Você está na página 1de 7

ARSITEKTUR TROPIS

ATRIUM

Dosen : Yunita Ardianti Sabtalistia, ST

Nama : Gladys Galuh Chartika

04.2013.1.02644

Bunga Imazizah Endrasari

04.2013.1.02649

Mutiara Martha

04.2013.1.02703

Wanadyayu A.

04.2013.1.02718

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2014-2015

STRATEGI DAYLIGHTING PADA BANGUNAN MULTI-LANTAI


DIATAS DAN DIBAWAH PERMUKAAN TANAH
I.

PENDAHULUAN
Jika berdiskusi atau mencoba mengaplikasikan berbagai teknik/teori untuk usaha penghematan

energi1 pada bangunan rendah maupun tinggi, jenis dan fungsi bangunan tersebut, maka faktor
penerangan pada bangunan sangat berperanan penting dalam strategi hemat energi. Faktor
penerangan sangat mempengaruhi kinergi kerja penghuni dan penghematan energi bagi bangunan
komersial seperti : perkantoran, apartemen, institusional, auditorium. Penerangan pada bangunan
lazimnya dilakukan dengan penerangan buatan (penerangan aktif) dengan mengandalkan berbagai jenis
lampu dari sumber listrik, sedangan penerangan alami (penerangan pasip )daylighting dengan
mengandalkan berbagai strategi dan teknik pemantulan sinar/cahaya dari matahari kedalam bangunan
untuk memperkuat atau mereduksi pemakaian energi penerangan buatan.
Sebuah lembaga Lawrence Berkeley Laboratory di Amerika meneliti besaran (%)pemakaian
energi tahunan dari sebuah bangunan perkantoran yang berlantai sepuluh di Singapura. Didapatkan
bahwa, untuk sistim penerangan sebesar 38%, untuk sistim pendinginan bangunan sebesar 36%, sistim
pendukung tata udara sebesar 17.4%, serta sistim pendukung servis bangunan sebesar 8.6%2. Ternyata
pemakaian energi listrik terbanyak. Pandangan dari sudut hemat energi listrik : penerangan buatan atau
listrik pada bangunan komersial (perkantoran) akan jauh lebih besar mengkonsumsi energi listrik dari
pada bangunan perumahan. Maka perencanaan tata cahaya baik strategi electric lighting maupun
daylighting harus sudah menjadi poin dari arsitektur programming pada tahap awal konsep
perancangan.

Strategi Daylighting Pada Bangunan Multi-Lantai Diatas Dan Dibawah Permukaan


Tanah
Page 2

II.

KAJIAN TEORI
a. Daylighting
Pencahayaan alami adalah pemanfaatan cahaya yang berasal dari benda penerang alam seperti
matahari, bulan, dan bintang sebagai penerang ruang. Karena berasal dari alam, cahaya alami
bersifat tidak menentu, tergantung pada iklim, musim, dan cuaca. Diantara seluruh sumber
cahaya alami, matahari memiliki kuat sinar yang paling besar sehingga keberadaanya sangat
bermanfaat dalam penerangan dalam ruang. Cahaya matahari yang digunakan untuk penerangan
interior disebut dengan daylight.( Dora dan Nilasari, Surabaya, 2011)
Daylight memiliki fungsi yang sangat penting dalam karya arsitektur dan interior. Distribusi
cahaya alami yang baik dalam ruang berkaitan langsung dengan konfigurasi arsitektural bangunan,
orientasi bangunan, kedalaman, dan volume ruang. Oleh sebab itu daylight harus disebarkan
merata dalam ruangan. Menurut Sir John Soane, daylight dapat memberikan suasana ruang dalam
yang lebih hangat. Sir John berhasil membuktikan bahwa daylight apabila dikelola dengan baik
akan menimbulkan dampak suasana yang menyenangkan (Honggowidjaja, 2003: 13) The massing
of a building determines the quality of light distribution(Olgyay, Architectural Lighting, University
of hawaii, 2002.) Massa bangunan yang menentukan kualitas distribusi cahaya yang masuk ke
dalam Bangunan.
b. Teori Tentang Pencahayaan Alami Menurut Lechner, Norbert. (2001)
Penyediaan sumber cahaya alami ke dalam area menjadi tantangan tersendiri karena
banyaknya variasi untuk menyediakan cahaya alami. Pada kebanyakan iklim dan tipe bangunan,
pencahayaan alami dapat menghemat energi. Contohnya, gedung perkantoran khas di selatan
California dapat menekan pemakaian lisrtik buatan sampai 20 persen dengan menggunakan
cahaya alami.(Sumber buku : Lechner, Norbert. (2001), Heating, Cooling, Lighting, Design
Methods for Architects)
c. Menurut Satwiko (2004)
Cahaya alami merupakan cahaya yang didapatkan dari sinar matahari secara langsung dari
awal matahari terbit hingga terbenam (Satwiko :2004). Pencahayaan adalah proses lengkap dalam
mendesain bangunan untuk memanfaatkan cahaya alami secara maksimal. Hal itu meliputi
aktifitas berikut (Karlen, 2007 : 31) :
Menempati bangunan, yaitu mengorientasikan bangunan untuk memperoleh cahaya matahari
secara optimal
Pembentukan massa bangunan, menampilkan permukaan bangunan yang secara optimum
menghadap ke arah matahari.

