Você está na página 1de 13

PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (P3MD)

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA


KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

Laporan Individu disusun oleh:


STEPHANUS MULYADI, S.S., M.Sc.
SPT: 414.2/SPT-19-04/TA-6/2016
NKTR: 414.2/ktr-19-04/TA-6/2016

TA PENGEMBANGAN PELAYANAN SOSIAL DASAR


KABUATEN KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT

PENDAMPING DESA
KABUPATEN KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT

Jl. Kopral Rahman Hilir Kantor, Kec. Putussibau Utara Kab. Kapuas Hulu Kalimantan Barat
HP/WA. 081280503764 E-Mail: stephanus_mulyadi@yahoo.de

LAPORAN INDIVIDU
TENAGA AHLI PENGEMBANGAN PELAYANAN DASAR (TA 6)
T.A . 2016
Nama

: STEPHANUS MULYADI, M.Sc

Posisi

: TA 6 ( PENINGKATAN PELAYANAN DASAR )

Lokasi Tugas

: KAPUAS HULU

Laporan Bulan : Jul 2016

Pendahuluan
Gambaran Umum
Kabupaten Kapuas Hulu, secara astronomis berada pada 0,5 Lintang Utara sampai 1,4 Lintang Selatan dan
111,40 sampai 114,10 Bujur Timur dengan ibukota Putussibau. Sebelah Utara berbatasan dengan Serawak
(Malaysia Timur), sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sintang dan Melawi, sementara sebelah
Timur berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Kabupaten Kapuas Hulu merupakan
kabupaten paling timur di Kalimantan Barat dengan luas wilayah 29.842 kilometer persegi (20,33% dari wilayah
Provinsi Kalbar).
1. Letak geografis
Kabupaten
Kapuas
Hulu
memanjang dari arah Barat
ke Timur, dengan jarak
kurang lebih 240 Km dan
melebar
dari
Utara
ke
Selatan dengan jarak kurang
lebih 126,70 Km.
Dari Pontianak, ibu kota
provinsi Kalimantan Barat,
Kabupaten Kapuas Hulu berjarak kurang lebih 657 Km
melalui jalan darat, dan 842
Km melalui Sungai Kapuas.
Waktu tempuh ke Pontianak
kurang lebih empat puluh
lima
menit
penerbangan
menggunakanPesawat Udara
jenis ATR 42 Seri 300/F27
atau kurang lebih 16 jam
dengan kendaraan darat.
2. Icon dunia
Kabupaten yang sangat luas ini termasuk
kabupaten yang sangat unik karena memiliki 2
(dua) icon dunia yaitu Taman Nasional Danau
Sentarum dan Betung Kerihun, yang merupakan
kawasan hutan lindung atau konservasi.
Dilihat dari segi kawasan kehutanan Kapuas
Hulu memiliki kawasan kehutanan sekitar 51,21
% dan Kapuas Hulu merupakan kawasan Hutan
Lindung dan Konservasi terbesar di Kalbar.
Dengan demikian Kabupaten Kapuas Hulu
memberikan sumbangan yang besar dalam
menahan lajunya perubahan iklim dunia.

Peta wilayah Kabupaten Kapuas Hulu


3. Kaya Potensi
Kabupaten yang memiliki 23 Kecamatan, 278 Desa
dan 4 Kelurahan ini memiliki potensi wilayah yang
sangat besar di sektor pertanian, industri,
perdagangan, UKM, koperasi, pertambangan dan
lingkungan hidup dan pariwisata.
4. Minim Infrastruktur & rendahnya SDM
Berbagai keunggulan di atas tidak serta merta
membuat masyarakat di kabupaten ini sejahtera.
Minimnya
infrastruktur
transportasi
dan
komunikasi serta rendahnya SDM menempatkan
kabupaten ini masih tergolong sebagai Kabupaten
Tertinggal.
4

Pendahuluan (lanjutan)
Jabatan dan Tugas
Berdasarkan Surat Perintah Tugas (SPT) Nomor
414.2/SPT-19-04/TA-6/2016 tanggal 03 Februari 2016 tentang penugasan Tenaga Ahli
Pengembangan Pelayanan Sosial Dasar (TA-PSD)
dalam
melaksanakan
tugas
pendampingan
pelaksanaan implementasi undang-undang nomor
6 tahun 2014 tentang Desa dengan berfokus
untuk memfasilitasi:
1. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara
terpadu;
2. Pelayanan pendidikan bagi masyarakat desa
secara terpadu;
3. Pemberdayaan perempuan dan anak;
4. Pemberdayaaan kaum difabel/ berkebutuhan
khusus;
5. Pemberdayaan kelompok marginal;

