / permintaan ijin untuk melaksanakan suatu
pekerjaan yang sudah siap untuk dikerjakan baik kesiapan alat, bahan maupun

tenaga kerja. Jika kesiapan telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, maka
Owner baru bisa menyetujui pekerjaan tersebut untuk dapat dilaksanakan.
2. Pelaksanaan
Menuntut pemahaman terhadap pekerjaan yang akan maupun yang sedang
dilaksanakan agar dapat menghindari kesalahan pengerjaan. Untuk itu pelaksana
diharapkan dapat memahami gambar-gambar konstruksi perencanaan dengan baik
dan menggunakan metode yang tepat dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Pengawasan
Di dalam pelaksanaan pekerjaan, pengawasan yang cermat wajib
dilaksanakan guna menjamin keberhasilan suatu proyek. Dengan pengawasan
yang baik dapat dihindari kesalahan-kesalahn yang merugikan. Pengawasan dalam
hal ini dilakukan oleh konsultan pengawas sebagai pengawas dan pengendali
proyek.
4. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian proyek dilakukan dengan pengawasan dan pemantauan
lansung selama masa pelaksanaan proyekmelalui rapat koordinasi dengan tujuan
untuk mengoptimalkan kerja seluruh unsur yang terlibat didalam proyek.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara yaitu :
a.

Time Scheduling

Time scheduling merupakan uraian pekerjaan dari awal hingga akhir


pekerjaan secara global. Time scheduling ini disusun berdasarkanurutan langkahlangkah kerja dengan net work planning. Masing-masing pekerjaan ini diatur
dengan sedemikian rupa dengan memperhatikan urutan pekerjaan, pengaturan
waktu, tenaga, peralatan dan material agar dapat tercapai suatu pekerjaan yang
baik dan lancar. Dari time schedule ini diberi bobot masing-masing, sehingga
dapat diperoleh kurva S.
b. Pelaporan
Pelaporan adalah kegiatan yang telah dilaksanakanyang meliputi jenis
pekerjaan yang dilakukan, kuantitas atau volume pekerjaan, serta hal-hal yang
bersifat non teknis seperti halnya keadaan cuaca pada saat pelaksanaan pekerjaan.

Pelaporan pada Proyek Pembangunan Hotel Holiday Inn Exspress


Semarang ini dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu, meliputi :
1.

Laporan Harian ( Daily Report )


Laporan harian ini dibuat setiap hari secara tertulis dengan ditandatangani

oleh pihak kontraktor utama dan pihak dari konsultan pengawas. Laporan harian
berisikan antara lain :

Waktu dan jam kerja


Pekerjaan yang telah dilaksanakan pada hari yang bersangkutan
Keadaan cuaca
Bahan yang masuk kelapangan
Peralatan yang tersedia dilapangan
Jumlah tenaga kerja
Hal-hal yang terjadi dilapangan
Dengan adanya laporan harian ini, maka kegiatan proyek yang ada

dilapangan dapat dipantau dengan baik setiap harinya.


2.

Laporan Mingguan ( Weekly Report )


Laporan mingguan ini bertujuan agar memperoleh gambaran kemajuan

pekerjaan yang telah dicapai dalam satu minggu, yang disusun dalam laporan
harian selama satu minggu tersebut. Pada laporan ini pihak kontraktor diwajibkan
melakukan

pemotretan

yang

menggambarkan

tiap

tahap

kemajuan

pekerjaan.Laporan mingguan berisikan tentang :


Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan
Volume dan prosentase pekerjaan dalam satu minggu
Catatan lain yang diperlukan, seperti halnya instruksi dan teguran/evaluasi
dri konsultan pengawas dan catatan mengenai tambah kurangnya pekerjaan
Prosentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu yang
bersangkutan dapat diketahui dengan memperhitungkan semua laporan mingguan
yang telah dibuat, ditambah bobot prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan pada
minggu itu. Dari prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada minggu ini
kemudian dibandingkan dengan prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada
minggu yang bersangkutan, maka akan diketahui prosentase keterlambatan atau
kemajuan yang diperoleh. Laporan mingguan ini merupakan realisasi dan time
schedule yang berupa kurva S.

3.

Laporan Bulanan ( Monthly Report )


Laporan bulanan ini pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan yaitu

memberikan gambaran untuk kemajuan pelaksanaan proyek selama satu bulan itu.
Baik dari segi teknis, dana maupun manajerial. Untuk tujuan itu dibuatlah
rekapitulasi laporan harian maupun laporan mingguan dengan dilengkapi datadata foto selama pelaksanaan pekerjaan sebulan itu. Laporan bulanan dibuat oleh
kontraktor utama dan diberikan kepada konsultan pengawas dan pemilik proyek.
c. Gambar Kerja
Rencana gambar kerja yang telah dibuat masih perlu dijelaskan dengan
gambar dan detail agar memudahkan pelaksanaannya dan menghindari kesalahan
serta memperlancar jalannya pelaksanaan pekerjaan.
Selain untuk memperjelas, gambar kerja terkadang juga dalam pelaksanaan
apabila terjadi perubahan dari rencana semula, maka perlu perubahan gambar
yang lebih lengkap dari kesalahan semula dan gambar tersebut disetujui oleh
perencana dan pengawas.
d. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi idealnya diadakan tiap minggu sekali. Pada rapat ini
dihadiri oleh berbagai perwakilan dari kontraktor pelaksana, konsultan perencana,
konsultan pengawas dan pemilik proyek. Hal - hal yang dibahas dalam rapat
koordinasi :
Hal - hal yang berhubungan dengan pelaksanaan serta terdapat masalah
teknis yang timbul tak terduga dilokasi proyek
Alternatif - alternatif pekerjaan dan solusi dari masalah-masalah yang
muncul.baik dari segi teknis, administrasi maupun dana.
Prestasi fisik yang telah dicapai berdasarkan laporan yang dibuat.
Koordinasi masing - masing pihak yang terlibat lansung dalam pelaksanaan.
Sebagai laporan Konsultan Pengawas untuk melakukan Controlling.

NAMA
NIM
MATKUL
SUMBER

: SIGID TRI HANDOKO


: K1513068
: MENEJEMEN KONSTRUKSI
: gOOgLE

Você também pode gostar