Você está na página 1de 31

Obat saraf dan otot golongan analgesik atau obat yang dapat menghilangkan rasa sakit/

obat nyeri sedangkan obat antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh.
.
Analgesik sendiri dibagi dua yaitu :
1. Analgesik opioid / analgesik narkotika Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang
memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini terutama digunakan untuk
meredakan atau menghilangkan rasa nyeri.
Tetap semua analgesik opioid menimbulkan adiksi/ketergantungan, maka usaha untuk
mendapatkan

suatu

analgesik

yang

ideal

masih

tetap

diteruskan

dengan

tujuan

mendapatkan analgesik yang sama kuat dengan morfin tanpa bahaya adiksi.
.
Ada 3 golongan obat ini yaitu :

Obat yang berasal dari opium-morfin,

Senyawa semisintetik morfin, dan

Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin.

2. Analgesik lainnya, Seperti golongan salisilat seperti aspirin, golongan para amino fenol
seperti

paracetamol,

dan

golongan

lainnya

seperti

ibuprofen,

asam

mefenamat,

naproksen/naproxen dan banyak lagi. Berikut contoh obat-obat analgesik antipiretik yang
beredar di Indonesia :

Paracetamol/acetaminophen

Merupakan derivat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai


analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik,
parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati
analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak
menolong.

Dalam

sediaannya

sering

dikombinasi

dengan

cofein

yang

berfungsi

meningkatkan efektivitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.

Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini
bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya
sama dengan aspirin. Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui.

Asam mefenamat

Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada
protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek
samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain
terhadap mukosa lambung.

Tramadol

Tramadol adalah senyawa sintetik yang berefek seperti morfin. Tramadol digunakan untuk
sakit nyeri menengah hingga parah. Sediaan tramadol pelepasan lambat digunakan untuk
menangani nyeri menengah hingga parah yang memerlukan waktu yang lama. Minumlah

tramadol sesuai dosis yang diberikan, jangan minum dengan dosis lebih besar atau lebih
lama dari yang diresepkan dokter. Jangan minum tramadol lebih dari 300 mg sehari.

Benorylate

Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini digunakan sebagai
obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan demam pada anak obat ini bekerja
lebih baik dibanding dengan parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah.
Karena obat ini derivat dari aspirin maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak yang
mengidap Sindrom Reye.

Fentanyl

Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika digunakan


sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan injeksi IM (intramuskular) Fentanyl
digunakan untuk menghilangkan sakit yang disebabkan kanker.
Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah dengan menghilangkan rasa sakit secara
menyeluruh dengan obat untuk mengontrol rasa sakit yang persisten/menetap. Obat
Fentanyl digunakan hanya untuk pasien yang siap menggunakan analgesik narkotika.
Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk menghilangkan rasa sakit. Beberapa
efek samping juga disebabkan oleh aksinya di dalam sistem syaraf pusat. Pada pemakaian
yang

lama

dapat

menyebabkan

ketergantungan

tetapi

tidak

sering

terjadi

bila

pemakaiannya sesuai dengan aturan.


Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara mendadak. Sehingga untuk
mencegah efek samping tersebut perlu dilakukan penurunan dosis secara bertahap dengan
periode tertentu sebelum pengobatan dihentikan.

Naproxen

Naproxen termasuk dalam golongan antiinflamasi nonsteroid. Naproxen bekerja dengan


cara menurunkan hormon yang menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri di tubuh.

Obat lainnya

Metamizol, Aspirin (Asetosal/ Asam asetil salisilat), Dypirone/Methampiron, Floctafenine,


Novaminsulfonicum, dan Sufentanil.

PENGGOLONGAN ANALGETIK
>> Berdasarkan aksinya, obat-abat analgetik dibagi menjadi 2 golongan :

1. Analgesik nonopioid, dan


2. Analgesik opioid.
>> Kedua jenis analgetik ini berbeda dalam hal mekanisme dan target aksinya.
1.

Analgesik Nonopioid/Perifer (NON-OPIOID ANALGESICS)

Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzim siklooksigenase
(COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya adalah prostaglandin.
Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah mengeblok pembentukan prostaglandin dengan
jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang terluka dengan demikian mengurangi
pembentukan mediator nyeri. Mekanismenya tidak berbeda dengan NSAID dan COX-2
inhibitors.
Efek samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung usus,
kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergi di kulit. Efek samping biasanya
disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis besar.
>> Obat- obat Nonopioid Analgesics ( Generic name )
Acetaminophen, Aspirin, Celecoxib, Diclofenac, Etodolac, Fenoprofen, Flurbiprofen Ibuprofen,
Indomethacin, Ketoprofen, Ketorolac, Meclofenamate, Mefanamic acid Nabumetone, Naproxen,
Oxaprozin, Oxyphenbutazone, Phenylbutazone, Piroxicam Rofecoxib, Sulindac, Tolmetin.
=>> Deskripsi Obat Analgesik Non-opioid
a.

Salicylates

Contoh Obatnya: Aspirin, mempunyai kemampuan menghambat biosintesis prostaglandin.


Kerjanya menghambat enzim siklooksigenase secara ireversibel, pada dosis yang tepat, obat ini
akan menurunkan pembentukan prostaglandin maupun tromboksan A2, pada dosis yang biasa
efek sampingnya adalah gangguan lambung (intoleransi). Efek ini dapat diperkecil dengan
penyangga yang cocok (minum aspirin bersama makanan yang diikuti oleh segelas air atau
antasid).

b.

p-Aminophenol Derivatives

Contoh Obatnya: Acetaminophen (Tylenol) adalah metabolit dari fenasetin. Obat ini
menghambat prostaglandin yang lemah pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek antiinflamasi yang bermakna.Obat ini berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri
kepala, mialgia, nyeri pasca persalinan dan
keadaan lain. Efek samping kadang-kadang
timbul peningkatan ringan enzim hati.
Pada dosis besar dapat menimbulkan pusing, mudah terangsang, dan disorientasi.
c.

Indoles and Related Compounds

Contoh Obatnya : Indomethacin (Indocin), obat ini lebih efektif daripada aspirin, merupakan
obat penghambat prostaglandin terkuat. Efek samping menimbulkan efek terhadap saluran cerna
seperti nyeri abdomen, diare, pendarahan saluran cerna, dan pankreatitis. Serta menimbulkan
nyeri kepala, dan jarang terjadi kelainan hati.
d.