6. Pemberdayaan keluarga miskin;


7. Pengembangan kesejahteraan keluarga;
8. Pelestarian dan pengembangan adat dan
kearifan lokal;
9. Pelestarian dan pengembangan seni budaya
desa;
10. Pengembangan kerukunan dan ketenteraman
antar warga desa dan / atau antar desa;
11. Pengembangan media informasidesa untuk
masyarakat desa;
12. Pengeolaan akses informasi antar warga desa
dan / antar desa.

Rencana Kerja TA-PD periode yang dilaporkan (8/2016)


Sesuai dengan rencana kerja yang disusun bulan
Juli 2016, pekerjaan bulan Agustus 2016 difokuskan untuk melakukan sosialisasi, pendampingan
dan kajian keadaan desa khususnya bidang Pelayanan Sosial Dasar. Sosialisasi dilakukan dalam
BIMTEK penyusunan RKPDes di kecamatan dan
desa-desa.

Desa yang dikunjungi bulan Agustus 2016 adalah


Desa Bungan Jaya, Tanjung Lokang, Kec. Putussibau Selatan, Desa Temuyuk, Kec. Bunut Hulu,
dan Desa Nanga Embaloh, Kec. Embaloh Hilir.

Tujuan
Hasil yang akan dicapai selama 1 (satu) bulan pelaksanaan kegiatan Pendampingan Desa (Agustus 2016)
1. Mendapatkan data (dan gambaran) konkret
tentang
keadaan
kesehatan,
pendidikan
masyarakat, pemberdayaan perempuan dan
anak dan keluarga miskin di desa.

4. Mendapatkan landasan untuk penyusunan


rekomendasi RKTL, koordinasi kerja dengan
pihak terkait /lintas SKPD/ stakeholder untuk
penyelesaian masalah.

2. Mendapatkan data (dan gambaran) konkret


tentang keadaan adat dan seni budaya dan
kearifan lokal di desa.

5. Pengajuan pelepasan tanah di kawasan Hutan


Lindung dan Taman Nasional di wilayah
Kapuas Hulu, sehingga masyarakat pedalaman
memiliki lahan untuk hidup. Pengajuan ini sudah sampai di provinsi.

3. Identifikasi potensi, persoalan, factor penyebab


dan kemungkinan mengembangkan langkah
strategis untuk melakukan perbaikan situasi /
penyelesaian masalah.

Laporan Pelaksanaan Kegiatan


3.1. Pelaksanaan kajian keadaan desa bidang Pelayanan Sosial Dasar
Tugas pokok TA PSD adalah mengimplementasikan
UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, khususnya
mendorong pengembangan pelayanan social dasar
(rincian tugas lihat hal 5 Jabatan dan Tugas).
Berdasarkan rencana kerja yang disusun bulan Juli 2016, bulan Agustus 2016 TA PSD melakukan
pendampingan desa khususnya Aparat Desa dan
Team Penyusunan RKPDes 2017 dalam bidang pelayanan social dasar. Sampai sekarang masih banyak desa yang belum menjadikan bidang pelayanan
Sosial Dasar sebagai prioritas pembangunan d desa, padahal bidang ini merupakan bidang pelayanan yang mutlak harus diberikan oleh
pemerintah Desa.

Selain itu mengadakan kunjungan khusus ke desa BunganJaya dan Tanjung Lokang, dua desa di
hulu sungai Kapuas. Kedua desa ini merupakan
desa terisolir dengan tingkat kesulitan medan
yang sangat ekstrim. Khusus kunjungan ke Tanjung Lokang dilakukan dalam rangka penyerahan
bantuan pemerinta Kab. Kapuas Hulu untuk
korban bencana banjir bandang yang terjadi bulan Juni lalu.
Bulan Agustus TA PSD juga memberikan penguatan kapasitas pengurus BUMDes untuk desa
Temuyuk, Kec. Bunut Hulu.