Strategi Daylighting Pada Bangunan Multi-Lantai Diatas Dan Dibawah Permukaan


Tanah
Page 3

Memilih bukaan bangunan yang memungkinkan jumlah cahaya yang cukup masuk ke dalam
bangunan, dengan memperhitungkan siklus matahari, musim, dan cuaca.
Menambahkan peralatan pelindung yang tepat dan dapat diatur, seperti kerai atau tirai, untuk
memungkinkan penghuni bangunan untuk mengontrol cahaya matahari yang masuk ke dalam
bangunan.

Strategi Daylighting Pada Bangunan Multi-Lantai Diatas Dan Dibawah Permukaan


Tanah
Page 4

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Ini adalah konsumsi energi listrik % per tahun. Dari
sudut pandangan hemat energi dari faktor kuat
cahaya (lumen per watt) antara berbagai sumber
cahaya

dengan

cahaya

matahari,

maka

kuat

penerangan dari daylight jauh lebih kuat dari pada


sebuah lampu listrik neon (fluorescent) sebesar 40
watt. (lihat Chart 2)
Cahaya matahari langsung sekitar 10.000 footcandle,
atau akan berkisar antara 90 lumen sampai 150
lumen per watt. Kaidah Perancangan Kasar (Rule of
Thumb) adalah 100 lumen per watt. Dengan rule of
thumb ini, maka daylighting dapat diaplikasikan
dengan tujuan untuk desain dan hemat energi energy
ini adalah Light Shelf (bidang datar sebagai
conscious and design conscious.
pemantulcahaya/sinar matahari); dapat dilakukan
secara eksterior maupun interior, atau menerus (lihat
gambar 1).

Reflektor (cermin pemantul/pengumpul/penyebar cahaya/sinar matahari); dapat


dilakukan pada sisi-sisi bidang facade bangunan vertikal sidelighting atau
pada bidang ataptop lighting (lihat gambar 3).

Reflektor

Sunscoop5

yang

dipasang di eksternal
bangunan

maupun

internal di atas atrium


Strategi Daylighting Pada Bangunan Multi-Lantai Diatas Dan Dibawah Permukaan
untuk
memantulkan
Tanah
Page 5
sinar
matahari
kebawah atrium

Strategi
Daylighting
Teknologi
(Technology
Daylighting
Strategies).

Sebagai pemantul sinar matahari langsung


maupun pemantulan pemandangan sekitar
bangunan keruang perkantoran atau ruang
laboratorium bawah tanah (lihat gambar 12
dan lampiran 4).

Strategi Daylighting Pada Bangunan Multi-Lantai Diatas Dan Dibawah Permukaan


Tanah
Page 6

IV.

KESIMPULAN
1. Aplikasi Daylighting sudah dikembangkan sampai taraf teknologi tinggi
hampir 10 tahun silam dengan tujuan menghemat energy baik pada
bangunan-bangunan yang menggunakan banyak energi listrik maupun
dalam skala hemat energi Nasional.
2. Daylight level pada lokasi Stature Square dapat mencapai 120.000 lux
dan pada Quen Road kira-kira 100.000 lux. Tersedianya sinar matahari
antara 9 AM sampai 5 PM pada tahun 1981 yang dapat memerangi
Atrium sebanyak 966 jam per tahun. Sedangkan jika di hitung secara
kasar jumlah sinar matahari di Surabaya (2 musim; sedangkan HongKong
4 musim) yang dapat dimanfaatkan antara 8 AM sampai 4 PM selama 6
bulan ( Mei s/d Oktober ) pada musim kemarau, maka akan didapat kirakira ( 6 x 26 hari kerja x 8 jam = 1248 jam/tahun). Jumlah jam Sun-light
ini

tidak

dimanfaatkan

secara

optimal

oleh

kitadesigner

di

Surabaya-Indonesia untuk mengaplikasikan berbagai macam strategi


daylighting pada bangunan komercial maupun institusi lainnya. Ironisnya,
sampai sekarang, kita masih sulit menjumpai bangunan di Surabaya
bahkan

Nasional

yang

secara

sadar

desain

hoslitik

sains;

mengetrapkan berbagai Aplikasi Daylighting baik strategi daylighting


klasik, apalagi strategi daylighting teknologi pada middle atau high-rise
buildings.

Strategi Daylighting Pada Bangunan Multi-Lantai Diatas Dan Dibawah Permukaan


Tanah
Page 7

Você também pode gostar