Fenamates

Contoh Obatnya : Meclofenamate (Meclomen), merupakan turunan asam fenamat, mempunyai


waktu paruh pendek, efek samping yang serupa dengan obat-obat AINS baru yang lain dan tak
ada keuntungan lain yang melebihinya. Obat ini meningkatkan efek antikoagulan oral.
Dikontraindikasikan pada kehamilan.

e.

Arylpropionic Acid Derivatives

Contoh Obatnya : Ibuprofen (Advil), Tersedia bebas dalam dosis rendah dengan berbagai nama
dagang. Obat ini dikontraindikasikan pada mereka yang menderita polip hidung, angioedema,
dan reaktivitas bronkospastik terhadap aspirin. Efek samping, gejala saluran cerna.
f.

Pyrazolone Derivatives

Contoh Obatnya : Phenylbutazone (Butazolidin) untuk pengobatan artristis rmatoid, dan


berbagai kelainan otot rangka. Obat ini mempunyai efek anti-inflamasi yang kuat. Tetapi
memiliki efek samping yang serius seperti agranulositosis, anemia aplastik, anemia hemolitik,
dan nekrosis tubulus ginjal.

g.

Oxicam Derivatives

Contoh Obatnya : Piroxicam (Feldene), obat AINS dengan struktur baru.waktu paruhnya
panjang untuk pengobatan artristis rmatoid, dan berbagai kelainan otot rangka. Efek sampingnya
meliputi tinitus, nyeri kepala, dan rash.
h.

Acetic Acid Derivatives

Contoh Obatnya : Diclofenac (Voltaren), obat ini adalah penghambat siklooksigenase yang kuat
dengan efek antiinflamasi, analgetik, dan antipiretik. Waktu parunya pendek. Dianjurkan untuk
pengobatan artristis rmatoid, dan berbagai kelainan otot rangka. Efek sampingnya distres saluran
cerna, perdarahan saluran cerna, dan tukak lambung.
i.

Miscellaneous Agents

Contoh Obatnya : Oxaprozin (Daypro), obat ini mempunyai waktu paruh yang panjang. Obat
ini memiliki beberapa keuntungan dan resiko yang berkaitan dengan obat AINS lain.
2.

Analgetik Opioid

Analgetik opioid merupakan golongan obat yang memiliki sifat seperti opium/morfin. Sifat dari
analgesik opioid yaitu menimbulkan adiksi: habituasi dan ketergantungan fisik. Oleh karena itu,
diperlukan usaha untuk mendapatkan analgesik ideal: Potensi analgesik yg sama kuat dengan
morfin. Tanpa bahaya adiksi:
Obat yang berasal dari opium-morfin
Senyawa semisintetik morfin
Senyawa sintetik yang berefek seperti morfin
Analgetik opioid mempunyai daya penghalang nyeri yang sangat kuat dengan titik kerja yang
terletak di susunan syaraf pusat (SSP). Umumnya dapat mengurangi kesadaran danmenimbulkan
perasaan nyaman (euforia). Analgetik opioid ini merupakan pereda nyeri yang paling kuat dan
sangat efektif untuk mengatasi nyeri yang hebat.
Tubuh sebenarnya memiliki sistem penghambat nyeri tubuh sendiri (endogen), terutama dalam
batang otak dan sumsum tulang belakang yang mempersulit penerusan impuls nyeri. Dengan
sistem ini dapat dimengerti mengapa nyeri dalam situasi tertekan, misalnya luka pada kecelakaan
lalu lintas mula-mula tidak terasa dan baru disadari beberapa saat kemudian. Senyawa-senyawa

yang dikeluarkan oleh sistem endogen ini disebut opioid endogen. Beberapa senyawa yang
termasuk dalam penghambat nyeri endogen antara lain: enkefalin, endorfin, dan dinorfin.
Opioid endogen ini berhubungan dengan beberapa fungsi penting tubuh seperti fluktuasi
hormonal, produksi analgesia, termoregulasi, mediasi stress dan kegelisahan, dan pengembangan
toleransi dan ketergantungan opioid. Opioid endogen mengatur homeostatis, mengaplifikasi
sinyal dari permukaan tubuk ke otak, dan bertindak juga sebagai neuromodulator dari respon
tubuh terhadap rangsang eksternal.
Baik opioid endogen dan analgesik opioid bekerja pada reseptor opioid, berbeda dengan
analgesik nonopioid yang target aksinya pada enzim.
Ada beberapa jenis Reseptor opioid yang telah diketahui dan diteliti, yaitu reseptor opioid , ,
, , . (dan yang terbaru ditemukan adalah N/OFQ receptor, initially called the opioid-receptorlike 1 (ORL-1) receptor or orphan opioid receptor dan e-receptor, namum belum jelas
fungsinya).
Reseptor memediasi efek analgesik dan euforia dari opioid, dan ketergantungan fisik dari
opioid. Sedangkan reseptor 2 memediasi efek depresan pernafasan.
Reseptor yang sekurangnya memiliki 2 subtipe berperan dalam memediasi efek analgesik dan
berhubungan dengan toleransi terhadap opioid. reseptor telah diketahui dan berperan dalam
efek analgesik, miosis, sedatif, dan diuresis. Reseptor opioid ini tersebar dalam otak dan sumsum
tulang belakang. Reseptor dan reseptor menunjukan selektifitas untuk ekekfalin dan dinorfin,
sedangkan reseptor selektif untuk opioid analgesic.
Mekanisme umumnya :
Terikatnya opioid pada reseptor menghasilkan pengurangan masuknya ion Ca2+ ke dalam sel,
selain itu mengakibatkan pula hiperpolarisasi dengan meningkatkan masuknya ion K+ ke dalam
sel. Hasil dari berkurangnya kadar ion kalsium dalam sel adalah terjadinya pengurangan
terlepasnya dopamin, serotonin, dan peptida penghantar nyeri, seperti contohnya substansi P, dan
mengakibatkan transmisi rangsang nyeri terhambat.
Efek-efek yang ditimbulkan dari perangsangan reseptor opioid diantaranya: Analgesik,
medullary effect, Miosis, immune function and Histamine, Antitussive effect, Hypothalamic
effect GI effect.