3.2. Laporan Pelaksanaan TUPOKSI TA Pengembangan Pelayanan Sosial Dasar bulan


Agustus 2016
Tanggal
1
2-3

Aktivitas
Persiapan Bimtek Team RKPDes Kec. Putussibau Selatan
BIMTEK tim penyusunan RKPDES se kec. Putussibau Selatan

4-6,8

Kantoran

9-12

Kunjungan ke Bungan Jaya dan Tanjung Lokang, Kec. Putussibau Selatan

13
15-16

Kantoran
Kunjungan ke kantor Camat Putussibau Selatanwawancara dengan Pak Camat

Laporan Pelaksanaan Kegiatan


Tanggal
15-16

Aktivitas
Kunjungan ke Putussibau Selatanwawancara dengan Pak Camat dan pendampingan IDM

17

Persiapan BIMTEK BUMDes Desa Temuyuk

18

BIMTEK pengurus BUMDES Desa Temuyuk, Kec, Bunut Hulu

19

Kantor BAPPEDARapat Koordinasi pengusulan pelepasan wilayah (enklav) Kawasan Hutan Lindung
dan Taman Nasional di Kapuas Hulu yang masuk ke wilayah perkampungan dan sumber usaha
masyarakat

20

Kantoran

22-23

BIMTEK team penyusunan RKPDES se Kec. Embaloh Hilir

Laporan Pelaksanaan Kegiatan


Tanggal
24

25-27

Aktivitas
Kantor BAPPEDARapat Koordinasi (lanjutan) pengusulan pelepasan wilayah (enklav) Kawasan Hutan
Lindung dan Taman Nasional di Kapuas Hulu yang masuk ke wilayah perkampungan dan sumber usaha
masyarakat
Kantoran

29

Rakor Kelembagaan Sosial dan Ekonomi DesaTA, PD, PLD,GSC se Kab. Kapuas Hulu di Putussibau

30

Rakor bulanan TA-PD

31

KantoranPenyusunan Laporan Invidu bulanan

3.3. Waktu, Maksud & Tujuan Kunjungan Lapangan


3.3.1. Waktu Pelaksanaan Kunjungan Lapangan
Kunjungan lapangan dilaksanakan antara tanggal
2-3,9-12,15-6,18-19,22-24 Agustus 2016.
3.3.2. Maksud dan Tujuan kunjungan
Kunjungan lapangan dimaksudkan untuk sosialisasi, BIMTEK, pendampingan dan kajian keadaan
desa berkaitan dengan Pelayanan Sosial Dasar.

Tujuan
memberikan pemahaman kepada pemerintah
Desa dan team RKPDes tentang pentingnya
bidang pelayanan social dasar dalam kerangka
pembangunan desa.
Meningkatkan kapasitas aparatur desa dan
team RKPDes dalam penyusunan RKPD yang
holistic dan sesuai dengan prioritas riil di desa.
Melihat situasi PSD konkrit di desa Bungan
Jaya dan Tanjung Lokang.

3.4. Hasil Kunjungan Lapangan


1. BIMTEK PENYUSUNAN RKPDES

Kesadaran itu membantu mereka dalam menyusun RKPDES 2017 yang lebih menjawab
kebutuhan dasar masyarakat desa. Sekarang desa-desa yang sudah mendapatkan bimbingan sudah mampu menyusun RKPDES dengan mempertimbangkan prioritas pelayanan bidang PSD.

2. BIMTEK BUMDES

BIMTEK RKPDES menjadi kesempatan yang sangat bagus untuk memberikan penyadaran bagi
Pemerintah Desa dan team RKPDes akan pentingnya pembangunan di desa, khususnya bidang
pelayanan social dasar. Peserta BIMTEK akhirnya
menyadari bahwa selama ini bidang Pelayanan
Sosial Dasar sering terlupakan dalam pembangunan di desa, padahal bidang PSD merupakan prioritas utama pembangunan.
8

Laporan Pelaksanaan Kegiatan


2. BIMTEK BUMDES

Pembangunan desa diarahkan pada pencapaian


kesejahteraan masyarakat desa, peningkatan
kualitas hidup manusia dan pengentasan kemiskinan. Hal tersebut bisa tercapai jika masyarakat memiliki sumber penghidupan yang berkelanjutan. Kehadiran BUMDes di desa bisa menjadi salah satu alternative pendorong upaya
masyarakat mencapai kesejahteraan mereka
secara berkelanjutan. Oleh karena itu BIMTEK
dan pendampingan sangat besar perannya dalam
peningkatan kapasitas masyarakat desa dalam
pengelolaan BUMDes. Berkat BIMTEK dan pendampingan pengelola BUMDes di beberapa desa
di Kapaus Hulu sudah mampu mengelola BUMDes secara mandiri dan professional.