Efek samping yang dapat terjadi: Toleransi dan ketergantungan, Depresi pernafasan, Hipotensi,
dll.
Atas dasar kerjanya pada reseptor opioid, analgetik opioid dibagi menjadi:
- Agonis opioid menyerupai morfin (pd reseptor , ). Contoh: Morfin, fentanil.
- Antagonis opioid. Contoh: Nalokson.
- Menurunkan ambang nyeri pd pasien yg ambang nyerinya tinggi.
- Opioid dengan kerja campur. Contoh: Nalorfin, pentazosin, buprenorfin, malbufin, butorfanol.
=>> Obat-obat Opioid Analgesics ( Generic name )
Alfentanil, Benzonatate, Buprenorphine, Butorphanol, Codeine, Dextromethorphan Dezocine,
Difenoxin, Dihydrocodeine, Diphenoxylate, Fentanyl, Heroin Hydrocodone, Hydromorphone,
LAAM, Levopropoxyphene, Levorphanol Loperamide, Meperidine, Methadone, Morphine,
Nalbuphine, Nalmefene, Naloxone, Naltrexone, Noscapine Oxycodone, Oxymorphone,
Pentazocine, Propoxyphene, Sufentanil.

=>> Deskripsi Obat Analgesik opioid


1. Agonis Kuat
a. Fenantren
Morfin, Hidromorfin, dan oksimorfon merupakan agonis kuat yang bermanfaat dalam
pengobatan nyeri hebat. Heroin adalah agonis yang kuat dan bekerja cepat.
b. Fenilheptilamin
Metadon mempunyai profil sama dengan morfin tetapi masa kerjanya sedikit lebih panjang.
Dalam keadaan nyeri akut, potensi analgesik dan efikasinya paling tidak sebanding dengan
morfin. Levometadil asetat merupakan Turunan Metadon yang mempunyai waktu paruh lebih
panjang daripada metadon.
c. Fenilpiperidin

Meperidin dan Fentanil adalah yang paling luas digunakan diantara opioid sintetik yang ada,
mempunyai efek antimuskarinik.Subgrup fentanil yang sekarang terdiri dari sufentanil dan
alventanil.
d. Morfinan
Levorfanol adalah preparat analgesik opioid sintetik yang kerjanya mirip dengan morfin namun
manfaatnya tidak menguntungkan dari morfin.
2. Agonis Ringan sampai sedang
a. Fenantren
Kodein, Oksikodoa, dihidrokodein, dan hidrokodon, semuanya mempunyai efikasi yang kurang
dibanding morfin, atau efek sampingnya membatasi dosis maksimum yang dapat diberikan untuk
memperoleh efek analgesik yang sebanding dengan morfin, penggunaan dengan kombinasi
dalam formulasi-formulasi yang mengandung aspirin atau asetaminofen dan obat-obat lain.
b. Fenilheptilamin
Propoksifen aktivitas analgesiknya rendah, misalnya 120 mg propoksifen = 60 mg kodein.
c. Fenilpiperidin
Difenoksilat dan metabolitnya, difenoksin digunakan sebagai obat diare dan tidak untuk
analgesik, digunakan sebagai kombinasi dengan atropin. Loperamid adalah turunan
fenilpiperidin yang digunakan untuk mengontrol diare. Potensi disalahgunakan rendah karena
kemampuannya rendah untuk masuk ke dalam otak.
3. Mixed Opioid AgonistAntagonists or Partial Agonists
a. Fenantren
Nalbufin adalah agonis kuat reseptor kapa dan antagonis reseptor mu. Pada dosis tinggi terjadi
depresi pernafasan. Buprenorfin adalah turunan fenantren yang kuat dan bekerja lama dan
merupakan suatu agonis parsial reseptor mu. Penggunaan klinik lebih banyak menyerupai
nalbufin, mendetoksifikasi dan mempertahankan penderita penyalahgunaan heroin.

b. Morfinan
Butorfanol efek analgesik ekivalen dengan nalbufin dan buprenorfin, tetapi menghasilkan efek
sedasi pada dosis ekivalen, merupakan suatu agonis reseptor kapa.
c. Benzomorfan
Pentazosin adalah agonis reseptor kapa dengan sifat-sifat antagonis reseptor mu yang lemah.
Obat ini merupakan preparat campuran agonis-antagonis yang tertua. Dezosin adalah senyawa
yang struktur kimianya berhubungan dengan pentazosin, mempunyai aktivitas yang kuat
terhadap reseptor mu dan kurang bereaksi dengan reseptor kappa,mempunyai efikasi yang
ekivalen dengan morfin.
4. Antagonis Opioid
Nalokson dan Naltrekson merupakan turunan morfin dengan gugusan pengganti pada posisi N,
mempunyai afinitas tinggi untuk berikatan dengan reseptor mu, dan afinitasnya kurang berikatan
dengan reseptor lain.Penggunan utama nalokson adalah untuk pengubatan keracunan akut opioid,
masa kerja nalokson relatif singkat, Sedangkan naltrekson masa kerjanya panjang,
untuk program pengobatan penderita pecandu. Individu yang mengalami depresi akut akibat
kelebihan dosis suatu opioid, antagonis akan efektif menormalkan pernapasan, tingkat kesadaran,
ukuran pupil aktivitas usus, dan lain-lain.
5. Drugs Used Predominantly as Antitussives
Analgesic opioid adalah obat yang paling efektif dari semua analgesic yang ada
untuk menekan batuk. Efek ini dicapai pada dosis dibawah dari dosis yang
diperlukan

untuk

menghasilkan

efek

Dekstrometrofan, Kodein, Levopropoksifen.

0 komentar

PEMBERANTASAN RASA NYERI


undefined
22.Maret

>> Pemberantasan Rasa Nyeri

analgesik.

Contoh

obatnya

adalah

=>
Merintangi pembentukan rangsangan dalam reseptor nyeri perifer, oleh analgetika perifer
atau anestetika lokal.
=>
lokal.

Merintangi penyaluran rangsangan nyeri dalam syaraf-syaraf sensoris oleh anestetika

=>
Blokade pusat nyeri pada SSP dengan analgetika sentral ( narkotika ) atau anestetika
umum.