3. BUNGAN JAYA DAN TANJUNG LOKANG

Bungan Jaya dan Tajung Lokang merupakan dua


desa terpencil dan terluar diKabupatn Kapuas
Hulu. Kedua desa ini belum memiliki akses jalan
darat dan belum memiliki jaringan komunikasi
dan informasi. Sarana transportasi satu-satunya
melalui jalur sungai yang sangat berbahaya dan
rentangnya sangat jauh. Sehingga biaya transport
sangat tinggi dan pelayanan social dasar masih
sangat minim di daerah ini. Saat terjadi bencana
Banjir Bandang di Tanjung Lokang, kegiatan recovery dan pemberian bantuan sangat sulit
dikirim ke sana. Akibatnya bantuan dating sangat terlambat (lebih dari sebulan). Persoalan lain
adalah kedua desa ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Betung Kerihun. Akibatnya warga
masyarakat di kedua desa itutidak bisa memiliki
hak atas tanah dan sulit mengembangkan sumberkehidupan yang berbasih lahan, seperti berladang
atau
berkebun.
Upaya
mendesak
pemerintah untuk segera membuat penataan
ulang penggunaan kawasan dengan melepaskan
(enklav) lahanmilik masyarakat sangat penting
saat ini.

4. KONSEP
EKOLOGI

PERMACULTURE

&

DESA

Mayoritas masyarakat pedesaan di Kapuas Hulu


memiliki sumber penghidupann utama berbasis
lahan. Mereka hidup sebagai petani, berkebun
dan nelayan. Namun Tata Ruang Kawasan
Kapuas Hulu hampir tidak memberikan lahan
kepada masyarakat pedesaan, karena sebagian
besar lahan dijadikan Hutan Lindung dan Taman
Nasional dan perkebunan kelapa sawit. Padahal
masyarakat sudah ada di sana jauh sebelum status HL dan TN ditetapkan.
Untuk menjamin hak hidup masyarakat
pedesaan, kawasan HL dan TN yang menjadi
sumber penghidupan masyarakat harus dienklav.
Dan agar kawasan yang sudah dienklav itu tetap
bisa berfungsi sebagai hutan konsep pertanian
permaculture dan pembangunan desa ekologi
bisa dikembangkan di Kapuas Hulu.

Membangun Indonesia dari Pinggiran (NC3)


MEMIMPIKAN TATA RUANG KAWASAN YANG LEBIH MANUSIAWI DI KAPUAS HULU
Sebuah tinjauan Sosial oleh Stephanus Mulyadi
Biar tekor asal kesohor
Dilihat dari sisi Tata Ruang Kawasan ungkapan
biar tekor asal kesohor ini mungkin cocok untuk menggambarkan situasi penataan kawasan
di Kabupaten Kapuas Hulu saat ini. Kabupaten
Kapuas Hulu merupakan salah satu Kabupaten
terrsohor di mata dunia. Bukan karena pembangunannya. Sebab dari segi pembangunan kabupaten ini bahkan masih masuk kategori kabupaten tertinggal. Kabupaten Kapuas Hulu

tersohor karena Kabupaten Kapuas Hulu memiliki dua Taman Nasional, yaitu Taman Nasional
Betung Kerihun (TNBK) dan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS). Selain kedua Taman Nasional tersebut tidak tanggung-tanggung, dari 23
kecamatan, 20 kecamatan di Kapuas Hulu memiliki wilayah yang masuk kawasan Hutan Lindung. Mengagumkan!
Tetapi dari segi kemanusiaan Kabupaten Kapuas
Hulu tekor. Tekor karena masyarakat di Kapuas
9

Laporan Pelaksanaan Kegiatan


Hulu hampir tidak memiliki lahan yang bisa diolah
untuk menjadi sumber penghidupan (lihat peta di
bawah). Karena hampir semua lahan merupakan
kawasan konservasi atau kawasan lindung. Sedangkan kawasan yang tidak masuk TN dan HL
sudah dikuasai oleh perkebunan sawit.
Ketika mendengar kehebatan Taman Nasional atau
Hutan Lindung di Kabupaten Kapuas Hulu, mungkin tidak banyak orang yang tahu, bahwa ada banyak cerita memilukan tersembunyi di dalam
lebatnya hutan tropis di kabupaten ini. Seakan
dianggap tidak apa-apa, begitu banyak orang, begitu banyak komunitas masyarakat asli yang tersebar di pedalaman Kapuas Hulu telah mengalami
pengabaian hak asasi dan sosial secara sengaja
dan massif oleh negara. Masyarakat asli yang mengalami
pengabaian ini adalah
komunitaskomunitas yang hidup di dalam kawasan Taman
Nasional dan Hutan Lindung.
Sebut beberapa contoh. Pertama masyarakat sub
suku Dayak Punan, yang tersebar di hulu Sungai
Kapuas, di desa Bungan Jaya dan desa Tanjung
Lokang, Kecamatan Putussibau Selatan. Mereka
sudah ratusan atau mungkin ribuan tahun hidup
di sana. Sejak kawasan itu dijadikanTaman Nasional (TNBK) mereka kehilangan hak atas tanah
untuk hidup. Mereka tidak bisa memiliki sertifikat
hak milik atas tanah. Tidak hanya itu.
Masyarakat Bungan Jaya dan Tanjung Lokang
bahkan dengan sengaja diisolir. Tidak boleh memiliki akses jalan darat. Pemerintah Indonesia
melarang pembukaan jalan untuk akses transportasi ke desa-desa tersebut dengan alasan daerah itu adalah kawasan Taman Nasional. Sampai
sekarang satu-satunya akses transportasi adalah
melalui jalur sungai. Untuk itu masyarakat Tanjung Lokang harus mengeluarkan biaya hingga
Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah) pulang pergi
dengan waktu tempuh dua hari dari Putussibau
naik perahu. Padahal jika ada jalan darat paling
lama 4 (empat) jam dari Putussibau dengan biaya
tidak sampai Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah)
pulang pergi. Melalui sungai mereka masih harus
bertaruh nyawa melawan ganasnya arus sungai
Kapuas dan sungai Bungan. Tidak jarang mereka
karam hingga mengalami kerugian harta bahkan
nyawa.Karena tidak memiliki jalan darat, pelayanan sosial dasar di desa-desa tersebut sangat
minim. Pendidikan hanya sebatas SD. Guru dan
fasilitas pendidikan sangat terbatas. Di Tanjung
Lokang pelayanan kesehatan tidak lagi bisa dilayani di gedung PUSKESMAS karena gedungnya sudah hampir roboh. Tenaga medis sangat kurang.
Fasilitas komunikasi dan informasi jangan ditanya. Bahkan ketika dua bulan lalu terjadi bencana
air bah di Tanjung Lokang, bantuan sangat sulit
dibawa kesana. Akibatnya sampai sekarang .

korban bencana alam di Tanjung Lokang belum


mendapatkan bantuan yang layak.
Contoh kasus kedua adalah masyarakat Dusun
Laung, Desa Seneban, Kecamatan Seberuang. Sama seperti masyarakat Bungan dan Tanjung Lokang, masyarakat dusun Laung sudah ratusan
bahkan mungkin ribuan tahun hidup di sana. Budaya bersawah sudah ada di sana sejak sebelum
jaman kemerdekaan. Pada tahun 1970-an dusun
ini bahkan sudah menjadi lumbung padi bagi Kabupaten Kapuas Hulu karena dusun ini memiliki
hamparan lahan sawah lebih dari 280 hektar. Oleh
karena itu, pada akhir tahun 1970-an pemerintah
membangun jalan poros dari Sejiram, ibu kota
kecamatan menuju dusun Laung. Bupati Alias,SH., (Bupati Kapuas Hulu waktu itu) bahkan
ikut menginap di hutan saat beliau ikut gotogroyong mencangkul jalan poros Laung-Sungai
Apin. Sekitar tahun 1977 di dusun Laung
dibangun bendungan irigasi permanen. Bahkan
sejak 2008-2014 proyek-proyek PNPM Visew masuk ke dusun Laung. Namun kejayaan sawah
Laung meredup setelah masyarakat diberitahu
bahwa dusun mereka masuk kawasan Hutan Lindung. Akibatnya masyarakat menjadi takut
mengerjakan sawah.
Sejak tahun 2013 kelompok Tani Laung beberapa
kali mengajukan proposal cetak (sebenarnya lebih
tepat rehab) lahan sawah kepada pemerintah.
Semua proposal itu ditolak, dengan alasan Dusun
Laung masuk kawasan Hutan Lindung. Sekarang
petani di Laung menjerit, mau berladang terbentur
instruksi Presiden yang melarang membakar lahan, mau menyadap karet harga kulat murah,
mau menggarap sawah terhambat status kawasan
Hutan Lindung. Lalu masyarakat mesti hidup dari
apa?
TELAH TERJADI PELANGGARAN
NILAI-NILAI PANCASILA