Obat Analgetik

Antalgin
Indikasi:
Karena risiko efek sampingnya, penggunaannya sebagai analgesik-antipiretik
sangat dibatasi yaitu:
- Nyeri akut hebat sesudah luka atau pembedahan.
- Nyeri karena tumor atau kolik.
- Nyeri hebat akut atau kronik bila analgesik lain tidak menolong.
- Demam tinggi yang tidak bisa diatasi antipiretik lain.
Kontra Indikasi:
Alergi dipiron, granulositopenia, porfiria intermiten, defisiensi G6PD, payah
jantung, bayi < 3 bulan, hamil trisemester pertama dan 6 minggu terakhir.

Komposisi:
Tiap tablet mengandung Antalgin 500 mg.
Dosis:
Oral
Dewasa: 500 1000 mg 3 4 kali sehari (maksimum 3 gram sehari).
Anak-anak: 250 500 mg 3 4 kali sehari (maksimum 1 gram untuk < 6 tahun
dan 2 gram untuk 6 12 tahun).
Parental
500 1000 mg sekali suntik. Jangan lebih dari 1 gram karena dapat
menimbulkan syok.
Perhatian:
Pengobatan harus segera dihentikan bila timbul gejala pertama turunnya jumlah
sel darah atau granulositopenia atau sakit tenggorokan atau tanda infeksi lain.
Hati-hati pada penderita yang pernah memiliki penyakit darah.
Jangan digunakan untuk kelainan yang ringan, masih ada obat lain yang lebih
aman.
Efek Samping:
Infeksi lambung, hiperhidrosis.
Retensi cairan dan garam.
Reaksi elaergi cukup sering: reaksi kulit dan edema angioneurotik.
Efek samping yang berat: agranulositosis, pansitopenia dan nefrosis.
Interaksi Obat:
Bila digunakan bersama dengan klorpromazine, dapat menimbulkan hipotermia
yang berat.
Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui:
Jangan diberikan pada wanita hamil karena potensi karsigonik dari metabolit
nitrosamin.
Penggunaan pada anak:
Jangan diberikan pada bayi kurang dari 3 bulan (atau BB < 5 kg).
Jenis: Tablet

Produsen: PT Kimia Farma

Dexamethasone 0,5 mg
Indikasi:
Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat
kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg
Cortisone, 20 mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone.
Kontra Indikasi:
- Dexamethasone Harsen tidak boleh diberikan pada penderita herpes simplex
pada mata; tuberkulose aktif, peptio ulcer aktif atau psikosis kecuali dapat
menguntungkan penderita.
- Jangan diberikan pada wanita hamil karena akan terjadi hypoadrenalism pada
bayi yang dikandungnya atau diberikan dengan dosis yang serendah-rendahnya.
Komposisi:
Tiap tablet Dexamethasone Harsen mengandung:
a. Dexamethasone .. 0.5 mg.
b. Dexamethasone .. 0.75 mg.
Tiap ml injeksi Dexamethasone Harsen mengandung:
Dexamethasone Sodium phosphat .. 5 mg.
Uraian dan Penggunaan:
Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat
kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg
Cortisone, 20 mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone.
Dexamethasone Harsen praktis tidak mempunyai aktivitas mineral conticoid dari
cortisone dan hydrocortisone, sehingga pengobatan untuk kekurangan
adrenocotical tidak berguna.
Obat ini digunakan sebagai glucocorticoid khususnya: untuk anti inflamasi,
pengobatan rheumatik arthritis dan penyakit colagen lainnya, alergi dermatitis

dll, penyakit kulit, penyakit inflamasi pada masa dan kondisi lain dimana terapi
glukocorticoid berguna lebih menguntungkan seperti penyakit leukemia tertentu
dan lymphomas dan inflamasi pada jaringan lunak dan anemia hemolytica.
Efek Samping:
- Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik steroid
seperti kehabisan protein, osteoporosis dan penghambatan pertumbuhan anak.
- Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila
dibandingkan dengan beberapa glucocorticoid lainnya.
- Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.
Dosis:
Dewasa:
Oral: 0.5 mg 10 mg per hari
(rata-rata 1.5 mg 3 mg per hari)
Parenteral: 5 mg 40 mg per hari
Untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau intra muskular.
Anak-anak: 0.08 mg 0.3 mg/kg berat badan/perhari dibagi dalam 3 atau 4
dosis.
Perhatian:
- Kekurangan adrenocotical sekunder yang disebabkan oleh pengobatan dapat
dikurangi dengan mengurangi dosis secara bertahap.
- Ada penambahan efek Corticosteroid pada penderita dengan hypothyroidism
dan chirrhosis.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Tablet

DIVOLTAR

Indikasi:
- Penyakit reumatik inflamatoar dan degeneratif: artritis reumatoid, termasuk
bentuk juvenil, ankilosing, osteoartritis, dan penyakit priai akut.
- Kelainan muskulo-skeletal akut: periatritis, tendinitis, tenosinovitis, bursitis,
salah urat dan dislokasi.
- Menghilangkan/mengurangi rasa nyeri dan inflamasi nonreumatik.
Kontra Indikasi:
- Ulkus peptikum atau perdarahan saluran cerna.
- Hipersensitivitas terhadap diklofenak.
- Penderita asma yang mengalami serangan asma, urtikaria atau rinitis akut
bilamendapat asetosal atau obat-obat antiinflamasi nonsteroid lainnya.
Komposisi:
Tiap tablet salut enterik mengandung:
Diklofenak natrium 25 mg atau 50 mg
Farmakologi:
DIVOLTAR adalah obat antiinflamasi nonsteroid dengan struktur kimia yang baru
(suatu derivat asam asetat). Obat ini mempunyai sifat antiinflamasi, analgesik
dan antipiretik yang kuat. Seperti obat antiinflamasi nonsteroid lainnya,
DIVOLTAR merupakan penghambat prostaglandinsintetase.
Sebagai tablet salut enterik, DIVOLTAR hancur dan melarut langsung dalam usus
halus, dimana diklofenak diabsorpsi dengan cepat. Dengan demikian, iritasi
lambung dikurangi. Diklofenakmengalami metabolisme lintasan pertama dalam
hati. Kadar puncak dalam plasma akan dicapai setelah 1 4 jam. Obat ini 99.7%
terikat pada protein plasma dan waktu paruh eliminasinya 1 2 jam. Diklofenak
dimetabolisme hampir sempurna dalam hati, ekskresi obat yang utuh melalui
ginjal kurang dari 1%.
Peringatan dan Perhatian:
1.

Gunakan dengan hati-hati pada:


- penderita dengan gangguan saluran cerna atau dengan riwayat ulkus
peptikum.
- penderita dengan insufisiensi hati, jantung atau ginjal yang parah.

- penderita usia lanjut (lebih mudah mengalami efek samping obat-obat


antiinflamasi nonsteroid).
2.

Penderita dengan pengobatan jangka panjang dengan DIVOLTAR seperti


halnya dengan obat-obat antiinflamasi nonsteroid lainnya, harus dimonitor
sebagai tindakan berjaga-jaga(mis. fungsi ginjal, hati dan hitung darah).

3.

DIVOLTAR tidak boleh diberikan selama kehamilan, kecuali bila mutlak


diperlukan.

4.

DIVOLTAR dapat meningkatkan kadar plasma lithium atau digoksin.

Efek Samping:
Pada awal pengobatan, dapat terjadi nyeri epigastrum, sendawa, nausea
dandiare, nyeri kepala atau pusing. Efek samping ini biasanya ringan. Reaksi
kulit, retensi cairan dan peningkatanserum transaminase kadang-kadang terjadi.
Userasi dan pendarahan saluran cerna, ikterus, hepatitis, gagal ginjal dan
sindroma nefrotik juga terjadi. Bila ini terjadi, DIVOLTAR harus dihentikan.
Leukopenia, trombositopenia, dan anemia aplastik dapat juga terjadi, tetapi
sangat jarang.
Dosis:
Dewasa:
Dosis awal 75 150 mg sehari, dibagi dalam 2 3 dosis.
Untuk terapi jangka panjang, dosis biasanya 75 100 mg sehari.
Anak 1 tahun atau lebih
1 3 mg/kg sehari, dibagi dalam 2 3 dosis.
Tablet harus ditelan seluruhnya sewaktu makan atau setelah makan.
Penyimpanan:
Lindungi dari cahaya.
Simpan pada suhu kamar (di bawah 30 derajat Celsius).
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Tablet
Produsen: PT Kalbe Farma

Natrium Diklofenak
Indikasi:
Pengobatan akut dan kronis gejala-gejala reumatoid artritis, osteoartritis dan
ankilosing spondilitis.
Kontra Indikasi:
- Penderita yang hipersensitif terhadap diklofenak atau yang menderita asma,
urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau NSAIA lain.
- Penderita tukak lambung.
Komposisi:
Natrium Diklofenak 25 mg Tablet Salut Enterik
Tiap tablet salut enterik mengandung: Natrium Diklofenak 25 mg.
Natrium Diklofenak 50 mg Tablet Salut Enterik
Tiap tablet salut enterik mengandung: Natrium Diklofenak 50 mg.
Cara Kerja Obat:
Diklofenak adalah golongan obat non steroid dengan aktivitas anti inflamasi,
analgesik dan antipiretik. Aktivitas diklofenak dengan jalan menghambat enzim
siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat.
Efek Samping:
- Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/keram perut, sakit kepala,
retensi cairan, diare, nausea, konstipasi, flatulen, kelainan pada hasil uji hati,
indigesti, tukak lambung, pusing, ruam, pruritus dan tinitus.
- Peninggian enzim-enzim aminotransferase (SGOT, SGPT) hepatitis.
- Dalam kasus terbatas gangguan hematologi (trombositopenia, leukopenia,
anemia, agranulositosis).
Peringatan dan Perhatian:
- Hati-hati penggunaan pada penderita dekomposisi jantung atau hipertensi,

karena diklofenak dapat menyebabkan retensi cairan dan edema.


- Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal, jantung, hati,
penderita usia lanjut dan penderita dengan luka atau perdarahan pada saluran
pencernaan.
- Hindarkan penggunaan pada penderita porfiria hati.
- Hati-hati penggunaan selama kehamilan karena diklofenak dapat menembus
plasenta.
- Diklofenak tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena diklofenak
diekskresikan melalui ASI.
- Pada anak-anak efektivitas dan keamanannya belum diketahui dengan pasti.
Dosis dan Cara Pemakaian:
- Osteoartritis : 2 3 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Reumatoid artritis : 3 4 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Ankilosing spondilitis : 4 kali sehari 25 mg ditambah 25 mg saat akan tidur.
Tablet harus ditelan utuh dengan air, sebelum makan.
Interaksi Obat:
- Penggunaan bersama aspirin akan menurunkan konsentrasi plasma dan AUC
diklofenak.
- Diklofenak meningkatkan konsentrasi plasma digoksin, metotreksat,
siklosporin dan litium sehingga meningkatkan toksisitasnya.
- Diklofenak menurunkan aktivitas obat-obatan diuretik.
Kemasan:
Natrium Diklofenak 25 mg Tablet Salut Enterik
Dus berisi 5 strip @ 10 tablet
Natrium Diklofenak 50 mg Tablet Salut Enterik
Dus berisi 5 strip @ 10 tablet
Penyimpanan:
Simpan di tempat yang sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Tablet

Sanmol
Indikasi:
Sanmol diindikasikan untuk meringankan raa sakit pada keadaan sakit kepala,
sakit gigi dan menurunkan demam
Kontra Indikasi:
- Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat
- Hipersensitif terhadap paracetamol
Deskripsi:
N/A
Jenis: Tablet
Produsen: PT Sanbe Farma

Sanmol Syrup
Indikasi:
SANMOL diindikasikan untuk meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala,
sakit gigi, menurunkan demam yang menyertai influenza dan demam setelah
imunisasi.

Kontra Indikasi:
- Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat
- Hipersensitif terhadap paracetamol
Komposisi:
Tiap 5 ml mengandung Paracetamol 120mg.
Farmakologi:
SANMOL mengandung Paracetamol yang bekerja sebagai nalgesik, bekerja
dengan meningkatkan ambang rangsang rasa sakit dan sebagai antipiretik,
diduga bekerja langsung pada pusat penghantar panas di hipotalamus.
Efek Samping:
- Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati.
- Reaksi hipersensitivitas.
Perhatian:

Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal.

Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak

menghilang, segera hubungi unit pelayanan kesehatan.


Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alkohol, dapat
mengakibatkan risiko kerusakan fungsi hati.