TERHADAP

Entah disengaja atau tidak, pemerintah telah berlaku buruk terhadap masyarakat dikawasan Taman Nasional dan Hutan Lindung. Perlakuan buruk itu bahkan telah melanggar nilai-nilai PANCASILA, khusunya sila kedua dan sila kelima. Sila
kedua Pancasila berbunyi, Kemanusiaan yang adil
dan beradab. Ketika masyarakat di kawasan Taman Nasional atau Hutan Lindung dirampas hak
mereka untuk memiliki dan mengolah tanah, ketika mereka dibiarkan terisolir tanpa akses jalan
yang memadai, bukankah itu telah melanggar asas
dan nilai kemanusiaan? Manusiawikah suatu peraturan atau Undang-Undang yang telah menyebabkan manusia atau sekelompok masyarakat
tertentu kehilangan hak asasi, yaitu hak hidup
mereka? Adakah negara, ketika akan menetapkan
kawasan itu menjadi Taman Nasional atau Hutan
10

Laporan Pelaksanaan Kegiatan


Lindung, meminta perstujuan warga setempat?
Tidak! Kalau begitu telah berlaku adilkah negara
yang dengan sepihak menetapkan kawasan itu
menjadi Taman Nasional atau Hutan Lindung lalu
kemudian menghilangkan hayat hidup penduduk
pedalaman yang lemah, yang telah ratusan atau
bahkan mungkin ribuan tahun di sana? Tidak adil!
Bahkan tidak beradab!
Kemudian sila kelima PANCASILA berbunyi,
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila ke lima ini sangat jelas memperlihatkan bahwa
Negara harus menjamin hak seluruh rakyatnya
untuk mendapatkan keadilan sosial. Namun negara mengabaikan kewajiban itu ketika Negara
dengan sengaja merampas hak-hak rakyat atas
tanah untuk hidup, ketika negara merampas hak
rakyat atas akses transportasi, informasi, komunikasi, pendidikan, kesehatan, rasa aman dan
layanan sosial lainnya karena mereka berada di
kawasan Hutan Lindung atau Taman Nasional.
Terlebih-lebih seperti dalam Kasus di Kapuas Hulu
komunitas-komunitas masyarakat itu sudah ada
di sana jauh lebih dulu ratusan tahun sebelum
status Taman Nasional atau Hutan Lindung itu
ditetapkan.
Mereka bukan perambah Hutan Lindung atau Taman Nasional! Sebaliknya pemberian status kawasan Hutan Lindung atau Taman Nsional itulah
yang telah merambah dan merampas peradaban
manusia di sana. Maka jelas, nilai-nilai keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tidak diberlakukan terhadap masyarakat di kawasan Taman
Nasional atau Hutan Lindung. Itu adalah pelanggaran!
SOLUSI STRTATGIS
Pemerintah mesti mencari solusi strategis dan bijaksana untuk mengatasi masalah tersebut. Namun langkah yang mendesak untuk dibuat adalah, demi pertimbangan manusiawi dan berkeadilan sosial, sesuai amanat sila kedua dan kelima
PANCASILA, pemerintah harus segera mengembalikan hak masyarakat yang telah dirampas akibat terdampak oleh Taman Nasional dan Hutan
Lindung, yaitu hak masyarakat atas kawasan yang
sudah menjadi sumber penghidupan utama
masyarakat sebelum status Taman Nasional dan
Hutan Lindung dikeluarkan.Tentu pemerintah juga harus memperhatikan pertimbangan ekologis,
misalnya ada kawasan yang memang tidak bisa dienklav karena pertimbangan keamanan, misalnya
daerah rawan bencana, daerah aliran sungai (DAS)
atau pegunungan yang menjadi tangkapan hujan.
Dan memang tidak semua kawasan TN atau HL
harus di-enklav. Yang harus di-enklav adalah kawasan desa/dusun yang sudah menjadi tempat
pemukiman dan lahan yang sejak lama sudah