Dosis:
1 2 tahun: 5 ml, 3 4 kali sehari.
2 6 tahun: 5 10 ml, 3 4 kali sehari.
6 9 tahun: 10 15 ml, 3 4 kali sehari.
9 12 tahun: 15 20 ml, 3 4 kali sehari.
Atau menurut petunuk dokter.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (25 30 derajat C), terlindung dari cahaya.
Jenis: Fls
Produsen: PT Sanbe Farma

SUMAGESIC
Indikasi:
SUMAGESIC ideal untuk menyembuhkan rasa sakit termasuk sakit kepala, sakit
gigi, sakit pada otot dan persendian, rheumatoid arthritis, osteoarthritis dan
sakit karena trauma ringan dan tindakan pembedahan. Juga ideal untuk
menurunkan demam yang menyertai flu, masuk angin, tonsilitis, tuberkulosis
dan infeksi-infeksi lainnya.
Kontra Indikasi:
N/A
Komposisi:
Setiap tablet mengandung:
Asitominofen 600 mg
Sumagesik mengandung dosis optimum yang efektif dari 600 mg asetaminofen.
Pada dosis ini, asetaminofen menyembuhkan rasa sakit sebanding dengan
penyembuhan oleh 600 mg asam asetilsalisilat dan 60 mg kodeina tanpa efek
samping dari obat-obat tersebut.
SUMAGESIC menyembuhkan rasa sakit dengan cara bekerja pada pusat rasa
sakit dalam otak dan mencegah timbulnya rangsangan rasa sakit pada tempattempat bersangkutan. SUMAGESIC juga menurunkan demam dengan cara
mempengaruhi pusat pengatur suhu dalam otak untuk menurunkan panas
dengan jalan mengeluarkan peluh. Khasiat antipiretiknya hampir dua puluh lima
kali lebih hebat daripada aspirin. SUMAGESIC lebih manjur dan bekerja lebih
cepat daripada asam asetilsalisilat sebagai antipiretik.
SUMAGESIC adalah analgetik-antipiretik pilihan utama bagi penderita yang peka
terhadap asam asetilsalisilat dan obat-obatan sejenis. SUMAGESIC dua kali lebih
aman daripada asam asetilsalisilat dan jauh lebih aman dibandingkan dengan

obat-obat analgetik-antipiretik lainnya. SUMAGESIC tidak menyebabkan iritasi


lambung, karenanya dapat diberikan dengan aman kepada penderita-penderita
hiperasiditas (pengeluaran asam lambung yang berlebihan), tukak lambung dan
gastritis (radang pada lambung).
Aturan Pakai:
(3 4 kali sehari)
Anak-anak . 1/4 1/2 tablet
Dewasa . 1 tablet
Atau menurut petunjuk dokter.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu 25 30 derajat Celsius.
Jenis: Tablet
Produsen: PT Medifarma Lab

Thrombophop Gel
Indikasi:
Flebitis permukan, dengan atau tanpa pembentukan gumpalan-gumpalan.
Penyumbatan pembuluh balik yang berlebihan.gangguan-gangguan olah raga
dan kecelakan-kecelakan seperti memar, bengkak, keseleo, dan
sebagainya.Tendovaginitis, tendosynovitis. Kejang betis, Furunculosis dan
bengkak-bengkak.
Kontra Indikasi:
N/A
Deskripsi:
Thrombophop gel adalah suatu bentuk baru dalam terapi heparin sodium untuk

kulit. Heparin dapat mencegah pembekuan darah dan membantu proses


fibrinolisa. Mikrotrombi (butir-butir bekuan darah) yang terdapat disekitar kulit
dapat diserap lebih cepat. heparin juga berkhasiat sebagai anti-radang,
sehingga dapat menyembuhkan bengkak dan mehilangkan rasa nyeri. obat ini
menurunkan ketegangan otot-otot pembuluh darah, sehingga melancarkan
peredaran darah.
Jenis: Tube
Produsen: PT Tunggal Idaman Abdi

VOLTADEX
Indikasi:
- Nyeri yang disebabkan oleh inflamasi non-rematik.
- Artritis rematik, osteoartritis, spondilitis ankilosa, spondiloartritis.
Kontra Indikasi:
- Ulkus peptikum
- Reaksi hipersensitif terhadap diclofenac
- Bila aspirin atau obat anti-inflamasi diketahui menimbulkan asma, urtikaria,
atau rinitis, maka VOLTADEX tidak boleh diberikan.
Komposisi:
VOLTADEX 25 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung:
Diclofenac sodium 25 mg
VOLTADEX 50 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung:
Diclofenac sodium 50 mg

Farmakologi:
VOLTADEX adalah turunan asam fenil asetat yang memiliki khasiat antirematik,
anti-inflamasi, antipiretik, dan analgetik.
Dosis:
25 mg 50 mg, 3 kali sehari.
Untuk pengobatan jangka panjang cukup dengan dosis 75 100 mg sehari.
Dosis sehari jangan melebihi 150 mg.
Anak-anak umur 6 tahun atau lebih: 1 3 mg/kg berat badan sehari dalam dosis
terbagi.
Tablet harud ditelan utuh pada waktu atau sesudah makan.
Efek Samping:
Pada umumnya VOLTADEX ditoleransi dengan baik dalam tubuh.
Efek samping yang paling sering terjadi adalah gangguan saluran cerna, selain
itu dapat pula timbul sakit kepala, mual, muntah, kembung, sukar tidur, ruam
kulit, dan pruritus. Tetapi efek samping tersebut akan hilang sendiri berangsurangsur tanpa menghentikan penggunaan VOLTADEX.
Peringatan dan Perhatian:
- Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan riwayat dekompensasi jantung
atau hipertensi.
- Karena kegagalan ginjal akut mungkin dapat terjadi pada penderita yang
sudah mempunyai gangguan fungsi ginjal, maka pada penderita seperti ini,
VOLTADEX harus diberikan dengan hati-hati dan fungsi ginjal harus terus
dimonitor.
- Hati-hati bila digunakan padawanita hamil atau menyusui (hanya bila sangat
diperlukan).
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Tablet
Produsen: PT Dexa Medica

Kalium Diklofenak
Indikasi:
Sebagai pengobatan jangka pendek untuk kondisi kondisi akut sebagai berikut:
- Nyeri inflamasi setelah trauma, seperti karena terkilir.
- Nyeri dan inflamasi setelah operasi, seperti operasi tulang atau gigi.
- Sebagai ajuvan pada nyeri inflamasi yang berat dari infeksi telinga, hidung
atau tenggorokan, misalnya faringotonsilitis, otitis. Sesuai dengan prinsip
pengobatan umum, penyakitnya sendiri harus diobati dengan terapi dasar.
Demam sendiri bukan suatu indikasi.
Kontra Indikasi:
- Tukak lambung
- Hipersensitif terhadap zat aktif]
- Seperti halnya dengan anti inflamasi non steroid lainnya, kalium diklofenak
dikontraindikasikan pada pasien dimana serangan asma, urtikaria atau rhinitis
akut ditimbulkan oleh asam asetilsalisilat atau obat-obat lain yang mempunyai
aktivitas menghambat prostaglandin sintetase
Tablet Salut Enterik 25 mg & 50 mg
Komposisi:
Kalium Diklofenak 25 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung Kalium Diklofenak 25 mg
Kalium Diklofenak 50 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung Kalium Diklofenak 50 mg
Cara Kerja Obat:
Farmakodinamik

Kalium diklofenak adalah suatu zat anti inflamasi non steroid dan mengandung
garam kalium dari diklofenak. Pada kalium diklofenak, ion sodium dari sodium
diklofenak diganti dengan ion kalium. Zat aktifnya adalah sama dengan sodium
diklofenak. Obat ini mempunyai efek analgesik dan antiinflamasi. Tablet kalium
diklofenak memiliki mula kerja yang cepat. Penghambatan biosintesa
prostaglandin, yang telah dibuktikan pada beberapa percobaan, mempunyai
hubungan penting dengan mekanisme kerja kalium diklofenak. Prostaglandin
mempunyai peranan penting sebagai penyebab dari inflamasi, nyeri dan
demam. Pada percobaan-percobaan klinis Kalium Diklofenak juga menunjukkan
efek analgesik yang nyata pada nyeri sedang dan berat. Dengan adanya
inflamasi yang disebabkan oleh trauma atau setelah operasi, kalium diklofenak
mengurangi nyeri spontan dan nyeri pada waktu bergerak serta bengkak dan
luka dengan edema. Kalium diklofenak secara in vitro tidak menekan biosintesa
proteoglikan di dalam tulang rawan pada konsentrasi setara dengan konsentrasi
yang dicapai pada manusia.
Dosis:
Dewasa:
- Umumnya takaran permulaan untuk dewasa 100-150 mg sehari.
- Pada kasus-kasus yang sedang, juga untuk anak-anak di atas usia 14 tahun 75100 mg sehari pada umumnya mencukupi.
Dosis harian harus diberikan dengan dosis terbagi 2-3 kali
Anak-anak:
Tablet kalium diklofenak tidak cocok untuk anak-anak.
Peringatan dan Perhatian:
Ketepatan diagnosa dan pengawasan yang ketat harus dilakukan pada pasien-pasien
dengan gejala gangguan saluran pencernaan, pasien yang mempunyai riwayat tukak
lambung, dengan ulkus kolitis, atau pasien dengan penyakit Crohn, juga pada pasien yang
menderita gangguan hati yang berat.
Umumnya perdarahan saluran pencernaan atau ulkus/ perforasi mempunyai
konsekwensi yang lebih serius pada orang tua. Hal ini dapat terjadi setiap waktu selama
pengobatan dengan atau tanpa gejala peringatan atau riwayat sebelumnya.

Bila terjadi perdarahan saluran pencernaan atau ulkus pada pasien yang menerima
kalium diklofenak, obat ini harus dihentikan.
Karena prostaglandin penting untuk mempertahankan aliran darah pada ginjal,
perhatian khusus harus diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi jantung atau ginjal,
pasien yag diobati dengan diuretik, dan pada pasien dengan extracellular volume
depletiondari berbagai sebab,misalnya pada fase peri atau sesudah operasi dari operasi
bedah yang besar.
Pemantaun fungsi ginjal sebagai tindakan pencegahan direkomendasikan jika
digunakan pada kasus-kasus tertentu. Penghentian pengobatan diikuti oleh penyembuhan
seperti keadaan sebelum pengobatan.
Walaupun jarang, apabila timbul tukak lambung atau perdarahan lambung selama masa
pengobatan dengan kalium diklofenak , obat harus segera dihentikan.
Pada pasien dengan usia lanjut perhatian harus diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip
pengobatan kedokteran. Khususnya direkomendasikan untuk menggunakan dosis efektif
terendah pada pasien tua yang lemah atau dengan berat badan rendah. Seperti halnya
dengan antiinflamasi non steroid lainnya, kenaikan satu atau lebih enzim hati mungkin
terjadi dengan kalium diklofenak.
Pemantauan fungsi hati diindikasikan sebagai tindakan pencegahan. Jika test fungsi hati
yang abnormal tetap atau menjadi lebih buruk, dan jika tanda-tanda klinis atau gejala-gejala
tetap dengan berkembangnya penyakit hati atau jika terjadi manifestasi lainnya (misalnya
eosinofilia, ruam, dsb) kalium diklofenak harus dihentikan. Hepatitis mungkin terjadi tanpa
gejala-gejala prodromal.
Perhatian harus diberikan jika menggunakan kalium diklofenak pada pasien-pasien
dengan porfiria hati, karena obat ini mungkin menyebabkan serangan.
Pengobatan dengan kalium diklofenak untuk indikasi seperti tersebut di atas biasanya
hanya untuk beberapa hari. Tetapi bila berlawanan dengan rekomendasi untuk
pemakaiannya dimana kalium diklofenak diberikan untuk jangka waktu lama, sebaiknya
seperti halnya obat-obat anti inflamasi non steroid yang mempunyai aktivitas yang tinggi
lainnya, dilakukan hitung darah.