menjadi sumber penghidupan masyarakat, misalnya kawasan yang sudah menjadi kebun, ladang,
sawah, tembawang sebelum status TN dan HL
ditetapkan. Maka di sini perlu dilakukan pemetaan
partisipatif, melibatkan warga terdampak, untuk
menetapkan kawasan mana yang sepantasnya
menjadi hak warga.
Pemerintah harus menghormati kemampuan
masyarakat mengelola hutan. Masyarakat yang
terbiasa hidup di sekitar atau di dalam hutan sangat tahu manfaat hutan. Maka secara alami dan
dengan kearifan lokal mereka selalu memelihara
keutuhan hutan. Namun karena keterbatasan sarana-dan prasarana serta informasi, mereka membutuhkan bantuan dari pihak lain (pemerintah)
untuk menata desa dan sumber penghidupan
mereka secara berkelanjutan tanpa harus merusak
alam. Seperti contohnya bagi desa atau dusun
yang memiliki potensi pertanian. Bantuan bisa
berupa pembukaan (rehab) lahan pertanian,
penyediaan sarana-prasarana pertanian dan pembinaan masyarakat dalam hal pertanian. Di sinilah
prinsip subsidiaritas diberlakukan.
REKOMENDASI:
Permaculture terpadu desa ekologi
Dalam pemikiran saya ada satu jalan keluar yang
akan menguntungkan semua pihak. Jalan keluar
itu adalah pembangunan dengan menerapkan
konsep permaculture (prinsip pertnian permanen)
terpadu Desa Ekologi di kawasan Taman Nasional
atau Hutan Lindung. System permaculture adalah
system pertanian organic berkelanjutan. Sistem
pertanian ini memberikan hasil pertanian maksimal bagi masyarakat tetapi ramah lingkungan
dengan penggunaan lahan yang minim.
Sedangkan desa ekologi menjadikan masyarakat
desa sebagai subyek pemelihara keutuhan hutan
serta dapat menarik manfaat dari sektor ekonomi
kreatif, seperti sektor pariwisata dengan mengembangkan wisata ekologi. Tugas pemerintah dan
lembaga lain, misalnya pihak pengelola Taman Nasional, adalah memberdayakan masyarakat setempat untuk ikut mengelola (menjadi pegawai) Taman
Nasional
atau
Hutan
Lindung.
Dengan menerapkan konsep permaculture terpadu
desa ekologi, keutuhan hutan di sekitar desa akan
terjaga karena masyarakat setempat memiliki
sumber penghidupan yang baik dan berkelanjutan
tanpa harus merusak alam. Mimpi ini bisa terwujud, jika pemerintah memiliki niat baik dan
mau repot-repot memajukan rakyatnya. Kita berharap segera ada penataan kawasan yang lebih
manusiawi di Kapuas Hulu.

11

Evaluasi, Rekomendasi & RKTL


4.1. Evaluasi
1. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan sosialisasi, pendampingan dan kajian
keadaan
desa
difokuskan
pada
prioritas
pelayanan sosial dasar dalam pembangunan
desa. Sosialisasi PSD diintegrasikan dengan
pendampingan
penyusunan
RKPDES
yang
dilakukan di Ke. Putussibau Selatan dan Kec.
Embaloh Hilir dalam kesempatan BIMTEK Team
Penyusunan RKPDes 2017. Pengintegrasian ini
dilakukan
karena
sampai
sekarang
di
kebanyakan desa di Kabupaten Kapuas Hulu,
bidang PSD belum banyak mendapat perhatian,
sehingga
belum
menjadi
prioritas
dalam
perencanaan kegiatan desa (RKPDes) dan
APBDes. Padahal sebanarnya pemerintah desa
dituntut untuk memenuhi pelayanan sosial dasar
di desa. Dalam diskusi diperoleh penyebab
kurangnya perhatian desa terhadap PSD, antara
lain kurangnya pemahaman pemerintah desa
tentang PSD dan sulitnya melaksanakan kegiatan
pelaksanaan bidang PSD.
4.2. Kendala
TA Pelayanan Sosial Dasar membutuhkan Kajian
Keadaan Desa untuk dapat mengindentifikasi
permasalahan dan peluang/potensi desa. Hasil
identifikasi ini sangat penting untuk menjadi dasar rekomendasi dan RKTL bagi semua pihak
terkait dalam rangka pembangunan desa. Namun
pelaksanaan kegiatan kajian keadaan desa
terkendala karena dua hal:
4.3. Permasalahan
a. Belum terfasilitasinya perencanaan pelayanan social dasar desa
Dari hasil kunjungan lapangan ditemukan
bahwa masih banyak desa yang perencanaan
pelayanan social dasar desa tahun anggaran
2016 belum terfasilitasi karena beberapa
keterbatasan, diantaranya kekosongan PD/
PLD, kapasitas PD/PLD rendah karena belum
ada pelatihan/pembekalan, desa yang jauh
tanpa sinyal dan pemahaman terhadap
regulasi yang ada berbeda-beda khususnya
dalam pelaksanaan penataan usulan di empat
bidang:Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan,
Pembangunan, Pembinaan dan Pemberdayaan
Masyarakat sesuai dengan permendagri 114.
Demikian juga menyangkut pemahaman tentang Permendes 21 berkaitan dengan penentuan prioritas pembangunan desa relative masih
kurang. Hal itu terlihat dari kebingungan desa
dalam penyusunan RKPDes maupun APBDes.
b. Minim riset dan data tidak valid
Diperlukan suatu dasar akurat untuk menyu-

Ada kekhawatiran terjadi kesalahan dalam


penggunaan dana untuk kegiatan PSD yang
bukan kegiatan infrastruktur.
Masalah kedua yang ditemukan dilapangan
adalah masalah terkait Hutan Lindung dan
Taman Nasional. Di Kapuas Hulu dari 23
kecamatan yang ada, 20 kecamatan memiliki
kawasan yang masuk Hutan Lindung atau Taman
Nasional. Persoalannya adalah di daerah ini
sumber penghidupan masyarakat berbasis lahan.
Sayangnya belum semua desa di Kapuas Hulu
menyadari hal ini. Sehingga belum banyak desa
yang menyuarakannya.
TA PSD P3MD baru-baru ini berkoordinasi
dengan SEKDA, BAPPEDA dan beberapa SKPD
terkait di Kapuas Hulu, seperti pertanian,
kehutanan, perkebunan, dll., untuk mengajukan
usulan pelepasan kawasan yang menjadi sumber
penghidupan masyarakat dan sudah ditempati
masyarakat sejak sebelum status HL dan TN itu
ditetapkan.
Pertama, desa-desa di Kapuas Hulu tersebar di
wilayah yang sangat luas dengan medan ekstrim
dan jauh terpencil.
Kedua, untuk mencapai desa-desa di pedalaman
ersebut membutuhkan biaya yang tinggi dan waktu yang lama.

-sun suatu perencanaan pembangunan yang


berkelanjutan. Demikian juga untuk menyusun rencana pengembangan pelayanan
social dasar. Sementara ini hasil penelitian
ilmiah mengenai kondisi terkini pelayanan social dasar di bannyak desa di Kabupaten
Kapuas Hulu masih sangat minim, sehingga
pihak-pihak terkait yang akan menyusun kebijakan & perencanaan pengembangan pelayanan social dasar masih sulit mendapat referensi.
c. Kapasitas SDM Minim
Dari hasil studi di beberapa desa yang sudah
dikunjungi disadari bahwa permasalahan minimnya kapasitas SDM di desa masih menjadi
salah satu factor penghambat pelaksanaan
pelayanan social dasar di KH. Absennya tenaga pendidik dan tenaga medis berkualitas di
daerah pedalaman juga menjadi hambatan
terbesar melakukan pelayanan dasar bidang
pendidikan dan kesehatan di daerahdaerah
sulit tersebut.
12

13

Você também pode gostar