Seperti halnya dengan anti inflamasi non steroid lainnya, reaksi alergi termasuk reaksi
anafilaktik/anafilaktoid, dapat juga terjadi walaupun tanpa pernah terpapar dengan obat ini
sebelumnya.
Mutagenisitas, karsinogenisitas dan studi toksisitas reproduksi:
Diklofenak tidak menunjukkan efek mutagenik, karsinogenik atau teratogenik pada studi
yang dilakukan.
Pemakaian pada waktu kehamilan dan laktasi:
Pada masa kehamilan, kalium diklofenak hanya digunakan pada keadaan yang sangat
diperlukan dan dengan dosis efektif yang terkecil Seperti halnya obat-obat penghambat
prostaglandin sintetase lainnya, hal ini terutama berlaku pada 3 bulan terakhir dari masa
kehamilan (karena kemungkinan terjadinya inertia uterus dan atau penutupan yang
prematur dari ductus arteriosus). Sesudah pemberian oral dosis 50 mg setiap 8 jam, zat
aktif dari kalium diklofenak dijumpai dalam air susu ibu, seperti obat-obat lainnya yang
diekskresikan ke dalam air susu ibu, kalium diklofenak tidak dianjurkan untuk digunkan
pada ibu yang menyusui.
Efek pada kemampuan mengemudi atau menggunakan mesin:
Pasien yang mengalami pusing atau gangguan saraf pusat lainnya harus dihindarkan dari
mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin.
Jenis: Tablet
Produsen: PT Dexa Medica
RHEUMACYL pegel linu

Indikasi:
- Membantu meredakan pegel linu, sakit otot pinggang, dan encok.
- Membantu memelihara kesehatan tubuh.
Kontra Indikasi:
N/A

Komposisi:
Setiap kapsul mengandung ekstrak berkhasiat:
Zingiberis rhizoma 12,5 mg,
Recrofracti fructus 10 mg,
Zingiber aromaticum rhizoma 12,5 mg,
Myristicae semen 12,5 mg,
Curcuma domestica rhizoma 20 mg,
Panax gingseng 10 mg,
Bupleurum falcatum 25 mg,
Royall jelly 5 mg,
Menthae folia 5 mg.
Terbuat dari kombinasi tanaman berkhasiat. Mengandung Bupleurum Falcatum
yang dikenal pada pengobatan tradisional china untuk meredakan nyeri.
Aturan Pakai:
Dewasa dan anak diatas 12 tahun minum 1-2xsehari 2 kapsul.
Sebaiknya diminum sebelum tidur.
Anjuran:
Istirahat yang cukup
Jenis: Kapsul
Produsen: PT Tempo Scan Pasific

Thrombogel 10gr
Indikasi:
Trombosis permukaan, Tromboflebitis, Haematomata, mencegah dan mengobati
radang pembuluh balik setelah penyuntikan i.v.

Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap komponen obat-obat.
Deskripsi:
Heparin adalah suatu antikoagulan yang dapat mencegah terbentuknya
gumpalan-gumpalan dalam darah dan membatu mencegah pembekuan darah
yang telah terbentuk.
Jenis: Tube
Produsen: PT Tunggal Idaman Abdi

TRAMADOL
Indikasi:
TRAMADOL diindikasikan untuk mengobati dan mencegah nyeri yang sedang
hingga berat, seperti tersebut di bawah ini:
- Nyeri akut dan kronik yang berat.
- Nyeri pasca bedah.
Kontra Indikasi:
- Keracunan akut oleh alkohol, hipnotik, analgesik atau obat-obat yang
mempengaruhi SSP lainnya.
- Penderita yang mendapat pengobatan penghambat monoamin oksidase
(MAO).
- Penderita yang hipersensitif terhadap TRAMADOL.
Komposisi:
Tiap kapsul mengandung:
Tramadol Hidroklorida.50 mg

Cara Kerja Obat:


TRAMADOL adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.
TRAMADOL mengikat secara stereospsifik pada reseptor di sistem saraf pusat
sehingga menghentikan sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Di samping itu
TRAMADOL menghambat pelepasan neutrotransmiter dari saraf aferen yang
bersifat sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat.
Efek Samping:
- Sama seperti umumnya analgesik yang bekerja secara sentral, efek samping
yang dapat terjadi: mual, muntah, dispepsia, obstipasi, lelah, sedasi, pusing,
pruritus, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering dan sakit kepala.
- Meskipun TRAMADOL berinteraksi dengan reseptor apiat sampai sekarang
terbukti insidens ketergantungan setelah penggunaan TRAMADOL, ringan.
Perhatian:
- Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan trauma kepala, peningkatan
tekanan intrakranial, gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat atau
hipersekresi bronkus; karena dapat meningkatkan resiko kejang atau syok.
- Dapat terjadi penurunan fungsi paru apabila penggunaan TRAMADOL
dikombinasi dengan obat-obat depresi SSP lainnya atau bila melebihi dosis yang
dianjurkan.
- TRAMADOL tidak boleh digunakan pada penderita ketergantungan obat.
Meskipun termasuk agonis opiat, TRAMADOL tidak dapat menekan gejala putus
obat, akibat pemberian morfin.
- TRAMADOL sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil, kecuali benar-benar
diperlukan.
- 0,1% TRAMADOL diekskresikan melalui ASI (Air Susu Ibu).
- TRAMADOL dapat mengurangi kecepatan reaksi penderita, seperti kemampuan
mengemudikan kendaraan ataupun mengoperasikan mesin.
- Lama pengobatan
Pada pengobatan jangka panjang, kemungkinan terjadi ketergantungan, oleh
karena itu dokter harus menetapkan lamanya pengobatan. Tidak boleh
diberikan lebih lama daripada yang diperlukan.
Interaksi Obat:
- Penggunaan TRAMADOL bersama dengan obat-obat yang bekerja pada SSP

(seperti: tranquillizer, hipnotik), dapat meningkatkan efek sedasinya.


- Penggunaan TRAMADOL bersama dengan tranquillizer juga dapat
meningkatkan efek analgesiknya.
Dosis:
Seperti halnya obat-obat analgesik, dosis harus diatur sesuai dengan beratnya
rasa sakit dan respon klinis dari penderita.
Dosis untuk dewasa dan anak berumur di atas 14 tahun:
Dosis tunggal: 1 kapsul.
Dosis perhari: hingga 8 kapsul.
Apabila sakit masih terasa, dapat ditambahkan dosis tunggal kedua 1 kapsul
TRAMADOL lagi, setalah selang waktu 30 60 menit.
Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati, perlu dilakukan
penyesuaian dosis.
Kemasan:
Dus isi 5 strip @ 10 kapsul.
Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Kapsul
Produsen: PT Sanbe Farma

Você também pode gostar